Anda di halaman 1dari 72

.' 'I..


Sesuai dengan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

PERPUSTAKAAN
{ KEARSIPAN
YSI JAWA TIMUR

20.19
SIG
m.4
Menangani Material secara
Manual
Sigit Setyawan, S.T.
.,}i,g."-B:"7'& /br,- /rt Brrl

MENANGANI MATERIAL SECARA MANUAL

o Hak cipta dan hak penerbitan dilindungi undang-undang, 2011


Anggota IKAPI Nomor: 080

Penulis: Sigit Setyawan, S.T.


Editor: M. Alaika Salamulloh
Desainer Sampul: M. Taufik N.H.
Tata Letak: Darwoko

Dilarang mencetak ulang, menyimpan dalam sistem retrival,


atau memindahkan dalam bentuk apa pun dan dengan cara
bagaimanapun, elekronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dan
sebagainya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

s]}4r(K(
Jl. Ki Haiar Dewantara, Kotak Pos 246, Klaten 57 438
Indonesia. Telp. (0272) 321641, Fax. (0272) 322607
e-mail: smk@sakamitra.com
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku pengayaan
berjudul Menangani Material secara Manuol ini.
Penulis berharap bahwa buku ini akan memperkaya pengetahuan bagi
para siswa-siswi SMK khususnya furusan Teknik Mesin bidang keahlian Teknik
Permesinan. Mengingat, buku semacam ini untuk siswa SMK bidang keahlian
Teknik Permesinan masih sangat minim.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Saka Mitra
Kompetensi yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk berl<arya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan buku ini. Selain itu, tak lupa penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
buku ini. Dengan rendah hati, penulis meminta maaf apabila buku ini masih
banyak terdapat kekurangan.

Yogyakarta, Oktober 2010

Sigit Setyawan, S.T.

l(a,ta"qtgat@
iii
Kata Pengantar.............'................ "" " lll
Da{tar Isi.............. ....."""' iv
Daftar Gambar ..."""""""'v

BAB I Memahami Prosedur Mena- C. Pengait (Hook) ....""'26


ngani Material secara Ma- D. TakeI......... ..............."31
nual ......... """"' 1 E. Kerek/kran '........""" 33
A. Pengertian Menangani Material se- F. Forklift Pembawa Material."""" 34
....""""""' 2
cara Manual '................ G. Dongkrak.. ..........""' 35

B. Memahami Kekuatan Badan BAB IV Penataan TemPat Keria dan


Sewaktu Mengangkat .......... " " " "' 2 PenYimPanan Material/Kom-
C. Mengetahui Batas yang Diizinkan ponen/Barang............ . " " " 43
Sewaktu Mengangkat Material/
....."""""" A. Penataan Tempat Kerf a ......." .....43
KomPonen 4
B. PerencanaanTempatPenyimpanan
D. Cara Mengangkat Material/Kom-
Material/KomPonen/Barang (Cu-
ponen.'...... """"""""'7 dang) ""'44
BAB II Teknik Pengangkatan Mate- C. Penyimpanan dan Pengadaan Ma-
rial/Komponen....'.."" """' 11 terial/Komponen/Baran 9........ "' 45
A. Cara Penanganan secara Mekanis BAB V Keselamatan Keria dan Un-
yang Aman ...""""""12 dang-undang Pokok Kesehat-
B. Mengetahui dan Memahami lle- an dan Keselamatan Kerf a 55
nanganan Zat-zat Kimia dan Ba-
.""""' 13
A. Keselamatan Keria.................""' 55
han-bahan Berbahaya ....'
B. Undang-undang Pokok Kesehatan
BAB III Peralatan Yang Digunakan dan Keselamatan Keria..............' 60
dalam Menangani Material
secara ManuaI..... . " " " " " "' 17

