Anda di halaman 1dari 3

Rasional Perubahan/Pengembangan Kurikulum 2006 ke Kurikulum 2013

Perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013


dilakukan untuk melengkapi kelemahan-kelemahan yang ada pada kurikulum 2006.
Perubahan kurikulum juga dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus
berubah agar peserta didik mampu bersaing dimasa depan. Kurikulum 2013
mengandung tema kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, ketrampilan dan
pengetahuan yang terintegrasi dan mampu meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
Berdasarkan hasil studi TIMSS dan PISA yang menunjukkan Indonesia berada di
peringkat sedikit terbawah, Kemdikbud dirasa perlu menyempurnakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) hal ini dikarenakan selama pemberlakuan KTSP
tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan terhadap kemampuan siswa di
Indonesia. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum
dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun aspek kemampuan
esensial yang diperlukan semua warga Negara untuk berperan serta dalam
membangun Negara pada masa mendatang.

Beberapa alasan perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 yaitu:

1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya


mata pelajaran dan banyak materi yang terlalu luas dan kesukarannya
melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif,
keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi
di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran
yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan
berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya
remediasi secara berkala.
8. Dengan KTSP, memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir

Oleh karena itu, dikembangkan kurikulum 2013 dengan fokus pengembangannya


adalah mengurangi jumlah mata pelajaran, mengurangi materi pelajaran dan
menambah jam pelajaran. Mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka terdapat empat perubahan pada
kurikulum baru ini, yaitu; 1). Perubahan pada Standar Kelulusan/SKL
(Permendikbud no. 54 Tahun 2013), perubahan pada standar isi (Permendikbud no.
64 Tahun 2013), perubahan pada standar proses (Permendikbud no. 65 Tahun 2013)
dan perubahan pada aspek penilaian (Permendikbud no. 66 Tahun 2013). Sementara
empat standar lainnya tidak mengalami perubahan.
Perubahan pada Standar Isi yaitu kompetensi yang semula diturunkan dari mata
pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Untuk
pendekatan yang dilakukan adalah: jenjang SD tematik terpadu dalam semua mata
pelajaran, jenjang SMP kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran.

Perubahan Standar Proses, bahwa semua siswa (mulai SD s.d. SMA/SMK) harus
memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, bahkan sampai mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas,
tapi juga boleh di luar kelas seperti perpustakaan, bengkel sekolah, industri/instansi
terkait, dan bahkan masyarakat sekitar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, tapi
juga dapat diperoleh dari buku, , TV, radio, internet. Sikap (attitude) tidak diajarkan
secara verbal, tetapi siswa akan lebih banyak melihat dari apa yang dicontohkan oleh
guru dengan memberikan suri tauladan yang baik.

Perubahan Standar Penilaian, jika biasanya nilai diambil dari sebuah tes/ujian maka
diubah menjadi penilaian yang otentik (mengukur semua kompetensi mulai dari
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja.

Perubahan standar kompetensi lulusan yaitu semua jenjang pendidikan mulai dari SD
sampai dengan SMA/SMK menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan soft
skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap (afektif, attitude),
ketrampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).

Husamah dan Yanur, S. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian


Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT.


Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai