Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN CITRA TUBUH


Oleh Siti Sarah Fauzia, 1006673001

A. Definisi Diagnosa
Citra tubuh adalah kumpulan dan sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya
termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan
potensi tubuh (Stuart Laraia, 2005). Sedangkan NANDA Internasional (2010) mendefinisikan
gangguan citra tubuh sebagai konfusi—gangguan proses berpikir—dalam gambaran mental fisik dari
individu.

B. Faktor Predisposisi (keadaan mudah terjangkit oleh penyakit)


Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan
perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang
lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai
kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dan pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya
mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap
dirinya, menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga
terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Proses tumbuh kembang fisik dan kognitif
perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh bila dibandingkan dengan aspek lain dari konsep diri
(Potter & Perry, 2005).

C. Faktor Presipitasi
o Trauma
o Penyakit atau kelainan hormonal
o Operasi atau pembedahan
o Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan: maturasi
o Perubahan fisiologis tubuh: kehamilan, penuaan
o Prosedur medis dan keperawatan: efek pengobatan.

D. Tanda & Gejala


Tanda dan gejala yang ditunjukkan klien adalah menghindari melihat anggota tubuh yang hilang,
respons nonverbal dan verbalisasi persepsi yang mencerminkan perubahan pandangan tentang
tubuh individu dalam penampilan berhubungan dengan ketidakmauan Nn. K untuk melakukan
kontak mata dengan perawat pria dan penolakan untuk membicarakan masalah ini. (Nanda
Internasional, 2010).
Rentang respon konsep diri

Respon adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi dirikonsep diri + harga diri rendah kerancuan peran depersonalisasi

E. Rencana Keperawatan (Renpra)


Data Objektif:
• Perubuahan aktual struktur anatomi
• Secara sengaja menyembunyikan tubuh
• Kehilangan bagian tubuh
• Tidak melihat bagian tubuh
Data Subjektif:
• Perasaan negatif tentang tubuh
• Ketakutan terhadap reaksi orang lain
• Fokus pada penampilan di masa lalu

Diagnosa Keperawatan
Rencana tindakan
Tindakan keperawatan
Rasional

Tujuan
Kriteri aevaluasi

Gangguan citra tubuh.

Klien dapat melihat bagian payudara pascaoperatif


1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk melihat keadaan diri.
2. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.
3. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan dan kehilangan.
4. Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
5. Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
penampilan

- Berikan klien kesempatan mengungkapkan perasaan.

- Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri terhadap anatomi yang hilang.

- Mendorong sosialisasi dengan orang lain.

- Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien
terhadap kondisi kulitnya.
- klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
- membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN CITRA TUBUH
Oleh Siti Sarah Fauzia, 1006673001
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:

2. Diagnosa Keperawatan: Gangguan citra tubuh


3. Tujuan Khusus: Untuk mengajarkan klien untuk melihat payudaranya perlahan-lahan sebagai
bentuk adaptasi citra tubuhnya sekarang.

4. Tindakan Keperawatan:
• Tanyakan tentangperasaan klien
• Mengajarkan klien untuk melihat bagian payudara yang di mastektomi dan klien dapat melihat
dadannya pascaoperatif

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. ORIENTASI
a. Salam terapeutik:
“Assalamu’laikum Nn. K. Selamat pagi. Perkenalkan nama saya Sarah, Ibu bisa memanggil saya
Suster Sarah?” (menyapa klien dan menyalam klien).
b. Evaluasi/ validasi:
“Bagaimana kabar Ibu hari ini?”
“Alhamdulillah operasi Nn. K udah berjalan lancar. Bagaimana keadaan jaringan pascaoperasinya
hari ini?
c. Kontrak:
“Nah, Nn. K, karena Nn. K juga belum mau melihat jaringan pascaoperasinya, nanti kita coba latihan
melihat jaringan pascaoperasinya”
“Kita akan lakukan di sini saja ya, Nn.K? janggan khawatir, tirainya sudah saya tutup, kok.”
“Nanti, pertama-tama Nn.K coba cerita ya semua yang mengganjal Nn.K mengapa Nn. K masih
belum mau melihat jaringan pascaoperasinya, nanti kita coba latihan pelan-pelan untuk melihat atau
bahkan lebih baik kalau Nn.K sudah siap untuk menyentuh. Untuk waktu kita lakukan 20 menit saja,
ya? Bagaimana, Nn.K setuju?”