A. Pengungkit ..'...."""" 18

B. Tali............ '.........""" 18
Gambar 1.1 Kekuatan Badan/Punggung pada Waku Mengangkat.................. 3
Gambar 1.2 Pusat Kekuatan Tangan pada Waktu Mengangkat......................... 3
Gambar 1.3 Tulang Belakang yang Digunakan sebagai Penyangga Beban
fadan ...................4
Gambar 1.4 Prosedur Urutan Melakukan Pengangkatan secara Manual......... 5
Gambar 1.5 Penempatan Posisi Kaki........... .................7
Gambar 1.6 Posisi pada Waktu Mengangkat Punggung Tetap Tegak dan
Gunakan Kaki untuk Tumpuan Mengangkat ................................ 8
Gambar 2.1 Titik Pusat Gravitasi/Keseimbangan Lingkaran dan Bujur Sangkarl3
Gambar 2.2 Titik Pusat Gravitasi/Keseimbangan Kotak......... ...... 13
Gambar 3.1 Memindahkan Material dengan Pengungkit ............ 1B
Gambar 3.2 Penggunaan Tali untuk Mengangkat Material .......... 1B
Gambar 3.3 Pengikatan-pengikatan pada Tali ........... 20
Gambar 3.4 Macam-macam Pilinan Tali Baja.... .........27
Gambar 3.5 Belokan Tali Baja ..................22
Gambar 3.6 Pembuatan Uiung Tali Baia ....................23
Gambar 3.7 Penyambungan Ujung-ujungTali Baia........... ..........24
Gambar 3.8 Urutan Pembuatan Mata Rantai................. ...............24
Gambar 3.9 Cara Mengikat Ufung Rantai ..................26
Gambar 3.10 Cara Mengikat Kait pada Ujung Rantai........ .............26
Gambar 3.11 Kait Tungga1................. .........27
Gambar 3.12 Kait Ganda .........28
Gambar 3.14 Grab pada Kait Khusus................ ...........29
Gambar 3.13 Pemasangan Tali pada Kait (Hook) .......29
Gambar 3.15 Penggunaan Crabb...... ................:..'......... 30
Gambar 3.16 Garpu yang Dipasang pada Ujung Grabb........ .'..'..'. 30
Gambar 3.17 Peralatan yang Digunakan untuk Mengangkat Kotak, Tong-tong
Dan Kotak. ..........31
Gambar 3.18 Peralatan yang Digunakan untuk Mengangkat Plat ProfiI...........31
Gambar 3.19 Takel ......... ..........32
Gambar 3.20 Penggrrnaan Kran/kerek................ .........- 34
Gambar 3.21 Penggunaan Forklift Dorong ..................34
Gambar 3.22 Dongkrak Boto1......... ........... 35

DaftarGambar
ffi
Gambar 3.23 Bagian-bagian Dongkrak Botol ..............35
Gambar 3.24 Pemasangan Dongkrak Botol pada Kendaraan ........36
Gambar 3.26 Bagian-bagian Dongkrak Buaya .............37
Gambar 3.25 Dongkrak Buaya ...................37
Gambar 3.28 Penggunaan Dongkrak Buaya pada Saat Digunakan untuk
Membawa Material..... ..........38
Gambar 3.27 Penggunaan Dongkrak Buaya ketika Digunakan untuk
Mengangkat................. ......... 38
Gambar 3.29 Penggunaan Dongkrak Pantograf... ........39
Gambar 3.30 Penggunaan Dongkrak Samping.... ........40
Gambar 3.32 Bagian-bagian Safety 5und.......... ............ 40
Gambar 3.31 Penggunaan Dongkrak Bumper .............40
Gambar 3.33 Bagian Depan Kendaraan yang Dipasangi Safety Stand ...............41
Gambar 3.34 Bagian Belakang Kendaraan yang Dipasangi Safe4t 9tand...........41
Gambar 5.1 Alat-alat Keselamatan Kerja .................... 56
Gambar 5.2 Kacamata... .........57
Gambar 5.3 Helm Pelindung ...................57
Gambar 5.5 Masker....... .........58
Gambar 5.4 Alat Pelindung Telinga ......... 58
Gambar 5.7 Macam-macam Sepatu Pelindung. .........59
Gambar 5.6 Sarung Tangan ...................... 59
Gambar 5.8 Pakaian Kerfa.......... .............. 60

h, '::::wr\. v' Daftar Gambar

E "r'i!ll-iY;,
Srmber: http I I l.bp.blogspot. com
:

