Dengan Teknik Showering Tekanan 15 Psi terhadap Penyembuhan
Ulkus Kaki Diabetik Di Klinik Kitamura Pontianak
10DWSVII2017
ABSTRAK
Latar Belakang : Ulkus kaki diabetik (UKD) merupakan komplikasi kronis diabetes mellitus
(DM) dengan angka kejadian sebesar 15%25%. Cairan cleansing yang umum dipakai adalah
NaCl 0.9%, sedangkan cairan alternatif berupa air ozon dan infusa daun jambu biji 20%
karena mempunyai daya antiseptik. Teknik showering tekanan 15 Psi merupakan teknik
terbaik dalam cleansing luka karena paling efektif dalam menghilangkan kotoran dan bakteri
pada luka. Tujuan : Mengetahui pengaruh cleansing luka menggunakan infusa daun jambu
biji 20% dengan teknik showering tekanan 15 Psi terhadap penyembuhan UKD.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode quasiy experimental dengan pre posttest
control group design. Total sampel 66 responden yang dibagi menjadi kelompok infusa daun
jambu biji 20%, NaCl 0.9% dan air ozon. Setiap kelompok dilakukan cleansing luka
menggunakan teknik showering tekanan 15 Psi sebanyak 15 kali selama sebulan. Teknik
sampling menggunakan consecutive sampling dan penilaian skor penyembuhan luka
menggunakan instrumen Bates Jensen Wound Assessment Tools (BJWAT). Hasil : Skor
BJWAT pada setiap kelompok yaitu kelompok infusa daun jambu biji 20%, air ozon dan
NaCl 0.9% memiliki nilai signifikansi masingmasing (p=0.001), (p=0.018) dan (p=0.012).
Kesimpulan : Infusa daun jambu biji 20% menunjukkan hasil paling signifikan dalam
menurunkan skor BJWAT dibanding air ozon dan NaCl 0.9% pada UKD. Saran :
Dibutuhkan penelitian lanjutan dan inovasi terkait alat cleansing luka yang lebih praktis dan
efisien. Kata Kunci : Ulkus kaki diabetik, Cleansing luka, Teknik Showering, Infusa daun
jambu biji 20%, Skor BJWAT.
Effectiveness of Wound Cleansing Using Guava-Leaf Infusion 20% With Showering
Technique Of 15 Psi Pressure Towards Healing Of Diabetic Foot Ulcer In Clinic Kitamura
Pontianak
sebesar 32% dari total penderita DM. 28 bakteri dan memfasilitasi penyembuhan
pada tahun 2030 berjumlah 21,3 juta jiwa. yang berhubungan dengan teknik dan solusi
mengalami UKD dengan tingkat resiko 15 mudah dan efektif diterapkan adalah teknik
Cairan NaCl 0,9% merupakan cairan netral antimikroba dan analgesik.5
Pontianak didapatkan data bahwa teknik jambu biji dengan komposisi 20gr/100ml
ozon sebagai kontrol positif dan NaCl 0,9%
menggunakan teknik showering namun
kelompok.
dibutuhkan cairan alternatif yang
kelompok dilakukan setiap dua hari sekali
yaitu infusa daun jambu biji 20% yang
nilai r=0,91 lebih besar dari r tabel sehingga 1. Karakteristik Responden
reliabel. 14
54 orang. Agama islam merupakan agama
dilakukan untuk mengetahui distribusi
terbanyak yang dianut responden yaitu 46
frekuensi karakteristik responden. Analisis
orang. pada saat post test III.
Tabel 1.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
(Juni 2016, n=66)
Group 1 Group 2 Group 3
Variabel
Mean±SD Mean±SD Mean±SD
Usia 54.45±4.758 52.09±4.638 54.23±4.937
Sumber : Data primer 2016
Grafik 1.3 Deskriptif statistik skor BJWAT
Berdasarkan tabel 1.1, Ratarata usia pasien yang menjalani perawatan luka di
Klinik Kitamura Pontianak (Juni 2016, n=66)
pada group 1 yaitu 54.45 tahun, group 2
tahun.
