PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menafsir apa saja yang terkandung dalam novel, dalam hal ini termasuk
didalamnya menafsir tentang pesan pengarang, kalimat konotasi, kaitan fakta
dengan kehidupan yang ada dan menemukan nilai nilai kehidupan yang
disampaikan oleh penulis.
Genta, Arial, Zafran, Riani, dan Ian adalah lima remaja yang telah
menjalin persahabatan sepuluh tahun lamanya. Mereka memiliki karakter yang
berbeda-beda. Suatu hari mereka berlima merasa “jenuh” dengan persahabatan
mereka dan akhirnya kelimanya memutuskan untuk berpisah, tidak saling
berkomunikasi satu sama lain selama tiga bulan lamanya
Selama tiga bulan berpisah penuh kerinduan, banyak yang terjadi dalam
kehidupan mereka berlima, sesuatu yang mengubah diri mereka masing-masing
untuk lebih baik dalam menjalani kehidupan. Setelah tiga bulan berselang
mereka berlima pun mereka berlima bertemu kembali dan merayakan
pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan.
Sebuah perjalanan hati demi mengibarkan sang saka merah putih di puncak
tertinggi jawa yaitu di puncak mahameru pada tanggal 17 agustus. Sebuah
perjalanan penuh perjuangan yang membuat mereka semakin mencintai
indonesia. Petualangan dengan kisah ini, bukanlah petualangan yang
menantang adrenalin, demi melihat kebesaran sang ilahi dari atas puncak
2
gunung. Tetapi petualangan ini, juga perjalanan hati. Hati untuk mencintai
persahabatan yang erat, dan hati yang mencintai negeri ini.
a. Tema
Novel ini mengangkat tema tentang persahabatan lima insan yang
sudah menjalin persahabatan sejak zaman SMA. Novel ini juga
mengangkat kisah tentang perjuangan mereka dalam mencapai puncak
tertinggi di Indonesia, gunung Mahameru. Perjuangan yang benar-benar
ditempuh dengan keyakinan yang begitu kuat, sehingga tak ada yang
namanya putus asa. Tidak lupa juga adanya kisah percintaan para tokoh
yang tak terduga di dalam persahabatan mereka tersebut.
b. Tokoh dan Penokohan
1. Arial
Arial adalah sosok lelaki gegah berbadan kekar dengan kulit nan
eksotis. Selalu berpenampilan rapi dengan sepatu basket yang tak
pernah lupa, namun sayangnya ia sangat pemalu dengan kaum hawa.
Pada halaman 7 juga dijelaskan bahwa Arial adalah orang yang asik
dan yang paling tenang.
2. Riani
Riani, seorang gadis cantik berkacamata nan cerdas. Riani juga
merupakan orang yang teramat ramah pada siapapun.
3. Zafran
Si ceking. Zafran memiliki kehidupan yang dipenuhi dengan lantunan-
lantunan syair.
4. Dinda
Pada halaman 148, Dinda dijelaskan sebagai wanita yang teramat
cantik. Dinda juga dijelaskan sebagai seseorang yang pantang
menyerah.
5. Genta
Ketua geng yang satu ini merupakan orang terasik diantara yang
lainnya, Genta juga dijelaskan sebagai orang yang berkacamata
layaknya Riani. Genta adalah orang yang sedari dulu menyukai Riani,
namun ia tak pernah mau mengungkapkannya kepada Riani.
3
c. Latar Tempat
1. Rumah Arial
2. Stasiun senen
3. Stasiun lempuyang
4. Ranu pane
5. Ranu kumbolo
6. Puncak gunung Mahameru
d. Latar Waktu
e. Latar Suasana
1. Mengharukan
2. Menegangkan
f. Alur
Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur campuran atau maju
mundur. Cerita dibentuk selalu beruntun namun diiringi dengan sedikit
flashback.
g. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pada novel ini adalah sudut pandang
orang ketiga serba tahu.
h. Unsur Ekstrinsik
a. Nilai Budaya
b. Nilai Sosial
Saling Tolong-menolong
4
“Beberapa pendaki yang sudah menyebrangi terlihat memegangi rantai,
saling membantu menjaga kesetimbangan rantai.”
c. Nilai Moral
d. Nilai Agama
Buku yang keren, kocak, seru, dan menyentuh saya seperti di ingatkan
pada banyak hal yang sekian lama saya lupakan. Kisah perjalanan mereka ber-5
kepuncak mahameru setelah mereka terpisah selama 3 bulan benar-benar luar
biasa. Dialog - dialog ancur dan gila-gilaan khas anak muda, penggalan lagu-
lagu keren, dialog-dialog dari film-film bagus, banyak banget bertebaran
sampai akhir cerita.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kritik
Cerita akhir novel ini walaupun berakhir dengan happy ending, tetapi
masih sedikit menggantung dan terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan
keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka
yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya. Hal tersebut membuat
pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi
bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak.
3.2 Saran