2. KERJA
• “Baiklah Nn, K. Nn. K merasa bahwa Nn. K takut melihat keadaan payudara Nn. K sekarang, bukan
begitu? Jangan khawatir Nn.K. saya akan bantu Nn. K untuk melihatnya pelan-pelan. Nn. K jangan
khawatir karena Nn. K harus menerima keadaan citra tubuh Nn.K sekarang, bukan? Jadi bagaimana?
Bisa kita mulai latihannya sekarang?”
• “ Saya sudah siapkan cermin yang cukup besar. Pertama-tama, Nn. K boleh melihat bagian dada
Nn. K tanpa membuka pakaian Nn. K terlebih dahulu. Bagaimana, Nn.K? sanggup? Kita coba latihan,
ya? Jika Nn. K belum tenang, Nn. K bisa menarik napas dalam. Bagaimana? Sudah tenang?
(memberikan cermin di depan Nn. K sambil membiarkan Nn. K menatap bagian dadanya)
• “Bagaimana Nn.K? sanggup kan? Nah, itu sudah merupakan kemajuan Nn. K dibanding kemarin
yang bahkan Nn. K belum mau bercermin. Langkah kedua kita coba untuk melihat jaringan bekas
operasinya, ya Nn.K? bagaimana? Coba Nn. K buka pakaian Nn. K sampai bagian payudara Nn.K
terlihat, ya Nn.K. Jika sudah, nanti saya akan letakan cermin di depan Nn. K”
• “Bagaimana Nn. K? Sudah siap? Saya akan letakan cermin di hadapan Nn. K, ya? Jika Nn. K belum
tenang, Nn. K bisa menraik napas dalam terlebih dahulu (sambil mengenggam tangan Nn. K).”
• “ luar biasa, Nn.K. apa yang Nn. K lakukan hari ini sudah mulai menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Saya akan letakan cerminnta kembali di atas meja dan Nn. K boleh kembali menutup
bagian dada Nn. K. ”
• “Nn. K? Hal yang sudah Nn.K lakukan merupakan proses yang bagus sekali. Nah, untuk tahapan
kedepannya, kita akan coba untuk menyentuh bagian dada, Nn.K, ya? (menggenggam tangan klien
sambil memberikan senyuman terapeutik)

3. TERMINASI
a. Evaluasi
EvaluasiSubjekif:
• “Bagaimana perasaan Nn. K setelah kita belajar untuk melihat bagian dada yang telah dioperasi?”
EvaluasiObjektif
• “Apakah masih ada yang Nn. K tidak mengerti dari tujuan tindakan kita hari ini?
• “Jadi, jika nanti Nn. K ingin kembali melihat keadaan dada Nn. K akan ada dua tahap untul lebih
menenangkan perasaan Nn. K, bukan? Bisa Nn. K sebutkan tadi dua tahap tersebut?
• Iya, benar. Dan jika Nn. K merasa belum tenang, Nn. K aka melakukan tindakan menarik napas...?
• Ya, benar. Tindakan menarik napas dalam.

a. Tindak lanjut
Baiklah, Nn.K. Selanjutnya, saya harap Nn. Kdapat terus melaitih mnelihat bagian dada Nn. K
semakin sering agar Nn. K nanti juga mau untk memegang bagian bekas operasi Nn. K.
b. Kontrak yang akan datang
• Topik : “Nah, Nn.K, pertemuan selanjutnya kita akan latihan untuk menyentuh bagian dada Nn.
K, ya?”
• Waktu : “Saya akan datang tepat besok pagi, pukul 9 sama seperti sekarang. Lalu, kita juga akan
melakukan latihan ini selama 20 menit. Bagaimana Nn. K?
• Tempat : “Insyaallah akan kita lakukan latihannya di kamar ibu ini saja ya Nn.K
• “Nah, karena kontrak waktu 20 menit yang kita sepakati di awal pertemuan juga sudah habis, saya
ingin pamit dulu. Jangan lupa untuk terus latihan melihat dada Nn. K, ya. selamat pagi.
Assalamualaikum.”

Sumber Referensi
NANDA International. (2010). Nursing Diagnoses: Definitions and classification 2009-2011. (Terj.
Made Sumarwati et al). Jakarta: EGC.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental of Nursing. Edisi 7. Vol. 2 (Terj. Adrina Ferderika).
Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, G. W. & Laraia M. T. (2005). Principles and Practice of Psyciatric Nursing. St. Lous: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai