Bksti7-104 (CH Desi Kusmindari, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati) 5-9 PDF
Bksti7-104 (CH Desi Kusmindari, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati) 5-9 PDF
ABSTRAK
Songket adalah suatu buah karya yang memiliki cita rasa seni yang tinggi. Dalam proses pengerjaannya, songket
harus dilakukan dengan cermat. Permasalahan yang timbul saat ini adalah belum ergonomisnya alat utama yang di
sebut dayan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah bagaimana mendesain dayan yang ergonomis untuk mengurangi musculoskeletal disorder pada pengrajin
songket dengan menggunakan aplikasi nordic body map. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Identifikasi
Musculoskeletal Disorder yang dialami pengrajin selama menggunakan dayan dengan Nordic Body Map
Questionare, (2) Menghitung ukuran antropometri yang dipakai untuk memperbaiki ukuran dayan, dan (3)
Membuat desain dayan yang lebih ergonomis. Jika di lihat dari hasil kuesioner, keluhan yang dirasakan oleh 50
% perajin adalah keluhan pada punggung, pinggang, leher atas, tengkuk, lengan atas kiri dan pinggul. Berdasarkan
ukuran antropometri maka dimensi dayan dan kursi adalah panjang 158 cm, lebar kursi 47 cm dan panjang kursi =
64 cm.
Kata kunci: Nordic Body Map, musculoskeletal disorders, dayan ergonomis, anthropometri
Ch Desi K, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati Desain Dayan Egonomis untuk … I-5
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
yang ergonomis untuk mengurangi musculoskeletal musculoskeletal dan mempunyai validitas dan
disorder pada pengrajin songkat dengan reabilitas yang cukup baik.
menggunakan aplikasi nordic body ma. Dalam aplikasinya, metode Nordic Body Map
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Identifikasi dengan menggunakan lembar kerja berupa peta tubuh
Musculoskeletal Disorder yang dialami pengrajin (body map) merupakan cara yang sangat sederhana,
selama menggunakan dayan dengan Nordic Body mudah dipahami, murah dan memerlukan waktu
Map Questionare, (2) Menghitung ukuran yang singkat (± 5 menit) per individu. Observer dapat
antropometri yang dipakai untuk memperbaiki langsung mewawancarai atau menanyakan kepada
ukuran dayan, dan (3) Membuat desain dayan yang responden, pada otot-otot sekeletal bgian mana saja
lebih ergonomis yang mengalami gangguan kenyerian atau sakit, atau
dengan menunjukkan langsung pada setiap otot
2. METODOLOGI PENELITIAN sekeletal sesuai yang tercantum dalam lembar kerja
kuesioner Nordic Body Map. [1]
2.1 Tempat Penelitian dan Objek Penelitian Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1
“Nordic Body Map” meliputi 28 bagian otot-otot
Penelitian ini dilaksanakan Palembang pada sekeletal pada kedua sisi tubuh kanan dan kiri yang
sentra pengrajin songket di kecamatan Sungki dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot
Kertapati leher sampai dengan otot bagian paling bawah yaitu
otot pada kaki. Melalui kuesioner Nordic Body Map
2.2. Pengumpulan Data maka akan dapat diketahui bagian-bagian otot mana
saja yang mengalami gangguan kenyerian atau
Untuk memperoleh data yang digunakan dalam keluhan dari tingkat rendah (tidak ada
penyusunan penelitian ini maka dilakukan keluhan/cedera) sampai dengan keluhan tingkat
pengambilan data secara primer dan sekunder, yaitu tinggi (keluhan sangat sakit). [1]
Data primer Keluhan pada otot-otot skeletal, biasanya
Data primer yaitu data atau informasi yang merupakan keluhan yang bersifat kronis, artinya
diambil langsung dari subjek penelitian melalui keluhan ini sering dirasakan beberapa lama setelah
prosedur penelitian dengan melakukan wawancara melakukan aktifitas dan sering meniggalkan residu
dan observasi menggunakan kuesioner Nordic Body yang dirasakan pada hari-hari berikutnya.untuk
Map untuk mengetahui Musculoskeletal Disorder mengatasi kondisi tersebut, maka sebaiknya desain
yang dialami oleh pengrajin. Kuesioner disebarkan pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah
kepada 20 orang pengrajin songket. melakukan aktifitas kerja (pre and post test). Dari
Selain data kuesioner data yang diambil adalah perbedaan skor hasil antara sebelum kerja dan
data dimensi dari dayan , data antropometri dari sesudah kerja merupakan skor gangguan otot
perajin dan data denyut nadi kerja untuk mengetahui sekeletal yang sebenarnya.
