PUSKESMAS
No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah bagi petugas dalam melakukan
pemantauan lingkungan fisik puskesmas.
3. Kebijakan Berdasarkan SK Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai Tentang Pemantauan
Lingkungan Fisik Puskesmas
4. Referensi Permenkes RI No 13 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas.
1 Memantau lingkungan kerja:
a Sanitarian
1 Memantau Semua ruangan,gedung dan halaman untuk membuat jadwal
2 pemeliharaan lingkungan
Membuat jadwal kerja.sesuai identifikasi lingkungan kerja,yaitu jadwal
pemantauan
pemeliharaan ruangan,gedung dan halaman.
bagian ruangan
e petugas terkait
esuai jadwal:
ana kebersihan:
pemantauan lingkungan fisik/Kebersihan
an dari sanitarian
:
aksanakan Pemeliharaan lingkungan.
pengawasan pelaksanaan pemantauan
a.
n fisik sudah sesuai maka menanda tangani
ungan kerja.
No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
3 Menggunakan selang :
Penggunaan ketika memadamkan api yang sangat besar/kebakaran biasa kita
memanggil Damkar yaitu dengan tangki pemadam kebakaran yan di lengkapi selang
besar dengan air di semprotkan.
6. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan dan Sanitasi
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
stikan adanya proteksi kebakaran sejak dini agar
n cepat,dengan pengetahuan dan ikut aktif terhadap
n dan keamanan melakukan aktivitas pelayanan.
mungkinan musibah kebakaran agar terjaga sistem
lingkungan Puskesmas Bahonsuai sehingga
n nyaman dan aman
ai Tentang Jika terjadi kebakaran,ketersediaan
ihan jika terjadi kebakaran
tik api.
ran Puskesmas
api dengan menggunakan APAR atau alat
luasi,menghubungi pemadam
ang/Dokumen berharga jiga masih
er arus listrik.
emastikan semua karyawan dan pasien/Keluarga
APAR
um menggunakan kocok dulu Apar beberapa kali.
No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pencatatan atau
pendaftaran,penyimpanan,pengumpulan,pemanfaatan/Penggunaan,pengolahan
bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia,kerusakan properti dan atau lingkungan.
2. Tujuan Untuk menerangkan mekanisme inventarisasi,pengelolaan,penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Nomor 56/C4/SK/PKM-TRR/II/2016
s Nomor 56/C4/SK/PKM-TRR/II/2016
list monitoring
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
nsuai tentang
sarana dan prasarana
1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang persyaratan
oran dan Industri.
antauan,pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
asil perbaikan
smas
PENANGANAN BANTUAN PERALATAN
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Penanganan bantuan peralatan adalah suatu kegiatan bantuan barang medis dari pihak ke
tiga untuk kegiatan Puskesmas dan untuk kelancaran pelayanan
4. Referensi Permendagri No 17 tahun 2007 tentang Pedoman teknis pengelolaan barang daerah
5 1 Perolehan barang bantuan pihak ketiga maupun perolehan barang non APBD di terima
oleh bendahara barang.
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Control peralatan,testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang di
gunakan adalah kegiatan pemeliharaan alat mulai dari peralatan di periksa dan di uji coba
sejak masih baru hingga seterusnya sesuai usiadan penggunaan peralatan atau sesuai
instruksi pabrik.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mengontrol peralatan,testing dan merawat secara rutin peralatan
klinis sehingga menjamin ketersediaan dan fungsi kelayakan peralatan klinis.
4 Penanggung jawab peralatan melakukan control peralatan klinis secara rutin sesuai
dengan jadwal yang telah di tentukan.
6. Unit Terkait Koordinator barang dan semua unit yang terkait di UPT Puskesmas Bahonsuai
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Penggantian dan perbaikan alat yang rusak adalah menginventarisir barang dan
menggolongkan kondisi barang yang layak pakai,rusak ringan,sedang dan berat,seta
menindak lanjuti penghapusan barang yang rusak berat dan penanganan barang
baru.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin ketersediaan peralatan kesehatan yang layak pakai
di unit pelayanan klinis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Penggantian dan perbaikan
alat yang rusak
6. Unit Terkait Koordinator barang dan semua unit terkait di UPT Puskesmas Bahonsuai
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
e Kepala Puskesmas.
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Akses terhadap Rekan
Medis
4. Referensi PERMENKES No 269 Tahun 2008
1 Pihak Internal
a Peminjam menghubungi petugas Rekam Medis untuk meminjam status
Rekam Medis.
b Petugas menulis pada buku peminjaman status Rekam Medis.
c Petugas meletakkan tracer pada tempat Map Rekam Medis.
d Waktu peminjaman 1 x 24 jam.
e Berkas Rekam Medis tidak boleh di bawa keluar dari Puskesmas.
2 Pihak Eksternal
a Pihak Eksternal yang boleh mengakses Rekam Medis dalam hal:
° Untuk kepentingan kesehatan pasien.
Langkah-
5. Langkah/Pros ° Memenuhi permintaan Aparatur tenaga hukum dalam rangka penegakan
edur hukum atas perintah pengadilan.
° Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
° Permintaan Institusi/Lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
° Untuk kepentingan penelitian,pendidikan,dan audit medis,sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
b Petugas Rekam Medis menulis pada buku peminjaman Rekam Medis.
c Peminjaman hanya pada lingkungan Puskesmas tidak boleh di bawa keluar
Puskesmas.
d Peminjaman selama jam kerja.
Berkas Rekam Medis tidak boleh di bawa keluar dari Puskesmas.
6. Unit Terkait Petugas Pendaftaran
Dokter
Paramedis
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
si kesehatan pasien,pengobatan,rencana
us terjamin kerahasianya.
atatan selama pasien mendapatkan pelayanan
nan berkas Rekam Medis yang meliputi
a pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
man apabila dari pasien atau untuk keperluan
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Penyimpanan Berkas Rekam Medis adalah kegiatan menyimpan berkas Rekam Medis
pasien di ruang filing setelah melalui proses pengolahan berkas Rekam medis.
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Penilaian kelengkapan dan ketepatan isi Rekam Medis adalah rangkaian proses penilaian
berkas Rekam Medis yang di lakukan oleh petugas Rekam Medis setelah pelayanan
kesehatan di lakukan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menilai kelengkapan dan ketetapan isi
Rekam Medis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 105 tahun 2015 tentang isi Rekam Medis
b Petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan dan ketepatan isi dari setiap berkas
Rekam Medis yang di layani pada hari itu.
c Petugas Rekam Medis mengisi daftar checklist untuk penilaian kelengkapan dan
ketepatan isi Rekam Medis.
Penilaian kelengkapan dan ketepatan isi Rekam Medis di lakukan tiap hari oleh petugas
Rekam Medis dan di laporkan tiap tiga bulan ke tim audit internal untuk di tindak lanjuti.
n pelaporan.
hasil penilaian kelengkapan dan ketepatan isi
rnal untuk di tindak lanjuti.
Medis
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah untuk menyimpan dokumentasi Rekam Medis
dengan baik agar terjamin kerahasiaannya.
3 Petugas memberi kode wilayah dan nomor indeks pada kartu Rekam Medis Rawat Jalan
dan memberikan nomor register Rekam Medis pada Rekam Medis Rawat Inap dan
Prosedur/Langk gawat darurat.
5.
ah-langkah
4 Petugas Memberikan kartu Rekam Medis kepada dokter / petugas paramedis.
5 Pasien masuk kedalam ruang pemeriksaan dan petugas paramedis mengisi dokumen
Rekam Medis.
6 Petugas Rekam Medis mengambil dokumen Rekam Medis di ruang pemeriksaan di akhir
dinas kemudian menyimpan dokumen Rekam Medis di rak penyimpanan.
g Rekam Medis.
ang Rekam Medis.
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Sterilasi adalah proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda telah di dekontaminasi dengan tepat.Dekontaminasi adalh proses awal pembersihan
terhadap instrumen-instrumen yang di gunakan dalam tindakan medis yang memiliki kontak
langsung dengan pasien
2. Tujuan Sebagai acuan dalam Sterilisasi alat untuk mencegah penyebaran penyakit dan terjadinya
infeksi serta mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme.
7 Pstikan pintu cabinet atas dan bawah tertutup rapat dengan baik,sehingga
mengoperasikan sterilisator.
Prosedur/Langk 8 Sambungkan kabel power ke listrik.
5.
ah-langkah
9 Tekan tombol sterilisator,lampu merah akan menyala menandakan proses sterilisasi
dalam cabinet bawah sudah bekerja.Lampu merah akan mati secara otomatis setelah
pross sterilisasi selesai,tabung pemanas akan berhenti bekerja.