Grafik 1.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Responden Berdasarkan Koloni Bakteri
(Juni 2016, n=66)
Grafik 1.3 menunjukkan bahwa rerata
dari 39.50 pada saat pre test menjadi 33.55 saat
saat post test II dan menjadi 19.09 pada post
Grafik 1.2, menunjukkan jumlah rata
test III. Rerata skor BJWAT pada Group 2
rata koloni bakteri pada group 1 sebanyak 4.52
juga mengalami penurunan dari 38.50 pada
x107 saat pre test dan menjadi 4.74x105 pada
saat pre test menjadi 34.50 saat post test I dan
Hasil uji paired sample ttest perbedaan rata total nilai pre test 39.27, menurun menjadi
I, post test I post test II dan post test II dengan 28.94 dan terakhir menjadi 22.77 pada post test
post test III tiaptiap group memiliki III. Berdasarkan nilai nilai p, post test II
perbedaan yang signifikan skor penyembuhan (0.002) dan post test III (0.001) menunjukkan
luka karena diperoleh nilai p pada tiaptiap hasil yang signifikan dalam proses
penyembuhan luka karena nilai p <0.05.
kelompok < 0.05.
3. Analisa Multivariat
b. Hasil uji beda Skor BJWAT sebelum dan
sesudah dilakukan cleansing luka
Tabel 1.4 Hasil Regresi Linear karakteristik a. Jenis Kelamin
responden terhadap skor BJWAT pada Group 1
di Klinik Kitamura Pontianak (Juni 2016, n=66) Hasil penelitian menunjukkan
Variabel Koofisiensi 95% CI nilai p
Constan 25.971 8.791 42.79 0.005 bahwa total responden sebagian besar
Umur 0.086 0.387 – 0.176 0.498
Jenis Kelamin 0.362 2.902 – 2.178 0.767 berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan
Pendidikan 0.504 3.384 – 2.376 0.716
Koloni bakteri 1.883 3.924 – 2.546 0.018
hasil penelitian bahwa responden
nilai p <0.05 best on regresi linear
dalam tubuh, mengatur sensitifitas insulin dideritanya. 35,25,22
sel tubuh dan perkembangan jaringan besar pasien dan keluarga tidak
seseorang semakin sulit memperoleh kondisi luka yang kering juga dianggap
masalahnya termasuk kondisi luka yang usia yang muda disampaikan responden
sebagian besar tidak memiliki riwayat tahun. Usia 53.6 tahun termasuk dalam
faktor resiko yang dapat menghambat dikategorkan sebagai usia yang beresiko
penyembuhan luka, namun belum terbukti terkena DM. 10,1
UKD. 36 Sirkulasi darah, pengiriman oksigen pada
perokok aktif yang rendah sehingga dalam penyembuhan ulkus kaki diabetik karena
d. Usia mengkonsumsi makanan yang tinggi gula
dan tidak sesuai diet DM, istirahat yang kemampuan untuk melawan agen infeksi
tidak cukup, stress yang berkaitan dengan juga berkurang.13
responden >105 cfu/ml dan terjadi NaCl 0.9 efektif dalam menurunkan
Jumlah bakteri didalam luka yang kelompok infusa daun jambu biji 20%
terjadinya infeksi pada luka UKD. 7 sebesar 4.48x107. Hal ini dikarenakan
dengan mengganggu epitelisasi, kontraksi Skor BJWAT pada Group 1, Group 2 dan
jambu biji 20% menunjukkan penurunan pembentukan jaringan baru.
Hasil penelitian pada group 2 juga terhadap bakteri adalah dengan
post test I, post test I post test II dan post efisiensi proliferasi bakteri. Air ozon juga
jumlah eksudat berkurang dari banyak dapat menjadi indikasi bahwa cleansing
baik. Jaringan granulasi pada saat pre test post test III.
