Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN

RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK : ST.RAHMADANI (19.081.AF)


MUZDALIFAH SYAFITRI (19.067.AF)
ANA VALERIA LATUPERISSA (19.044.AF)
NURUL FADILLAH KAMRAN (19.070.AF)
QISTI ARDINI (19.075.AF)
MUHAMMAD SYAIFUL HIDAYATULLAH (19.061.AF)
KELOMPOK : IV (EMPAT)
DOSEN : SUKIRAWATI, S.Farm., Apt.

AKADEMI FARMASI YAMASI


MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
kita kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“Pelayanan Kesehatan di puskesmas dan Rumah Sakit”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah” Undang-Undang
Kesehatan”. Dalam makalah ini kami membahas tentang bagaimana pelayanan kesehatan baik di
puskesmas maupun di rumah sakit.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.Kami
berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mappala,10 februari 2020

Kelompok IV
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………..…………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………...……………………………. 1

B. Rumusan Masalah ………………………………...………………………… 2

C. Tujuan ……………………………………………...……………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN ………...………………………………………………….. 3

A. Pengertian Pelayanan Kesehatan …………..……………………………….. 3

B. Tujuan Pelayanan Kesehatan ……………..…………………………………. 3

C. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan……………..……………….. 4

D. System Pelayanan di Rumah sakit…………….……………………………… 4

E. System Pelayanan di Puskesmas ……………..…………………………… 6

BAB III PENUTUP …………………………….…………………………………… 8

A. Kesimpulan ……………………………..……...……………….…………… 8

B. Saran …………………………………...………..………………………….. 8

DAFTAR PUSTAKA ………………………….…………...…………….………… 9


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teori, sebuah negara dibentuk oleh masyarakat di suatu wilayah yang tidak
lain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama setiap anggotanya dalam
koridor kebersamaan. Dalam angan setiap anggota masyarakat, negara yang dibentuk
oleh mereka ini akan melaksanakan fungsinya menyediakan kebutuhan hidup anggota
berkaitan dengan konstelasi hidup berdampingan dengan orang lain di sekelilingnya. Di
kehidupan sehari-hari, kebutuhan bersama itu sering kita artikan sebagai “kebutuhan
publik”.
Salah satu contoh kebutuhan publik yang mendasar adalah kesehatan.Kesehatan
adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat kaitannya dengan kesejahteraan
masyarakat. Untuk semua pelayanan yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya
berkewajiban untuk menyediakan layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap
saat. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah
adanya Puskesmas. Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan
kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat,
terutama masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.Dalam makalah ini,
saya membahas mengenai “Pelayanan Puskesmas” karena Puskesmas sebagai bentuk
nyata peran birokrasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat,
khususnya dalam bidang kesehatan dan karena Puskesmas merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pelayanan kesehatan?
2. Apakah tujuan dari pelayanan kesehatan ?
3. Apakah Hukum Pelayanan Kesehatan ?
4. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di puskesmas?
5. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pelayanan kesehatan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui Hukum pelayanan kesehatan.
4. Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan di puskesmas.
5. Untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang yang dijamin
dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatkan derajat
kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.5
Defenisi Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam UndangUndang Kesehatan tentang kesehatan
ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat. Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan
secara umumterdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:

a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service) Pelayanan kesehatan ini banyak


diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care)
atau kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkankesehatan perseorangan dan keluarga. Upaya pelayanan perseorangan
tersebut dilaksanakan pada institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik
bersalin, praktik mandiri.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) Pelayanan kesehatan


masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan masyarakat yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang mengacu pada tindakan promotif dan
preventif.

Upaya pelayanan masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan


masyarakat tertentu seperti puskesmas. Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna
diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:

a. Pelayanan kesehatan promotif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan


pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan.

b. Pelayanan kesehatan preventif, suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah


kesehatan/penyakit.

c. Pelayanan kesehatan kuratif, suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan


yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga
seoptimal mungkin.
d. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas,


klinik, dan rumah sakit diatur secara umum dalam UU Kesehatan, dalam Pasal 54 ayat
(1) UU Kesehatan berbunyi bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan
secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Dalam hal
ini setiap orang atau pasien dapat memperoleh kegiatan pelayanan kesehatan secara
professional, aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif serta lebih mendahulukan
pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya.

B. Tujuan Pelayanan Kesehatan


Tujuan Pelayanan Kesehatan meliputi :
1. Promotif (Memelihara dan meningkatkan kesehatan). Hal ini diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan.
2. Preventif (Pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit)
Terdiri dari :
a. Preventif primer
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi yang
baik, dan kesegaran fisik
b. Preventive sekunder
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan
dengan cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.
c. Preventif tersier
Pembuatan diagnose ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi,
pembuatan diagnose dan pengobatan
d. Kuratif (penyembuhan penyakit)
e. Rehabilitasi (pemulihan)
Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati
normal setelah mengalami sakit fisik atau mental, cedera atau penyalahgunaan.

C. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Kesehatan


Hubungan hukum antara pasien dengan penyelenggara kesehatan dan pihak
pelayanan kesehatan (dalam hal ini rumah sakit, dokter, perawat, bidan) dalam
melakukan hubungan pelayanan kesehatan. Pertama adalah hubungan medis yang diatur
oleh kaedah-kaedah medis, dan kedua adalah hubungan hukum yang diatur oleh kaedah-
kaedah hukum baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Hubungan hukum yang
terjadi dalam pelayanan medis ialah berdasarkan perjanjian yang bertujuan untuk
melakukan pelayanan dan pengobatan pasien demi kesembuhan pasien.13 Upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit bertolak dari hubungan dasar dalam bentuk transaksi
terapeutik. Transaksi terapeutik sebagai suatu transaksi mengikat antara pihak pemberi
pelayanan dengan pasien sebagai penerima pelayanan dalam perikatan transaksi
terapeutik tersebut. Untuk menilai sahnya perjanjian hubungan hukum dalam pelayanan
kesehatan tersebut diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, bahwa unsur-unsur syarat
perjanjian dalam transaksi terapeutik meliputi:
a. Adanya sepakat dari mereka yang mengikatkan dirinya.
b. Adanya kecakapan antara pihak membuat perikatan.
c. Suatu hal tertentu yang diperbolehkan.
d. Karena suatu sebab yang halal. Pelaksanaan dan pengaplikasian perjanjian

• Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara umum terdiri
dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service) Pelayanan kesehatan ini banyak
diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care)
atau kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Upaya pelayanan perseorangan
tersebut dilaksanakan pada institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik
bersalin, praktik mandiri.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) Pelayanan kesehatan masyarakat
diselenggarakan oleh kelompok dan masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya
pelayanan masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan masyarakat
tertentu seperti puskesmas.

D. Rumah Sakit
1. Defenisi rumah sakit
Pengertian atau defenisi dari rumah sakit tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) UU
Rumah Sakit, pengertian rumah sakit ialah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, serta
menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Rumah sakit
merupakan institusi yang mempunyai kemandirian untuk melakukan hubungan
hukum yang penuh dengan tanggung jawab. Rumah sakit bukan (persoon) yang
terdiri dari manusia sebagai (natuurlinjk persoon) melainkan rumah sakit diberikan
kedudukan hukum sebagai (persoon) yang merupakan badan hukum (rechtspersoon)
sehingga rumah sakit diberikan hak dan kewajiban menurut hukum. Rumah sakit
diselenggarakan berasaskan Pascasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,
etika, dan profesionalitas, manfaat, keadilan,persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan, dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Rumah sakit harus diselenggarkan oleh suatu badan hukum yang dapat berupa
perkumpulan, yayasan atau perseroan terbatas.
2. Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit
Menurut Pasal 18 UU Kesehatan diatur bahwa rumah sakit dibagi berdasarkan jenis
pelayanan dan pengelolaanya yaitu, sebagai berikut :
a. Jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dikategorikan dalam rumah sakit umum dan
rumah sakit khusus.
1). Rumah sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis
penyakit yang masih dapat dikategorikan sebagai penanganan penyakit secara umum
atau menyeluruh.
2). Rumah sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
kekhususan lainnya.

3. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit


 Rumah sakit mempunyai hak-hak sebagaimana yang diatur dalam Pasal 30 UU Rumah
Sakit antara lain, sebagai berikut :
a. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit.
b. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka pengembangan pelayanan.
c. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d. Menggugat pihak yang mengalami kerugian.
e. Mendapatkan pelindungan hukum.
f. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit.

 Kewajiban rumah sakit menurut Pasal 29 UU Rumah Sakit, disebutkan bahwa setiap
rumah sakit mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada
masyarakat.
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, nondiskriminasi dan efektif
mengutamakan kepentingan pasien.
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya.
d. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin.
e. Menyelenggarakan rekam medis.
f. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien.

Dalam menjalankan pelayanan kesehatannya rumah sakit tunduk pada ketentuan


umum yang telah menjadi dasar hukum rumah sakit dalam melakukan pelayanan
kesehatan yang diatur dalam Pasal 54 ayat (1) UU Kesehatan dijelaskan, bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman,
bermutu, serta merata dan nondiskriminatif.
Sebagai institusi penyelenggara pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan
kesehatan yang dengan menggunakan alat kesehatan, dalam Pasal 16 UU Rumah Sakit,
bahwa rumah sakit memiliki kewajiban untuk menjalankan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan metode dan pedoman standar dalam penggunaan alat kesehatan, Dengan
adanya standar pelayanan medis, khususnya dalam pelayanan medis dengan
menggunakan alat kesehatan di rumah sakit dapat 40 menjamin perlindungan hukum
yang diatur dalam Pasal 58 ayat (1) UU Rumah Sakit terhadap pasien dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan terhadap pasien yang dilakukan oleh pihak rumah sakit
terkadang tidak selalu berjalan dengan baik, terkadang tenaga kesehatan dapat melakukan
kelalaian/kesalahan dalam menjalankan praktiknya. Sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, maka pasien dapat melakukan upaya hukum terhadap tindakan medis yang
telah membahayakan keselamatannya, rumah sakit bertanggung jawab jika dituntut
berdasarkan Pasal 46 UU Rumah Sakit, terhadap kerugian yang dialami oleh pasien, dan
pasien dapat melakukan upaya hukum melalui gugatan terhadap rumah sakit
E. PUSKESMAS
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Dengan kata
lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Menurut Kepmenkes RI No.
128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
1. Sistem Pelayanan di Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-
usaha kesehatan pokok.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Departemen Kesehatan RI:1991).
 Fungsi Puskesmas:
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi:
a. Fungsi Pokok
1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan
2) masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya
peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan.5 Defenisi Pelayanan kesehatan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 (Depkes RI) yang
tertuang dalam UndangUndang Kesehatan tentang kesehatan ialah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat.
Pengertian atau defenisi dari rumah sakit tercantum dalam Pasal 1 ayat (1)
UU Rumah Sakit, pengertian rumah sakit ialah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna,
serta menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat.
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes
RI, 1991).
B. Saran
Salah satu efektivitas pelayanan rumah sakit dan puskesmas harus
menciptakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar dapat
melayani kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan kepada pasien
yang penerapannya harus dilaksanakan oleh semua elemen organisasi secara
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

http://twiggygirls.blogspot.com/2015/04/sistem-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas.html?=1
http://ramaalghazali.blogspot.com/2014/12/makalah-rumah-sakit.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai