Anda di halaman 1dari 43

PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK

PUSKESMAS

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Pemantauan Lingkungan fisik Puskesmas adalah yang di lakukan untuk


memastikan lingkungan fisik dalam kondisi bersih pada ruangan,gedung dan
halaman dalam keadaan siap untuk di gunakan,higienis dan nyaman.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah bagi petugas dalam melakukan
pemantauan lingkungan fisik puskesmas.
3. Kebijakan Berdasarkan SK Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai Tentang Pemantauan
Lingkungan Fisik Puskesmas
4. Referensi Permenkes RI No 13 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas.
1 Memantau lingkungan kerja:
a Sanitarian
1 Memantau Semua ruangan,gedung dan halaman untuk membuat jadwal
2 pemeliharaan lingkungan
Membuat jadwal kerja.sesuai identifikasi lingkungan kerja,yaitu jadwal
pemantauan
pemeliharaan ruangan,gedung dan halaman.

3 Mengkoordinasikan dengan bagian ruangan


4 Menginformasikan jadwal ke petugas terkait
2 Melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal:
a Petugas Kebersihan/Pelaksana kebersihan:
Prosedur/ 1 Menerima informasi jadwal pemantauan lingkungan fisik/Kebersihan
5
Langkah-Langkah ruangan/Halaman setiap bulan dari sanitarian

2 Melaksanakan Kebersihan sesuai jadwal


3 Sanitarian dan Koordinator Unit :
a Menerima informasi telah dilaksanakan Pemeliharaan lingkungan.
b Memantau atau melakukan pengawasan pelaksanaan pemantauan
lingkungan fisik tempat kerja.
c Jika pemantauan lingkungan fisik sudah sesuai maka menanda tangani
checklist pemantauan lingkungan kerja.

d Jika pemantauan lingkungan fisik tidak sesuai,maka meminta untuk


dilaksanakan ulang.

6 Unit Terkait Koordinator barang


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
kesmas adalah yang di lakukan untuk
m kondisi bersih pada ruangan,gedung dan
uk di gunakan,higienis dan nyaman.

h langkah bagi petugas dalam melakukan


esmas.
kesmas Bahonsuai Tentang Pemantauan

entang penyelenggaraan pelayanan kesehatan

gedung dan halaman untuk membuat jadwal


anrja.sesuai identifikasi lingkungan kerja,yaitu jadwal
ung dan halaman.

bagian ruangan
e petugas terkait
esuai jadwal:
ana kebersihan:
pemantauan lingkungan fisik/Kebersihan
an dari sanitarian

:
aksanakan Pemeliharaan lingkungan.
pengawasan pelaksanaan pemantauan
a.
n fisik sudah sesuai maka menanda tangani
ungan kerja.

n fisik tidak sesuai,maka meminta untuk


PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
INSTALASI LISTRIK,AIR,VENTILASI,GAS DAN
SISTEM LAIN

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Pemeliharaan dan pemantauan Instalasi listrik,air,ventilasi,gas dan sistem lain


merupakan inspeksi terhadap sarana dan prasarana tersebut dan di lakukan sesuai
dengan prosedur dan jadwal yang telah di tentukan.

2. Tujuan Sebagai pedoman dalam memelihara dan memantau instalasi listrik,gas,ventilasi,gas


dan sitem lainnya sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pasien atau
keluarga pasien di Puskesmas
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Pemeliharaan dan
Pemantauan Listrik,air,ventilaasi,gas dan sistem lain
4. Referensi House Keeping Manual Policy Procedure
1 Petugas membuat daftar checklist pemantauan dan pemeliharaan instalasi
listrik,air,ventilasi,gas dan sistem lain.

2 Petugas membuat jadwal pemantauan dan pemeliharaan instalasi


listrik,air,ventilasi,gas dan sistem lain.

3 Petugas membuat prosedur perbaikan instalasi listrik,air,ventilasi,gas dan sistem


lain bila terjadi kerusakan.
Prosedur/ 4 Petugas melakukan pemantauan instalasi listrik, air ,ventilasi,gas dan sistem
5. Langkah- lainnya di seluruh Puskesmas.
Langkah
5 Petugas Mengidentifikasi Listrik,air,ventilasi,gas dan sistem lain yang
memerlukan pemeliharaan dan perbaikan.

6 Petugas melaporkan hasil pemantauan dan rencana pemeliharaan /perbaikan


kepada Kepala Puskesmas.
7 Petugas menjadwalkan perbaikan instalasi listrik,air,ventilasi,gas dan sistem
lainnya jika di perlukan.

6. Unit Terkait Koordinator Barang


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
stalasi listrik,air,ventilasi,gas dan sistem lain
na dan prasarana tersebut dan di lakukan sesuai
telah di tentukan.

ara dan memantau instalasi listrik,gas,ventilasi,gas


min keamanan dan kenyamanan pasien atau

esmas Bahonsuai tentang Pemeliharaan dan


as dan sistem lain
cedure
klist pemantauan dan pemeliharaan instalasi
em lain.

antauan dan pemeliharaan instalasi


em lain.

erbaikan instalasi listrik,air,ventilasi,gas dan sistem

an instalasi listrik, air ,ventilasi,gas dan sistem

k,air,ventilasi,gas dan sistem lain yang


n perbaikan.

mantauan dan rencana pemeliharaan /perbaikan

kan instalasi listrik,air,ventilasi,gas dan sistem


JIKA TERJADI KEBAKARAN,KETERSEDIAAN
APAR,PELATIHAN PENGGUNAAN
APAR,PELATIHAN JIKA TERJADI KEBAKARAN
No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019
No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Aktivitas yang di lakukan untuk memastikan adanya proteksi kebakaran sejak dini agar
dapat di cegah atau di tangani dengan cepat,dengan pengetahuan dan ikut aktif terhadap
mitigasi kebakaran untuk kenyamanan dan keamanan melakukan aktivitas pelayanan.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menghadapi kemungkinan musibah kebakaran agar terjaga sistem
proteksi kebakaran pada bangunan di lingkungan Puskesmas Bahonsuai sehingga
proses pelayanan berlangsung dengan nyaman dan aman
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai Tentang Jika terjadi kebakaran,ketersediaan
apar,pelatihan penggunaan apar,pelatihan jika terjadi kebakaran

4. Referensi Buku Pedoman Puskesmas


1 Jika terjadi kebakaran :
a Jangan panik dan identifikasi titik api.
b Hubungi tim pemadam kebakaran Puskesmas
c Bila memungkinkan padamkan api dengan menggunakan APAR atau alat
pemadam yang lain
d Jika tidak berhasil lakukan evaluasi,menghubungi pemadam
kebakaran,menyelamatkan barang/Dokumen berharga jiga masih
memungkinkan,matikan sumber arus listrik.
e Setelah sampai titik kumpul memastikan semua karyawan dan pasien/Keluarga
sudah di evakuasi semua.
2 Cara pemadaman api :
a Cara Tradisional
Memakai: Goni,handuk,keset,selimut yang di basahi,caranya angkat
goni,handuk,keset,selimut yang sudah di basahi,angkat kedua ujung dengan
posisi ibu jari di depan,badan dan wajah di lindungi dengan goni lalu kita berjalan
miring kemudian goni di tutupkan di bagian yang terbakar,jika masih ada api
tambahkan goni yang sudah di basahi lagi.

b Cara modern : menggunakan APAR


Apar ini berisi: gas,powder,busa.sebelum menggunakan kocok dulu Apar beberapa kali.
Prosedur/
5. Langkah- Langkah langkah penggunaan Apar
Langkah
1 Sebelum di gunakan di posisikan terbalik dahulu agar tidak menggumpal.
2 Peganglah Apar dan katup pemancar dengan satu tangan terkuat sedangkan satu
tangan yang lain memegang selang pemancar.
3 Kemudian di panggul setelah itu alat diangkat.
4 Membuka pematik untuk memgeluarkan isi Apar
5 Arahkan sesuai arah angin ( sejajar dengan sumber api)
6 Semprotkan pada jarak 3-4 meter dari sumber api pada jarak yang aman.semprot
selang kearah titik pusat api,padamkan dari api yang kecil terlebih dahulu.
7 Semprotkan secara merata sampai api padam
Perlu di perhatikan:
Penempatan APAR Pada ketinggian kurang lebih 1,5 meter di dinding dan letakkan di
tempat
isi APARyang mudah
setahun terlihat tidak habis dan sudah jatuh tempo isi APAR bisa di gunakan
sekali,jika
untuk latihan pemadam sehingga apar benar benar kosong dan untuk di isi kembali.

3 Menggunakan selang :
Penggunaan ketika memadamkan api yang sangat besar/kebakaran biasa kita
memanggil Damkar yaitu dengan tangki pemadam kebakaran yan di lengkapi selang
besar dengan air di semprotkan.
6. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan dan Sanitasi
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
stikan adanya proteksi kebakaran sejak dini agar
n cepat,dengan pengetahuan dan ikut aktif terhadap
n dan keamanan melakukan aktivitas pelayanan.
mungkinan musibah kebakaran agar terjaga sistem
lingkungan Puskesmas Bahonsuai sehingga
n nyaman dan aman
ai Tentang Jika terjadi kebakaran,ketersediaan
ihan jika terjadi kebakaran

tik api.
ran Puskesmas
api dengan menggunakan APAR atau alat

luasi,menghubungi pemadam
ang/Dokumen berharga jiga masih
er arus listrik.
emastikan semua karyawan dan pasien/Keluarga

elimut yang di basahi,caranya angkat


g sudah di basahi,angkat kedua ujung dengan
dan wajah di lindungi dengan goni lalu kita berjalan
an di bagian yang terbakar,jika masih ada api
basahi lagi.