Penyembuhan UKD dapat
tidak terlihat atau hanya <23%, dengan
dipercepat dengan melakukan cleansing
warna merah pucat sedangkan
luka menggunakan NaCl 0,9% karena
pertumbuhan jaringannya pada post test
merupakan larutan fisiologis dan tidak
III menjadi <75% dengan warna merah
akan membahayakan jaringan luka dan
terang dan cerah. Sedangkan penutupan
dapat meningkatkan perkembangan dan
luka oleh jaringan epitel pada saat pre test
migrasi jaringan epitel, sehingga dalam
<25% menjadi 2549% pada post test III.
hal ini larutan NaCl 0,9% efektif dalam
Percepatan pertumbuhan jaringan
menurunkan skor BJWAT dan
granulasi dan epitelisasi selain dari
disampaikan juga bahwa perawatan luka
kontrol luka yang baik juga dipengaruhi
dengan menggunakan NaCl 0,9%
oleh diet yang tinggi protein seperti
didapatkan hasil bahwa responden
mengkonsumsi telur dan ikan gabus.
kelompok NaCl 0,9% lebih banyak Penurunan skor BJWAT pada
selisih ratarata penurunan skor BJWAT Skor BJWAT antara Group 1, Group 2
cerah. Sedangkan penutupan luka oleh sedikit bahkan tidak ditemukan, dan
jaringan epitel pada saat pre test <25% jenisnya berubah dari purulen menjadi
menjadi 5074% pada post test III.
serosa dan jaringan granulasi dan jumlah koloni bakteri pada UKD yang
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
kandungannya yang mempunyai daya
yang lulus seleksi kandidat untuk dilakukan
mikroba dan analgesik. Sedangkan pada
BJWAT tanpa ada kontribusi dari variabel
merupakan cairan fisiologis yang
paling mempengaruhi penyembuhan UKD.
racun terhadap jaringan, tidak
Ekstrak air daun jambu biji
menyebabkan reaksi alergi namun
mempunyai efek signifikan dan merupakan
memiliki kelemahan dibanding infusa
antimikroba alami yang mampu
daun jambu biji 20% dan air ozon karena
menghambat perkembangan bakteri gram
kandungan didalamnya yang tidak
positif dengan memecah dinding sel dan
memiliki zat antiseptik ataupun
membran bakteri dibandingkan penggunaan
antibakteri yang dapat menurunkan
antibiotik komersial dan infusa daun jambu manusia dan bentuk lain dari infeksi
bakteri yang sering menyebabkan infeksi jumlah koloni bakteri. Jumlah koloni
lunak lainnyadan diteliti secara in vitro proses inflamasi dan mempercepat
Bacillus cereus, Proteus spp., Shigella spp. skor BJWAT pada UKD.
dan Escherichia coli yang merupakan agen 4. Analisa Biaya
Grafik 1.4. Analisa Biaya Cleansing Luka
penyebab infeksi pada manusia.
Secara fitokimia daun jambu biji Antara Group 1, Group 2 dan Group 3
di Klinik Kitamura Pontianak
menunjukkan adanya flavonoid, tanin,
cleansing luka pada group 1 menggunakan
infusa daun jambu biji 20% paling murah sehingga dapat dijadikan pilihan alternatif
dalam hal biaya dibanding penggunaan air sebagai cairan cleansing dan dikembangkan
group 3. Biaya infusa daun jambu biji 20% KESIMPULAN
secara masal, namun biaya pembuatan cleansing luka dengan teknik showering
infusa daun jambu biji 20% akan berbeda tekanan 15 Psi pada group 1 dengan nilai p
selanjutnya, antara lain :
1. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai 4. Atiyeh, B.S., Dibo, S.A. and Hayek, S.N.,
2009. Wound cleansing, topical
infusa daun jambu biji dan mengontrol antiseptics and wound healing.
International wound journal, 6(6),
secara ketat faktorfaktor yang pp.420430.
34. Usada, W. and Purwadi, A., 2007. Prinsip
Dasar Teknologi Oksidasi Maju: