Bksti7-115 (Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah) 66-71
Bksti7-115 (Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah) 66-71
ABSTRAK
PT XYZ merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi alat-alat pertanian. Sejak pertama didirikan
perusahaan sudah menerima permintaan cukup besar dan semakin berkembang dengan makin luasnya lahan
perkebunan di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi adalah besarnya tingkat kebisingan di stasiun hammering.
Bising di tempat kerja menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja, seperti gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, gangguan komunikasi, gangguan keseimbangan, dan ketulian. Tujuan penelitian ini untuk
mengendalikan tingkat kebisingan agar paparan kebisingan yang diterima operator dapat dikurangi. Hasil
pengukuran di area kerja mesin hammering dan area di sekitar mesin hammering menunjukkan tingkat
kebisingan melebihi ambang batas aman. Usulan pengendalian kebisingan pada stasiun kerja dilakukan dengan
pemasangan dinding dari papan gypsum dengan ketebalan 0,010 m dengan total luasan 937 m2. Dengan usulan
tersebut, kebisingan dapat diturunkan sebesar 26,02 dB(A).
Kata Kunci : Kebisingan, Noise Reduction, Pengendalian Kebisingan, Hammering, Intensitas Bunyi
Penelitian ini dilakukan di sebuah UKM yang Adapun batasan masalah dalam melakukan
memproduksi alat-alat pertanian khususnya penelitian ini adalah sebagai berikut:
perkebunan kelapa sawit, antara lain egrek, dodos, 1. Pengukuran hanya dilakukan pada stasiun kerja
kapak, parang, gancu, tojok. Terdapat enam hammering.
stasiun kerja yaitu hammering, formatting, gerinda 2. Tidak dilakukan perhitungan biaya terhadap
kasar, penyepuhan, gerinda halus dan finishing. usulan perancangan.
Permasalahan kebisingan ditemukan pada Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
stasiun kerja Hammering. Aktivitas Hammering penelitian ini antara lain:
berfungsi untuk membentuk alat-alat pertanian 1. Mesin hammering yang diamati memiliki
berupa kapak, egrek, dodos, yang terbuat dari tingkat kebisingan yang identik.
bahan carbon steel 60%. Cara kerja mesin 2. Operator bekerja sesuai dengan deskripsi
hammering menimbulkan kebisingan dikarenakan pekerjaannya yang ditentukan oleh pihak
proses pembentukan produk (proses tumbukan manajemen dan tidak berpindah-pindah dari
antar baja) menghasilkan suara yang keras. area kerjanya.
3. Metode kerja tidak berubah saat penelitian
2. RUMUSAN MASALAH dilakukan.
4. Faktor lingkungan kerja lainnya tidak
Permasalahan dalam penelitian ini adalah mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan
tingginya tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh
stasiun kerja hammering yang telah melewati nilai 5. LANDASAN TEORI
ambang batas pendengaran operator selama jam
kerja. 5.1 Bunyi
I-66 Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah, Pengendalian Bising pada Stasiun Kerja …..
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Suara percakapan manusia mempunyai frekwensi Tabel 1. Pengaruh Kekerasan Bunyi pada
antara 250 Hz-4000Hz dan umumnya suara Manusia
percakapan manusia mempunyai frekwensi Kebisingan
1000Hz. Sedangkan amplitude adalah besaran (dB) Efek
simpangan gelombang suara yang dihasilkan (A)
sumber suara. Bila berlangsung terus-menerus akan
30 – 65 mengganggu selaput telingan dan
5.2 Tingkat Bunyi menyebabkan gelisah
Bila berlangsung terus-menerus akan
Tingkat kekuatan atau kekerasan bunyi diukur merusak lapisan vegetative manusia
dengan alat yang disebut Sound Level Meter 65 – 90
(jantung, peredaran darah, dan lain-
(SLM). Alat ini terdiri dari mikrofon, amplifier, lain)
weighting network, dan layar display dalam Bila berlangsung terus-menerus akan
satuan decibel, dB(A). Setiap penggandaan luas 90 – 130
merusak telinga
bidang peredam, tingkat bunyi akan berkurang 3
dB(A).
5.3. Intensitas Bunyi
Sound power adalah cara pengukuran kekuatan
bunyi berdasarkan jumlah energi yang diproduksi
Intensitas bunyi didefinisikan sebagai laju aliran
oleh sumber bunyi. Sound power dinotasikan
energi (daya) suara yang menembus satu luasan
sebagai P dalam satuan watt. Pengukuran tingkat
tertentu, dengan kata lain intensitas suara
kekuatan bunyi juga dapat dilakukan dengan sound
merupakan kerapatan energi suara per satuan luas,
intensity, yaitu sound power per satuan luas.
diukur dengan watt/m2. Rumus untuk mencari
Satuannya adalah watt/m2.
intensitas bunyi:
Rumus tingkat intensitas bunyi dapat dituliskan:
I = w/4πD2 W/m2 (2)
LI = 10 log I/Io dB. (1)
Dengan
Dengan: I = intensitas bunyi, (W/m2).
LI = tingkat intensitas bunyi, dB. W = energi yang dikeluarkan oleh
I = intensitas bunyi, W/m2. sumber bunyi, (watt).
Io = intensitas bunyi acuan, D = jarak, (m)
diambil 10-12 W/m2.
Percakapan manusia (human speech) berada di 5.4. Bunyi dan Kebisingan
antara frekuensi 600–4000Hz. Telinga manusia
paling peka terhadap rentang frekuensi antara 100– Kebisingan (noise) adalah bunyi atau suara yang
200 Hz (panjang gelombang antara 10cm–3m). tidak dikehendaki atau mengganggu. Gangguan
Kepekaan telinga manusia berbeda untuk frekuensi bunyi hingga tingkat tertentu dapat diadaptasi oleh
yang berbeda. Dengan energi yang sama, frekuensi fisik, namun syaraf dapat terganggu. Ambang bunyi
tinggi lebih mudah didengar (ini salah satu alasan (threshold of audibility) adalah intensitas bunyi
mengapa peluit bernada tinggi). sangat lemah yang masih dapat didengar telinga
Kekerasan bunyi dapat menimbulkan dampak manusia, berenergi 10-12 W/m2. Ambang bunyi ini
buruk bagi kesehatan manusia. Di samping disepakati mempunyai tingkat bunyi 0 dB. Ambang
frekuensi yang terdengar, frekuensi yang tidak sakit (threshold of pain) adalah kekuatan bunyi
terdengar pun dapat mempunyai efek negatif. yang menyebabkan sakit pada telinga manusia,
Getaran peralatan listrik yang tidak terdengar, berenergi 1 W/m2.
bila cukup keras akan menyebabkan tubuh bereaksi
dengan gejala gelisah, berkeringat, dan sebagainya. 5.5. Jarak Tempuh Gelombang Bunyi
Efek bunyi dapat menjadi sangat buruk bila terjadi
komplikasi. Misalnya bunyi keras dari jenis musik Gelombang bunyi yang merambat dari sumber
yang tidak disukai, yang berlangsung lama dan bunyi dan menempuh jarak tertentu akan menurun
terus menerus, bahkan bisa membuat seseorang kekuatannya (bunyi terdengar lebih pelan) dan
kehilangan kontrol atas emosinya1. Tabel 1 lama-kelamaan hilang, meski sesungguhnya ketika
menampilkan tingkat kebisingan dan efeknya pada dikaitkan dengan energi yang dimilikinya, energi
manusia tersebut tidak hilang, tetapi berubah bentuk.
Melemahnya energi yang dimiliki sumber bunyi
disebabkan oleh karena energi yang sama harus
merambat menyebar pada area yang lebih luas.
Dapat diasumsikan bahwa sumber bunyi sebagai
sebuah objek yang berada bebas di udara, yang
akan menyebar merambat ke segala arah sehingga
area rambatannya akan berbentuk seperti bola.
Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah, Pengendalian Bising pada Stasiun Kerja ….. I-67
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
I-68 Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah, Pengendalian Bising pada Stasiun Kerja …..
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Biasanya NR (Noise Reduction) suatu bahan 4. Pengukuran dilakukam secara random dan data
merupakan rata-rata untuk frekuensi 250, 500, yang diambil sebanyak 6 sampel.
1000, 2000, dan 4000 Hz. 5. Proses pertama platstrip dipanaskan dalam
tungku pemanasan selama 15 menit. Pada proses
6. METODOLOGI PENELITIAN ini diambil 1 sampel.
6. Kemudian platstrip dipukul-pukul dengan
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan menggunakan mesin hammering selama 30
penelitian deskriptif (Description Research) yaitu menit, yang bertujuan agar memperoleh kapak
suatu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji / sesuai permintaan. Dalam proses ini diambil 4
memaparkan sejauh mana faktor kebisingan sampel.
mempengaruhi pekerja. 7. Setelah itu platstrip dipukul kembali dengan
Obyek penelitian adalah operator mesin menggunakan palu selama 3 menit yang
hammering (12 operator) dan operator lain yang bertujuan agar platstrip tersebut rata. Dalam
berdekatan dengan mesin hammering (7 operator). proses ini diambil 1 sampel.
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada
tempat-tempat di mana operator bekerja dekat 7. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
dengan mesin hammering yang merupakan sumber
bising. Alat yang digunakan dalam pengukuran Kegiatan produksi di UKM ini berada di satu
yaitu sound level meter untuk mengukur tingkat area. Stasiun kerja yang menimbulkan kebisingan
kebisingan. adalah stasiun kerja hammering. Bising ini tidak
Penelitian dilaksanakan dengan tahapan hanya diterima oleh operator hammering tetapi
kegiatan sebagai berikut : juga diterima oleh operator di area sekitar yang
1. Pengamatan pendahuluan di stasiun kerja berdekatan dengan mesin hammering. Data hasil
hammering dimana operator bekerja dekat pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
dengan mesin hammering, yang memiliki
permasalahan kebisingan.