APAR
um menggunakan kocok dulu Apar beberapa kali.

terbalik dahulu agar tidak menggumpal.


ncar dengan satu tangan terkuat sedangkan satu
ng pemancar.
alat diangkat.
uarkan isi Apar
ar dengan sumber api)
dari sumber api pada jarak yang aman.semprot
mkan dari api yang kecil terlebih dahulu.
ai api padam

urang lebih 1,5 meter di dinding dan letakkan di


s dan sudah jatuh tempo isi APAR bisa di gunakan
r benar benar kosong dan untuk di isi kembali.

n api yang sangat besar/kebakaran biasa kita


tangki pemadam kebakaran yan di lengkapi selang
INVENTARISASI,PENGELOLAAN,PENYIMPANA
N,DAN PENGGUNAAN BAHAN BERBAHAYA

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

No. Revisi : 1
SOP
Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1
UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pencatatan atau
pendaftaran,penyimpanan,pengumpulan,pemanfaatan/Penggunaan,pengolahan
bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia,kerusakan properti dan atau lingkungan.
2. Tujuan Untuk menerangkan mekanisme inventarisasi,pengelolaan,penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
3. Kebijakan Surat keputusan Kepala Puskesmas Nomor 56/C4/SK/PKM-TRR/II/2016

PERMENKES RI Nomor 13 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan


4. Referensi kesehatan lingkungan di Puskesmas
1 Sanitarian
a Mengidentifikasi semua bahan berbahaya untuk penanganan dan
penyimpanan sesuai ketentuan
b Menerima informasi telah dilaksanakan pengelolaan bahan berbahaya
c Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan bahan
berbahaya
Prosedur/ d Melakukan verifikasi di checklist monitoring
5. Langkah-
Langkah 2 Pengelola Barang
Menginventarisir semua bahan berbahaya sesuai ketentuan yang berlaku.
3 Petugas Laboratorium
a Membuat jadwal Monitoring penggunaan bahan berbahaya
b Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
c Menginformasikan hasil monitoring ke petugas terkait
1 Petugas Sanitarian
6. Unit Terkait 2 Pengelola Barang
3 Petugas Laboratorium
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
cakup pencatatan atau
ulan,pemanfaatan/Penggunaan,pengolahan
un kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
,kerusakan properti dan atau lingkungan.
entarisasi,pengelolaan,penyimpanan dan

s Nomor 56/C4/SK/PKM-TRR/II/2016

015 tentang penyelenggaraan pelayanan


s

n berbahaya untuk penanganan dan


an
aksanakan pengelolaan bahan berbahaya
engawasan pelaksanaan pengelolaan bahan

list monitoring

berbahaya sesuai ketentuan yang berlaku.

penggunaan bahan berbahaya


petugas terkait
toring ke petugas terkait
PEMANTAUAN,PEMELIHARAAN,PERBAIKAN
SARANA DAN PERALATAN

No. Dokumen 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi 1


Tanggal Terbit 02 Februari 2019
Halaman 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Pemantauan,pemeliharaan,dan perbaikan sarana dan peralatan Puskesmas


merupakan inspeksi terhadap sarana dan peralatan Puskesmas Dalam rangka
pemantauan,pemeliharaan,dan perbaikan sarana dan peralatan yang di lakukan sesuai
dengan prosedur dan jadwal yang di tetapkan.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin keamanan pasien/Keluarga yang berkunjung ke


Puskesmas perlu di lakukan monitoring secara rutin pemeliharaan dan perbaikan bila
terjadi kerusakan terhadap sarana dan peralatan Puskesmas.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bahonsuai tentang


Pemantauan,pemeliharaan,perbaikan sarana dan prasarana
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
1 Petugas membuat checklist pemantauan,pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
peralatan Puskesmas.
2 Petugas membuat jadwal inspeksi atau pemantauan, pemeliharaan,dan perbaikan
sarana dan peralatan Puskesmas
3 Petugas membuat Prosedur perbaikan sarana dan peralatan bila terjadi
4 kerusakan.
Petugas memulai pemantauan sarana dan peralatan Puskesmas di semua ruang
yang ada Di Puskesmas.
Prosedur
5. /Langkah- 5 Petugas mencatat Kondisi sarana dan peralatan yang rusak untuk di perbaiki.
Langkah 6 Petugas Mengidentifikasi sarana dan peralatan yang memerlukan pemeliharaan
dan perbaikan.
7 Petugas Melaporkan perbaikan barang dan rencana pemeliharaan.
8 Petugas menjadwalkan perbaikan sarana dan peralatan.
9 Petugas melaksanakan perbaikan sarana dan peralatan.
10 Petugas mengevaluasi hasil perbaikan.
11 Petugas melakukan pencatatan hasil perbaikan

6. Unit Terkait Semua Unit Kerja yang ada di Puskesmas


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003
aikan sarana dan peralatan Puskesmas
dan peralatan Puskesmas Dalam rangka
ikan sarana dan peralatan yang di lakukan sesuai
etapkan.

anan pasien/Keluarga yang berkunjung ke


ng secara rutin pemeliharaan dan perbaikan bila
n peralatan Puskesmas.

nsuai tentang
sarana dan prasarana
1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang persyaratan
oran dan Industri.
antauan,pemeliharaan dan perbaikan sarana dan

si atau pemantauan, pemeliharaan,dan perbaikan


s
aikan sarana dan peralatan bila terjadi
arana dan peralatan Puskesmas di semua ruang

a dan peralatan yang rusak untuk di perbaiki.


dan peralatan yang memerlukan pemeliharaan

arang dan rencana pemeliharaan.


n sarana dan peralatan.
n sarana dan peralatan.

asil perbaikan

smas
PENANGANAN BANTUAN PERALATAN

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Penanganan bantuan peralatan adalah suatu kegiatan bantuan barang medis dari pihak ke
tiga untuk kegiatan Puskesmas dan untuk kelancaran pelayanan

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan bantuan peralatan

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bahonsuai tentang Penanganan bantuan peralatan

4. Referensi Permendagri No 17 tahun 2007 tentang Pedoman teknis pengelolaan barang daerah

5 1 Perolehan barang bantuan pihak ketiga maupun perolehan barang non APBD di terima
oleh bendahara barang.

2 Bendahara Barang melakukan pengecekan kondisi barang,jumlah barang dan spesifikasi


Prosedur/
barang sesuai dengan berita acara serah terima maupun SBBK.
Langkah-
Langkah
3 Setelah sesuai barang barang tersebut di alokasikan ke bagian- bagian yang
membutuhkan,kemudian di catat dalam buku penerimaan dan pengeluaran barang.

6 Unit Terkait : Setiap unit Kerja


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

atu kegiatan bantuan barang medis dari pihak ke


kelancaran pelayanan

penanganan bantuan peralatan

tentang Penanganan bantuan peralatan

edoman teknis pengelolaan barang daerah

a maupun perolehan barang non APBD di terima

ekan kondisi barang,jumlah barang dan spesifikasi


ah terima maupun SBBK.

t di alokasikan ke bagian- bagian yang


m buku penerimaan dan pengeluaran barang.
KONTROL PERALATAN,TESTING DAN PERAWATAN
SECARA RUTIN UNTUK PERALATAN KLINIS YANG
DI GUNAKAN

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Control peralatan,testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang di
gunakan adalah kegiatan pemeliharaan alat mulai dari peralatan di periksa dan di uji coba
sejak masih baru hingga seterusnya sesuai usiadan penggunaan peralatan atau sesuai
instruksi pabrik.

2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mengontrol peralatan,testing dan merawat secara rutin peralatan
klinis sehingga menjamin ketersediaan dan fungsi kelayakan peralatan klinis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Bahonsuai tentang pemeliharaan alat di UPT Puskesmas


Bahonsuai

4. Referensi Pedoman peralatan klinis

1 Penanggung jawab peralatan melakukan inventarisasi peralatan klinis.

2 Penanggung jawab peralatan membuat jadwal control dan perawatan rutin.


3 Penanggung jawab peralatan membuat checklist control dan perawatan peralatan
klinis.

4 Penanggung jawab peralatan melakukan control peralatan klinis secara rutin sesuai
dengan jadwal yang telah di tentukan.

5 Penanggung jawab peralatan melakukan inventarisasi peralatan yang memerlukan


kalibrasi.
Prosedur/
5 6 Penanggung jawab peralatan melaksanakan kalibrasi peralatan klinis jika di perlukan.
Langkah-Langkah
7 Untuk peralatan baru,penanggungnjawab peralatan mencatat penerimaan peralatan
pada buku penerimaan barang.
8 Penanggung jawab peralatan melakukan uji coba peralatan klinis baru sesuai dengan
petunjuk penggunaan.
9 Penanggung jawab peralatan mendistribusikan peralatan klinis ke unit pelayanan yang
membutuhkan.
10 Penanggung jawab peralatan mencatat pengeluaran peralatan pada buku
pengeluaran barang

6. Unit Terkait Koordinator barang dan semua unit yang terkait di UPT Puskesmas Bahonsuai
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

secara rutin untuk peralatan klinis yang di


lat mulai dari peralatan di periksa dan di uji coba
ai usiadan penggunaan peralatan atau sesuai

alatan,testing dan merawat secara rutin peralatan


an fungsi kelayakan peralatan klinis.

g pemeliharaan alat di UPT Puskesmas

kan inventarisasi peralatan klinis.

uat jadwal control dan perawatan rutin.


uat checklist control dan perawatan peralatan

kan control peralatan klinis secara rutin sesuai


.

kan inventarisasi peralatan yang memerlukan

anakan kalibrasi peralatan klinis jika di perlukan.


wab peralatan mencatat penerimaan peralatan

kan uji coba peralatan klinis baru sesuai dengan

tribusikan peralatan klinis ke unit pelayanan yang


at pengeluaran peralatan pada buku

terkait di UPT Puskesmas Bahonsuai


PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN ALAT YANG
RUSAK

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Penggantian dan perbaikan alat yang rusak adalah menginventarisir barang dan
menggolongkan kondisi barang yang layak pakai,rusak ringan,sedang dan berat,seta
menindak lanjuti penghapusan barang yang rusak berat dan penanganan barang
baru.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjamin ketersediaan peralatan kesehatan yang layak pakai
di unit pelayanan klinis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Penggantian dan perbaikan
alat yang rusak

4. Referensi Permendagri No 17 tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan barang daerah.

1 Penanggung jawab ruangan melakukan pemantauan alat pada masing-masing


ruangan untuk alat yang rusak.
2 Penanggung jawab ruangan berkoordinasi dengan bendahara barang untuk
melaporkan alat yang rusak.
3 Bendahara barang meninventarisir barang untuk menggolongkan kondisi barang
rusak ringan,sedang dan berat.
Prosedur/
5 Langkah- 4 Bendahara barang melaporkan ke Kepala Puskesmas.
Langkah
5 Untuk barang yang rusak ringan dan sedang,Kepala Puskesmas mengajukan
permohonan perbaikan alat kepada Dinas Kesehatan.

6 Untuk alat yang rusak berat,Kepala Puskesmas Mengajukan permohonan


Penghapusan barang Kepada Dinas Kesehatan.
7 Kepala Puskesmas Mengajukan permintaan alat baru sesuai kebutuhan.

6. Unit Terkait Koordinator barang dan semua unit terkait di UPT Puskesmas Bahonsuai
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

rusak adalah menginventarisir barang dan


layak pakai,rusak ringan,sedang dan berat,seta
g yang rusak berat dan penanganan barang

sediaan peralatan kesehatan yang layak pakai

Bahonsuai tentang Penggantian dan perbaikan

ng pedoman pengelolaan barang daerah.

akukan pemantauan alat pada masing-masing

oordinasi dengan bendahara barang untuk

ir barang untuk menggolongkan kondisi barang

e Kepala Puskesmas.

dan sedang,Kepala Puskesmas mengajukan


da Dinas Kesehatan.

la Puskesmas Mengajukan permohonan


nas Kesehatan.
permintaan alat baru sesuai kebutuhan.

erkait di UPT Puskesmas Bahonsuai


AKSES TERHADAP REKAM MEDIS

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

S0P No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Rekam Medis adalah catatan kondisi kesehatan pasien,pengobatan,rencana


tindakan dan terapi pasien yang harus terjamin kerahasianya.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memulai pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan
medik,di lanjutkan dengan penanganan berkas Rekam Medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan/Peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan
lainnya.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Akses terhadap Rekan
Medis
4. Referensi PERMENKES No 269 Tahun 2008

1 Pihak Internal
a Peminjam menghubungi petugas Rekam Medis untuk meminjam status
Rekam Medis.
b Petugas menulis pada buku peminjaman status Rekam Medis.
c Petugas meletakkan tracer pada tempat Map Rekam Medis.
d Waktu peminjaman 1 x 24 jam.
e Berkas Rekam Medis tidak boleh di bawa keluar dari Puskesmas.
2 Pihak Eksternal
a Pihak Eksternal yang boleh mengakses Rekam Medis dalam hal:
° Untuk kepentingan kesehatan pasien.
Langkah-
5. Langkah/Pros ° Memenuhi permintaan Aparatur tenaga hukum dalam rangka penegakan
edur hukum atas perintah pengadilan.
° Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.
° Permintaan Institusi/Lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
° Untuk kepentingan penelitian,pendidikan,dan audit medis,sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
b Petugas Rekam Medis menulis pada buku peminjaman Rekam Medis.
c Peminjaman hanya pada lingkungan Puskesmas tidak boleh di bawa keluar
Puskesmas.
d Peminjaman selama jam kerja.
Berkas Rekam Medis tidak boleh di bawa keluar dari Puskesmas.
6. Unit Terkait Petugas Pendaftaran

Dokter

Paramedis
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

si kesehatan pasien,pengobatan,rencana
us terjamin kerahasianya.
atatan selama pasien mendapatkan pelayanan
nan berkas Rekam Medis yang meliputi
a pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
man apabila dari pasien atau untuk keperluan

Bahonsuai tentang Akses terhadap Rekan

ugas Rekam Medis untuk meminjam status


peminjaman status Rekam Medis.
ada tempat Map Rekam Medis.
m.
oleh di bawa keluar dari Puskesmas.

mengakses Rekam Medis dalam hal:


n pasien.
tur tenaga hukum dalam rangka penegakan
lan.

juan pasien sendiri.


a berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
,pendidikan,dan audit medis,sepanjang tidak
n.
lis pada buku peminjaman Rekam Medis.
gkungan Puskesmas tidak boleh di bawa keluar
a.
bawa keluar dari Puskesmas.
PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Penyimpanan Berkas Rekam Medis adalah kegiatan menyimpan berkas Rekam Medis
pasien di ruang filing setelah melalui proses pengolahan berkas Rekam medis.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatur penyimpanan berkas


Rekam medis secara teratur,tertib,sistematis,dan efektif agar dengan mudah,cepat dan
tepat dapat di temukan kembali bila diperlukan.

3. Kebijakan 1 Penyimpanan Berkas Rekam Medis menggunakan sistem Sentralisasi dimana


berkas Rekam Medis rawat jalan dan rawat inap berada dalam satu map.
2 Sitem penjajaran menggunakan terminal digit filing,yaitu menjajarkan Berkas Rekam
Medis sesuai urutan dengan menggunakan angka akhir.
4. Referensi Buku pedoman Puskesmas.

1 Petugas Rekam Medis memilah-milah Berkas Rekam Medis dan


menggelompokkannya sesuai dua digit angka terakhir dalam nomor Rekam Medis.
2 Petugas Rekam Medis memasukkan berkas Rekam Medis sesuai nomor penjajaran
Prosedur/Langka didalam rak filing.
5
h-langkah 3 Petugas Rekam Medis melakukan pengurutan berkas Rekam medis,di setiap nomor
dengan cara dua digit angka akhir dalam nomor Rekam Medis di gunakan sebagai
digit utama dalam penyimpanannya.Selanjutnya di ikuti oleh dua digit tengah dan
dua digit awal.

6. Unit Terkait Petugas Rekam Medis


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

ah kegiatan menyimpan berkas Rekam Medis


ses pengolahan berkas Rekam medis.

kah untuk mengatur penyimpanan berkas


atis,dan efektif agar dengan mudah,cepat dan
rlukan.

menggunakan sistem Sentralisasi dimana


n rawat inap berada dalam satu map.
minal digit filing,yaitu menjajarkan Berkas Rekam
unakan angka akhir.

ah Berkas Rekam Medis dan


git angka terakhir dalam nomor Rekam Medis.
n berkas Rekam Medis sesuai nomor penjajaran

engurutan berkas Rekam medis,di setiap nomor


alam nomor Rekam Medis di gunakan sebagai
Selanjutnya di ikuti oleh dua digit tengah dan
PENILAIAN KELENGKAPAN DAN KETEPATAN ISI
REKAM MEDIS

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Penilaian kelengkapan dan ketepatan isi Rekam Medis adalah rangkaian proses penilaian
berkas Rekam Medis yang di lakukan oleh petugas Rekam Medis setelah pelayanan
kesehatan di lakukan.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menilai kelengkapan dan ketetapan isi
Rekam Medis.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 105 tahun 2015 tentang isi Rekam Medis

4. Referensi PERMENKES RI No 269/Menkes/Per/III/2008Tentang Rekam Medis.

a Petugas menerima berkas Rekam Medis dari tempat pelayanan pasien.

b Petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan dan ketepatan isi dari setiap berkas
Rekam Medis yang di layani pada hari itu.
c Petugas Rekam Medis mengisi daftar checklist untuk penilaian kelengkapan dan
ketepatan isi Rekam Medis.

d Petugas mengembalikan berkas Rekam Medis yang tidak lengkap ke tempat


Prosedur/Langk pelayanan pasien tersebut.
5
ah-langkah
e Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan.
f Petugas Rekam Medis melaporkan hasil penilaian kelengkapan dan ketepatan isi
Rekam Medis kepada Tim audit internal untuk di tindak lanjuti.

Penilaian kelengkapan dan ketepatan isi Rekam Medis di lakukan tiap hari oleh petugas
Rekam Medis dan di laporkan tiap tiga bulan ke tim audit internal untuk di tindak lanjuti.

6. Unit Terkait : Ruangan pendaftaran dan Rekam Medis


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

i Rekam Medis adalah rangkaian proses penilaian


eh petugas Rekam Medis setelah pelayanan

kah untuk menilai kelengkapan dan ketetapan isi

n 2015 tentang isi Rekam Medis

/2008Tentang Rekam Medis.

Medis dari tempat pelayanan pasien.

elengkapan dan ketepatan isi dari setiap berkas


ari itu.
ar checklist untuk penilaian kelengkapan dan

kam Medis yang tidak lengkap ke tempat

n pelaporan.
hasil penilaian kelengkapan dan ketepatan isi
rnal untuk di tindak lanjuti.

i Rekam Medis di lakukan tiap hari oleh petugas


ulan ke tim audit internal untuk di tindak lanjuti.

Medis
KERAHASIAAN REKAM MEDIS

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Segala fakta yang didapat didalam pemeriksaan penderita,interpretasinya untuk


meningkatkan diagnosa dan melakukan pengobatan wajib di simpan kerahasiaannya.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah untuk menyimpan dokumentasi Rekam Medis
dengan baik agar terjamin kerahasiaannya.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Bahonsuai tentang Kerahasiaan Rekam Medis.

4. Referensi 1 Permenkes No 749a tahun 1989 tentang Rekam Medis.


2 Permenkes RI No 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis.

1 Petugas menerima pasien

2 Petugas Menanyakan identitas pasien

3 Petugas memberi kode wilayah dan nomor indeks pada kartu Rekam Medis Rawat Jalan
dan memberikan nomor register Rekam Medis pada Rekam Medis Rawat Inap dan
Prosedur/Langk gawat darurat.
5.
ah-langkah
4 Petugas Memberikan kartu Rekam Medis kepada dokter / petugas paramedis.
5 Pasien masuk kedalam ruang pemeriksaan dan petugas paramedis mengisi dokumen
Rekam Medis.

6 Petugas Rekam Medis mengambil dokumen Rekam Medis di ruang pemeriksaan di akhir
dinas kemudian menyimpan dokumen Rekam Medis di rak penyimpanan.

6. Unit Terkait : Pasien,Paramedis dan Rekam Medis


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

saan penderita,interpretasinya untuk


ngobatan wajib di simpan kerahasiaannya.

h untuk menyimpan dokumentasi Rekam Medis

Kerahasiaan Rekam Medis.

g Rekam Medis.
ang Rekam Medis.

mor indeks pada kartu Rekam Medis Rawat Jalan


m Medis pada Rekam Medis Rawat Inap dan

dis kepada dokter / petugas paramedis.


saan dan petugas paramedis mengisi dokumen

umen Rekam Medis di ruang pemeriksaan di akhir


Rekam Medis di rak penyimpanan.
STERILISASI ALAT DAN PELAKSANAANNYA

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Sterilasi adalah proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri pada
benda telah di dekontaminasi dengan tepat.Dekontaminasi adalh proses awal pembersihan
terhadap instrumen-instrumen yang di gunakan dalam tindakan medis yang memiliki kontak
langsung dengan pasien

2. Tujuan Sebagai acuan dalam Sterilisasi alat untuk mencegah penyebaran penyakit dan terjadinya
infeksi serta mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme.

3. Kebijakan 1 SK Kepala Puskesmas NO 188.4/VIII/030/SK/Ka.Pusk/2015 tentang Pengelolaan


peralatan Kesehatan
2 SK Kepal Puskesmas NO 188.4/VIII/031/SK/Ka.Pusk/2015 tentang petugas pemantau
pemeliharaan dan sterilisasi instrumen.
4. Referensi 1 Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi,2006 ketrampilan dan prosedur
keperawatan dasar.STIKES Muhamadiyah Klaten 2006
2 Ketrampilan dan Prosedur laboratorium keperawatan dasar hal.186-187 tahun2006.
1 Rendam semua alat medis bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% dengan perbandingan
klorin : air = 1:9 selama 10 menit.
2 Bersihkan instrumen habis pakai dengan di cuci di bawah angin mengalir,menggunakan
sikat dan sabun sampai bersih dan pastikan tidak ada kotoran yang menempel.

3 Bilas dibawah air mengalir sampai bersih.


4 Keringkan alat yang sudah di bersihkan dan sudah di cuci dengan lab bersih.
5 Pastikan ada jarak di antara alat untuk menjaga kualitas sterilisasi yang baik.
6 Alat dari plastik,kasa dan kapas di masukkan dalam cabinet bagian atas dengan jarak
150mm dari tabung pemanas.Alat dan bahan logam di letakkan di Rak cabinet bawah.

7 Pstikan pintu cabinet atas dan bawah tertutup rapat dengan baik,sehingga
mengoperasikan sterilisator.
Prosedur/Langk 8 Sambungkan kabel power ke listrik.
5.
ah-langkah
9 Tekan tombol sterilisator,lampu merah akan menyala menandakan proses sterilisasi
dalam cabinet bawah sudah bekerja.Lampu merah akan mati secara otomatis setelah
pross sterilisasi selesai,tabung pemanas akan berhenti bekerja.
10 Jika lampu hijau menyala dalam waktu yang sama,artinya generator ozone pada cabinet
atas sedang bekerja.Lampu hijau akan mati secara otomatis setelah proses sterilisasi
selesai.Pada saat ini ozone dan suhu sangat tinggi.
11 Buka pintu cabinet dan keluarkan alat 20 menit setela proses sterilisasi selesai untuk
menghindari kebocoran ozone dan luka terkena uap panas.
12 Jika tidak akan mensterilisasikan lagi,tekan "tombol stop"
13 Jika terjadi kebocoran ozone,segera panggil teknisi untuk memperbaikinya.
14 Jika kabel rusak,ganti derngan kabel yang cocok/kabel dari pabrik dan dari pusat
pelayanan service.
15 Alat-alat kesehatan yang di sterilkan dan tidak terpakai selama 7 hari harus dilakukan
sterilisasi ulang.

6. Unit Terkait 1 BP Umum,KIA,BP Gigi,Laboratorium


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

mikroorganisme termasuk spora bakteri pada


.Dekontaminasi adalh proses awal pembersihan
kan dalam tindakan medis yang memiliki kontak

mencegah penyebaran penyakit dan terjadinya


erusakan bahan oleh mikroorganisme.

30/SK/Ka.Pusk/2015 tentang Pengelolaan

1/SK/Ka.Pusk/2015 tentang petugas pemantau

asepsi,2006 ketrampilan dan prosedur


yah Klaten 2006
keperawatan dasar hal.186-187 tahun2006.
i dalam larutan klorin 0,5% dengan perbandingan

an di cuci di bawah angin mengalir,menggunakan


tikan tidak ada kotoran yang menempel.

ih.
n dan sudah di cuci dengan lab bersih.
menjaga kualitas sterilisasi yang baik.
ukkan dalam cabinet bagian atas dengan jarak
bahan logam di letakkan di Rak cabinet bawah.

ertutup rapat dengan baik,sehingga

akan menyala menandakan proses sterilisasi


mpu merah akan mati secara otomatis setelah
s akan berhenti bekerja.
yang sama,artinya generator ozone pada cabinet
mati secara otomatis setelah proses sterilisasi
angat tinggi.
20 menit setela proses sterilisasi selesai untuk
a terkena uap panas.
ekan "tombol stop"
nggil teknisi untuk memperbaikinya.
ang cocok/kabel dari pabrik dan dari pusat

n tidak terpakai selama 7 hari harus dilakukan


PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN PROSEDUR
PEMELIHARAAN DAN STERILISASI INSTRUMEN

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Pemantauan berkala adalah kegiatan memonitor yang di lakukan secara rutin sesuai jadwal
yang telah di tentukan.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memonitor pelaksanaan prosedur agar pemeliharaan alat dapat
dilaksanakan dengan baik sesuai prosedur.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang Pemantauan berkala,pelaksanaan prosedur
pemeliharaan dan sterilisasi instrumen.
4. Referensi 1 Penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal.
1 Petugas memantau pemeliharaan alat di setiap Ruangan.
2 Petugas memantau sterilisasi alat.
3 Petugas memantau penempatan alat.
Prosedur/Langk
5.
ah-langkah 4 Petugas mencatat hasil pemantauan hasil pemantauan.
5 Petugas melakukan evaluasi terhadap hasil pemantauan.
6 Petugas membuat rencana tindak lanjut
6. Unit Terkait UGD,KIA KB,Ruang Periksa gigi.
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

onitor yang di lakukan secara rutin sesuai jadwal

an prosedur agar pemeliharaan alat dapat

ang Pemantauan berkala,pelaksanaan prosedur

elayanan minimal.
di setiap Ruangan.

hasil pemantauan.
t
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Kecelakaan kerja yang sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan kimia.Untuk
mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas,wajib di sediakan informasi mengewnai cara
penanganan yang benar mengenai penanganan bahan berbahaya (kimia) di laboratorium.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langka-langkah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
Puskesmas( Laboratorium) yang disebabkan oleh bahan kimia.
3. Kebijakan Keputusan Kepal UPT Puskesmas Bahonsui tentang Pengendalian dan pembuangan
Limbah berbahaya.
4. Referensi Peraturan pemerintah No 101 tahun 2014 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan
beracun
1 Masin-masing unit penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis limbah berbahaya
dan melakukan pengolahan limbah sesuai prosedur
Prosedur/Langk 2 Petugas Sanitarian memonitor cara penanganan limbah berbahaya di masing-masing
5.
ah-langkah unit penghasil limbah berbahaya.
3 Hsil monitoring di tuangkan dalam bentuk ceklist
6. Unit Terkait Unit penghasil Limbah
DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

ratorium disebabkan oleh bahan kimia.Untuk


s,wajib di sediakan informasi mengewnai cara
anan bahan berbahaya (kimia) di laboratorium.

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di


n oleh bahan kimia.
ui tentang Pengendalian dan pembuangan

entang pengolahan limbah bahan berbahaya dan

rbahaya mengidentifikasi jenis limbah berbahaya


uai prosedur
nanganan limbah berbahaya di masing-masing

uk ceklist
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan limbah berbahaya oleh semua personil.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi. sesuatu
yang tidak di inginkan akan dapat di telusuri penyebabnya.

3. Kebijakan Keputusan kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya di Puskesmas Bahonsuai.
4. Referensi Peraturan pemerintah RI No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun.
Mengidentifikasi limbah berbahaya
1 Sanitarian dan petugas terkait
1.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.
1.2 Identifikasi tersebut di tulis dalam buku inventaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab.
Prosedur/Langk Pengumpulan Limbah berbahaya
5.
ah-langkah
2 Petugas Laboratorium
2.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.

2.2 Masing -masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang
jenis dan jumlah limbah yang akan di serahkan dengan mengisi laporan bulanan
limbah berbahaya

6. Unit Terkait Unit penghasil Limbah


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

ah berbahaya oleh semua personil.


aan dan penanganan limbah berbahaya tidak
kan lingkungan sehingga jika terjadi. sesuatu
penyebabnya.

uai tentang pengendalian dan pembuangan


.
4 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan

erbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah


odik di hasilkan oleh unit tersebut.
uku inventaris oleh masing-masing unit

erbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah


odik di hasilkan oleh unit tersebut.

asil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang


di serahkan dengan mengisi laporan bulanan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA

No. Dokumen : 440/ /SOP/UPT.PKM-BHS/2019

SOP No. Revisi : 1


Tanggal Terbit : 02 Februari 2019
Halaman : 1/1

UPT
PUSKESMAS
BAHONSUAI

1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan limbah berbahaya oleh semua personil.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika terjadi. sesuatu
yang tidak di inginkan akan dapat di telusuri penyebabnya.

3. Kebijakan Keputusan kepala UPT Puskesmas Bahonsuai tentang pengendalian dan pembuangan
limbah berbahaya di Puskesmas Bahonsuai.
4. Referensi Peraturan pemerintah RI No 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan
beracun.
Mengidentifikasi limbah berbahaya
1 Sanitarian dan petugas terkait
1.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.
1.2 Identifikasi tersebut di tulis dalam buku inventaris oleh masing-masing unit
penanggung jawab.
Prosedur/Langk Pengumpulan Limbah berbahaya
5.
ah-langkah
2 Petugas Laboratorium
2.1 Masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah
limbah berbahaya yang secara periodik di hasilkan oleh unit tersebut.

2.2 Masing -masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang
jenis dan jumlah limbah yang akan di serahkan dengan mengisi laporan bulanan
limbah berbahaya

6. Unit Terkait Unit penghasil Limbah


DEDI ERIADI, SKM
NIP.
197402121994031003

ah berbahaya oleh semua personil.


aan dan penanganan limbah berbahaya tidak
kan lingkungan sehingga jika terjadi. sesuatu
penyebabnya.

uai tentang pengendalian dan pembuangan


.
4 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan

erbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah


odik di hasilkan oleh unit tersebut.
uku inventaris oleh masing-masing unit

erbahaya mengidentifikasi jenis dan jumlah


odik di hasilkan oleh unit tersebut.

asil limbah berbahaya kepada sanitarian tentang


di serahkan dengan mengisi laporan bulanan

Anda mungkin juga menyukai