Anda di halaman 1dari 112

BAB I

PENDAHULUAN

Reviu Rencana
Strategis
(RENSTRA)Dinas
Kesehatan Kota
Bandung

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009


bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan


perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban
norma – norma agama. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
Pemerintah bertanggung jawab terhadap :

a. Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina dan


mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat

b. Ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik


maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya

c. Ketersediaan sumberdaya dibidang kesehatan yang adil dan


merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat
kesehatan yg setinggi-tingginya

d. Ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas


pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 1 -
e. Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam
segala bentuk upaya kesehatan

f. Ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu,


aman, efisien dan terjangkau

g. Pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Sistem


Jaminan Sosial Nasional bagi upaya kesehatan perorangan yang
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan

Dalam memenuhi tanggungjawabnya pemerintah melalui Undang


– undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing harus
menyusun rencana pembangunan termasuk pembangunan kesehatan.

Pembangunan Kesehatan sebagai bagian integral dari


pembangunan nasional telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK ) Tahun
2005–2025 pada tahap ke 3 Tahun 2013-2018, kondisi pembangunan
kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat yang ditunjukan dengan membaiknya berbagai indikator
pembangunan sumber daya manusia seperti meningkatnya derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan
gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan
perlindungan anak.

Sesuai dengan amanat Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintah Daerah ayat 1 dan 2, Dinas Kesehatan merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah, menyusun Rencana Strategis yang
memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi baik yang dilaksanakan
langsung oleh Dinas Kesehatan maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 2 -


Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang
selanjutnya disingkat dengan RENSTRA SKPD adalah dokumen
perencanaan SKPD untuk periode lima (5) tahun, yang disusun sesuai
dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta
berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra


SKPD) Dinas Kesehatan Kota Bandung, merupakan penjabaran dari
visi, misi, program, dan kegiatan serta faktor–faktor penentu
keberhasilan dan tujuan pembangunan yang realistis dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan yang diinginkan dan dapat
dicapai, yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Bandung periode ketiga
(Tahun 2013-2018).

Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat


dengan SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku pengguna anggaran.

Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari


DPRD, kepala daerah/wakil kepala daerah, dan SKPD.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya


disingkat dengan Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD
untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan
kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.

Rencana Kerja dan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat


dengan RKA SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran
yang berisi program dan kegiatan SKPD yang merupakan penjabaran
dari RKPD dan Renstra SKPD yang bersangkutan dalam satu tahun
anggaran, serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 3 -


Review RPJMD dan Renstra SKPD Kesehatan adalah kegiatan
yang ditujukan untuk mengidentifikasi fungsi, urusan wajib dan
urusan pilihan yang menjadi prioritas pembangunan daerah dalam
lima tahun kedepan. Untuk ini perlu dilakukan Pertemuan dengan
stakeholder yang relevan.

Review Rancangan Awal RKPD adalah kegiatan yang ditujukan


untuk mengidentifikasi prioritas program dan pagu indikatif untuk
masing-masing SKPD Kesehatan

Review dan Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Kesehatan Tahun


lalu adalah kegiatan yang ditujukan untuk:

• mengidentifikasi program dan kegiatan mana yang belum


optimal

• mengidentifikasi program dan kegiatan perlu dilakukan


perubahan, dikembangkan atau dihentikan

• mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan


baik diperingkat kebijakan ataupun operasional. Untuk ini
perlu dilakukan Pertemuan dengan stakeholder yang relevan.

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan


pada akhir periode perencanaan.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan


dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Tujuan atau agenda pembangunan adalah penerjemahan visi


kedalam tujuan-tujuan besar (strategic goals) yang dapat
mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian dan perumusan
strategi, kebijakan dan program.

Kebijakan pembangunan adalah arah/tindakan yang diambil


oleh Pemerintah Pusat/Daerah untuk mencapai tujuan.

Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang


menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 4 -


pemerintahan untuk mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut
yang menjadi kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani,
memberdayakan, dan mensejahterakan masyarakat.

Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu


program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.

Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk


upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan
sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur
sesuai dengan misi SKPD.

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh


satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian
sasaran terukur pada suatu program dan terdiri sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau
kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output )
dalam bentuk barang/jasa.

Pagu indikatif merupakan ancar-ancar pagu anggaran yang


diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam
penyusunan rencana kerja SKPD.

Pagu prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan


kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang
direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan
kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran
tahun berikutnya.

Bentuk hubungan (keterkaitan) antara Renstra Dinas Kesehatan


Kota Bandung Tahun 2013-2018 dengan dokumen perencanaan
lainnya adalah sebagai berikut:

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 5 -


1.1.1. Hubungan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bandung.

a. Dinas Kesehatan Kota Bandung menyiapkan Rancangan Awal


Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2013-2018
sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada
Rancangan Awal RPJMD Kota Bandung;

b. Rancangan Awal Renstra SKPD Kota Bandung termasuk


Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung menjadi input bagi
Bappeda Kota Bandung untuk memutakhirkan rancangan
RPJMD Kota Bandung.

c. Rancangan RPJMD Kota Bandung dibahas dalam Musyawarah


Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jangka Menengah
Kota Bandung;

d. Hasil Musrenbang Jangka Menengah Kota Bandung digunakan


dalam penyusunan Rancangan Akhir RPJMD Kota Bandung;

e. Rancangan Akhir RPJMD Kota Bandung digunakan sebagai


pedoman dan acuan bagi SKPD Kota Bandung dalam
pemutakhiran Rancangan Renstra SKPD menjadi Rancangan
Akhir Renstra SKPD, dimana diantaranya adalah Rancangan
Akhir Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung;

f. Pada tahap akhir, Rancangan Akhir RPJMD Kota Bandung


ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berpedoman pada
Peraturan Daerah tentang RPJMD Kota Bandung maka SKPD
Kota Bandung menetapkan Rancangan Akhir Renstra SKPD
menjadi Renstra SKPD, dimana Dinas Kesehatan Kota Bandung
juga menetapkan Peraturan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Bandung tentang Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung
Tahun 2013-2018.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 6 -


Selanjutnya Renstra SKPD menjadi landasan maupun pedoman
bagi penyusunan Renja SKPD dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).

1.1.2. Hubungan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung Dengan


Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Bandung

a. Dinas Kesehatan Kota Bandung menyiapkan Rancangan Awal


Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kota Bandung sesuai
dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada
Rancangan Awal RKPD Kota Bandung dan mengacu pada Dinas
Kesehatan Kota Bandung melalui Forum SKPD Dinas Kesehatan
Kota Bandung;

b. Rancangan Awal Renja SKPD Kota Bandung termasuk Renja


Dinas Kesehatan Kota Bandung menjadi input bagi Dinas
Kesehatan Kota Bandung untuk memutakhirkan Rancangan
Awal RKPD Kota Bandung menjadi Rancangan RKPD Kota
Bandung.

c. Rancangan RKPD Kota Bandung dibahas dalam Musyawarah


Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kota Bandung;

d. Hasil Musrenbang Kota Bandung digunakan dalam penyusunan


Rancangan Akhir RKPD Kota Bandung;

e. Rancangan Akhir RKPD Kota Bandung digunakan sebagai


pedoman dan acuan bagi SKPD Kota Bandung dalam
pemutakhiran Rancangan Renja SKPD menjadi Rancangan
Akhir Renja SKPD, dimana diantaranya adalah Rancangan
Akhir Renja Dinas Kesehatan Kota Bandung;

f. Pada tahap akhir, Rancangan Akhir RKPD Kota Bandung


ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Berpedoman pada
Peraturan Walikota tentang RKPD Kota Bandung maka SKPD
Kota Bandung menetapkan Rancangan Akhir Renja SKPD
menjadi Rencana Kerja SKPD, dimana Dinas KesehatanKota
Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 7 -
Bandung juga menetapkan Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Kota Bandung.

1.2. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung


dilandasi dasar hukum sebagai berikut :

1.2.1. Landasan Idiil : Pancasila

1.2.2. Landasan Konstitusional : Undang – Undang Dasar 1945

1.2.3. Landasan Operasional :

a. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Kolusi,
Korupsi dan Nepotisme

b. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara

c. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional

d. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah


Daerah

e. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

f. Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah

h. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang


Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 8 -


i. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang
Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah kota/Kab

j. Instruksi Presiden Republic Indonesia Nomor 7 Tahun 1999


Tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah

k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006


Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

l. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ


Tanggal 11 Agustus tahun 2005 tentang Petunjuk
Penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah dan Rencana
strategis SKPD

m. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun


2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Propinsi Jawa
Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD ) Propinsi Jawa Barat
Tahun 2005 - 2025

n. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010


tentang Perubahan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat
Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD ) Propinsi Jawa Barat Tahun 2005
- 2025

o. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007


tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung

p. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009


tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung (SKKB)

q. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005 - 2025

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 9 -


r. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Bandung

s. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1381 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. Maksud

Maksud disusunnya Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota


Bandung Tahun 2013 – 2018 adalah :

a. Sebagai Pedoman bagi Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam


menyusun program dan kegiatan dalam Pembangunan Kesehatan
selama lima tahun kedepan;

b. Untuk menentukan sasaran, arah kebijakan, program dan kegiatan


prioritas Dinas Kesehatan dalam perencanaan jangka menengah;

c. Untuk menjadi dasar dalam penilaian kinerja yang mencerminkan


penyelenggaran pembangunan kesehatan yang transparan dan
akuntabel.

1.3.2. Tujuan

Tujuannya disusunnya Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung adalah


:

 Menjamin keterkaitan dan konsistensi perencanaan,


pengaanggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap tahun
anggaran;

 Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif,


efisien dan berkelanjutan;

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 10 -


 Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas antar
pelaku pembangunan bidang kesehatan.

1.4. SISTIMATIKA PENULISAN

Dalam menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota


Bandung Tahun 2013-2018, untuk memudahkan pembahasannya
disusun dengan sistimatika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang


dibuatnya Rencana Strategis dan landasan hukum yang
memayunginya, selain itu juga diuraikan tentang maksud dan tujuan
pembuatan Rencana Strateggis Dinas Kesehatan Kota Bandung. Untuk
memudahkan pembahasan diuraikan secara sistimatik.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KOTA


BANDUNG

Pada Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan menguraikan


tentang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota
Bandung beserta sumber dayanya. Bab ini juga menguraikan Kinerja
Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Bandung serta
melihat/menginventarisir Peluang dan Tantangan Pengembangan
Pelayanan Dinas Kesehatan Kota Bandung

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN


FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Bab ini menguraikan tentang Identifikasi Permasalahan


Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Kesehatan Kota
Bandung, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih, Telaahan Rencana Strategi Kementrian
Kesehatan dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
Barat serta Telaahan Rencana Tata ruang Wilayah dan Kajian

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 11 -


Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya ditentukan Isu – isu
Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN


KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Setelah ditentukan Isu – isu Strategis Dinas Kesehatan Kota


Bandung pada bab II maka pada pada Bab ini diuraikan tentang Visi
dan Misi Dinas Kesehatan Kota Bandung yang ingin dicapai beserta
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas
Kesehatan Kota Bandung yang diikuti dengan Strategi dan Kebijakan
Dinas Kesehatan Kota Bandung

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR


KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Bab ini menguraikan tentang penyusunan Rencana Program dan


Kegiatannya yang akan dilaksanakan selama lima tahun beserta ,
indikator kinerja, dan sasaran yang akan menjadi objek kegiatan yang
diuraikan setiap tahunnya .

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA


BANDUNG YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD PEMERINTAH KOTA BANDUNG

Bab ini menguraikan tentang target indikator Kinerja Dinas


Kesehatan Kota Bandung yang akan dicapai selama lima tahun yang
mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD yang telah ditentukan .

BAB VII PENUTUP

Bab penutup menguraikan tentang kesimpulan dari penyusunan


Rencana Strategis yang akan dilaksanakan selama lima tahun periode
2013-2018.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 12 -


BAB II
GAMBARAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Reviu Rencana
Strategis
(RENSTRA)Dinas
Kesehatan Kota
Bandung Kota
Bandung

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010


Pasal 85 Ayat (2), Renstra SKPD disusun sesuai tugas dan fungsi SKPD serta
berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Renstra SKPD merupakan
penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan
teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program
dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD. Visi, misi,
tujuan, strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD dirumuskan dalam
rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam
RPJMD. Visi SKPD merupakan keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada
akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi yang sejalan
dengan pernyataan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam
RPJMD.

Gambaran pelayanan kesehatan SKPD Dinas Kesehatan Kota


Bandung merupakan gambaran hasil penyelenggaraan upaya
kesehatan yang tidak terlepas dari amanat Pembukaan UUD 1945
yang bertujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

Oleh karena itu untuk dapat menggambarkan penyelenggaraan


pelayanan Dinas Kesehatan Kota Bandung dari tahun 2009 -2013
yang menjadi dasar dalam perencanaan strategis Dinas Kesehatan
Kota Bandung, dapat ditinjau dari keberhasilan penyelenggaraan
upaya kesehatan sebagai suatu sistem.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 13 -


2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung merupakan suatu
organisasi penyelenggara pelayanan kesehatan Pemerintah Kota
Bandung. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016,
Tanggal 18 November 2016, menjelaskan tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung. Perincian Tugas Pokok dan
Fungsi Satuan Perangkat Daerah pada Dinas Daerah Kota Bandung
diuraikan pada Peraturan Walikota No. 1381 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsisertatata
Kerjadinas Kesehatan Kota Bandung.

2.1.1. Tugas Pokok :

Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang


kesehatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.

2.1.2. Fungsi :

a. Melaksanakan tugas teknis operasional di bidang kesehatan yang


meliputi pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan,
pencegahan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan, kesehatan keluarga, pelayanan kefarmasian dan
pengawasan makanan dan minuman serta pembinaan program
berdasarkan kebijakan walikota Bandung.
b. Pelaksanan tugas teknis fungsional di bidang kesehatan berdasarkan
kebijakan Gubernur Provinsi Jawa Barat.
c. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan yang meliputi
kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 14 -


2.1.3. Struktur Organisasi SKPD
2.1.3.a. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja


tersebut, sesuai Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016,
Tanggal 18 November 2016 Tentang Tugas, fungsi dan struktur organisasi
SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Peraturan Walikota No. 1381
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan
Fungsisertatata Kerjadinas Kesehatan Kota Bandung, Kepala Dinas
Kesehatan Kota Bandung, dibantu oleh :

1. Sekretariat, yang membawahkan :


1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2) Sub Bagian Keuangan;
3) Sub Bagian Program, Data dan Informasi.

2. Bidang Kesehatan Masyarakat, yang membawahkan:


1) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
2) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
3) Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga

3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, yang membawahkan :


1. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
2. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa.
4. Bidang Pelayanan Kesehatan, yang membawahkan :
1) Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional;
2) Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan;
3) Seksi Mutu Pelayanan Kesehatan.

5. Bidang Sumber Daya Kesehatan, yang membawahkan :


1) Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan;
2) Seksi Jaminan, Pembiayaan dan Regulasi Kesehatan;
3) Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.

6. Unit Pelaksana Teknis;

7. Jabatan Pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 15 -


2.1.3.b. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Bagan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung
beradasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016,
Tanggal 18 November 2016, dapat dilihat pada halaman berikut ini.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016,


Tanggal 18 November 2016

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 16 -


2.1.3.c.Uraian Tugas Kepala Dinas, Sekretaris dan Kepala Bidang
1) Kepala Dinas Kesehatan

a. Menyelenggarakan penyusunan dan penetapan rencana kerja,


program kerja, dan anggaran Dinas berdasarkan kebijakan umum
Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Mendelegasikan tugas kepada bawahan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien;
c. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan arah kebijakan
umum Walikota agar tujuan dan sasaran tercapai;

d. Membina bawahan dengan cara memotivasi untuk meningkatkan


produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan;
e. Melakukan pembinaan jasmani dan rohani, pemberian tanda
penghargaan, pembinaan pra dan pasca pensiun pegawai dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan pegawai;
f. Memimpin, mengatur, membina dan mengendalikan pelaksanaan
program dan kegiatan Dinas yang meliputi Sekretariat, Bidang, Sub
Bagian dan Kepala Seksi;
g. Mengoordinasikan penyelenggaraan tugas yang meliputi
pengoordinasian penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan
rencana dan program kerja lingkup Dinas;
h. Melaksanakan fasilitasi, pembinaan dan pengendalian tata naskah
dinas lingkup Dinas;
i. Melaksanakan dan mengoordinasikan pengelolaan dokumentasi
peraturan perundang-undangan, pengelolaan kearsipan, protokol
dan hubungan masyarakat di lingkungan Dinas;
j. Melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan data dan
informasi penetapan rencana kerja Daerah yang meliputi RPJPD,
RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja PD, serta rencana kerja
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
k. Melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan data dan
informasi penetapan laporan kinerja Daerah yang meliputi LKPJ,
LPPD, IPPD, LKIP dan laporan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 17 -


l. Memeriksa, memaraf dan/atau menandatangani konsep naskah
dinas sesuai dengan kewenangannya dalam lingkup Dinas;
m. Membuat telaahan staf bahan perumusan kebijakan Dinas;
n. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, monitoring, evaluasi
dan pelaporan lingkup pelayanan kesekretariatan, kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan
kesehatan serta sumber daya kesehatan;
o. Menyelenggarakan urusan yang menjadi kewenangan Dinas
dalam lingkup kesehatan;
p. Merumuskan kebijakan teknis Daerah lingkup kesehatan;
q. Menyelenggarakan dan mengoordinasikan perencanaan,
implementasi dan evaluasi kebijakan lingkup kesehatan;
r. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian lingkup
kesehatan Daerah;
s. Menyelenggarakan pembinaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan lingkup kesehatan Daerah;
t. Menyelenggarakan verifikasi, menyampaikan rekomendasi dan
pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan
keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang kesehatan;
u. Menyelenggarakan kesepakatan dan kerjasama dengan mitra
pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
v. Melaksanakan hubungan kerja dengan Perangkat Daerah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, dan instansi terkait sesuai
dengan tugas dan fungsinya; dan
w. Melaksanakan tugas lainnya dari Walikota terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 18 -


2). Sekretaris
Uraian Tugas :
a. Penyusunan rencana kerja, program kerja, dan anggaran
Dinas berdasarkan kebijakan operasional Dinas sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien;
c. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan arah
kebijakan umum Dinas agar tujuan dan sasaran tercapai;
d. Membina bawahan dengan cara memotivasi untuk
meningkatkan produktivitas kerja dan pengembangan karier
bawahan lingkup sekretariat;
e. Melakukan pembinaan jasmani dan rohani, mengusulkan
pemberian tanda penghargaan, pembinaan pra dan pasca
pensiun pegawai dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
pegawai lingkup sekretariat dan Dinas;
f. Mengoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan Dinas
lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan umum dan
kepegawaian, pengelolaan keuangan, pengoordinasian
penyusunan program, data dan informasi serta
pengoordinasian tugas-tugas bidang;
g. Mengoordinasian penyelenggaraan tugas yang meliputi
pengoordinasian penyusunan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan rencana dan program kerja lingkup Sekretariat dan
Dinas;
h. Melaksanakan fasilitasi, pembinaan dan pengendalian tata
naskah dinas lingkup Sekretariat dan Dinas;
i. Melaksanakan pengelolaan dokumentasi peraturan
perundang-undangan, pengelolaan kearsipan, protokol dan
hubungan masyarakat di lingkungan Sekretariat dan Dinas;
j. Melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan data dan
informasi bahan penetapan rencana kerja daerah yang

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 19 -


meliputi RPJPD, RPJMD, RKPD, Renstra PD dan Renja PD,
serta rencana kerja lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
k. Melaksanakan dan mengoordinasikan penyusunan data dan
informasi bahan penetapan laporan kinerja daerah yang
meliputi LKPJ, LPPD, IPPD, LKIP dan laporan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. Memeriksa, memaraf dan/atau menandatangani konsep
naskah dinas sesuai dengan kewenangannya dalam lingkup
Sekretariat dan Dinas;
m. Membuat telaahan staf bahan perumusan kebijakan
Sekretariat dan Dinas;
n. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, monitoring, evaluasi
dan pelaporan lingkup Sekretariat dan Dinas;
o. Menyelenggarakan pembinaan Jabatan Fungsional di
Lingkungan Dinas;
p. Mengkaji dan merumuskan data dan informasi lingkup
kesekretariatan;
q. Mengidentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi dari
unit kerja;
r. Mengolah, menata dan menyimpan data dan/atau informasi
yang diperoleh dari unit kerja;
s. Melaksanakan pelayanan informasi publik;
t. Menyeleksi dan pengujian data dan informasi yang termasuk
dalam kategori dikecualikan dari informasi yang dibuka untuk
publik;
u. Melaksanakan kerjasama dengan pejabat pada unit kerja
untuk melakukan pengujian guna menentukan aksesibilitas
atas suatu informasi;
v. Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi jika diperlukan dalam penyelesaian sengketa
informasi;

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 20 -


w. Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi dalam pengelolaan dan pelayanan informasi
serta dokumentasi;
x. Melaksanakan pengoordinasian perumusan, formulasi dan
perencanaan kebijakan lingkup kesehatan;
y. Melaksanakan pengoordinasian implementasi dan evaluasi
kebijakan lingkup kesehatan; dan
z. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Perangkat
Daerah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, dan instansi
terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
aa. Melaksanakan tugas lain dari atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.

3). Bidang
3.1) Bidang Kesehatan Masyarakat
Uraian Tugas :
a. Mengkaji dan merumuskan data dan informasi lingkup kesehatan
masyarakat;
b. Menyusun rencana dan program kerja lingkup kesehatan
masyarakat;
c. Menjelaskan dan membagi kepada bawahan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien;
d. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan arah kebijakan
umum Dinas agar tujuan dan sasaran tercapai;
e. Membina bawahan dengan cara memotivasi untuk meningkatkan
produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan lingkup
kesehatan masyarakat;
f. Melaksanakan perumusan, formulasi dan pengkajian kebijakan
lingkup kesehatan masyarakat;
g. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan kesehatan keluarga
dan gizi, promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga termasuk pelayanan

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 21 -


kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan keperawatan
dan keteknisian medik, pelayanan penunjang medik;
h. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan keluarga dan gizi, promosi
dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja dan olah raga, kewaspadaan gizi masyarakat, serta
penanggulangan gizi buruk;
i. Melaksanakan kebijakan teknis lingkup kesehatan masyarakat;

j. Melaksanakan hubungan kerjasama lingkup kesehatan


masyarakat;
k. Melaksanakan pengolahan data kesehatan masyarakat;
l. Memeriksa, memaraf dan/atau menandatangani konsep naskah
dinas lingkup kesehatan masyarakat;
m. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum
lingkup kesehatan masyarakat;
n. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Perangkat Daerah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan instansi terkait terkait
dengan tugas dan fungsinya;
o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
program bidang kesehatan masyarakat; dan
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait
dengan tugas dan fungsinya.

3.2). Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Uraian Tugas :
a. Mengkaji dan merumuskan data dan informasi lingkup
pencegahan dan pengendalian penyakit;
b. Menyusun dan melakukan pengkajian terhadap rencana dan
program kerja lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit;
c. enjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan agar pekerjaan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;
d. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan arah

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 22 -


kebijakan umum Dinas agar tujuan dan sasaran tercapai;

e. Membina bawahan dengan cara memotivasi untuk meningkatkan


produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan lingkup
pencegahan dan pengendalian penyakit;
f. Mengoreksi data dan informasi lingkup pencegahan dan
pengendalian penyakit;
g. Memberikan rekomendasi terhadap penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian penyakit;
h. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap surveilans
dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
serta pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa;
i. Menyiapkan, mengonsep, memeriksa dan memaraf konsep
naskah dinas lingkup pencegahan dan pengendalian penyakit;
j. Membuat telaahan staf sebagai bahan perumusan kebijakan
umum di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit;
k. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian lingkup
pencegahan dan pengendalian penyakit;
l. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup
pencegahan dan pengendalian penyakit;
m. Melaksanakan hubungan kerja dengan Perangkat Daerah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat dan instansi terkait
sesuai dengan tugas dan fungsinya; dan
n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait
dengan tugas dan fungsinya.

3.3). Bidang Pelayanan Kesehatan


Uraian Tugas :
a. Mengkaji dan merumuskan data dan informasi lingkup pelayanan
kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan
serta mutu pelayanan kesehatan;

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 23 -


b. Menyusun rencana dan program kerja lingkup pelayanan
kesehatan primer dan tradisional, pelayanan kesehatan rujukan
serta mutu pelayanan kesehatan;
c. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan agar pekerjaan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;
d. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan arah kebijakan
umum Dinas agar tujuan dan sasaran tercapai;
e. Membina bawahan dengan cara memotivasi untuk meningkatkan
produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan lingkup
pelayanan kesehatan;
f. Memeriksa, memaraf dan/atau menandatangani konsep naskah
dinas lingkup pelayanan kesehatan;
g. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum
lingkup pelayanan kesehatan;
h. Melakukan hubungan kerja dengan Perangkat Daerah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Pusat dan instansi terkait sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
j. Melaksanakan tugas lain dari atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.

3.4). Bidang Sumber Daya Kesehatan


Uraian Tugas :
a. Mengkaji dan merumuskan data dan informasi lingkup sumber
daya kesehatan;
b. Menyusun rencana dan program kerja lingkup sumber daya
kesehatan;
c. Menjelaskan dan membagi tugas kepada bawahan agar pekerjaan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien;
d. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan arah kebijakan
umum Dinas agar tujuan dan sasaran tercapai;

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 24 -


e. Membina bawahan dengan cara memotivasi untuk meningkatkan
produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan lingkup
sumber daya kesehatan;
f. Melakukan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
lingkup sumber daya kesehatan;
g. Mengkaji dan menelaah kebutuhan serta mengelola penyediaan
bahan farmasi dan alat kesehatan lingkup Dinas;
h. Melakukan kajian dan evaluasi pembiayaan kesehatan dan
pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin;
i. Melakukan pembinaan jabatan fungsional tertentu rumpun
kesehatan;
j. Menetapkan besaran nilai angka kredit jabatan fungsional tenaga
kesehatan di lingkungan Dinas;
k. Melakukan integrasi dan harmonisasi hubungan kerja sumber
daya kesehatan;
l. Memeriksa, memaraf dan/atau menandatangani konsep naskah
dinas lingkup sumber daya kesehatan;
m. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian kebijakan umum
lingkup sumber daya kesehatan;
n. Melakukan hubungan kerja dengan Perangkat Daerah, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Pusat dan instansi terkait sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas; dan
p. Melaksanakan tugas lain dari atasan terkait dengan tugas dan
fungsinya.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 25 -


2.2. Sumber Daya SKPD
2.2.1 Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan mempunyai peran
penting pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan tugas dan
fungsi dari organisasi SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung yang cukup
banyak.

Yang dimaksud dengan Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri


dari Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan. untuk mengetahui kecukupan
jumlah tenaga kesehatan digunakan standarisasi Perhitungan kebutuhan
menurut Kementerian Kesehatan, yaitu : idealnya satu orang dokter
melayani 2.500 penduduk. Dengan jumlah penduduk kota Bandung pada
Profil 2012 sejumlah 2.455.517 jiwa dan jumlah Sumber Daya Manusia
yang dimiliki maka potensi Sumber Daya Manusia nampaknya melebihi
standar. Jumlah Dokter di Dinas Kesehatan Kota Bandung berdasarkan
ratio dokter umum di Kota Bandung adalah 59 dokter per 100.000
penduduk dibandingkan standar nasional adalah 40 dokter per 100.000
penduduk, Ratio Perawat dan Bidan 172 per 100.000 penduduk (standar
nasional 117 per 100.000 penduduk) dan ditunjang oleh kondisi tenaga
kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung

Namun perlu diperhatikan bahwa jenis pelayanan kesehatan yang


terdapat di perkotaan berbeda dengan di pedesaan. Sehingga beberapa
cara perencanaan yang diketahui dari Kementerian Kesehatan yang
berlaku secara Nasional belum dapat memberikan hasil yang memadai
sesuai keadaan dan kebutuhan di kota Bandung, karena perbedaan
jumlah penduduk perkotaan dan pedesaan, serta jenis pelayanan yang
terdapat dan dibutuhkan di Kota Bandung dapat berbeda dengan daerah
atau pedesaan lain. Perencanaan SDM Kesehatan yang baik perlu
dilakukan di waktu yang akan datang.

Begitu pula dengan memperhatikan struktur organisasi yang ada


saat ini, dan adanya perkembangan permasalahan kesehatan perkotaan,
koordinasi lintas sektor dan lintas program, teknik informasi yang belum
tersedia di semua Puskesmas dan teraplikasi dengan baik, adanya era
globalisasi yang menyebabkan persaingan bebas dan terbukanya dunia
informasi, maka SDM Kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan belum

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 26 -


memenuhi dalam kuantitas dan kualitas, serta pendistribusian, maupun
pendayagunaannya belum sesuai potensi dan kebutuhan pemberdayaan
SDM.

Tabel 2.1
Rekapitulasi Jumlah Tenaga Dinas Kesehatan Kota Bandung
Tahun 2013

No Jenis Tenaga Struktural Fungsional JFU Jumlah

1 Dokter Spesialis 0 5 0 5

2 Dokter Umum 40 95 0 135

3 Dokter Gigi 1 54 0 55

4 Administrasi 42 0 313 355

5 Bidan 0 171 5 176

6 Perawat 0 231 15 246

7 Perawat Gigi 0 46 0 46

8 Sanitarian 0 59 5 64

9 Gizi 0 71 5 76

10 Laboratorium 0 34 1 35

10 Farmasi 0 38 10 48

12 SKM 1 0 25 26

13 Elektromedik 0 4 0 4

Jumlah 84 808 379 1271

(Sumber Data Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2013)

2.2.2 Sarana Prasarana


Jumlah jenis sarana dan prasarana pada sarana/fasilitas
Pemberi Pelayanan Kesehatan yang menunjang pelayanan
kesehatan di tingkat Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai aset
bergerak terdapat dalam tabel 2.2.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 27 -


Sarana dan prasarana yang meliputi sarana/fasilitas Pemberi
Pelayanan Kesehatan di fasilitas Pemerintah pada Puskesmas dan
fasilitas pemberi layanan kesehatan Pemerintah dan Swasta
lainnya yang tersedia di Kota Bandung dan sudah tercatat memiliki
surat izin dan sertifikat sesuai tabel 2.7.

Peningkatan mutu sarana dan prasarana pada fasilitas


Pemberi Pelayanan Kesehatan di waktu yang akan datang harus
disertai kemampuan memenuhi akreditasi fasilitas Pemberi
Pelayanan Kesehatan, bukan hanya surat izin dan sertifikat.
Menurut regulasi fasilitas pelayanan kesehatan yang harus
mempunyai akreditasi, khususnya Puskesmas, Klinik dan Rumah
Sakit.

Tabel 2.2
Jumlah dan Jenis Sarana Prasarana Bergerak
Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2013

No. Jenis Barang Jumlah (Buah)


1 Alat-alat angkutan 251

2 Alat bengkel dan alat ukur 574

3 Alat pertanian 70

4 Alat kantor dan rumah tangga 9764


5 Alat studio dan alat komunikasi 319
6 Alat-alat kedokteran 529

7 Alat laboratorium 819

Sumber : Subbag Umum, Desember 2013 (Simda)

Fasilitas Pemberi Pelayanan Kesehatan juga dikelompokkan


sesuai jenis layanan kesehatan dan harus melayani serta merujuk
satu tingkat di atas dari strata Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tersebut, atau kepada Fasilitas yang mempunyai sarana yang lebih
lengkap dalam satu yaitu Puskesmas dan Klinik Pratama, Pemberi

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 28 -


Pelayanan Kesehatan II (PPK II) yaitu Klinik Utama dan Rumah
Sakit Tipe C, dan Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat III (PPK III)
yaitu Rumah Sakit Tipe B. Sistem Rujukan PPK I melayani
pelayanan kesehatan yang menjadi kewenangan PPK I dan merujuk
yang disebut Rujukan Primer dalam skala wilayah Puskesmas. PPK
II melayani pelayanan kesehatan yang menjadi kewenangan PPK II
dan merujuk dalam skala Pemerintah Kota. PPK III melayani
pelayanan kesehatan yang menjadi kewenangan PPK III dan
merujuk dalam skala Provinsi (Rumah Sakit Tipe B)
Kendali mutu pelayanan kesehatan dan sistem rujukan
menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota sesuai Fungsi dan
Tugasnya.
Tabel 2.3
Data Fasilitas / Sarana Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Tahun 2013
Jan Feb Maret April Mei Juni
No Jenis Sarana
2013 2013 2013 2013 2013 2013

A. SARANA
KESEHATAN

1. Puskesmas terdiri dari


:

a. UPT 30 30 30 30 30 30
Puskesmas
b. Jejaring 43 43 43 43 43 43
Puskesmas
2. Klinik Pratama

a. Rawat Jalan 208 210 206 203 201 196

b. Rawat Inap
(Rumah Bersalin)
3. Klinik Utama 24 25 26 26 27 26

a. Rawat Jalan 14 15 16 16 17 16

b. Rawat Inap 10 10 10 10 10 10

4. Rumah Sakit 30

a. Umum 18 18 18 0 0 17

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 29 -


Jan Feb Maret April Mei Juni
No Jenis Sarana
2013 2013 2013 2013 2013 2013

b. Khusus 14 14 14 0 0 14

5. Laboratorium Klinik 44 44 44 0 0 0

6. Laboratorium 0 0 0 0 0 0
Lingkungan

7. Apotik 607 608 611 613 616 621

8. Toko Obat (PEO) 99 100 101 101 100 100

9. Optik 63 63 63 63 62 62

10. Klinik Kecantikan 36 36 36 35 34 32

11. Balai Khitan 3 3 3 3 3 2

12. Sarana Batra 16 16 16 16 16 14

B. TENAGA
KESEHATAN

1. Praktek Dokter Umum 3063 3085 3114 3129 3148 3161

2. Praktek Dokter 2618 2624 2632 2649 2655 2657


Spesialis

3. Praktek Dokter Gigi 1189 1197 1206 1216 1223 1227

4. Praktek Dokter Gigi


403 403 405 409 411 412
Spesialis

5. Praktek Bidan 1488 1496 1503 1511 1517 1529

6. Praktek Dokter
7 0 0 0 0 0
Berkelompok

Sumber: Seksi Guna Sarkes, 2013

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 30 -


2.3 Kinerja Pelayanan Kesehatan SKPD

Kinerja pelayanan kesehatan SKPD Dinas Kesehatan Kota


Bandung merupakan keberhasilan SKPD Dinas Kesehatan Kota
Bandung dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

Untuk mengukur kinerja pelayanan kesehatan SKPD Dinas


Kesehatan Kota Bandung selain disesuaikan dengan SKKB yang
mengacu pada SKN, juga disesuaikan dengan sasaran umum
pembangunan kesehatan Kota Bandung yang telah sejalan dengan
sasaran pembangunan kesehatan nasional sebagaimana tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2000-2025, dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional / RPJMN pada
Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005, dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung
Tahun 2009 – 2013 pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011
tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 yaitu
tentang RPJMD Kota bandung Tahun 2009-2013, dan disesuaikan
pula dengan Visi dan Misi Kota Bandung, maupun Visi Misi Dinas
Kesehatan Kota Bandung.

Selanjutnya pencapaian kinerja Pelayanan SKPD Dinas


Kesehatan Kota Bandung disesuaikan dengan tugas dan fungsi
SKPD pada Peraturan Daerah No 13 tahun 2007 dan pada rincian
uraian tugas dan fungsi SKPD pada Peraturan Walikota No 475
Tahun 2008, dibandingkan dengan target SPM (Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 741/MENKES/2009 tentang Standar Pelayanan
Minimal) dan target Indikator Kinerja Kunci (IKK) dan indikator
lainnya.

Pada akhirnya pencapaian kinerja 2009 s/d 2013 mencakup


penetapan indikator kinerja disesuaikan dengan tugas dan fungsi
SKPD serta indikator SPM, maupun capaian kinerja sesuai target
SPM, IKK dan target indikator lainnya (MDG’s, RPJMD, dan muatan
Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 31 -
lokal) digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam
Perencanaan Strategis.

Penduduk Kota Bandung pada tahun 2012 sebanyak 2.455.517


jiwa (BPS Kota Bandung). Dari tahun 2007-2012 rata-rata pertumbuhan
penduduk adalah 1,06%, artinya tingkat pertumbuhan tersebut relatif
menurun bila dibandingkan rata-rata tahun 2003-2008 sebesar 1,1%.
Tahun 2010, jumlah penduduk sedikit berkurang untuk kemudian
meningkat lagi1. Dengan luas wilayah sekitar 16.730 ha, maka kepadatan
penduduk Kota Bandung tahun 2008 adalah 142 jiwa/ha meningkat
menjadi 147 jiwa/ha pada tahun 2012. Dengan pertumbuhan linier, maka
diperkirakan penduduk Kota Bandung tahun 2018 mencapai 2,6 juta
jiwa, sedangkan dengan pola proyeksi non-linier (relatif lebih valid),
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat, sehingga tahun
2018 diperkirakan berjumlah 2,5 juta jiwa.

2.3.1.Perkembangan IPM Kota Bandung


Aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat,
aspek pelayanan umum, serta aspek daya saing daerah seluruhnya
dirahkan untuk mencapai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan
melakukan pengelolaan yang lebih sistematis dan terarah agar dapat
sesuai dengan kapasitas dan daya dukung yang ada, serta dikelola dalam
kerangka keharmonisan lingkungan (environmental friendly). Seluruh
aspek tersebut bersinergi dalam mewujudkan peningkatan IPM sebagai
tujuan penyelenggaraan pembangunan daerah.

Secara umum pembangunan manusia di Kota Bandung selama


kurun waktu 2008-2013 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008,
IPM Kota Bandung adalah sebesar 78,33 dan secara perlahan naik
mencapai 79,47 di tahun 2013.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 32 -


Grafik 2.1
Perkembangan IPM Kota Bandung Periode 2008-2013

Sumber : BPS Kota Bandung * Angka Sementara

Dengan nilai IPM sebesar 79,47, maka Kota Bandung termasuk


dalam klasifikasi menengah ke atas. Hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan yang dilaksanakan cukup berhasil meningkatkan kualitas
hidup yang diukur dari indikator kesejahteraan rakyat yang meliputi (i)
indikator kesehatan, (ii) indikator pendidikan, serta (iii) daya beli
masyarakat yang meningkat.

Dengan menggunakan data hasil survei BPS Kota Bandung yang


memperkirakan pada tahun 2013 IPM Kota Bandung akan mencapai
angka 79,47 maka pada tahun 2016 IPM Kota Bandung diperkirakan
sudah bisa mencapai 80, atau termasuk batas bawah wilayah yang
berpenduduk umumnya makmur.

Grafik 2.2
Perkembangan IPM Kota Bandung tahun 2006-2013
dan Trend Hingga 2018

Sumber : BPS Kota Bandung (diolah)

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 33 -


Komponen IPM tertinggi adalah Indeks Pendidikan, diikuti oleh
Indeks Kesehatan dan yang terakhir adalah Indeks Daya Beli, ini
menunjukkan bahwa dari ketiga komponen IPM, akselerasi peningkatan
Indeks Daya Beli menjadi pekerjaan rumah agar dapat mengungkit naik
nilai IPM, mengingat dua komponen lainnya telah mencapai angka yang
sulit untuk ditingkatkan. Pertumbuhan indeks daya beli berada pada
tingkat 0,57% per tahun, diikuti pertumbuhan indeks kesehatan sebesar
0,38%, dan yang paling rendah pertumbuhannya adalah indeks
pendidikan yang tumbuh sebesar 0.19%.

Tabel 2.4
Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Bandung
Tahun 2006-2013*
Indeks Indeks Indeks Daya
Tahun IPM
Pendidikan Kesehatan Beli

2006 77,51 89,26 79,28 63,99

2007 78,09 89,56 80,65 64,04

2008 78,33 89,71 80,97 64,27

2009 78,71 89,83 81,08 65,22

2010 78,99 90,09 81,22 65,66

2011 79,12 90,14 81,32 65,9

2012 79,32 90,25 81,35 66,35

2013* 79,47 90,44 81,38 66,59

Pertumbuhan 0,36% 0,19% 0,38% 0,57%

Sumber: BPS Kota Bandung

Berikut ini diuraikan gambaran umum indikator kinerja dalam


aspek kesehatan selama lima tahun terakhir.

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 34 -


2.3.2.Kesehatan

a. Indeks Kesehatan

Pada pencapaian target kinerja dari tahun 2009 s/d 2013:


indikator RPJMD dan SPM (sebagai urusan wajib) telah terpenuhi. Begitu
pula Indeks Kesehatan Kota Bandung meningkat dari tahun 2008 s/d
2012 yaitu 80,97 (2008), 81,08(2009), 81,22(2010), 81,32(2011),
81,35(2012) dan 81,37 (2013). Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan
masyarakat meningkat, yang tentunya akan mempengaruhi umur
harapan hidup yang lebih panjang pada Bayi, Balita dan Ibu.

b. Angka Harapan Hidup (AHH)


Aspek kesehatan merupakan unsur penting yang berkaitan
dengan kapabilitas penduduk. Derajat kesehatan pada dasarnya
dapat dilihat dari seberapa lama harapan hidup yang mampu
dicapai. Semakin lama harapan hidup yang mampu dicapai
merefleksikan semakin tinggi derajat kesehatannya. Angka harapan
hidup menunjukkan kualitas kesehatan masyarakat, yaitu
mencerminkan “lamanya hidup” sekaligus “hidup sehat” suatu
masyarakat. Trend perkembangan angka harapan hidup di Kota
Bandung selama kurun waktu tahun 2008 hingga 2013 dapat
dilihat pada gambar berikut ini: (AHH 2013 LKPJ Dinkes sebesar
73.82)

Grafik 2.3
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Bandung
Tahun 2010-2013 (dalam tahun)
73,85

73,80
73,81 73,82
73,75 73,79

73,70 73,73
Tahun

73,65
73,65
73,60
73,58
73,55

73,50

73,45
2008 2009 2010 2011 2012 2013 *

Sumber : BPS Kota Bandung (diolah)* Angka Sementara

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 35 -


Pada gambar di atas terlihat bahwa Angka Harapan Hidup
(AHH) pada 2008 sebesar 73,39 dan pada 2013 menjadi 73,82. Hal
ini berarti menunjukkan penambahan sebesar 0,42 poin atau
terjadi peningkatan sebesar 0,99%. Umur Harapan Hidup di Kota
Bandung meningkat dari tahun 2008 s/d 2013 yaitu : 73,58 (2008),
73,65 (2009), 73,73 (2010), 73,79 (2011), 73,81 (2012) dan 73,82
(2013). Yang berarti bayi yang lahir pada tahun 2012 akan
mempunyai kemungkinan hidup sampai usia 73 tahun. Namun
pada kenyataannya masih banyak keluhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan, masih banyak masalah dalam hal pelayanan
kesehatan yang belum teratur, dan masih terdapat ibu, bayi dan
balita yang mengalami kematian yang disebabkan sebab langsung
penyakit dan sebab tidak langsung dari masalah jumlah dan
kualitas SDM maupun sarana, serta sebab mendasar disebabkan
perilaku SDM, lingkungan dan kerjasama lintas sektor.

c. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi di Kota Bandung pada tahun 2008 ialah


sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. AKB selama 2008 s/d 2013
kecenderungannya menurun dengan rata-rata 29.33/1000
kelahiran hidup pada tahun 2012. Pada tahun 2013 BPS tidak
mengeluarkan angka kematian bayi, namun Dinas Kesehatan Kota
Bandung mempunyai data kematian bayi sebanyak 97 kematian
bayi, dimana jumlah kematian bayi cenderung menurun
dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini terlihat pada SPM 2008 s/d
2013 indikator cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani rata-rata mencapai 100% (Target 100%), Cakupan
kunjungan bayi rata-rata 94.72% (Target 90%) tercapai dan
melebihi target, dan Cakupan Pemberian Makanan Pendamping
pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin rata-rata 100% (Target
100%). Kecenderung AKB menurun dapat disebabkan kunjungan
Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 36 -
bayi ke sarana kesehatan dan UKBM meningkat, disertai pemberian
makanan pendamping ASI.

d. Balita Gizi Buruk


Persentase balita gizi buruk di Kota Bandung selama periode 2009-
2013 sudah berada di bawah target yang ditetapkan menurut standar
WHO (<1%). Pada tahun 2009 balita dengan gizi buruk mencapai 0,74%,
dan pada Tahun 2012 menurun menjadi sebesar 0.22% serta tahun 2013
sebesar 0.17%.

Grafik 2.4
Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Bandung
Tahun 2009 s/d 2013
0,8 0,74

0,7

0,6
0,49
0,5
0,43
0,4
(Persen)

0,3
0,22 0,17
0,2

0,1

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : LKPJ AMJ Kota Bandung

e. Aspek Pelayanan Urusan Wajib

Aspek pelayanan urusan wajib Pemerintah Kota Bandung dalam


kurun waktu tahun 2008 hingga 2013 digambarkan pada tabel berikut:

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 37 -


Tabel 2.5

Hasil Kinerja Fokus Layanan Urusan Wajib


Dinas Kesehatan Kota Bandung Periode 2008-2013
Capaian Kinerja
N Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator
No Kinerja Pembangunan Daerah
2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kesehatan

1
Jumlah posyandu (unit) 1.896 1.903 1.938 1.945 1.959 1.959
1

2
Rasio puskesmas per satuan penduduk 0,0299 0,0296 0,0301 0.0904 0.089 0.089
2

3
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 100% 85,07% 99,61% 99,31% 100% 100%
3

4
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
89,97% 84,75% 95,57% 94,67% 103,70% 103,70%
4 yang memiliki kompetensi kebidanan

5
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
83,20% 100% 100% 100% 105,60% 100%
5 (UCI)

6
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6

7
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
100% 100% 80% 100% 100% 100%
7 TBC BTA

100% 100% 100% 100% 100% 100%


8
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 38 -


Capaian Kinerja
N Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator
No Kinerja Pembangunan Daerah
2008 2009 2010 2011 2012 2013

8 DBD

9
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
100% 100% 100% 100% 100% 100%
9 masyarakat miskin

1
Cakupan kunjungan bayi 90% 87,56 98,20% 93,29% 92,04% 92,04%
10

Sumber : RPJMD Kota Bandung Tahun 2009-2013

Reviu Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 39 -


Jumlah Posyandu pada tahun 2007 sebanyak 1.904 Posyandu dan
pada tahun 2013 menjadi 1.959 Posyandu, terjadi penambahan 55 unit
posyandu atau terdapat meningkat sebesar 2,9% unit posyandu. Rasio
ideal 1 unit Posyandu untuk melayani balita adalah antara 75–100 balita.
Apabila 1 unit Posyandu sudah melebihi rasio ideal, maka dilakukan
pemekaran unit Posyandu yang secara otomatis akan menambah jumlah
unit Posyandu.

Grafik 2.5
Perkembangan Jumlah Posyandu Kota Bandung
Tahun 2007-2013

Sumber: LKPJ AMJ Kota Bandung

Ketersediaan Puskesmas bagi masyarakat dari periode 2008 ke


tahun 2012 mengalami kenaikan. Rasio Puskesmas per satuan penduduk
di Kota Bandung Pada tahun 2010, 1 puskesmas melayani 33.219 orang
penduduk.

Untuk perkembangan cakupan komplikasi kebidanan yang


ditangani di Kota Bandung selama periode 2008-2013 mengalami
fluktuasi. Dalam hal ini, komplikasi kebidanan yang dimaksud adalah
kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang dapat mengancam
jiwa ibu dan/atau bayi. Pada tahun 2008 cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani sudah mencapai 100%, namun mengalami penurunan
yang cukup signifikan menjadi 85,07% di tahun 2009. Pada tahun 2013
cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Bandung sudah
kembali mencapai 100%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 40 -


Perkembangan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di Kota Bandung
mengalami perbaikan setiap tahunnya. Jika pada tahun 2009
cakupannya baru mencapai 84,75%, maka pada tahun 2013 sudah
mencapai 93,58%.

Perkembangan cakupan Desa/Kelurahan Universal Child


Immunization (UCI) di Kota Bandung selama periode 2009-2013 telah
mencapai 100%. Tahun 2013 bahkan cakupan Desa/Kelurahan UCI
telah mencapai 100%. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana >80% dari jumlah
bayi yang ada di Desa/Kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi
dasar lengkap dalam waktu satu tahun.

Untuk kinerja cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan di


Kota Bandung sudah mencapai tingkat yang optimal, dimana dari periode
2008 hingga 2013 sudah mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa
kasus balita gizi buruk sudah tertangani seluruhnya.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA


di Kota Bandung juga sudah optimal. Selama periode 2008-2013
cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD sudah
mencapai 100%.

Kinerja cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat


miskin selama 3 tahun terakhir (2011-2013) sudah mencapai 100%. Ini
mengindikasikan bahwa masyarakat miskin telah mengakses pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan.

Perkembangan cakupan kunjungan bayi selama lima tahun


terakhir mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Cakupan kunjungan bayi
tahun 2008 telah mencapai 90%, tetapi turun tahun 2009 menjadi
sebesar 87,56%. Tahun 2010 cakupan kunjungan bayi naik tajam
menjadi 98,20%, dan tahun 2013 mengalami penurunan lagi, menjadi
hanya 94,72%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 41 -


Untuk cakupan puskesmas di Kota Bandung selama periode 2008-
2010 sudah di atas 100%. Ini berarti bahwa jumlah puskesmas di suatu
Kecamatan ada yang lebih dari 1 puskesmas. Cakupan puskesmas di
tahun 2010 mencapai 243,3%.

Terkait capaian indikator SPM di urusan kesehatan, diketahui


bahwa tahun 2013 sudah banyak yang tercapai, bahkan melebihi dari
target yang telah ditentukan. Hanya terdapat beberapa indikator kinerja
saja yang capaiannya masih di bawah target. Ini menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan di Kota Bandung sudah cukup baik. Dari total 24
indikator SPM Bidang Kesehatan, sebanyak 21 indikator (87,5%) sudah
tercapai (bahkan beberapa indikator melebihi target) dan hanya sebanyak
3 indikator (12,5%) saja yang belum mencapai target. Indikator SPM yang
belum tercapai diantaranya cakupan peserta KB aktif, cakupan
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar terhadap
lansia, cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani
sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota.

Tabel 2.6
Jumlah Kematian Ibu,Bayi dan Balita Kota Bandung
Tahun 2008-2013

Tahun
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Kematian Ibu 27 25 27 20 24 25
Kematian Bayi 173 227 201 235 148 97
Kematian Balita 3 23 20 5 12 13
Sumber Profil 2012 Dinkes Kota Bandung.

Sebab langsung dari masalah kematian ibu yaitu penyakit


yang menyebabkan sakit telah diatasi dengan terpenuhi pelayanan
kesehatan sesuai indikator SPM. Namun beberapa indikator masih
belum mencapai seperti pelayanan sebelum persalinan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang kurang di akses oleh Bumil, rujukan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 42 -


yang terlambat, imunisasi Bumil oleh tenaga kesehatan, perawatan
penyakit menular yang tidak diakses oleh Bumil, Pada sebab
langsung menuntut seutuhnya peran institusi kesehatan dalam
memberi pelayanan kesehatan yang bermutu.

Sebab tidak langsung pada kematian yang disebabkan oleh


disebabkan kualitas SDM dalam memberi pelayanan kesehatan
masih kurang dan sarana prasarana belum memadai mendukung
pelayanan kesehatan yang bermutu, faktor gender dan nutrisi,
sudah menuntut peran sektor lain dan kesehatan untuk
bekerjasama, namun kerjasama tersebut belum terintegrasi baik.

Sebab mendasar kematian yang disebabkan oleh Lingkungan


dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masih kurang. Faktor
manusia (SDM), Pendidikan, Geografi, Ekonomi, yang
membutuhkan peran sektor selain kesehatan yang lebih besar.
Menurut Bloom yang mempengaruhi kesehatan adalah akses pada
pelayanan dasar 20%, perilaku 30%, lingkungan 45%, faktor
genetika 5%. Begitu pula adanya perubahan paradigma lama ke
paradigma baru pada dunia kesehatan, yaitu disepakatinya
Paradigma Sehat yang lebih mengutamakan mengubah pandangan
dan cara seseorang tentang sehat sebelum sakit, atau lebih baik
sehat daripada mengobati penyakit, sehingga mengarahkan
prioritas upaya pelayanan kesehatan kepada upaya promotif dan
preventif, yang kemudian didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif. Selain itu agar dapat memelihara kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat secara paripurna perlu diciptakan
lingkungan yang sehat.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 43 -


Tabel 2.7

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung

Tahun 2009 – 2013

Target
Indikator Kinerja Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- % Capaian Pada Tahun Ke-
SPM Target
NO sesuai Tugas dan Indikator
IKK
Fungsi SKPD Lainnya
sd 2015 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

Puskesmas Pelatihan
7 10 11
1 Penanganan Gawat RPJMD 8 Pkm 9 Pkm 7 10 9 10 11 100% 100% 100% 100% 100%
Pkm Pkm Pkm
Darurat (PPGD)

Fasilitas kesehatan
melaksanakan Standar 21 30 39 48 57 128.0
2 RPJMD 71 73 73 73 73 338% 243% 187% 152%
Pelayanan Minimal Pkm Pkm Pkm Pkm Pkm 7%
(SPM)

Terpenuhinya
195/19 271/2 271/27
Ketersediaan Obat,
5 266/26 71 1
3 Bahan dan Alat RPJMD 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100% 100% 100 % 100%
6
Kesehatan sesuai
dengan kebutuhan

2014/ 2293/ 2457/


Pangan Industri Rumah 1650/ 1826/
60,62 60,86 67,10 73,04
4 Tangga (PIRT) Yang RPJMD 55 % 60 % 65 % 70 % 75 % 3000 3364 3364 68,2 %
% % % %
Memiliki Sertifikat 3000 3000

Muatan 85,58 85,63 85,66 85,75 449/60 941/1 933/10 76,3 86,39 86,88 92,56
5 Inspeksi sanitasi 86 % 84 %
Lokal % % % % 9 083 08 % % % %
restoran / rumah makan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 44 -


dan jasa boga

18.02
650/
Cakupan penjaringan 619/ 37172/ 3/ 45421/
100 62,1 87,87 100
6 kesehatan siswa SD dan SPM 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
% 93593 % % %
setingkat 997 51296 18.02 45421
5
3

48829
48695/ 53138/ 49499/ 48992/
/ 89,1 99,66 98,51 99,13 97,90
7 Cakupan Ibu Hamil K4 SPM MDGs 87 % 89 % 91 % 93 % 95 %
% % % % %
54657 53318 50651 50043
49257

Cakupan komplikasi 4518/ 10623/ 10060/ 9851/ 8776/


85,1 99,31 99,31
8 kebidanan yang SPM MDGs 68 % 71% 74% 77% 80 % 100 % 100 %
% % %
ditangani 5311 10664 10130 9851 8776

Cakupan pertolongan 48758


44217/ 48642/ 45771/ 44701/
oleh tenaga kesehatan / 84,8 95,5 94,6 103,7 93,5
9 SPM MDGs 85 % 86 % 87 % 88 % 90 %
yang memiliki % 7% 7% % 8%
52172 50894 48348 47768
kompetensi kebidanan 47018

37614
45755/ 41338/ 40014/ 44080/
/ 87,7 81,22 82,61
10 Cakupan pelayanan nifas SPM 60 % 65 % 70 % 80 % 90 % 80 %
% % % 92,2
52172 50894 48438 47768
47018 8%

Cakupan neonatus 430/ 7257/ 6256/ 6515/ 6582/


96,4 99,56 100
11 dengan komplikasi yang SPM) 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
% % %
ditangani 446 7289 6256 6515 6582

39978
43514/ 47601/ 42955/ 41799/
/ 87,6 98,2 93,29 92,04 94,72
12 Cakupan kunjungan bayi SPM) MDGs 85 % 86 % 87 % 88 % 90 %
% % % % %
49697 48471 46046 44128
43436

Cakupan pelayanan anak 10292 21287 18538 12098 182759 56,3 99,59 91,3 72,51 90,01
13 SPM MDGs 60 % 65 % 70 % 80 % 90 %
balita 7/ 2/ 2/ 4/ / % % % % %

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 45 -


18267 21373 20305 16685 203054
4 8 4 2

Cakupan pemberian
makanan pendamping 150/15 567/56 675/67 769/7 599/50 100 100
14 SPM MDGs 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 98 % 100% 100 %
ASI pada anak usia 6-24 3 7 5 69 0 % %
bulan keluarga miskin

1070/
Cakupan balita gizi buruk 589/58 650/65 289/2 500/50 100 100 100
15 SPM MDGs 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
mendapat perawatan 9 0 89 0 % % %
1070

29820 31767 26623 31377


308035
5/ 0/ 0/ 8/
Cakupan peserta KB / 81,3 80,74 73,92 82,55 80,81
16 SPM 91 % 92 % 93 % 94 % 95 %
Aktif % % % % %
36693 39340 36000 38012
381206
8 0 0 0

10813 17684
Meningkatnya akses dan 247550
3/ 7/
mutu pelayanan Muatan / 21,9 23,92 25,10 40,18
17 42 % 44 % 46 % 48 % 50 % 29,7 %
kesehatan dasar Lokal % % % %
49425 59539
terhadap Lansia 616101
5 5

16230
Cakupan pelayanan 20591/ 40466
37788/ 8/ 98670/
kesehatan rujukan 100 / 100
18 SPM 100% RPJMD 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100% 100 % 100 %
pasien masyarakat % 16094 %
37788 16230 98670
miskin 7 40466
8

91697
Cakupan pelayanan 16094
/ 271385
kesehatan dasar 37788/ 7/ 85367/
MDGs, /
19 masyarakat miskin SPM 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100% 100% 100 % 100%
RPJMD 91697
(Strata 37788 34623 85367
271385
Pertama/Yankesdas) 0

Cakupan pelayanan 83,9 104 93,51 96,67


20 SPM RPJMD 75 % 80 % 85 % 90 % 100 % 24/31 26/31 27/30 29/31 29/30 90 %
gawat darurat level 1 % % % %
yang harus ditangani

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 46 -


sarana kesehatan (RS) di
Kabupaten/Kota

6482 3435/ 3610/ 4816/


Penderita DBD yang 100 5736/5 100 100 100
21 SPM MDGs 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
ditangani % 736 % % %
/6482 3435 3610 4816

16536
14071/ 20931/ 21490/ 14734/
Penemuan Penderita 100 / 100 100 100
22 SPM 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Pneumonia Balita % % % %
14071 20931 21490 14734
16536

1842/ 1752/ 1682/ 1456/ 1783/


Penemuan Pasien Baru 100 100 100 100
23 SPM MDGs 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
TB BTA Positif % % % %
1842 1752 1682 1456 1783

63222
68532/ 78072/ 64481/
Penemuan Penderita 100 83982/ / 100 100 100
24 SPM 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100%
Diare % 83982 % % %
68532 78072 64481
63222

HIV
1262,A
Penderita HIV-AIDS yang IDS 231/23
25 MDGs 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 100% 100% 100% 100 % 100%
ditangani 1376, 1
Total
2638

Cakupan 151/15 151/15 151/13 151/1 151/15 100 100 100 100
26 SPM 100% MDGs 80 % 85 % 90 % 95 % 95 % 100 %
Desa/Kelurahan UCI 1 1 2 43 1 % % % %

Penemuan Acute Flacid


Paralysis (AFP) Rate per 100 100 83,33 100 161,5
27 SPM 100 % 100 % 100 % 100 % 12/12 10/12 14/14 14/14 21/13 100 %
100.000 penduduk < 15 % % % % 4%
tahun

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 47 -


Cakupan
Desa/Kelurahan
100 100 100 100
28 mengalami KLB yang SPM 100 % 100 % 100 % 100 % 4/4 11/11 13/13 11/11 19/19 100 % 100 %
% % % %
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam

40572 31330 31592


316168
4/ 6/ 7/
Inspeksi Sarana Air 78.3 / 77,8 78,03 78,11 78,74
29 RPJMD 78.4 % 78.7 % 78.8 % 79 %
Bersih % % % % %
52147 40112 40122 78,8
401228
0 8 8 %

3952/ 5017/ 5044/


Inspeksi Tempat-Tempat 87.0 7622/8 71,3 87,57 87,80 87,82
30 RPJMD 87.3 % 87.4 % 87.6 % 88 % 88,0
Umum % 656 % % % %
5543 5714 5744 5%

29820
5/
151/15 151/12 132,62
31 Cakupan Desa Siaga Aktif SPM RPJMD 60 % 65 % 70 % 75 % 80 % 12/151 /151 81% 100% 100%
1 1 %
36693 124,,
8 79%

12996 20595
205957
7/ 7/
46.48 47.36 48.23 49.12 / 61,9 65,64 65,64 65,,70
32 PHBS Rumah Tangga RPJMD 50 %
% % % % % % % %
22266 31350 65,7
313500
4 0 5%

1903/ 1903/ 1945/ 1959/


100 1959/1 100 100 100
33 UKBM Posyandu aktif RPJMD 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100
% 959 % % %
1903 1903 1945 1959 %

Rumah Sakit yang 100 100 123


34 RPJMD 9 RS 11 RS 13 RS 15 RS 17 RS 9 11 16 19 17 127 % 100 %
terakreditasi % % %

20 % 100 %
UPT melaksanakan 40 % 60 % 80 %
Muatan 76,67 123,0 110,34
35 Perencanaan 24/30 32/28 32/29 32/29 32/32 80 % 100 %
Lokal (60 (100 % 7% %
Penganggaran (70 %) (80 %) (90 %)
%) %)
Kesehatan Terpadu

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 48 -


(P2KT)

UPT melaksanakan
Muatan 100 100 100
36 Penilaian Kinerja 100% 100 % 100 % 100 % 100 % 30/30 30/30 30/30 30/30 30/30 100 % 100 %
Lokal % % %
Puskesmas (PKP)

UPT melaksanakan
Muatan 375 200 136,3 103,34
37 Sistem Informasi 25 % 50 % 75 % 90 % 100 % 30/8 30/15 30/30 100
Lokal % % 6% %
Kesehatan (SIK) %

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page - 49 -


Tabel 2.8

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung

Kota Bandung Tahun 2009 – 2013

(Sumber dari Bagian Keuangan-Simda)

Prosentase antara Realisasi dan Anggaran Tahun Rata-rata


Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
Ke- Pertumbuhan

NO Uraian
Ang

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 garan Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

12,000,00 12,000,00 12,000,00 12,000,00 15,000,00


Program Obat dan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 9,320,93 23,732,7 10,680,7 7.299.68 9.849..03 197.7
1 perbekalan 77.67 89.01 60% 65%
2,800 12,480 00,410 0.620 6.740 7
Kesehatan

Program Upaya
10,000,00 10,000,00 10,000,00 10,000,00 13,000,00 4,427,60 6,280,98 8,247,81 7.459.36 7.929.354
2 Kesehatan 44.28 62.81 82.48 74% 52%
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,150 7,100 6,660 5.440 .310
Masyarakat

500,000,0 500,000,0 500,000,0 500,000,0 700,000,0


Program
00 00 00 00 00 34,700,0 44,541,9 147,250, 206.548. 140.383.1
3 Pengawasan Obat 6.94 8.91 29.45 41% 2o%
00 00 400 160 55
dan Makanan

Program Promosi
Kesehatan dan 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 3,500,000 3,049,58 470,503, 792,950, 2.708.96 1.575.810 152.4
4 23.53 39.65 135% 45%
Pemberdayaan ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 7,000 675 420 3.143 .360 8
Masyarakat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page 50


500,000,0 600,000,0
Program
500,000,0 500,000,0 500,000,0 00 00 44,040,0 123,958, 356,770, 1.031.53 1.535.408
5 Pengembangan 8.81 24.79 71.35 206% 259%
00 00 00 00 000 000 8.700 .750
Lingkungan Sehat

Program 3,000,000 4,000,000


Pencegahan dan 3,000,000 3,000,000 3,000,000 ,000 ,000 2,950,13 1,662,33 2,869,31 2.327.17 4.381.960
6 98.34 55.41 95.64
Penanggulangan ,000 ,000 ,000 8,200 2,000 2,600 1.575 .311
Penyakit Menular

Program
Standarisasi 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 3,000,000 637,216, 610,292, 2,262,17 1.223.63 2.191.714 150.8
7 42.48 40.69
Pelayanan ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 000 300 7,167 3.985 .000 1
Kesehatan

Program
Pengadaan,
Peningkatan dan
Perbaikan Sarana 11,000,00 11,000,00 11,000,00 11,000,00 15,000,00 10,912,9 593,907, 14,636,0 2.291.52 3.599.493 133.0
8 99.21 5.40
dan Prasarana 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 59,000 000 28,683 6.575 .190 5
Puskesmas/Puskes
mas Pembantu dan
Jaringannya

Program Kemitraan
Peningkatan
7.468.39 78.447.01
9 Pelayanan 97.05 62.05 98.13
0.389 8.578
Kesehatan (Bawaku
Sehat)

Program
peningkatan
pelayanan 95,000,0
10 - - - - - - -- -- - - -
kesehatan anak 00
balita (Ban Prov
2010)

Program 400,000,0 400,000,0 400,000,0 400,000,0 700,000,0 56,792,3 61,000,0 198,390, 210.782. 291.772.8
11 14.20 15.25 49.60 52% 41%
Peningkatan 00 00 00 00 00 00 00 000 525 50
Pelayanan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page 51


Kesehatan Lansia

Program
300,000,0 400,000,0
Pengawasan dan
300,000,0 300,000,0 300,000,0 00 00 14,028,2 26,332,0 88,510,0 279.223. 257.727.7
12 Pengendalian 4.68 8.78 29.50 41%
00 00 00 00 00 00 475 25
Kesehatan
Makanan

Program Pelayanan
6,300,000 6,300,000 6,300,000 6,300,000 7,000,000 3,526,83 4,046,79 6,211,42 7.433.37 8.680.837
13 Administrasi 55.98 64.23 98.59
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 3,500 7,545 4,850 2.468 .319
Perkantoran

Program
Peningkatan Sarana 2,700,000 2,700,000 3,000,000 2,700,000 4,000,000 1,162,41 2,067,08 2,785,30 3.382.80 4.093.718
14 43.05 76.56 92.84
dan Prasarana ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 5,000 8,600 6,510 5.310 .890
Aparatur

Program
Peningkatan 800,000,0 800,000,0 800,000,0 800,000,0 1,000,000 81,950,0 674,386, 850,651, 531.268. 584.444.4 106.3
15 10.24 84.30 66% 95
Kapasitas Sumber 00 00 00 00 ,000 00 000 000 300 55 3
Daya Aparatur

Program
Peningkatan
pengembangan 500,000,0 500,000,0 700,000,0 700,000,0 800,000,0 317,851, 387,870, 622,600, 536.341. 579.187.8
16 63.57 77.57 88.94 76% ``72%
Sistem Pelaporan 00 00 00 00 00 000 000 000 220 61
Capaian Kinerja dan
Keuangan

83,000,00 98,000,00 114,000,0 131,000,0 148,000,0 67,107,9 74,074,7 113,551, 44.390.4 124.137.8 33,9
80.85 75.59 99.61 83%
0,000 0,000 00,000 00,000 00,000 90,971 94,000 317,000 11.885 07.494 %

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page 52


Konsep Bloom dan Paradigma Sehat mempengaruhi prioritas
upaya kesehatan yang berpengaruh pada masalah pembiayaan
kesehatan. Dari realisasi pembiayaan tahun 2013 biaya untuk
pelayanan kesehatan 82,4%, pelayanan kesehatan lingkungan
1,56%, peningkatan perilaku 3,03%. Untuk upaya promotif 12,6%,
Upaya preventif 3,85%, Upaya Kuratif 71,1%. Gambaran tersebut
menunjukkan biaya untuk peningkatan pelayanan kesehatan
terutama pada biaya kuratif sangat besar.

Anggaran kesehatan yang terealisasi saat ini sudah sesuai


kebutuhan peningkatan kesehatan di kota Bandung yang masih
memerlukan upaya kuratif yang lebih tinggi, sehubungan dengan
jumlah masyarakat miskin yang semakin bertambah dan
meningkatnya penyakit degeneratif atau penyakit tak menular
dengan bertambahnya usia harapan hidup seseorang di kota
Bandung. Namun sesuai dengan peningkatan kesehatan
masyarakat dan meningkatnya usia harapan hidup manusia di kota
Bandung, diharapkan kendali pembiayaan diikuti kepada
berkurangnya realisasi anggaran untuk kuratif dan rehabilitatif dan
diikuti realisasi pembiayaan promotif dan preventif yang seimbang.

Berdasarkan UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 171 dijelaskan


sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah,
Pemerintah daerah, Masyarakat, Swasta dll. Alokasi APBN 5% dan
APBD 10% diprioritaskan untuk pelayanan publik yang sekurang-
kurangnya 2/3 dari anggaran kesehatan APBN dan APBD. Pada
Pasal 172 ayat 3 dijelaskan alokasi pembiayaan kesehatan pada
Pasal 171 untuk pelayanan publik terutama bagi penduduk
miskin,kelompok lansia, dan anak terlantar.

Pembiayaan Kesehatan di Kota Bandung, sebetulnya masih


kurang dari target anggaran 10% APBN dan APBD. Pencapaian
prosentase penentuan pembiayaan sesuai Undang-Undang RI No.
36 Tahun 2009 tentang kesehatan masih belum mencapai 10%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 53


Sampai dengan tahun 2012 baru mencapai 2,5% untuk APBD
Bidang Kesehatan.

Dapat disimpulkan gambaran pencapaian kinerja pelayanan


kesehatan, secara umum baik indikator SPM, IKK, RPJMD dan
MDG’S telah terpenuhi tetapi dari kualitas pelayanan masih
kurang, dan masih ada beberapa masalah dalam pelaksanaan SPM
Bidang Kesehatan sebagai urusan wajib yang harus dipenuhi sbb :
1) Pembiayaan kesehatan belum memenuhi implementasi SPM dan
masih berupaya mengatasi kegiatan pengobatan secara dominan, 2)
SDM dan sarana kesehatan belum memadai dan bermutu, 3)
Kurangnya peran serta SKPD yang terintegrasi LSM, masyarakat,
swasta dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM
dan RPJMD maupun MDG’s.

2.4 Peluang dan Tantangan Pengembangan Pelayanan SKPD


2.4.1 Peluang
1) Regulasi Globalisasi, Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi,
Pemerintah Daerah dan Penguatan Peraturan Pemangku
Pemerintah Daerah.

Adanya regulasi globalisasi yang mengizinkan


kebebasan informasi, perdagangan dan orang asing bekerja
di luar negeri, memungkinkan tenaga kesehatan luar negeri
masuk ke dalam wilayah kota Bandung, menjadi peluang
bagi SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung meningkatkan
regulasi tenaga kesehatan dan perizinan maupun upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk dapat
bersaing dengan pihak asing.

Regulasi pemerintah pusat yang berhubungan dengan


penyelenggaraan upaya kesehatan adanya Undang-Undang
Dasar RI Tahun 1945, Sistem Kesehatan Nasional, Undang-

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 54


Undang RI No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran,
Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan,
Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit,
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran, dan regulasi lainnya
menjadi peluang bagi peningkatan upaya kesehatan di kota
Bandung.

Regulasi bagi Pemerintah Daerah tentang


Penyelenggaraan otonomi daerah dengan pemberian
kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab
melalui Undang-undang No.32 Tahun 2004 merupakan
peluang bagi pembangunan kesehatan daerah di Kota
Bandung untuk menggali dan mempercepat pembangunan
kesehatan sesuai dengan masalah, potensi dan karakteristik
masyarakat Kota Bandung.

Upaya yang sangat mendukung teraksesnya


pelayanan kesehatan oleh seluruh masyarakat, tanpa kecuali
masyarakat miskin, yaitu adanya Undang-undang RI No. 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Kesehatan Nasional,
Undang-undang RI No. 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Peraturan Pemerintah RI
No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan, didukung pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional oleh Peraturan Presiden No. 12 Tahun
2013 merupakan peluang bagi Pemerintah Kota Bandung
dalam percepatan peningkatan penyelenggaraan upaya
kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu bagi seluruh
lapisan masyarakat, dengan tanpa kecuali bagi masyarakat
miskin di Kota Bandung. yang mendapatkan jaminan
kesehatan semua.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 55


Demikian pula adanya Keputusan Presiden RI Nomor
10 Tahun 2011 Tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan
Perluasan Program Pro Rakyat, dimana Kementerian
Kesehatan berperan sebagai anggota dalam Pokja
Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan,
dengan fasilitasi Pembinaan Penyelenggaraan Peningkatan
Kesehatan Kawasan Kumuh dan Masyarakat Miskin
Perkotaan bagi Kota Bandung, dengan pilot proyek di
Kawasan Tamansari merupakan peluang bagi Kota Bandung,
yang menunjukkan perhatian berwawasan ke depan bagi
penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang efektif,
efisien dan bermutu bagi masyarakat miskin serta terpadu
dengan lintas sektor lainnya.

Dukungan Sistem Kesehatan Kota Bandung pada


Peraturan Daerah No 10 tahun 2009 telah mendukung
kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat dan masyarakat
miskin, khususnya di daerah kumuh, pada Pasal 29 yang
menjelaskan penyelenggaraan upaya kesehatan pada daerah
perbatasan dan daerah kumuh perkotaan merupakan
tanggung jawab Pemerintah daerah bekerjasama dengan
pemerintah daerah perbatasan dan pemerintah Provinsi,
merupakan peluang bagi SKPD Dinas Kesehatan
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Propinsi menjelaskan
dan menguraikan kegiatan, program dan aplikasinya dalam
bentuk regulasi Peraturan Gubernur atau Walikota untuk
penguatan pelaksaannya.

Begitu pula Peraturan Daerah Kota Bandung tentang


Community Social Responsibility dapat menjadi peluang
meningkatkan pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 56


miskin. Peluang yang juga berperan adalah adanya Peran
Serta Masyarakat Kota Bandung yang mulai meningkat.

Adanya regulasi yang diperlukan bagi


penyelenggaraan upaya kesehatan menjadi peluang bagi
SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan yang berhasil. Baik
regulasi pemerintah pusat, globalisasi dan propinsi, serta
regulasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
merupakan peluang bagi Pemangku Pemerintahan Daerah
untuk menjelaskan dan menguraikan kegiatan,program dan
aplikasinya dalam bentuk Peraturan Gubernur atau
Walikota.

2) Peran Sarana Kesehatan Swasta, Masyarakat, dan Lintas


Sektor
Pada pelaksanaan regulasi bukan saja SKPD Dinas
Kesehatan Kota Bandung yang terlibat Peran Sarana
Kesehatan Swata, Masyarakat dan Lintas Sektoral menjadi
peluang bagi peningkatan upaya kesehatan di kota Bandung.

2.4.2. Tantangan Pengembangan Pelayanan SKPD


1) Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota
Bandung yang masih di bawah target indeks 80.
IPM dipengaruhi Indeks Pendidikan (lama sekolah),
Indeks Kesehatan (UHH), Ekonomi (daya beli masyarakat).
Meskipun Indeks Kesehatan tahun 2008 meningkat menjadi
81,37 pada tahun 2013, IPM kota Bandung masih di bawah
target indeks 80. Karenanya menjadi tantangan SKPD Dinas
Kesehatan kota Bandung meningkatkan kerjasama lintas
program dan lintas sektor dalam mencapai peningkatan IPM.
Sektor kesehatan tidak dapat bekerja sendiri.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 57


2) Penguatan Regulasi Peraturan Walikota bagi Peningkatan
Jenis Pelayanan Kesehatan
Sebagai contoh adanya regulasi globalisasi menjadi
tantangan bagi kota Bandung untuk meningkatkan kuantitas,
mutu tenaga kesehatan dan mutu layanan di sarana
kesehatan, serta meningkatkan jenis pelayanan Dokter
Keluarga dan Pelayanan Pengobatan Tradisional sebagai
pengembangan dalam mendukung pelayanan kesehatan yang
telah ada, masih memerlukan uraian bagi pelaksanaan
program, kegiatan dan aplikasinya dalam bentuk Peraturan
Walikota. Begitu pula pelayanan kesehatan lainnya, masih ada
yang belum diperjelas dan dikuatkan oleh Peraturan Walikota
menjadi tantangan bagi Pemerintah kota Bandung.

3) Peningkatan Kesehatan Lingkungan Kumuh dan Masyarakat


Miskin Melalui Kawasan Binaan

Akibat pertumbuhan dan perkembangan kota yang


pesat, berdampak timbulnya daerah kumuh perkotaan di
daerah perbatasan, di daerah bentaran sungai, di bawah
bangunan jalan layang atau daerah sepanjang rel kereta api.
Daerah kumuh perkotaan tidak terlepas dari masalah
masyarakat miskin.

Pada SKKB pasal 29 dijelaskan tentang pelayanan


kesehatan lintas batas dan daerah kumuh Daerah lintas batas
dan daerah kumuh merupakan tanggung jawab Pemerintah
Lintas Batas, Daerah dan Pemerintah Provinsi. Pada pasal 58
tentang pembiayaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat Miskin dan Orang Terlantar, dari sumber biaya
APBD, APBD Provinsi dan APBN, serta penetapan sasaran
pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 58
masyarakat miskin dan orang terlantar yang harus ditetapkan
oleh Peraturan Walikota.

Pada saat ini jumlah masyarakat miskin meningkat.


Walaupun sudah ditetapkan dengan Survey BPS yang
ditetapkan Kementerian Kesehatan sebagai masyarakat miskin
penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pada
tahun 2007 adalah 346.230 jiwa dan tahun 2013 adalah
366.300, untuk masyarakat miskin yang belum termasuk
Jamkesmas adalah 340.059 tahun 2013. Jumlah masyarakat
miskin tersebut selalu bertambah dan disebut sebagai
masyarakat miskin baru. Timbulnya masyarakat miskin baru
perlu dikaji secara terpadu.

4) Penyakit Yang Perlu Mendapat Perhatian


Kota Bandung sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Barat
dengan pertumbuhan dan perkembangan kota Bandung yang
pesat, juga menjadi kota pendidikan, pariwisata, dan
perdagangan telah menjadi daya tarik bagi para pendatang
dari luar kota untuk datang, berusaha atau berdomisili di
Bandung. Mobilitas masyarakat luar kota Bandung masuk ke
dalam dan keluar kota Bandung dapat beresiko menimbulkan
peningkatan dan penjalaran penyakit menular atau yang
mendapat perhatian dengan cepat. Peningkatan penyakit
infeksi seperti infeksi saluran pencernaan, saluran
pernapasan, penyakit kulit, mata dan penyakit infeksi lainnya
rentan menjalar dengan cepat. banyaknya penderita
HIV/AIDS, TB dan DBD merupakan fenomena yang sudah dan
sering muncul di Kota Bandung. Masalah penyakit menular
atau yang memerlukan perhatian tersebut menjadi tantangan
bagi kota Bandung untuk di kendalikan penjalaran atau
peningkatannya.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 59


Selain penyakit infeksi yang masih menjadi perhatian
saat ini Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular
seperti darah tinggi, jantung, ginjal dan diabetes melitus
sudah meningkat dan memerlukan penanganan yang
komperhensif.
Dengan meningkatnya usia harapan hidup Kota
Bandung maka penduduk dengan Usia Lanjut semakin
banyak hal ini memerlukan perhatian khusus untuk menjaga
kondisi kesehatannya, penerapan santun lansia yang harus
terus ditingkatkan pelaynannya.

5) Pengendalian Bahan Berbahaya


Pengendalian Bahan Berbahaya memerlukan
pendampingan dan penguatan regulasi yang masih kurang
pada produk lokal dan import makanan, kosmetika dan obat-
obatan, maupun obat terlarang.
Kota Bandung sebagai kota perdagangan
memungkinkan untuk semakin bertambahnya industri
makanan dan minuman, sehingga apabila tidak diantispasi
dikhawatirkan makanan dan minuman yang tersedia tidak
memenuhi syarat kesehatan karena mengandung bahan-
bahan yang berbahaya seperti formalin dll, serta prosedur
pembuatan dan penyajian makanan untuk diperdagangkan
perlu disosialisasikan dan dipantau lebih baik, khususnya
pada tempat produksi, dan tempat penjualan di tatanan
sekolah dan institusi maupun tempat-tempat umum. ,
termasuk pemantauan bagi pengedaran NAPZA.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 60


6) Pengembangan kuantitas dan kualitas Sarana dan Prasarana
di Dinas Kesehatan Kota Bandung
Jumlah sarana Puskesmas yang ada di kota Bandung
masih kurang. Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010
dan jumlah penduduk di Kota Bandung tahun 2012 maka
jumlah puskesmas di Kota Bandung seharusnya 82
Puskesmas. Peningkatan jumlah Puskesmas menjadi
tantangan Pemerintah Kota Bandung.
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lingkungan
Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dokter, Dokter Gigi, Perawat,
Perawat Gigi, Bidan, Sanitarian, Gizi, Farmasi, SKM, dan
Elektromedik masih kurang dibandingkan 72 buah jumlah
Puskesmas yang ada.
Begitu pula dengan banyaknya program di Puskesmas
tenaga kesehatan Perawat dan Bidan sering mengelola
program rangkap di Puskesmas yang berdampak pada
beratnya pencapaian kinerja program serta kurang efisien dan
efektifnya pengelolaan, pencatatan dan pelaporan program di
Puskesmas. Peningkatan jumlah Tenaga Kesehatan di
Puskesmas menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota
Bandung.

Kualitas sarana dan prasarana di sarana/fasilitas


Pemberi Pelayanan Kesehatan yang meliputi aset bergerak
dan tidak bergerak masih mempunyai masalah dalam hal
kalibrasi, penempatan, pemeliharaan, pengawasan,
pemanfaatan dan pemusnahan sesuai prosedur, maupun
perencanaan, pengembangan dan penelitian.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 61


7) Pengembangan Puskesmas Poned
Kebutuhan akan pendekatan layanan persalinan
kepada masyarakat untuk mencegah keterlambatan
persalinan dan kematian Ibu memerlukan Puskesmas Poned.
Pengembangan Puskesmas Poned menjadi Tantangan
Pemerintah Kota Bandung.

8) Penganggaran dan Penyerapan Anggaran Efisien dan Efektif


Dari tabel Anggaran dan realisasi Pendanaan APBD
Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun
2009-2013 yang disampaikan Bagian Keuangan SKPD Dinas
Kesehatan Kota Bandung, dapat dilihat Anggaran Pelayanan
SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung meningkat setiap
tahun, tahun 2008 Rp. 83.000.000.000,-dan tahun 2013 Rp.
216.887.695.337,40,- dengan rata-rata Penyerapan Anggaran
dari tahun 2009-2013 adalah 74,59%.

Pada tahun 2013 Penyerapan anggaran bagi pelayanan


publik dan terutama bagi masyarakat miskin (BAWAKU
SEHAT) dapat diserap 63,19% (Rp.78.447.018..378,-) dari total
anggaran APBD yang diserap (Rp.124.137.807.494,-) di tahun
2013 yang dilaporkan Bagian Keuangan sesuai Simda.

Penganggaran dan Penyerapan dana APBD Bantuan


Propinsi tergabung dalam keuangan Bawaku Sehat. Pada
tahun 2013, dari Tim BAWAKU SEHAT dapat diketahui
Pembiayaan APBD Propinsi (Bantuan Propinsi) untuk
masyarakat miskin sebesar Rp. 13.500.000.000,- dan telah
diserap untuk pembiayaan klaim biaya pengobatan
masyarakat miskin di Rumah Sakit di kota

Bandung sebesar 98,8% (Rp. 13.341.349.013,-). Selain


itu Biaya pengobatan masyarakat miskin di Rumah Sakit

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 62


dibiayai oleh APBD Kota Bandung sebesar Rp.
64.222.900.000,- dan telah diserap sebesar 99,9% (Rp.
64.183.296.105,-) Total biaya pengobatan bagi masyarakat
miskin Bawaku Sehat dari APBD Bantuan Propinsi dan APBD
kota Bandung Rp. 77.722.900.000,- dan telah diserap dengan
total biaya yang diklaim Rumah Sakit sebesar 99,7% (Rp.
77.524.645.118,-).

Total realisasi biaya Bawaku Sehat tahun 2013 dari


Tim Bawaku Sehat Rp.78..446.144.828,- ada selisih realisasi
biaya dengan yang dilaporkan Bagian Keuangan (Simda) yaitu
Rp. 78.447.018.578,- dan total biaya yang diklaim dan diserap
oleh Rumah Sakit Rp. 77.524.645.118,- lebih besar dari biaya
realisasi yang dilaporkan, maka untuk hal tersebut masih
perlu dilakukan sinkronisasi dan akurasi data.

Pembiayaan APBD Kota Bandung bagi pelayanan


publik dan terutama bagi masyarakat miskin telah dipenuhi,
tetapi pembiayaan bagi upaya kuratif masih tinggi dan belum
mengimplementasi seluruh Standar Pelayanan Minimal. Biaya
Bawaku Sehat dari APBD Bantuan Propinsi dan APBD Kota
Bandung telah diserap untuk biaya pengobatan masyarakat
miskin di Rumah Sakit sesuai klaim dari Rumah Sakit sebesar
99,7%, yang menunjukkan tingkat kesakitan masyarakat
masih tinggi, terutama pada masyarakat miskin dengan
kondisi penyakit yang sudah harus ditangani oleh Rumah
Sakit.

Upaya pembiayaan yang efisien dan efektif menjadi


tantangan bagi Pemerintah Kota Bandung, dengan tetap
memprioritaskan pelayanan publik, khususnya bagi
masyarakat miskin, dan tetap mengupayakan peningkatan
kesehatan dengan menurunkan dan mencegah angka

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 63


kesakitan meningkat di masyarakat, serta
mengimplementasikan SPM.

9) Standarisasi Mutu Pelayanan di Sarana Kesehatan


Pemerintah dan Swasta
Regulasi yang telah ada Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. 028/Menkes/PER/I/2011 tentang Klinik, telah
diperbarui Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2014
perlu diterapkan dengan baik bagi peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di sarana kesehatan. Sehubungan
Undang-Undang tentang Jaminan Kesehatan Nasional
menuntut kerjasama dari Klinik yang dapat memberikan
layanan yang bermutu. Pelaksanaan, pemantauan dan
pembinaan upaya pelayanan kesehatan yang baik di Sarana
Pelayanan Kesehatan Swasta dan Pemerintah menjadi
tantangan bagi Pemerintah Kota Bandung.

Selain itu sarana kesehatan swasta yang bermutu


menjadi tantangan untuk dapat memberi kontribusi bagi
kurangnya sarana dan prasarana layanan kesehatan
Pemerintah.

10) Sistem Informasi dan Pelaporan Kesehatan berbasis


Teknologi
Sistem Informasi dan pelaporan kesehatan saat ini
harus mengikuti perkembangan jaman dengan
berkembangnya teknologi yang sangat pesat. Smart City
merupakan salah satu upaya Dinas kesehatan untuk
memberikan kemudahan pelayanan dan informasi kesehatan
kepada masyarakat berbasis teknologi
Sistem informasi dan pelaporan kesehatan melalui
teknologi IT terus dikembangkan oleh dinas kesehatan yang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 64


menjadikan tantangan agar masyarakat mendapatkan
informasi layanan kesehatan yang terpadu dari pelayanan
dasar maupun rujukan.
11) Restrukturisasi Organisasi SKPD Dinas Kesehatan Kota
Bandung
Banyaknya program dan kurangnya tenaga kesehatan
yang menyebabkan pencapaian kinerja sesuai tugas pokok
dan fungsi pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung
kurang tercapai menjadi tantangan untuk melakukan
restrukturisasi organisasi SKPD Dinas Kesehatan Kota
Bandung.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 65


BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN


TUGAS DAN FUNGSI

Rencana Strategis
(RENSTRA)
Dinas Kesehatan
Kota Bandung

Derajat Kesehatan masyarakat memberikan sumbangan yang


nyata dalam meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi
era globalisasi. Pembangunan kesehatan perlu diupayakan dan
diperjuangkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dan
seluruh komponen bangsa di pusat dan daerah.
Penyusunan rencanapembangunan kesehatan dimaksudkan
agar program pelayanan kesehatan selaras dengan pembangunan
lingkungan dan perubahan perilaku pola hidup sehat. Isu-isu
strategis berdasarkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan adalah
kondisi yang harus diperhatikan dan dikedepankan pada lima
tahun mendatang.

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan SKPD
Faktor kesehatan masyarakat merupakan faktor penting
dalam pelaksanaan program pembangunan. Kualitas kesehatan
yang baik akan memberikan sumber daya manusia yang siap
untuk melaksanakan pembangunan suatu negara. Penanganan
kesehatan yang sinergis dengan faktor lingkungan menjadi penting
mengingat bahwa pada pelaksanaannya upaya penanganan
kesehatan disamping upaya kuratif berupa pengobatan setelah
masyarakat terkena penyakit, ada pula upaya promotif dan
preventif sebagai upaya peningkatan kualitas dan menjaga
kesehatan masyarakat agar tidak mudah terjangkiti penyakit.
Konsep penanganan kesehatan secara promotif dan preventif
mendorong adanya pemahaman bahwa faktor kesehatan
lingkungan merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan
masyarakat. Upaya peningkatan kualitas kesehatan lingkungan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 66


menjadi penting mengingat bahwa beberapa penyakit yang
berjangkit luas pada warga masyarakat berawal dari rendahnya
kualitas kesehatan lingkungan. Untuk itu diperlukan peningkatan
layanan kesehatan promotif dalam bentuk peningkatan higienitas
dan sanitasi lingkungan yang ruang lingkupnya meliputi
penyediaan air bersih rumah tangga, metode pengelolaan dan
pembuangan sampah, penanganan kotoran dan air limbah rumah
tangga sehingga dapat dipahami bahwa kesehatan lingkungan
adalah upaya promotif yang harus dijalankan lintas sektoral. Upaya
preventif juga promotif dalam konsep penanganan kesehatan
adalah melalui kegiatan Posyandu yang menitikberatkan kepada
penanganan kesehatan balita.

Disamping upaya promotif dan preventif tersebut di atas,


upaya penting lain yang menjadi lini terdepan dalam isu kesehatan
adalah upaya kuratif dan rehabilitatif, yaitu pelayanan kesehatan
dalam bentuk pengobatan. Bentuk pelayanan kuratif tersedia
melalui pelayanan Balai Pengobatan, Puskesmas (Pusat Kesehatan
Masyarakat), Klinik Kesehatan, dan sumah sakit.

Ketersediaan puskesmas di Kota Bandung pada periode 2008


– 2010 tercatat bahwa rasio puskesmas persatuan penduduk di
Kota Bandung sedikit mengalami kenaikan sebesar 0,0301. Rasio
puskesmas per satuan penduduk dalam hal ini adalah jumlah
puskesmas per 1.000 penduduk. Pada tahun 2010, di Kota
Bandung satu unit puskesmas melayani 33.219 orang penduduk.
Untuk cakupan puskesmas di Kota Bandung selama periode 2008-
2010 sudah di atas 100%. Ini berarti bahwa jumlah puskesmas di
suatu kecamatan ada yang lebih dari satu puskesmas. Cakupan
puskesmas di tahun 2010 mencapai 243,3%.

Di sisi lain, jumlah rumah sakit di Kota Bandung selama


periode 2008-2011 mengalami kenaikan cukup signifikan, jika pada
tahun 2008 tercatat terdapat 10 rumah sakit, maka pada tahun

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 67


2012 telah mencapai 30 rumah sakit. Perbedaan yang cukup tinggi,
diindikasikan bahwa pada tahun 2008 belum semua rumah sakit
tercatat. Kenaikan jumlah rumah sakit ini mengakibatkan rasio
rumah sakit per satuan penduduk mengalami peningkatan,
walaupun secara pararel jumlah penduduk Kota Bandung juga
mengalami pertumbuhan. Rasio rumah sakit per satuan penduduk
adalah jumlah rumah sakit per 1.000 penduduk. Rasio rumah sakit
per satuan penduduk di Kota Bandung pada tahun 2010 mencapai
0,0124. Pada tahun 2010, satu rumah sakit dapat melayani
sebanyak 80.832 penduduk. Namun perkembangan jumlah rumah
sakit yang ada di Kota Bandung tidak serta merta akan selalu
meningkatkan akses kesehatan, terutama bagi masyarakat miskin.
Untuk itu Pemerintah Kota Bandung memiliki kewajiban dalam
meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
terutama untuk masalah kegawatdaruratan.

Permasalahan lain yang mengemuka adalah ketidak tercapaian


indeks kesehatan pada RPJPD tahap kedua yang menunjukkan
bahwa jumlah kematian ibu melahirkan melebihi target perkiraan
hingga 200 %, hal tersebut menunjukkan adanya kegawat
daruratan yang harus ditangani secara serius oleh Pemerintah Kota
Bandung.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 68


3.1.1 Analisis SWOT
Tabel 3.1
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT)
Kekuatan/Strenght Kelemahan/Weakness
Analisis Lingkungan a. Integritas yang tinggi a. Belum lengkapnya
Internal ALI b. Transparan dan peralatan medis
akuntabel b. Masih ada sarana
c. Kerjasama Tim pelayanan kesehatan
d. Pemberdayaan dan yang rusak
Kemandirian c. Profesionalisme
Masyarakat tenaga kesehatan
e. Peraturan Daerah Kota dan management
Bandung Nomor 9 perencanaan
Tahun 2010 tentang
pembangunan
Sistem Kesehatan Kota
Bandung (SKKB) kesehatan secara
f. Komitmen Pemerintah fungsi belum optimal.
Daerah kota Bandung d. SDM paramedis yang
dan Legislatif dalam masih perlu
Pembangunan ditingkatkan
Kesehatan e. Pelayanan kesehatan
g. Tersedianya dukungan yang belum maksimal
anggaran kesehatan f. Akses yang belum
dari berbagai sumber menjangkau seluruh
masyarakat
g. Budaya hidup sehat
belum tersebar merata
Analisis Lingkungan ke masyarakat
Eksternal (ALE) h. Sistem informasi
komunikasi yang belum
optimal
Peluang/Oportunity Strategi (S – O) Strategi (W – O)
a. Peraturan Daerah a. Pengembangan a. Reformasi manajemen
Kota Bandung Nomor tenaga kesehatan perencanaan kesehatan
18 Tahun 2011 yang profesional, melalui mekanisme
tentang Rencana Tata adaptif dan responsif terstruktur
Ruang Wilayah Kota dalam rangka b. Peningkatan akses
Bandung Tahun 2011 meningkatkan layanan kesehatan
– 2031 pelayanan kesehatan dengan meningkatkan
b. Adanya komitmen yang bermutu jumlah sumberdaya
politis/dukungan b. Mendorong peran manusia, sarana dan
politis Pemda serta masyarakat dan prasarana sesuai
c. Kebiasaan dan seluruh komponen standar
perilaku masyarakat dalam pembangunan c. Peningkatan sistem
berobat kesarana kesehatan informasi kesehatan
kesehatan cukup baik c. Leadership Kepala yang aktual dan akses
d. Dekat dengan pusat- Daerah dan Legislatif yang mudah oleh
pusat pelayanan yang kapabel dan masyarakat
kesehatan dengan aspiratif mendorong d. Peningkatan kinerja
kualifikasi pelayanan pembangunan petugas kesehatan
yang lebih tinggi kesehatan yang dengan penyusunan
paripurna SOP, penerapan standar
d. pendapatan daerah pelayanan minimal

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 69


yang terus meningkat dalam rangka
guna mendorong meningkatkan tingkat
peningkatan kepuasan layanan
anggaran bidang publik
kesehatan yang
mencukupi
Ancaman/Threat Strategi (S – T) Strategi (W – T)
a. Masih adanya a. Pengembangan a. Perbaikan manajemen
permukiman kumuh infrastruktur kota pelayanan publik
dengan kondisi dan pemukiman berbasis pembangunan
lingkungan yang tidak penduduk yang masyarakat mandiri
sehat berwawasan kesehatan
b. Besarnya pengaruh kesehatan b. Peningkatan partisipasi
narkoba dan seks b. Peningkatan masyarakat dalam
bebas informasi kesehatan pembangunan
c. Tingginya kontak deng dan pola hidup bersih kesehatan
an dunia luar yang dan sehat kepada
memiliki resiko lebih seluruh lapisan
tinggi tertular masyarakat
penyakit c. Kepasatian
d. Mobilisasi penduduk penjaminan biaya
cukup tinggi. kesehatan
e. Perilaku masyarakat masyarakat Kota
tentang kesehatan Bandung melalui
khususnya program Jaminan
pencegahan penyakit Kesehatan Nasional
masih rendah. (JKN)
f. Belum semua d. Penataan transportasi
masyarakat Kota yang mudah, nyaman
Bandung terjamin dan aman
pembiayaan asuransi
kesehatan
g. Sistem transportasi
Kota Bandung yang
tidak tertata dapat
menjadi penghambat
pembangunan
kesehatan.

3.1.2 Analisis Lingkungan Internal (ALI)


1) Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan, kesanggupan, dan daya yang
dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung yang memungkinkan
untuk dikembangkan, digali dan dijadikan sebagai sarana untuk
membangun kota.
Faktor-faktor pendorong Pembangunan Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kota Bandung, yaitu :
a) Integritas yang tinggi
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, setiap
karyawan dan pimpinan harus memiliki komitmen yang tinggi,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 70


ketulusan hati, kejujuran, kepribadian yang teguh dan bermoral
tinggi dalam upaya mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan.

b) Transparan dan akuntabel

Dapat melaksanakan pelaksanaan tugas secara cerdas, tanggap,


bertanggung jawab, transparan dan dapat dipertanggung-
gugatan kepada publik.

c) Kerjasama Tim

Kerjasama yang utuh dan kompak dengan menerapkan prinsip


koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergisme suatu modal
dasar untuk mengemban tugas pembangunan kesehatan.

d) Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat

Masyarakat dan pemerintah mempunyai kesamaan pandangan


dan bekerjsama mempunyai kewajiban dan bertanggung jawab
untuk memelihara, meningkatkan derajat kesehatan,
dilaksanakan dengan berlandaskan kepada kepercayaan atas
kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan
kepribadian bangsa.

e) Dengan telah disusunnya Peraturan Daerah Kota Bandung


tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung dan Rencana Tata
Ruang Wilayah dimungkinkan pembangunan infrastrukstur dan
regulasi pembangunan kesehatan di Kota Bandung dapat lebih
terarah dengan baik.

f) Komitmen Pemerintah Daerah kota Bandung dan Legislatif


dalam Pembangunan Kesehatan menjadi dukungan yang kuat
dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,
bermutu dan terjangkau.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 71


g) Tersedianya dukungan anggaran kesehatan dari berbagai
sumber terutama anggaran APBD II yang setiap tahunnya
meningkat.

2) Kelemahan
a. Upaya Pembangunan kesehatan belum optimal dalam
memberdayakan seluruh potensi sumber daya sehubungan
dengan masih adanya sarana pelayanan kesehatan yang tidak
memenuhi syarat dan kelengkapan alat medis yang masih
kurang. Akses yang belum menjangkau seluruh masyarakat
dan pelayanan kesehatan yang belum maksimal, serta budaya
hidup sehat belum tersebar merata ke masyarakat juga masih
menjadi hal uang menghambat dalam upaya memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal.

b. Profesionalisme tenaga kesehatan dan management


perencanaan pembangunan kesehatan secara fungsi belum
optimal. Kemampuan aparatur dalam menjalankan standar
operasional prosedur pelayanan kesehatan ditinjau dari aspek
mutu masih perlu ditingkatkan. Hal lain yang menjadi kendala
keterbatasan pembiayaan, pembangunan kesehatan belum
efektif dan efisien, serta belum didukung dengan Sistem
informasi komunikasi.

3.1.3 Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)


1). Peluang
a) Telah diterbitkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandung Tahun 2011 – 2031, tentunya dapat memberikan
peluang pembangunan infrastruktur kesehatan.

b) Adanya komitmen politis/dukungan politis Pemda dalam


memenuhi kebutuhan anggaran bidang kesehatan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 72
c) Kebiasaan dan perilaku masyarakat berobat kesarana
kesehatan cukup baik.

d) Dekat dengan pusat pelayanan kesehatan dengan kualifikasi


pelayanan yang lebih tinggi, dimana Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung yang merupakan pusat Rujukan untuk
Provinsi Jawa Barat terletak di wilayah Kota Bandung.

2) Ancaman
a) Banyaknya jenis kegiatan di Kota Bandung yang berakibat
terjadinya perubahan pemanfaatan ruang, terdapatnya
permukiman kumuh dengan kondisi lingkungan yang tidak
sehat, dan belum tersedianya ruang untuk sektor informal yang
memberikan tekanan berat pada kondisi fisik alam Kota
Bandung.
b) Kependudukan dan sumber daya manusia yang pada Tahun
2008 di Kota Bandung tercatat sebanyak 2.335.406 jiwa
dengan laju pertambahan penduduk rata-rata per tahun pada
Tahun 2006-2008 adalah 0,8%. Selain itu
tingginya kontak dengan dunia luar, besarnya pengaruh
narkoba dan seks bebas dan mobilitas penduduk yang cukup
tinggi memiliki resiko lebih tertular penyakit.
c) Perilaku masyarakat tentang kesehatan khususnya pencegahan
penyakit masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan upaya
dalam memberikan informasi yang benar tentang pencegahan
penyakit.
d) Belum semua masyarakat Kota Bandung terjamin pembiayaan
asuransi kesehatan.
e) Sistem transportasi Kota Bandung yang tidak tertata dengan
baik dapat menjadi penghambat pembangunan kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 73


Berdasarkan hasil kajian, dalam pemangunan kesehatan
selama lima tahun kedepan diperlukan adanya peningkatan
kapasitas Puskesmas bagi masyarakat di wilayah-wilayah
perbatasan Kota Bandung agar dapat melayani masyarakat untuk
24 jam. Puskesmas yang direkomendasikan untuk ditingkatkan
kapasitasnya baik dari segi peralatan medis, sarana dan prasarana,
sumber daya manusia, serta ketersediaan ruang perawatan adalah
Puskesmas yang berada di Kecamatan Rancasari (Gedebage),
Kecamatan Bandung Kidul, dan Kecamatan Cibiru. Dengan
tersedianya layanan puskesmas 24 jam, akan memberikan
kemudahan daya jangkau masyarakat, terutama warga miskin
untuk mengakses pelayanan kesehatan di saat gawat darurat.

Untuk meningkatkan cakupan pelayanan terhadap bayi, anak


dan ibu perlu ditambah Puskesmas Poned agar dapat memberikan
pelayanan kehamilan dan persalinan yang memadai.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan


Wakil Kepala Derah Terpilih
3.2.1. VISI
Visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan
daerah yang ingin dicapai (desired future) dalam masa jabatan
selama 5 (lima) tahun sesuai misi yang diemban. Visi Kota Bandung
Tahun 2014-2018, yaitu :
Dengan mempertimbangkan arah pembangunan jangka panjang
daerah, kondisi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang
dihadapi serta isu-isu strategis maka Visi Kota Bandung Tahun
2014-2018, yaitu :

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 74


“TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG YANG UNGGUL, NYAMAN,
DAN SEJAHTERA”

Bandung : adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya.


Artinya Kota Bandung dan semua warganya yang
berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas
tertentu yang berkembang sejak tahun 1811
hingga sekarang.
Unggul : menjadi yang terbaik dan terdepan dengan
mempertahankan pencapaian sebelumnya serta
menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya
terobosan perubahan bagi kenyamanan dan
kesejahteraan warga Kota Bandung

Nyaman : adalah terciptanya suatu kondisi dimana kualitas


lingkungan terpelihara dengan baik melalui
sinergitas lintas sektor sehingga dapat
memberikan kesegaran dan kesejukan bagi
penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu
kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar
manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi
dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali
serta ruang-ruang kota dan infrastruktur
pendukungnya responsif terhadap berbagai
aktifitas dan perilaku penghuninya.

Sejahtera : yaitu mengarahkan semua pembangunan kota


pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin
melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama
seluruh lapisan warga Bandung, agar manusia
dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil
Tuhan di bumi. Kesejahteraan yang ingin
diwujudkan di Kota Bandung merupakan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 75


kesejahteraan yang berbasis pada ketahanan
keluarga dan Iingkungan sebagai dasar
pengokohan sosial. Masyarakat sejahtera tidak
hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja,
melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah.
Kesejahteraan dalam artinya yang sejati adalah
keseimbangan hidup yang merupakan buah dari
kemampuan seseorang untuk memenuhi tuntutan
dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi ruhani,
akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan
mampu saling berinteraksi dalam melahirkan
masa depan yang cerah, adil dan makmur.
Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan
batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang
paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang
akan membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada
masyarakat Kota Bandung untuk mencapai
kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga
menjadi teladan bagi kota lainnya.

Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut :

Visi Kota Bandung Tahun 2014-2018 yaitu : Terwujudnya Kota


Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera, merupakan Visi
yang selaras dengan Visi Kota Bandung Yang Bermartabat Tahun
2025. Kriteria capaian Visi Daerah Tahun 2005-2025 sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008
tentang RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025 secara jelas
direfleksikan pada Visi Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan
Sejahtera.

Kriteria Kota Bandung Yang Bermartabat pada Tahun 2025


yang dicirikan dengan masyarakatnya bertakwa pada Tuhan Yang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 76


Maha Esa, kota yang termakmur di Indonesia, kota yang paling
menonjol sisi keadilan-nya, kota terbersih di tingkat nasional, kota
percontohan atas ketertiban semua aspek kehidupan perkotaan di
Indonesia, kota percontohan atas ketaatan serta kota yang
teraman, mengandung makna secara tekstual dan hakiki melalui
Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera.

3.2.2. MISI

Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan Iangkah-


langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah
dipaparkan di atas. Rumusan misi merupakan penggambaran
visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang
harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan
kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin
dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi.
Rumusan misi disusun dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang
mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
yang ada dalam pembangunan daerah. Misi disusun untuk
memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka
mencapai perwujudan visi.

Dengan gambaran misi yang demikian, tim menelaah misi


kepala daerah dan makna serta implikasinya bagi perencanaan
pembangunan, lalu menerjemahkannya ke dalam pernyataan misi
sesuai kriteria pernyataan misi sebagaimana telah dijelaskan di
atas.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 77


Tabel 3.2
Keterkaitan Visi dan Misi Kepala Daerah

Visi Misi
1. Mewujudkan Bandung nyaman melalui
perencanaan tataruang, pembangunan
infrastruktur serta pengendalian
pemanfaatan ruang yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan.
TERWUJUDNYA
KOTA BANDUNG
YANG UNGGUL,
NYAMAN, DAN 2. Menghadirkan tata kelola pemerintahan
SEJAHTERA
yang efektif, bersih dan melayani.
3. Membangun masyarakat yang mandiri,
berkualitas dan berdaya saing.
4. Membangun perekonomian yang kokoh,
maju, dan berkeadilan.

Misi dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2014-2018 tersebut


mengacu dan berpedoman pada RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-
2025, dan oleh karenanya terdapat hubungan yang kuat antara
Misi dalam RPJPD dengan Misi dalam RPJMD. Apabila dalam
RPJPD 2025-2025 sebagaimana dikemukakan diatas terdiri atas 6
Misi, maka pada RPJMD 2014-2018 dipertajam menjadi 4 Misi,
sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel 3.3.
Keselarasan Misi RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025
Dengan Misi RPJMD Kota Bandung Tahun 2014-2018

MISI MISI
RPJMD 2014 - 2018 RPJPD 2005 – 2025
Misi 1 : Misi 4 :
Mewujudkan Bandung nyaman Meningkatkan kualitas
melalui perencanaan tataruang, lingkungan hidup kota
pembangunan infrastruktur serta
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 78
MISI MISI
RPJMD 2014 - 2018 RPJPD 2005 – 2025
pengendalian pemanfaatan ruang
yang berkualitas dan
berwawasan lingkungan.
Misi 2 : Misi 5 :
Menghadirkan tata kelola Meningkatkan kinerja
pemerintahan yang efektif, bersih pemerintah kota yang efektif,
dan melayani. efisien, akuntabel, dan
transparan.
Misi 3 : Misi 1 :
Membangun masyarakat yang Meningkatkan Sumber Daya
mandiri, berkualitas dan berdaya Manusia yang handal dan
saing. religius
Misi 3 :
Mengembangkan kehidupan
sosial budaya kota yang kreatif,
berkesadaran tinggi serta berhati
nurani
Misi 4 : Misi 2 :
Membangun perekonomian yang Mengembangkan perekonomian
kokoh, maju, dan berkeadilan. kota yang berdaya saing
Misi 6 :
Mengembangkan sistem
pembiayaan kota terpadu
(melalui pembiayaan
pembangunan yang melibatkan
pemerintah, swasta, dan
masyarakat)

3.2.3. PROGRAM WALIKOTA

Program Walikota Bandung dalam Bidang Kesehatan Tahun


2014-2018 adalah mewujudkan BANDUNG SEHAT, dengan
indikator penyelenggaraan jaminan kepada masyarakat Kota
Bandung melalui Program Asuransi Kesehatan, Peningkatan
akses pelayanan kesehatan melalui Program Ambulance gratis,
Puskesmas gratis dan pelayanan 24 jam.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 79
Keterkaitan “Gagasan Untuk Bandung” Tahun 2014-2018 dan
Urusan Wajib/Pilihan Pembangunan dilaksanakan melalui
kegiatan berupa pembangunan Puskesmas dengan pelayanan 24
jam, Ambulance 24 jam, Gerakan pergaulan sehat di sekolah-
sekolah, Kartu Bandung Sehat/asuransi kesehatan, Proyek rumah
sakit standar internasional dan Media kampanye hidup sehat.
Penjabaran program Walikota dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan dengan menetapkan Program dan Kegiatan beserta
target pencapaiannya. Peningkatan akses pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan yang bagi masyarakat yang bermutu, merata
dan terjangkau menjadi sasaran urusan kesehatan yang dalam
pencapaiannya ditandai dengan layanan kesehatan dasar pada
bayi, balita, anak, remaja dan ibu dengan capaian pada Tahun
2013 sebesar 75% dan target pada periode akhir RPJMD sebesar
95%. Indikator lain yang digunakan adalah penanganan penyakit
menular, pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang
capaian maupun targetnya telah mencapai 100%. Indikator lain
berkaitan dengan ketersediaan RS berstandar internasional
dengan capaian kinerja pada Tahun 2013 sebesar 50% dan target
pada Tahun 2018 sebesar 80%.

Sasaran urusan kesehatan yang lainnya berkaitan dengan


meningkatnya kesadaran individu, keluarga dan masyarakat
melalui promosi, pemberdayaan dan penyehatan lingkungan
dengan indikator jumlah RW siaga aktif yang direncanakan akan
mencapai 1501 RW pada Tahun 2018, kelurahan yang
melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat merupakan
indikator selanjutnya dengan capaian kinerja sebesar 4% pada
Tahun 2013 dan akan ditingkatkan sampai dengan 35% pada
Tahun 2018. Sarana air minum yang memenuhi syarat menjadi
indikator lain yang berkaitan dengan sasaran meningkatnya
kesadaran dalam penyehatan lingkungan capaian kinerja pada

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 80


Tahun 2013 adalah sebesar 71,8% sedangkan target pada Tahun
2018 sebesar 78,3%.

Dinas Kesehatan dalam upaya menjalankan dan mencapai


cita-cita yang tertuang dalam Misi 3 yaitu membangun masyarakat
yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing, bertujuan
meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesehatan masyarakat
secara berkelanjutan dengan sasaran berupa meningkatnya akses
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat yang
bermutu, merata dan terjangkau; serta meningkatnya kesadaran
individu, keluarga dan masyarakat melalui promosi, pemberdayaan
dan penyehatan lingkungan.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.3.1. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan

Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan


kesehatan tahun 2010-2014 Kementerian Kesehatan menetapkan
Visi yaitu :

“Masyarakat Sehat yang mandiri dan Berkeadilan”

Untuk mencapai Visi tersebut makan ditetapkan Misi


Kementerian Kesehatan sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui


pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin


tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya


kesehatan.

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 81


Sedangkan tujuan Kementerian Kesehatan adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna
dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

Strategi yang dikembangkan kementerian Kesehatan adalah :

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan


masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan
melalui kerjasama nasional dan global.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,


terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti;
dengan pengutamaan pada upaya promotif – preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan,
terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan
nasional.

4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM


kesehatan yang merata dan bermutu.

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan


keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel,


transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk
memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung-
jawab.

Pernyataan Visi dan Misi kementerian kesehatan memberikan


arahan pada seluruh daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota).

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 82


3.3.2. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah :


“Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”
Visi tersebut diwujudkan dalam 4 (empat) Misi yaitu :
a. Akselerator Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat
b. Menjamin Pelayanan Kesehatan yang Prima
c. Mendukung Sumberdaya Pembangunan Kesehatan
d. Regulator Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat

Berdasarkan Visi dan Misi kementerian Kesehatan dan Dinas


Kesehatan Provinsi Jawa Barat maka Dinas Kesehatan Kota
Bandung menetapkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan dalam lima tahun
kedepan sebagai berikut :
a. Peningkatan akses pelayanan kesehatan yang merata,
bermutu dan terjangkau.

b. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya kesehatan

c. Peningkatan manajemen kesehatan dan sistem regulasi


bidang kesehatan

d. Penjaminan jaminan pembiayaan kesehatan

e. Ketersediaan sarana kefarmasian

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian


Lingkungan Hidup Strategis

Kebijakan penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan


dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992
tentang Penataan Ruang [UU 24/1992], yang kemudian
diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 [UU
26/2007]. Kebijakan tersebut ditujukan untuk mewujudkan
kualitas tata ruang nasional yang semakin baik, yang oleh undang-
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 83
undang dinyatakan dengan kriteria aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan.

Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruang


tersebut, maka tidak ada lagi tata ruang wilayah yang tidak
direncanakan. Tata ruang menjadi produk dari rangkaian proses
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penegasan sanksi atas
pelanggaran tata ruang sebagaimana diatur dalam UU 26/2007
menuntut proses perencanaan tata ruang harus diselenggarakan
dengan baik agar penyimpangan pemanfaatan ruang bukan
disebabkan oleh rendahnya kualitas rencana tata ruang wilayah.
Untuk mengupayakan perbaikan kualitas rencana tata ruang
wilayah maka Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS] atau
Strategic Environmental Assessment [SEA] menjadi salah satu
pilihan alat bantu melalui perbaikan kerangka pikir [framework of
thinking] perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi
persoalan lingkungan hidup.

Dasar hukum rencana tata ruang wilayah Kota Bandung telah


ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02
Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah kota Bandung
Nomor 18 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bandung Tahun 2011-2031, dan dalam perkembangannya saat ini
telah terbit Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Dengan terbitnya Undang-undang dimaksud
maka perlu penyesuaian perencanaan tata ruang dan Wilayah Kota
Bandung.

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis


beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 84


Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama
lindung atau budidaya.

Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk


mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang
terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan
struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat
mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan,
perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan
SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi
program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPD
dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai
dengan RTRW tersebut.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat


KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.

Kota Bandung adalah ibukota Provinsi Jawa Barat dengan luas


16.729,65 Ha. Kota ini merupakan dataran tinggi yang terletak
pada ketinggian 675 – 1050 meter di atas permukaan laut. Bentuk
bentangan alam Kota Bandung merupakan cekungan dengan
morfologi perbukitan di bagian Utara dan dataran di bagian
Selatan. Kota Bandung termasuk dalam wilayah Daerah Pengaliran
Sungai (DPS) Citarum bagian hulu. Secara morfologi regional, Kota
Bandung terletak di bagian tengah “Cekungan Bandung”, yang
mempunyai dimensi luas 233.000 Ha. Secara administrative,
cekungan ini terletak di lima daerah administrasi kabupaten/kota,
yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung
Barat, Kota Cimahi dan 5 Kecamatan yang termasuk Kabupaten
Sumedang.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 85


Kawasan cekungan Bandung dikelilingi oleh Gunung
Tangkuban Perahu (Kabupaten Bandung Barat dan Subang) dan
Gunung Manglayang (Kabupaten Sumedang) di sebelah Utara;
Gunung Bukit Jarian, Gunung Mandalawangi dan Gunung Kasur
(Kabupaten Sumedang) di sebelah Timur; Gunung Puntang,
Gunung Malabar, Gunung Rakutak dan Gunung Bubut (Kabupaten
Bandung) di sebelah Selatan; dan Bukit Kidang Pananjung, Gunung
Lagadar dan Gunung Bohong (Kota Cimahi).

