2020
A. FAKTA KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
1. World Health Organization (2014) menyebutkan di seluruh dunia 61,7% dari
penduduk berusia 15 tahun atau lebih tua (15+) pernah minum alkohol dalam
12 bulan terakhir, bahkan sekitar 16,0% adalah peminum berat. Republik
Moldova, Belarus, Lithuania, Rusia dan Republik Ceko tercatat sebagai lima
negara dengan tingkat konsumsi alkohol per kapita tertinggi di dunia pada
2015.
2. Secara global, lebih dari 237 juta pria dan 46 juta perempuan menderita
kelainan terkait alkohol dengan Eropa mencatat angka tertinggi (15 dan 3,5
persen masing-masing untuk laki-laki dan perempuan. Amerika Utara
menyusul dengan masing-masing 11,5 dan 5 persen.
Di China, pria minum lebih dari 11 liter minuman beralkohol, biasanya bir
atau minuman jenis spirits. Sedangkan perempuan mengkonsumsi tiga liter
sehingga rata-rata konsumsi sedikit di atas 7 liter.
Pada 2030, kedua negara akan berganti posisi. Orang China dewasa
diperkirakan akan mengonsumsi rata-rata lebih dari 10 liter, sedangkan
konsumsi alkohol di AS akan turun sedikit menjadi 9,5 liter.
3. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 tentang
kesehatan remaja menyebutkan bahwa pria lebih berisiko terlibat dalam
perilaku konsumsi alkohol dibandingkan dengan wanita. Hasil survei
menunjukkan 4% pada wanita dan 40% pada pria. Data menunjukkan
klasifikasi pengonsumsi minuman beralkohol 30,2% remaja putra usia 15-19
tahun dan 52,9% remaja putra usia 20-24 tahun sudah minum minuman
beralkohol (Kemenkes. RI, 2012).
5. Mengonsumsi minuman beralkohol saat ini sudah menjadi bagian dari gaya
hidup sebagian masyarakat di Indonesia. Berawal dari coba-coba kemudian
akhirnya ketagihan. Walaupun tingkat konsumsi minuman beralkohol di
Indonesia termasuk paling rendah di dunia. Namun data WHO (2010)
menyebutkan konsumsi minuman beralkohol di Indonesia 0,6 liter alkohol
murni per kapita per tahun.
8. Jumlah minuman alkohol yang dikonsumsi pertama kali 1-2 botol dengan
jenis arak, tuak, captikus, anggur kolesom, bir dan whisky
10. Aktivitas khusus konsumsi: saat acara pesta adat dan budaya setempat,
terutama di wilayah Bali dan Manado, seperti acara kedukaan (kematian)
maupun acara keceriaan (perkawinan dan ulang tahun)
11. Jenis minuman alkohol modern yang di konsumsi adalah bir, whisky dan
minol lokal yang dikonsumsi adalah cap tikus, anggur kolesom, tuak, arak
dan cukrik
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Tahun 2007, ada tiga
provinsi dengan prevalensi minuman beralkohol terbanyak yaitu di Nusa Tenggara
Timur (17,7%), Sulawesi Utara (17,4%), dan Gorontalo (12,3%). Sedangkan para
pengkonsumsi minuman beralkohol tersebut, sebagian besar tinggal tiga provinsi di
pedesaan (5,1%) dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah tamatan SMA (6,0%)
dengan usia 25–34 tahun (6,7%)
.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Tahun 2018, ada tiga
provinsi dengan prevalensi proporsi konsumsi minuman beralkohol pada penduduk
Umur ≥10 tahun terbanyak yaitu di Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
C. IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
1. Kebijakan
2. Pemberdayaan
3. Kesehatan
a. Mengembangkan klinik berhenti minum minuman beralkohol
- Upaya menolong peminum untuk berhenti.
- Klinik yang tidak dipunggut biaya dan ditempatkan di Puskesmas,
klinik swasta dan RS
- Pembiayaan dari APBD atau sumber lain pendapatan daerah yang sah.
- Pendanaan dapat melalui bekerjasama dengan pihak swasta (CSR) tapi
bukan dengan perusahaan produksi minuman beralkohol.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pembahasan yang dijabarkan, maka dapat ditarik kesimpulan
rasa kurang percaya diri, rasa ingin tahu atau coba-coba, pelarian dari masalah,
pengetahuan yang kurang, keluarga yang buruk, lingkungan yang buruk signifikan
meningkatkan adiksi (kecanduan) alkohol pada remaja, dan faktor pendidikan
rendah kurang signifikan meningkatkan adiksi (kecanduan) alkohol pada remaja.