2. Pengukuran posisi kerja operator dan mesin.
3. Pengukuran tingkat kebisingan pada setiap titik
dilakukan pada rentang waktu 3 menit untuk
setiap pengukuran.
Tabel 2 Data Tingkat Kebisingan Stasiun Kerja Hammering
Tingkat Kebisingan
(dB)
Titik Operator
Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1m
1.5m 1.5m 1.5m 1.5m 1.5m 1.5m 1m 1m 1m 1m 1m
*
1 88.9 88.5 88.8 88.4 89.5 88.7 90.8 95.7 90.9 91.8 92.8 89.3
2 87.5 86.8 86.9 87.6 91.8 87.5 93.4 92.9 91.4 92.4 90.3 87.9
3 89.5 89.2 89.3 89.5 90.2 87.2 94.4 92.6 91.8 90.7 92.2 88.1
4 87.9 86.3 86.7 89.3 90.7 89.1 85.2 91.5 90.1 91.3 92.1 89.8
5 87.3 86.9 86.9 87.6 88.1 89.8 88.5 90.6 89.2 91.8 92.8 87.7
6 87.6 87.4 87.5 86.4 90.4 86.7 91.6 92.3 91.8 91.3 91.7 89.7
Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah, Pengendalian Bising pada Stasiun Kerja ….. I-69
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh dua 60% yang merupakan bahan yang kandungan
mesin atau lebih yang dihidupkan secara bersamaan bajanya cukup tinggi), mesin (tenaga pneumatik
tidak dapat secara langsung dijumlahkan dari yang menimbulkan bising), maupun operator
tingkat kebisingan masing-masing karena (posisi yang sangat dekat dengan mesin).
merupakan skala logaritmik. Level kebisingannya Usulan pengendalian kebisingan pada stasiun
diperoleh melalui tahapan sebagai berikut: kerja hammering dilakukan dengan cara
1. Tentukan dua level bising menambahkan papan gypsum di sekeliling area
2. Tentukan selisih kedua sumber bising agar stasiun kerja hammering. Pada lantai dipasang
diperoleh nilai penambahan rangka yang berbentuk rel (biasanya disebut track,
3. Tambahan nilai dan selisih pada level chanel, atau rail). Rangka-rangka vertical tersebut
kebisingan yang lebih tinggi dipasang per jarak 60 cm, kemudian dipasang
papan gypsum pada rangka-rangka tersebut
Tabel 4 Angka Penambah pada Penjumlahan menggunakan sekrup gypsum. Sedangkan pada
Bunyi area kelur masuk operator dipasang platik agar
Perbedaan Tingkat Bilangan Penambah operator dapat lebih mudah keluar masuk tanpa
Bunyi antara Dua pada Bunyi yang Lebih harus membuka pintu.
Sumber (dB) Tinggi (dB) Papan gypsum dipilih karena harga lebih
0-1 3 murah dan tidak memerlukan pengerjaan yang
2-3 2 rumit, perawatan dan perbaikan gypsum lebih
4-8 1 mudah, memiliki berat yang jauh lebih ringan dari
9 0 dinding plaster (tekanan pada struktur dinding
konstruksi lebih ringan), papan gypsum lebih tahan
Level bising yang diterima operator mesin terhadap api dan meredam bunyi nyaring/bising
Hammering dan operator yang berdekatan dengan Papan gypsum tersedia dalam berbagai ukuran,
mesin Hammering dapat dilihat pada Tabel 5. tetapi yang paling umum adalah lembaran tebal 8 –
12 mm, dengan ukuran 1.2 m x 2.4 m. Namun
Tabel 5 Kebisingan Stasiun Kerja Hammering ukuran papan gypsum bisa disesuaikan dengan
dan di Sekitar Stasiun Kerja Hammering kebutuhan.
Mesin Hammering Area Sekitar Mesin Untuk stasiun kerja hammering dengan total
Hammering luasan 937 m2 dapat didesain dengan menggunakan
Operator Level Operator Level bahan papan gypsum dengan ketebalan 0,10 m
Kebisingan Kebisingan untuk dinding, dan menggunakan beton dengan
1 96,9 1 94,9 ketebalan 0,14 m untuk bahan lantai. Desain ini
dapat menurunkan kebisingan sebesar 26.04 dB
2 96,4 2 92,2
(A).
3 96,5 3 93,4
4 96,4 4 93,8
8. KESIMPULAN
5 98,4 5 94,4
6 96,7 6 101,4 1. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
7 99,4 7 89,3 dilakukan di stasiun kerja hammering diperoleh
8 101,6 nilai intensitas kebisingan jauh melebihi batas
9 99,8 aman.
10 99,8 2. Solusi yang ditawarkan dengan membuat sekat
11 100,2 dari papan gypsum pada stasiun kerja
12 96,3 hammering
I-70 Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah, Pengendalian Bising pada Stasiun Kerja …..
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI 2014
Dini Wahyuni, Nismah Panjaitan, Ilfi Mawaddah, Pengendalian Bising pada Stasiun Kerja ….. I-71