beban kerja fisik pengrajin. Pengukuran gangguan otot sekeletal dengan
menggunakan kuesioner Nordic Body Map sebaiknya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan untuk menilai tingkat keparahan gangguan
otot sekeletal individu dalam kelompok kerja yang
3.1 Objek Penelitian cukup banyak atau kelompok sampel yang dapat
mempresentasikan populasi secara keseluruhan. Jika
Objek penelitian ini adalah ibu-ibu pengarjin metode ini dilakukan hanya untuk beberapa orang
songket sungki yang berusia antara 30 - 40 tahun pekerja didalam kelompok populasi kerja yang besar,
maka hasilnya tidak akan valid dan reliable. [1]
3.2 Hasil Kuesioner Nordic Body Map Penilaian dengan menggunakan kuesioner Nordic
Body Map dapat dilakukan dengan berbagai cara;
Metode “Nordic Body Map” berbeda dengan misalnya dengan menggunakan 2 jawaban sederhana
metode-metode yang telah dijelaskan sebelumnnya. yaitu „YA‟ (ada keluhan atau rasa sakit pada otot
Metode ini, merupakan metode yang digunakan sekelatal) dan „TIDAK‟ (tidak ada keluhan atau tidak
untuk menilai tingkat keparahan (severity) atas ada rasa sakit pada otot sekeletal). Tetapi lebih utama
terjadinya gangguan atau cedera pada otot-otot menggunakan desain penilaian dengan 6 ocus 6 6
sekeletal. Metode “Nordic Body Map” merupakan (misalnya; 4 skala likert). Apabila digunakan
metode penilaian yang sangat subjektif, artinya 6ocus66 dengan skala likert, maka setiap skor atau
keberhasilan aplikasi metode ini sangat tergantung nilai haruslah mempunyai definisi operasional yang
dari kondisi dan situasi yang dialami pekerja pada jelas dan mudah dipahami oleh responden. [1]
saat dilakukannya penilaian dan juga tergantung dari Dibawah ini adalah contoh desain penilaian
keahlian dan pengalaman observer yang dengan 4 skala likert, dimana:
bersangkutan. Namun demikian, metode ini telah a. Skor 1 = tidak ada keluhan/kenyerian atau tidak
secara luas digunakan oleh para ahli ergonomic untuk ada rasa sakit sama sekaliyang dirasakan oleh
menilai tingkat keparahan gangguan pada system pekerja (tidak sakit).
I-6 Ch Desi K, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati Desain Dayan Egonomis untuk ….
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Jika di lihat dari hasil kuesioner di atas, keluhan Setelah data antropometri dari 20 orang perajin
yang dirasakan oleh 50 % perajin adalah keluhan diukur maka dilakukan beberapa pengujian data
pada punggung, pinggang, leher atas, tengkuk, sebagai berikut :
lengan atas kiri dan pinggul.
Langkah terakhir dari aplikasi metode “Nordic 3.4.1 Uji Kecukupan Data
Body Map” ini, tentunya adalah melakukan upaya Pengujian kecukupan data menggunakan tingkat
perbaikan pada pekerjaan maupun posisi/sikap kerja, keyakinan 95% dan ketelitian 5% sehingga hasil dari
jika diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat pengujian kecukupan data bagi ketiga data
keparahan pada otot skeletal yang tinggi. Tindakan antropometri adalah sebagai berikut. [4]
perbaikan yang harus dilakukan tentunya sangat Uji kecukupan data ini berdasarkan tingkat
tergantung dari resiko otot skeletal mana saja yang ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Hasil Uji
mengalami adanya gangguan atau ketidaknyamanan. Kecukupan Data untuk ketiga data anthropometri
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, adalah:
diantaranya adalah dengan melihat persentase pada
setiap bagian otot skeletal dan dengan menggunakan
kategori tingkat resiko otot skeletal
Ch Desi K, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati Desain Dayan Egonomis untuk … I-7
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Tabel 2 Hasil Uji Kecukupan Data kerangka manusia dan desain stasiun kerja untuk alat
Dimensi N N’ keterangan peraga visual. Hal itu adalah untuk mengurangi
No Tubuh ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain
1 TSD 20 15 Cukup suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi
2 LBH 20 17 Cukup kelelahan kerja, desain suatu peletakan instrumen dan
3 JKT 20 6 Cukup sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses
4 TP 20 9 Cukup transfer informasi dengan dihasilkannya suatu respon
Sumber : pengolahan data yang cepat dengan meminimumkan risiko kesalahan,
Dari Uji Kecukupan Data diatas diketahui bahwa serta supaya didapatkan optimasi, efisiensi kerja dan
N‟ adalah 14,52 ≈ 15 artinya data yang harus diambil hilangnya risiko kesehatan akibat metoda kerja yang
minimal 15 data , karena data yang diambil 20 data kurang tepat. [3]
maka data cukup. Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain
Data dikatakan cukup jika N‟ < N. Jadi dari tabel pekerjaan pada suatu organisasi, misalnya: penentuan
diatas dapat disimpulkan bahwa data yang diambil jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian
dari 20 orang pengrajin sudah cukup. waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi
pekerjaan dan lain-lain. Penerapan ergonomi pada
3.4.2 Uji Keseragaman umumnya merupakan aktivitas rancang bangun
Pengujian keseragaman data dilakukan untuk (disain) ataupun rancang ulang yang disesuaikan
melihat apakah data yang dikumpulkan sudah dengan kemajuan teknologi dan juga anatomy,
seragam atau belum. Jika ada data yang keluar dari psysiology, industrial medicine.
batas kontrol maka data akan dibuang dan pengujian Perbaikan yang dilakukan di awal adalah dengan
akan dilakukan sekali lagi [4] membuat dayan yang biasa mereka pakai untuk
menenun dengan menambahkan kursi untuk
Tabel 3 Hasil Uji Keseragaman Data memudahkan mereka menenun. Kursi sedang di
Dimensi
coba secara bergilir untuk mengetahui seberapa jauh
No N X BKA BKB Keterangan kursi yang diajurkan dapat mengatasi keluhan
Tubuh
1 TSD 20 25,3 28,92 21,68 Seragam terhadapkelelahan otot yang di rasakan.
2 LB 20 43,4 49,93 36,87 Seragam
3 JKT 20 78,2 84,17 72,13 Seragam
4 TP 20 43,1 47,34 38,76 Seragam
Sumber : Pengolahan Data
I-8 Ch Desi K, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati Desain Dayan Egonomis untuk ….
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Tabel 5 Perbandingan Ukuran Dayan dengan Ukuran Teknik Industri – Universitas , JTI Undip, Vol
Athropometri III, No 2, Mei 2008.
Dimensi Ukuran Ukuran Pembahasan [3] Nurmianto, ”Ergonomi, Konsep Dasar dan
Dayan Antropometri Aplikasinya”, PT. Guna Widya, Surabaya,
Panjang 160 cm 2 x JKT = 2 x Ukuran 2008.
79 = 158 cm mnedekati [4] Sutalaksana, dkk, “Teknik Tata Cara Kerja”,
ukuran ITB, Bandung, 2006.
antropometri
dari ukuran
2x jangkauan
tangan
Lebar 47 cm LB = 47 cm Ukuran fit
kursi dengan
ukuran
antropometri
Tinggi 52 cm 5%TSD + 5% Ukuran kursi
Kursi TP = 64 cm dibawah
ukuran
antropometri
Sumber : hasil pengukuran
4. SIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Ch Desi K, Rina Oktaviana, Erna Yuliwati Desain Dayan Egonomis untuk … I-9