10 Jika lampu hijau menyala dalam waktu yang sama,artinya generator ozone pada cabinet
atas sedang bekerja.Lampu hijau akan mati secara otomatis setelah proses sterilisasi
selesai.Pada saat ini ozone dan suhu sangat tinggi.
11 Buka pintu cabinet dan keluarkan alat 20 menit setela proses sterilisasi selesai untuk
menghindari kebocoran ozone dan luka terkena uap panas.
12 Jika tidak akan mensterilisasikan lagi,tekan "tombol stop"
13 Jika terjadi kebocoran ozone,segera panggil teknisi untuk memperbaikinya.
14 Jika kabel rusak,ganti derngan kabel yang cocok/kabel dari pabrik dan dari pusat
pelayanan service.
15 Alat-alat kesehatan yang di sterilkan dan tidak terpakai selama 7 hari harus dilakukan
sterilisasi ulang.
ih.
n dan sudah di cuci dengan lab bersih.
menjaga kualitas sterilisasi yang baik.
ukkan dalam cabinet bagian atas dengan jarak
bahan logam di letakkan di Rak cabinet bawah.
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Pemantauan berkala adalah kegiatan memonitor yang di lakukan secara rutin sesuai jadwal
yang telah di tentukan.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memonitor pelaksanaan prosedur agar pemeliharaan alat dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai prosedur.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Pemantauan berkala,pelaksanaan prosedur
pemeliharaan dan sterilisasi instrumen.
4. Referensi 1 Penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal.
1 Petugas memantau pemeliharaan alat di setiap Ruangan.
2 Petugas memantau sterilisasi alat.
3 Petugas memantau penempatan alat.
Prosedur/Langk
5.
ah-langkah 4 Petugas mencatat hasil pemantauan hasil pemantauan.
5 Petugas melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan.
6 Petugas membuat rencana tindak lanjut
6. Unit Terkait UGD,KIA KB,Ruang Periksa gigi.
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
elayanan minimal.
di setiap Ruangan.
hasil pemantauan.
t
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan kimia.Untuk
mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas,wajib di sediakan informasi mengewnai cara
penanganan yang benar mengenai penanganan bahan berbahaya (kimia) di laboratorium.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langka-langkah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
Puskesmas( Laboratorium) yang disebabkan oleh bahan kimia.
3. Kebijakan Keputusan Kepal UPT Puskesmas Bahonsui tentang Pengendalian dan pembuangan
Limbah berbahaya.
4. Referensi Peraturan pemerintah No 101 tahun 2014 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan
beracun
1 Masin-masing unit penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis limbah berbahaya
dan melakukan pengolahan limbah sesuai prosedur
Prosedur/Langk 2 Petugas Sanitarian memonitor cara penanganan limbah berbahaya di masing-masing
5.
ah-langkah unit penghasil limbah berbahaya.
3 Hsil monitoring di tuangkan dalam bentuk ceklist
6. Unit Terkait Unit penghasil Limbah
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
uk ceklist
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan limbah berbahaya oleh semua personil.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi. sesuatu
yang tidak di inginkan akan dapat di telusuri penyebabnya.
3. Kebijakan Keputusan kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya di Puskesmas Bahonsuai.
4. Referensi Peraturan pemerintah RI No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun.
Mengidentifikasi limbah berbahaya
1 Sanitarian dan petugas terkait
1.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.
1.2 Identifikasi tersebut di tulis dalam buku inventaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab.
Prosedur/Langk Pengumpulan Limbah berbahaya
5.
ah-langkah
2 Petugas Laboratorium
2.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.
2.2 Masing -masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang
jenis dan jumlah limbah yang akan di serahkan dengan mengisi laporan bulanan
limbah berbahaya
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan limbah berbahaya oleh semua personil.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi. sesuatu
yang tidak di inginkan akan dapat di telusuri penyebabnya.
3. Kebijakan Keputusan kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya di Puskesmas Bahonsuai.
4. Referensi Peraturan pemerintah RI No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun.
Mengidentifikasi limbah berbahaya
1 Sanitarian dan petugas terkait
1.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.
1.2 Identifikasi tersebut di tulis dalam buku inventaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab.
Prosedur/Langk Pengumpulan Limbah berbahaya
5.
ah-langkah
2 Petugas Laboratorium
2.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.
2.2 Masing -masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang
jenis dan jumlah limbah yang akan di serahkan dengan mengisi laporan bulanan
limbah berbahaya