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati


untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima)
tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari berbagai sumber,
diantaranya adalah:

1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan


regional yang mempengaruhi Kesehatan.

2. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang


terdiri dari :

 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)


Kota Bandung 2005-2025.

 Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan


kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, sarana
prasarana pelayanan kesehatan saat ini, serta
kemungkinan pengaruh lainnya.

 Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat


dipenuhi pada masa RPJMD/Target Rencana Strategis
SKPD Dinas Kesehatan sebelumnya.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 86


Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam Rencana
Strategis ini ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria yaitu memiliki
pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan daerah dan nasional; merupakan tugas dan
tanggung jawab SKPD Dinas Kesehatan; mempunyai dampak yang
luas terhadap daerah dan masyarakat; memiliki daya ungkit yang
signifikan terhadap pembangunan kesehatan; dan kemudahannya
untuk dikelola.

Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini,


maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota
Bandung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai adalah :

Tujuan 1 :
Meningkatkan kesehatan masyarakat
Isu strategis :
a. Kesadaran masyarakat untuk persalinan oleh tenaga medis
kesehatan belum optimal yang menyebabkan target penurunan
jumlah kematian ibu melahirkan belum tercapai;

b. Angka fertilitas belum tercapai;

c. Angka harapan hidup belum tercapai;

d. Belum optimalnya sinergitas pelayanan kesehatan antara


pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana dan
prasarana kesehatan;

e. Pelaksanaan terhadap upaya pemerataan dan keterjangkauan


pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal, terutama
pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin, dan kelompok
rentan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 87


Tujuan 2 :
Meningkatkan tertib administrasi perkantoran, penyediaan
sarana dan prasarana
Isu strategis :
a. Sistem layanan kesehatan masih menanggung beban lebih besar
dibandingkan dengan kapasitasnya, termasuk mekanisme
pengelolaannya;
b. Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan belum
optimal. Salah satu sebab adalah kurangnya dukungan
informasi kesehatan dari pelaku pemberi pelayanan kesehatan.
c. Kapasitas pelayanan Puskesmas belum optimal;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 88


BAB. IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG 2013-2018

Reviu Rencana
Strategis
(RENSTRA)Dinas
Kesehatan Kota
Bandung

4.1 Visi dan Misi SKPD


4.1.1 Visi
Visi Kota Bandung Tahun 2013-2018 yaitu Terwujudnya Kota
Bandung Yang Unggul, Nyaman dan Sejahtera, merupakan Visi
yang selaras dengan Visi Kota Bandung Yang Bermartabat
tahun 2025. Kriteria capaian Visi Daerah tahun 2005-2025
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Nomor 08
Tahun 2008 tentang RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025
secara jelas direfleksikan pada Visi Kota Bandung Yang Unggul,
Nyaman dan Sejahtera.

Kriteria Kota Bandung Yang Bermartabat pada Tahun 2025


yang dicirikan dengan masyarakatnya bertakwa pada Tuhan Yang
Maha Esa, kota yang termakmur di Indonesia, kota yang paling
menonjol sisi keadilan-nya, kota terbersih di tingkat nasional,
kota percontohan atas ketertiban semua aspek kehidupan
perkotaan di Indonesia, kota percontohan atas ketaatan serta
kota yang teraman, mengandung makna secara tekstual dan
hakiki melalui Terwujudnya Kota Bandung Yang Unggul,
Nyaman dan Sejahtera.

Untuk mewujudkan Visi Kota Bandung tahun 2013-2018 “


Bandung Kota Yang Aman Unggul dan Sejahtera” Dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi umum

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 89


pencapaian pembangunan kesehatan 2013, potensi dan
permasalahan kesehatan serta lingkungan strategis baik Internal
maupun Eksternal maka ditetapkan Visi Dinas Kesehatan Kota
Bandung, yaitu :

“Mewujudkan Bandung Kota Sehat Yang Mandiri dan


Berkeadilan.”

Pertama, suatu kota yang terus menerus berupaya


meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan sosial melalui
pendekatan preventif tidak hanya kuratif dengan memaksimalkan
seluruh potensi masyarakat secara bersama- sama untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan menuju
menuju terwujudnya masyarakat yang berprilaku sehat, hidup
dilingkungan yang aman, nyaman dan sehat.

Kedua, mandiri adalah masyarakat semakin berupaya


berperan serta secara aktif dalam mencegah, melindungi dan
memelihara dirinya, keluarga, masyarakat dan lingkungannya agar
terhindar dari resiko gangguan kesehatan melaui Upaya kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat.

Ketiga, berkeadalian tersedianya akses kesehatan dasar


yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke
bawah guna mendukung pencapaian MDG’s dengan sasaran
pembangunan kesehatan adalah peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan antara lain ditandai oleh
meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya tingkat
kematian bayi dan kematian ibu melahirkan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 90


4.1.2 Misi

Misi Dinas Kesehatan Kota Bandung disusun dalam rangka


mengimplementasikan Iangkah-langkah yang akan dilakukan
dalam mewujudkan visi dinas Kesehatan Kota Bandung yang
merupakan bagian dari visi Kota Bandung. Selaras dengan salah
satu misi Kota Bandung yang telah ditetapkan yaitu Membangun
masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing, yang
akan menjadi sebuah panduan dalam bagaimana memandang
pembangunan di Kota Bandung lima tahun mendatang adalah
sebagai berikut :

1. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat dan upaya


kesehatan perorangan yang paripurna, merata,
bermutu,terjangkau.
2. Meningkatkan tata kelola manajemen pembangunan
kesehatan

Tabel 4.1
Keterkaitan Visi dan Misi Dinas Kesehatan

VISI MISI

1. Meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat yang
paripurna, merata,
Mewujudkan Bandung Kota
bermutu, dan terjangkau
Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan
2. Meningkatkan tata kelola
manajemen pembangunan
kesehatan.

Misi dalam SKPD Dinas Kesehatan mengacu dan berpedoman pada


RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dan RPJPD Kota Bandung
Tahun 2005-2025, dan oleh karenanya terdapat hubungan yang kuat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 91


antara Misi dalam RPJPD dengan Misi dalam RPJMD dan SKPD Dinas
Kesehatan.

Tabel 4.2
Keselarasan Misi Pada RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025
Dengan Misi Pada RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018
Dan Misi Pada SKPD Dinas Kesehatan
Kota Bandung Tahun 2013-2018

MISI
SKPD DINAS MISI MISI
KESEHATAN RPJMD RPJPD
2013-2018 2013 - 2018 2005 – 2025
Misi 1. : Misi 3 : Misi 1 :
Meningkatkan Membangun Meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat yang Sumber Daya
masyarakat yang mandiri, Manusia yang
berkualitas dan handal dan religius
paripurna, merata,
berdaya saing.
bermutu, dan
terjangkau

Misi 2.:
Meningkatkan tata
kelola manajemen
pembangunan
kesehatan.

Motto Pembangunan Kesehatan : Kami Hadir Dengan Pelayanan


Kesehatan JUARA (Jujur, Unggul, Adil, Ramah, Akuntabel)

Maklumat Pembangunan Kesehatan : Dengan Kerja Ikhlas dan


Sepenuh Hati, Kami Siap Memberikan Pelayanan Terbaik

4.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran


strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalaam
rencana strategis SKPD Dinas Kesehatan yang merupakan bagian
dari tujuan dalam RPJMD Kota Bandung 2013-2018 yaitu
“Peningkatan Taraf Kesehatan Masyarakat Secara Berkelanjutan”
yang yang tertuang dalam Misi 3 RPJMD akan menjadi dasar

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 92


penyusunan kinerja pembangunan kesehatan pada SKPD Dinas
Kesehatan Kota Bandung.

Tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan yang hendak dicapai


dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dengan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu analisis
strategis yang tertuang dalam RPJMD Kota Bandung dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung dijabarkan pada Misi 1 sampai dengan
Misi 3 Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai berikut:

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 93


Tabel 4.3
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan

TARGET KINERJA SASARAN PADA


INDIKATOR TAHUN KE-
VISI MISI TUJUAN SASARAN
SASARAN
1 2 3 4 5
Mewujudkan Meningkatkan Meningkatnya Meningkatnya 71.12 69.88 68.64 66.17 64.94
Menurunnya Angka
Bandung pelayanan taraf kesehatan kesehatan
Kota Sehat kesehatan masyarakat masyarakat Kematian Ibu
Yang Mandiri masyarakat yang dengan (Konversi)
dan paripurna, dukungan
Berkeadilan merata, sumber daya
bermutu, dan kesehatan
terjangkau

29.11 29.23 29.13 28.87 27.75


MenurunnyaAngka
Kematian Bayi
(Konversi)
0.68 0.62 0.56 0.49 0.38
Menurunnya
persentase gizi
buruk
Meningkatkan Meningkatnya Meningkatnya 60 73.63 77.31 81.00 85.02
tata kelola akuntabilitas akuntabilitas
Indeks Kepuasan
manajemen dan pelayanan perencanaan
pembangunan publik dan Konsumen (IKM)
kesehatan penganggaran

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 94


4.3 Strategi dan arah kebijakan

Strategi merupakan langkah-langkah yang berisi program-program


indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi adalah salah satu
rujukan penting dalam perencanaan pembangunan daerah (strategy
focussed-management). Rumusan strategi tersebut berupa pernyataan yang
menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan.

Strategi dan arah kebijakan pembangunan kesehatan merupakan


rumusan perencanaan komperhensif mengacu kepada bagaimana
Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif
dan efisien selama 5 (lima) tahun ke depan.

Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta
sasarannya perlu dipertegas tentang upaya atau cara untuk mencapai
tujuan dan sasaran misi tersebut melalui strategi yang dipilih, serta arah
kebijakan dari setiap strategi terpilih.

Strategi dan arah kebijakan SKPD Dinas Kesehatan mengacu kepada


strategi RPJMD Pemerintah Kota yang tertuang dalam Misi 3 yaitu
Membangun Masyarakat Yang Mandiri, Berkualitas Dan Berdaya Saing
yang secara rinci dijabarkan dalam strategi SKPD Dinas Kesehatan Kota
Bandung ke dalam Misi 1 sampai dengan Misi 2, sebagai berikut :

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 95


Tabel 4.4
Arah dan Kebijakan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung

VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH


KEBIJAKAN
1 2 3 4 5 6
Mewujudkan Meningkatkan Meningkatnya Meningkatnya Peningkatan Meningkatkan
Bandung pelayanan taraf kesehatan pelayanan pelayanan
Kota Sehat kesehatan kesehatan masyarakat kesehatan puskesmas
yang masyarakat masyarakat dengan dasar dengan dengan fasilitas
Mandiri dan yang pengembangan ambulance 24
Berkeadilan paripurna,
dukungan layanan dan jam
merata, sumber daya sarana
bermutu, dan kesehatan prasarana
terjangkau puskesmas
Pengembangan Mengembangkan
pelayanan layanan
kesehatan kesehatan
khusus bagi khusus di
masyarakat puskesmas
dengan
menambah jenis
layanan di
puskesmas
Peningkatan Meningkatkan
pelayanan penataan sistem
kesehatan rujukan
kepada pelayanan
masyarakat kesehatan
miskin yang kepada
dirujuk masyarakat
miskin
Penyebaran Pemerataan
puskesmas di pembangunan
kecamatan puskesmas di
sesuai dengan kecamatan
rasio
penduduk
Pengendalian Meningkatkan
standar pelayanan bagi
pelayanan di fasilitas
fasilitas kesehatan
kesehatan dalam
yang memiliki memperoleh
sertifikat ijin sertifikat ijin
Pemantauan Deteksi dini
kesehatan ibu kesehatan ibu
dan anak serta dan bayi serta
status gizi pengukuran
masyarakat status gizi
masyarakat
Pemantauan Meningkatkan
penyakit survailence
menular penyakit
menular dan
menurunkan
kasus penyakit
menular lainnya

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 96


VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH
KEBIJAKAN
1 2 3 4 5 6
Penguatan, Meningkatkan
kerjasama dan RW Siaga aktif
kemitraan
dalam
pemberdayaan
masyarakat
Pengembangan Meningkatkan
lingkungan jumlah
sehat dengan kelurahan yang
peningkatan melaksanakan
sanitasi sanitasi total
lingungan berbasis
masyarakat
Meningkatkan Meningkatnya Meningkatnya Pembinaan, Meningkatkan
tata kelola akuntabilitas akuntabilitas pengawasan, Indeks
manajemen dan perencanaan pengendalian Kepuasan
pembangunan kapasitas Masyarakat
pelayanan dan
kesehatan sumber daya
publik penganggaran aparatur

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 97


BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Reviu Rencana
Strategis
(RENSTRA)Dinas
Kesehatan Kota
Bandung

Dalam bagian ini diuraikan hubungan urusan pemerintah


dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab
SKPD. Selain itu, disajikan pula pencapaian target indikator kinerja
pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan
pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.
Bagian ini merupakan langkah teknokratis dalam menerjemahkan
berbagai analisis dan metodologi perumusan sebelumnya ke dalam
penyusunan program prioritas.

Suatu urusan menjadi strategis tergantung tujuan dan


sasaran pembangunan dan bagaimana strategi pencapaiannya.
Suatu urusan pemerintahan daerah dapat menjadi strategis di satu
tahun/periode atau sebaliknya, menjadi operasional di periode
berikutnya. Dalam hal suatu urusan atau program/kegiatan
didalamnya menjadi strategis maka perencanaan, pengendalian, dan
evaluasi yang dilakukan lebih tinggi intensitasnya dibanding yang
operasional. Begitu pula dalam penganggarannya, harus
diprioritaskan terlebih dahulu. Yang demikian karena suatu
urusan yang bersifat strategis ditetapkan temanya karena
pengaruhnya yang sangat luas dan urgent untuk
diselenggarakannya sangat tinggi. Suatu program prioritas, baik
strategis maupun operasional, kinerjanya merupakan tanggung
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 98
jawab Kepala SKPD. Namun, bagi program prioritas yang
dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama Kepala
SKPD dengan kepala daerah pada tingkat kebijakan.

Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan


dilakukan sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah
secara sistematis dilakukan pada identifikasi permasalahan
pembangunan diseluruh urusan (wajib dan pilihan). Setelah
program prioritas diketahui baik berasal dari perumusan strategis
maupun dari rumusan permasalahan pembangunan daerah,
dibuatlah alokasi pagu untuk setiap program. Pagu indikatif
program merupakan jumlah dana yang tersedia untuk mendanai
program prioritas tahunan yang penghitungannya berdasarkan
standar satuan harga yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Indikasi rencana program prioritas SKPD berisi program-


program, baik untuk mencapai visi dan misi pembangunan jangka
menengah maupun untuk pemenuhan layanan SKPD dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah. Pagu indikatif
sebagai wujud kebutuhan pendanaan adalah jumlah dana yang
tersedia untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan.
Program-program prioritas yang telah disertai kebutuhan pendanaan
(pagu indikatif) selanjutnya dijadikan sebagai acuan bagi SKPD
dalam penyusunan Renstra SKPD, termasuk dalam menjabarkannya
ke dalam kegiatan prioritas beserta kebutuhan pendanaannya.

Pencapaian target kinerja program (outcome) di masing-masing


urusan wajib/pilihan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan
pagu indikatif, yang bersumber dari APBD Kota Bandung, APBD
Propinsi dan APBN maupun sumber-sumber lain yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sumber-sumber lain

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 99


yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat secara
khusus diatur dalam Pasal 99 ayat (2) Permendagri Nomor 54 Tahun
2010, yaitu kebijakan, program dan kegiatan pemerintah daerah
yang didanai APBD dalam pencapaian sasarannya, melibatkan peran
serta masyarakat baik dalam bentuk dana, material maupun SDM
dan teknologi.

Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai


kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan kompilasi hasil
verifikasi terhadap rencana program, Penjelasan selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 100


TABEL 5.1
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif Dinas Kesehatan Kota Bandung
Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kinerja Kondisi Kinerja pada Unit
Capaian Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Program akhir periode Renstra Kerja
pada
Indikator Program dan SKPD
Tujuan Sasaran Kode Tahun
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Penang-
Awal
Kegiatan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
Perenca
(output) jawab
naan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
Meningkatkan Meningkatnya Persentase 1.02 . Program 7,606,787,250 8,124,757,164 9,647,019,668 10,540,742,956 11,594,817,252 47,514,124,290 Dinkes
kesehatan pelayanan pelayanan 1.02.01 . Pelayanan
masyarakat kesehatan kesehatan 01 . 34 Kesehatan Dasar
dasar, kegawat dasar pada
daruratan dan bayi, balita,
rujukan anak, remaja
khususnya dan ibu
masyrakat
miskin, dan
pemberntasan
penanggulanga
n penyakit
menular.
Cakupan Ibu 95% 95% 95% 95% 95% 95% 95%
Hamil K4

Cakupan 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80%


komplikasi
kebidanan yang
ditangani

Cakupan 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%


pertolongan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan

Cakupan 80% 90% 90% 90% 90% 90% 90%


pelayanan
nifas
Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
neonatus
dengan
komplikasi
yang ditangani

Puskesmas 5 UPT 5 UPT 6 UPT 7 UPT 8 UPT 9 UPT 9 UPT


rawat inap
yang mampu
melaksanakan
Pelayanan
Obstetrik
Neonatal
Emergensi
Dasar (PONED)

Cakupan 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%


kunjungan bayi

Cakupan 90% 90% 90% 90% 95% 95% 95%


pelayanan
anak balita
Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pemberian
makanan
pendamping
ASI pada anak
usia 6-24 bulan
keluarga
miskin
Cakupan balita 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
gizi buruk

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung mendapat


perawatan Page 101
Tujuan Sasaran Indikator Kode Program dan Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Sasaran Kegiatan Capaian Kerja
Kinerja pada Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada SKPD
Program Tahun akhir periode Renstra Penang-
(outcome) dan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target SKPDRp gung-
Kegiatan Perenca jawab
(output) naan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20

Persentase 75% 75% 80% 85% 90% 90% 90%


balita
ditimbang berat
badannya D/S

Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat
miskin
Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pnjaringan
kesehatan
siswa kelas 1
SD & sederajat

Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


Desa/Keluraha
n UCI

Cakupan 67,80% 67,80% 68,80% 69,30% 69,80% 70,30% 70,30%


peserta KB
aktif
Persentase 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
memberikan
pelayanan KB
sesuai standar
Cakupan Acute 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Flacid
Paralysis (AFP)
Rate per
100,000
penduduk < 15
Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penemuan
Penderita
Pneumonia
Balita

Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


Penemuan
Pasien Baru TB
BTA Positif

Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


Penderita DBD
yang ditangani

Cakupan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%


Penemuan
Penderita
Diare
1.02 . Pelayanan Balita
1.02.01 . Gizi Buruk
01 . 34 . 01 Mendapat
Perawatan

1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Penjaringan
01 . 34 . 02 Kesehatan Siswa
SD dan Setingkat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung


1.02 . Kegiatan
1.02.01 . Pelayanan Peserta Page 102
01 . 34 . 03 KB Aktif
Tujuan Sasaran Indikator Kode Program dan Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Sasaran Kegiatan Kinerja Capaian Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada Kerja
Program pada akhir periode Renstra SKPD
(outcome) dan Tahun target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Penang-
Kegiatan Awal gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
1.02 . Penemuan dan
1.02.01 . Penanganan
01 . 34 . 04 Acute Flacid
Paralysis (AFP)
Rate per 100.000
Penduduk < 15
Tahun
1.02 . Penemuan dan
1.02.01 . Penanganan
01 . 34 . 05 Penderita
Pneumonia Balita

1.02 . Penemuan dan


1.02.01 . Penanganan
01 . 34 . 06 Pasien Baru TB
BTA Positif

1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Penderita DBD
01 . 34 . 07 yang Ditangani

1.02 . Penemuan dan


1.02.01 . Penanganan
01 . 34 . 08 Penderita Diare

1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Kesehatan Dasar
01 . 34 . 09 Masyarakat
Miskin
1.02 . Pelayanan Ibu
1.02.01 . Hamil K4
01 . 34 . 10
1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Komplikasi
01 . 34 . 11 Kebidanan yang
Ditangani

1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Pertolongan
01 . 34 . 12 Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan
yang Memiliki
Kompetensi
Kebidanan

1.02 . Pelayanan Nifas


1.02.01 .
01 . 34 . 13
1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Neonatus dengan
01 . 34 . 14 Komplikasi yang
Ditangani

1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Kunjungan Bayi
01 . 34 . 15 (umur 29 hr- 11
bulan)

1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Imunisasi Dasar
01 . 34 . 16
1.02 . Pelayanan
1.02.01 . Kesehatan Anak
01 . 34 . 17 Balita

1.02 . Pemberian
1.02.01 . Makanan
01 . 34 . 18 Pendamping ASI
pada Anak Usia 6-

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 24 Bulan


Keluarga Miskin Page 103
Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kinerja Capaian Kondisi Kinerja pada Kerja
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Indikator Program dan Program pada akhir periode Renstra SKPD
Tujuan Sasaran Kode
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Tahun Penang-
Kegiatan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
1.02 . 1.02.01 . Program peningkatan cakupan
01 . 30 pelayanan kesehatan pelayanan
lansia kesehatan
54% 54% 265.694.150 56% 292.263.565 58% 321489922 60% 353638914 62% 389002805 62% 1.622.089.356 dinkes
dasar terhadap
lansia

1.02 . 1.02.01 . Pelayanan kesehatan


01 . 30 . 06
1.02 . 1.02.01 . Program Obat dan
01 . 15 Perbekalan
Kesehatan
1.02 . 1.02.01 . Pengadaaan Obat dan
01 . 15 . 01 Perbekalan
Kesehatan
1.02 . 1.02.01 . Program Jml oranng yg
Persentase 01 . 22 Pencegahan dan berumur 15 th
penyakit penanggulangan atau lebih yg
0,40% 1% 1.257.361.250 1,50% 1.320.229.320 2% 1354334786 2,50% 1499560011 3% 1649516012 3% 7.081.001.379 dinkes
menular yang penyakit menerima
ditangani menular konseling dan
testing HIV
Jml kecamatan
yang
melaksanakan
advokasi dan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
sosialisasi
pencegahan
dan penularan

Penderita
penyakit
menular 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
lainnya yang
ditangani
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 22 . 05 pencegahan dan
penanggulangan
penyakit
menular
1.02 . 1.02.01 . Program Cakupan desa/
01 . 37 Penyelidikan kelur,
epidemologi & mengalami
penanggulangan KLB yg 100% 100% 510.492.500 100% 545.253.529 100% 599778882 100% 659756770 100% 725732447 100% 3.041.014.128 dinkes
KLB dilakukan
penyelidikan
<24 jam
1.02 . 1.02.01 . Penyelidikan
01 . 37 . 01 Epidemiologi dan
Penanggulangan
KLB di
Kelurahan

1.02 . 1.02.01 . Program Upaya persentase


Persentase 01 . 16 Kesehatan indikator
Indikator Masyarakat pelayanan
pelayanan kesehatan 100% 100% 19.852.623.575 100% 20.348.939.170 100% 22279679808 100% 24518063117 100% 26969869429 100% 113.969.175.099 Dinkes
kesehatan yang khusus yang
mencapai target mencapai
target
cakupan
pelayanan 40% 40% 41% 43% 44% 45% 45%
anak sekolah
1.02 . 1.02.01 . Pembinaan
keluarga rawan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung
01 . 16 . 29
1.02 . 1.02.01 . Pembinaan Page 104
01 . 16 . 30 pelayanan
sarana
kesehatan dasar
swasta
Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kinerja Capaian Kondisi Kinerja pada Kerja
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Indikator Program dan Program pada akhir periode Renstra SKPD
Tujuan Sasaran Kode
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Tahun Penang-
Kegiatan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
1.02 . 1.02.01 . pelayanan
01 . 16 . 31 pencegahan dan
penanggulangan
penyakit tidak
menular
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 32 kesehatan anak
berkebutuhan
khusus
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 33 penjaringan
kesehatan siswa
SMP/SMA dan
setingkat
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 34 kesehatan olah
raga
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 35 kesehatan matra

1.02 . 1.02.01 . Pelayanan


01 . 16 . 36 kesehatan
indera
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 37 kesehatan
tradisional
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 38 kesehatan jiwa
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 39 kesehatan gigi
dan mulut
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 16 . 40 kesehatan kerja

Fasilitas 1.02 . 1.02.01 . Program Tenaga


kesehatan yang 01 . 23 standarisasi Kesehatan
100% 100% 390.182.300 100% 897.000.000 100% 921414167 100% 1020084167 100% 1122092584 100% 4.350.773.218 Dinkes
memiliki pelayanan yang memiliki
sertifikat ijin kesehatan sertifkat ijin
Fasilitas
kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
yang memiliki
sertifikat ijin
Puskesmas
4 8 24 40 56 73 78
terakreditasi
1.02 . 1.02.01 . Penyusunan
01 . 23 . 01 standar
pelayanan
kesehatan

Meningkatnya Jumlah 1.02 . 1.02.01 . program Jumlah


pelayanan Puskesmas 01 . 25 pengadaan, puskesmas
kesehatan individu peningkatan &
dan masyarakat perbaikan sarana
dan prasarana
73 74 14.728.908.895 77 16.201.799.700 80 17724062204 83 19506260171 85 21456886188 85 89.617.917.158 Dinkes
puskesmas/
puskesmas
pembantu
&jaringannya

1.02 . 1.02.01 . Pembangunan


01 . 25 . 01 puskesmas
Pengadaan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 1.02 . 1.02.01 .
01 . 25 . 06 Sarana dan Page 105
Prasarana
Puskesmas
1.02 . 1.02.01 . Rehabilitasi
01 . 25 . 24 Puskesmas
Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kinerja Capaian Kondisi Kinerja pada Kerja
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Indikator Program dan Program pada akhir periode Renstra SKPD
Tujuan Sasaran Kode
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Tahun Penang-
Kegiatan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
Persentase 1.02 . 1.02.01 . Program Cakupan
pasien miskin 01 . 35 pelayanan Pelayanan
yang dirujuk kesehatan Kesehatan
dan dilayani rujukan Rujukan 100% 100% 111.963.500.000 100% 93963500000 100% 103.261.932.534 100% 113.597.917.534,00 100% 124.957.709.288 100% 547.744.559.356 Dinkes
oleh PPK II Pasien
Masyarakat
Miskin
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 35 . 01 Kesehatan
Rujukan Pasien
Masyarakat
Miskin
1.02 . 1.02.01 . program Cakupan
01 . 28 kemitraan pelayanan
peningkatan gawat darurat
pelayanan level 1 yang
kesehatan harus
ditangani 97% 100% 569.175.000 100% 626.092.500 100% 688701750 100% 757571925 100% 833329118 100% 3.474.870.293 Dinkes
sarana
kesehatan (RS)
di
Kabupaten/Kot
a
1.02 . 1.02.01 . Kemitraan
01 . 28 . 06 pengobatan
lanjutan bagi
pasien rujukan
Indeks 1.02 . 1.02.01 . Program Cakupan
Kepuasan 01 . 34 Pelayanan pelayanan
Masyarakat Kesehatan Dasar kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
(IKM) dasar
masyarakat
miskin
1.02 . 1.02.01 . Pelayanan
01 . 34 . 09 Kesehatan Dasar
Masyarakat
Miskin

Meningkatkan sanitasi Meningkatnya 1.02 . 1.02.01 . Program Jumlah RW


dasar dan prilaku hidup kesadaran individu, 01 . 19 promosi Siaga Aktif
bersih dan sehat keluarga dan Jumlah RW kesehatan dan 1140 1321 1501 1501
597RW 778 RW 1.662.344.125 959 RW 1.745.461.300 1822089964 2014090707 2215499778 9.459.485.874 Dinkes
masyarakat masyarakat serta siaga aktif pemberdayaan RW RW RW RW
penyehatan masyarakat
lingkungan
1.02 . 1.02.01 . Promosi
01 . 19 . 07 kesehatan dan
kelurahan siaga
aktif
1.02 . 1.02.01 . Program Pengawasan
Industri rumah
01 . 17 Obat dan Makanan
tangga Pangan
75% 100% 250.000.000 100% 275.000.000 100% 302500000 100% 332750000 100% 366025000 100% 1.526.275.000 Dinkes
yang memiliki
sertifikat P-IRT

sarana
pelayanan
30% 30% 32% 33% 34% 35% 0 35%
kefarmasian
yang dibina
1.02 . 1.02.01 . Peningkatan
01 . 17 . 02 pengawasan keaman
pangan dan bahan
berbahaya

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 1.02 . 1.02.01 . Peningkatan


01 . 17 . 06 pengawasan obat dan Page 106
bahan berbahaya
Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kinerja Capaian Kondisi Kinerja pada Kerja
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Indikator Program dan Program pada akhir periode Renstra SKPD
Tujuan Sasaran Kode
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Tahun Penang-
Kegiatan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
Persentase 1.02 . 1.02.01 . Program Jumlah
kelurahan 01 . 21 pengembangan kelurahan yang
yang lingkungan melaksanakan
melaksanakan sehat Sanitasi Total
sanitasi total Berbasis 13 Kel 13 Kel 1.990.175.000 30 kel 2.061.492.235 50 kel 2138120899 75 Kel 2364885045 100 Kel 2601373550 100 11.156.046.729 Dinkes
berbasis Masyarakat
masyarakat (STBM)

1.02 . 1.02.01 . Pengkajian


01 . 21 . 01 pengembangan
lingkungan sehat

1.02 . 1.02.01 . Program pengawasan Tempat


01 . 31 dan pengendalian pengelolaan
kesehatan makanan makanan yang
15% 15% 517.000.000 25% 568.700.000 35% 625570000 45% 688127000 55% 756939700 55% 3.156.336.700 Dinkes
memenuhi
syarat
kesehatan
1.02 . 1.02.01 . Pengawasan dan
01 . 31 . 03 pengendalian
keamanan dan
kesehatan makanan
restaurant
Persentase 1.02 . 1.02.01 . Program Persentase
sarana air 01 . 21 pengembangan kualitas air
minum yang lingkungan minum yang 55% 55% 1.990.175.000 60% 2.061.492.235 65% 2138120899 70% 2364885045 75% 2601373550 75% 11.156.046.729 Dinkes
memenuhi sehat memenuhi
syarat syarat
Persentase
penduduk yang
60% 60% 65% 70% 75% 80%
menggunakan
Jamban sehat
Persentase
penduduk yang
63% 63% 70% 75% 80% 85%
memiliki akses
terhadap air
1.02 . 1.02.01 . Pengkajian minum
01 . 21 . 01 pengembangan
lingkungan sehat

. Meningkatkan tertib Meningkatnya 1.02 . 1.02.01 . program Tingkat


Prosentase
administrasi kapasitas suber daya 01 . 06 peningkatan Kewajaran
Temuan
perkantoran, aparatur penunjang pengembangan Laporan SKPD
Pengelolaan
penyediaan sarana dan pelayanan kesehatan sistem pelaporan NA WDP 704.221.725 WDP 530.015.120 WTP 583016632 WTP 641318295 WTP 705450125 WTP 3.164.021.897 Dinkes
Anggaran BPK/
capaian kinerja
prasarana Inspektorat yg
dan keuangan
ditindaklajuti

1.02 . 1.02.01 . Penyusunan


01 . 06 . 04 pelaporan keuangan
akhir tahun
1.02 . 1.02.01 . Program Peningkatan
persentase
01 . 03 Disiplin Aparatur
Tingkat disiplin NA 90% 568.075.000 90% 556.253.720 90% 611879092 90% 673067001 90% 740373701 90% 3.149.648.514 Dinkes
pegawai

1.02 . 1.02.01 . Pengadaan Pakaian


01 . 03 . 02 Dinas Beserta
Perlengkapannya
1.02 . 1.02.01 . Program Peningkatan persentase
01 . 05 Kapasitas Sumber sumberdaya
Daya Aparatur aparatur yang
memiliki 100% 100% 967.983.045 100% 771.753.420 100% 848928762 100% 933821638 100% 1027203802 100% 4.549.690.667 Dinkes
kompetensi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung sesuai


bidangnya
Page 107
Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kinerja Capaian Kondisi Kinerja pada Kerja
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Indikator Program dan Program pada akhir periode Renstra SKPD
Tujuan Sasaran Kode
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Tahun Penang-
Kegiatan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
1.02 . 1.02.01 . Pendidikan dan
01 . 05 . 01 pelatihan formal
Meningkatnya Prosentase 1.02 . 1.02.01 . Program Peningkatan cakupan
pengelolaan Tertib 01 . 02 Sarana dan Prasarana pelayanan
manajemen Administrasi Aparatur sarana dan 100% 100% 12.870.471.800 100% 6.755.371.220 100% 8961646497 100% 9704737771 100% 10675211064 100% 48.967.438.352 Dinkes
administrasi Barang / asset prasarana
perkantoran daerah aparatur
1.02 . 1.02.01 . Pengadaan
01 . 02 . 05 Kendaraan Dinas/
Operasional
1.02 . 1.02.01 . Pemeliharaan
01 . 02 . 22 rutin/berkala gedung
kantor
1.02 . 1.02.01 . Pemeliharaan
01 . 02 . 24 rutin/berkala
kendaraan
dinas/operasional
1.02 . 1.02.01 . Program Pelayanan cakupan
01 . 01 Administrasi pelayanan
100% 100% 24.138.406.210 100% 23.041.927.430 100% 25248202707 100% 27782814724 100% 30561096197 100% 130.772.447.268 Dinkes
Perkantoran administrasi
perkantoran
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan jasa
01 . 01 . 02 komunikasi, sumber
daya air dan listrik
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan jasa
01 . 01 . 08 kebersihan kantor
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan alat tulis
01 . 01 . 10 kantor
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan barang
01 . 01 . 11 cetakan dan
penggandaan
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan
01 . 01 . 12 komponen instalasi
listrik/penerangan
bangunan kantor
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan
01 . 01 . 13 peralatan dan
perlengkapan kantor

1.02 . 1.02.01 . Penyediaan


01 . 01 . 14 peralatan rumah
tangga
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan bahan
01 . 01 . 15 bacaan dan peraturan
perundang-undangan

1.02 . 1.02.01 . Penyediaan Makanan


01 . 01 . 17 dan Minuman

1.02 . 1.02.01 . Rapat-rapat


01 . 01 . 18 koordinasi dan
konsultasi ke luar
daerah
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan Jasa
01 . 01 . 19 Tenaga Pendukung
Administrasi
Perkantoran/Teknis
Perkantoran
1.02 . 1.02.01 . Penyediaan Jasa
01 . 01 . 20 Pengamanan Kantor

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 108


Indikator Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kinerja Capaian Kondisi Kinerja pada Kerja
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
Indikator Program dan Program pada akhir periode Renstra SKPD
Tujuan Sasaran Kode
Sasaran Kegiatan (outcome) dan Tahun Penang-
Kegiatan Awal target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp gung-
(output) Perenca jawab
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20
Meningkatnya Nilai evaluasi 1.02 . 1.02.01 . program Penilaian Lakip
akuntabilitas LAKIP Dinas 01 . 06 peningkatan SKPD oleh
kinerja Kesehatan pengembangan Inspektorat/
birokrasi dan Kota Bandung system pelaporan Kemenpan
C CC CC B B A 0 A Dinkes
penyelenggaraa capaian kinerja
n pembangunan dan keuangan
daerah

1.02 . 1.02.01 . Penyusunan


01 . 06 . 04 pelaporan keuangan
akhir tahun
1.02 . 1.02.01 . Program
Persentase
01 . 36 Perencanaan,
dokumen
Pengembangan dan
perencanaan 100% 100% 2.652.000.000 100% 3.775.000.000 100% 4.054.582.534 100% 4.469.832.534 100% 4.916.815.788 100% 19.868.230.856 Dinkes
Evaluasi
pembangunan
Pembangunan
kesehatan
Kesehatan
Persentase
dokumen
evaluasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pembangunan
kesehatan
Persentase
dokumen data
dan informasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
pemb,
Kesehatan
1.02 . 1.02.01 . Perencanaan
01 . 36 . 01 Pembangunan
Kesehatan
1.02 . 1.02.01 . Evaluasi dan
01 . 36 . 02 Pelaporan
Pembangunan
Kesehatan
1.02 . 1.02.01 . Pengembangan Data
01 . 36 . 03 dan Informasi
Pembangunan
Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 109


BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN


SASARAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD)

Reviu Rencana
Strategis
(RENSTRA)Dinas
Kesehatan Kota
Bandung

Indikator-indikator kinerja SKPD yang secara langsung


menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.

Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran


RPJMD ini ditampilkan dalam Tabel 6.1 sebagai berikut:

Tabel 6.1
Indikator Kinerja SKPD Yang Mengacu Pada
Tujuan dan Sasaran RPJMD Tahun 2014- 2018

KONDISI

KINERJA KONDISI
PADA TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KINERJA
AWAL PADA
NO SASARAN INDIKATOR SATUAN
PERIODE AKHIR
RPJMD PERIODE
RPJMD
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
0 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 MENINGKATNYA Menurunnya Per 25 orang - - - 53.37 53.37 53.37


100.000 per
TARAF Angka
Kelahiran tahun
KESEHATAN Kematian Hidup
MASYARAKAT Ibu
SECARA (Konversi)
BERKELANJUTAN

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 110


2 Menurunnya Per 1000 N/A - - - 28.99 28.90 28.90
Kelahiran
Angka
Hidup
Kematian
Bayi
(Konversi)
3 Angka Tahun 73,83 - - - 73.86 73.87 73.87
Harapan
Hidup

4 Menurunnya Persentase - - - - 0.49 0,42 0,42


persentase
gizi buruk
5 Jumlah unit Unit - - - - 26 33 33
pelayanan
kesehatan
milik
pemerintah
yang
memenuhi
standar
pelayanan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Page 111


BAB VII
P E N U T U P
Reviu Rencana
Strategis
(RENSTRA)
Dinas Kesehatan
Kota Bandung

Rencana Strategis ( Renstra) Dinas kesehatan Kota Bandung


Tahun 2014 – 2018 merupakan pedoman perencanaan bagi Dinas
Kesehatan Kota Bandung dalam menyusun program dan kegiatan
dalam Pembangunan Kesehatan selama lima tahun .
Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas kesehatan Kota Bandung
berisikan Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan beserta
penganggaran untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan .
Untuk melihat keberhasilan pencapaian Visi, Misi, tujuan dan
sasaran telah ditetapkan melalui indikator kinerja Utama dan
Indikator kinerja kunci.
Keberhasilan pencapaian pembangunan kesehatan yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung
tergantung pada faktor – faktor kunci keberhasilan dan dukungan
partisipasi masyarakat , sektor swasta dan lembaga pemerintah lain
dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian pembangunan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2013-2018 Page 112

Anda mungkin juga menyukai