Memahami Prosedur
Menangani Material secara
Manual
flosisi penempatan material/komponen di bengkel ti-
I daklah selalu tetap. Adakalanya ia perlu kita pindah-
kan penempatannya sehingga membuat suasana bengkel
dapat berganti dan dapat menambah semangat dalam
bekerja. Sebab, dengan mengatur ulang tata letaknya akan
membuat suasana lingkungan bengkel tidak menjemukan.
Material/komponen yang dimaksud dalam hal ini antara
lain mesin-mesin produksi (mesin bubut, mesin frais, me-
sin gerinda, bor, dan lain-lain ), komponen-komponen
mesin, peralatan/perlengkapan kerja, dan benda/barang
pendukung lainnya (meja, kursi, lemari, dan sebagainya).
A. Pengertian Menangani Material secara Manual

Pemindahan, pengangkatan dan pengaturan material/komponen harus


sesuai dengan aturan tata letak penempatan mesin dan peralatan pendukung
lainnya sesuai dengan peraturan tata letak bengkel yang sudah ada. Atau, apabila
akan diubah tata letaknya harus dengan izin pimpinan/direktur.
Pemindahan material/komponen pada umumnya dapat dilakukan dengan dua
cara:
1. Penanganan material dapat dilakukan secara manual.
2. Penanganan material dapat dilakukan dengan menggunakan mesin.
Yang dimaksud dengan menangani material secara manual adalah pekerjaan
memindah atau mengangkat material/komponen yang cara pengerjaannya
dilakukan secara manual atau secara mekanis dan cara penataan area tempat
kerja (lingkungan bengkel). Pengertian secara manual adalah pekerjaan yang
dilakukan menggunakan tenaga tubuh atau dengan menggunakan bantuan
peralatan yang pengoperasiannya masih menggunakan tenaga manusia sehingga
dapat mempermudah dalam memindah dan mengangkat material/komponen
tersebut.
Penanganan material secara manual tidak hanya mengenai cara memindah
dan mengangkat material/komponen tetapi juga membahas cara menata area
bengkel (tempat kerja) dan cara menyimpan material/komponen tersebut di
tempat penyimpanannya sehingga ia dapat tertata dengan rapi dan teratur.
Dalam melakukan pekerjaan secara manual yang perlu diperhatikan adalah
pekerjaan tersebut dilakukan dengan prosedur yang benar dan selalu menggu-
nakan perlengkapan keselamatan kerja sehingga dalam melakukan pekerjaan ter-
hindar dari bahaya kecelakaan kerja yang tidak kita inginkan.

B. Memahami Kekuatan Badan Sewaktu Mengangkat


Memindah dan mengangkat material/komponen secara manual pasti akan
selalu menggunakan tenaga manusia. Untuk memindahkan material/komponen
dari satu tempat ke tempat yang lain maka kita akan mengeluarkan tenaga
untuk mengangkat, membawa, menurunkan, mendorong, menarik, menahan,
dan sebagainya. Untuk melakukan pekerjaan tersebut secara aman kita harus
memahami kekuatan tangan, kaki, badan, dan cara mengambil posisi yang benar.
Selain itu, kita harus memahami gravitasi bumi.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengangkatan material/kompo-
nen adalah gaya gravitasi, karena gaya gravitasi akan menarik material/kompo-

2 Menangani Material secara Manuat


nen ke arah bawah sehingga gaya tersebut mernpengaruhi berat dari material/
komponen yang akan diangkat. Untuk menginrbangi gaya gravitasi maka pada
waktu akan mengangkat material/komponen, badan kita harus mendapatkan
kekuatan yang maksimal sehingga dapat mengatasi gaya gravitasi yang ditimbul-
kan. Untuk mengatasi gaya gravitasi dapat dilakukan dengan menggunakan ta-
ngan, punggung, dan kaki. Yaitu tangan digunakan sebagai tuas pemegang beban,
punggung digunakan sebagai pusat tenaga penahan beban, dan kaki digunakan
sebagai tumpuan.

Sumber: Modul Pelaksanaan Opemsi Penanganan secara


Manual
I Gambar 1.1 Kekuatan Badan/Punggung
pada Waktu Mengangkat

Pada waktu mengangkat material/komponen (beban), lengan tangan digu-


nakan sebagai tuas sehingga tangan menitikberatkan pada kekuatan otot bisep
yang dihubungkan oleh tendon dengan tulang hasta. Kemudian tenaga atau berat
beban yang disangga akan disalurkan ke tendon otot bisep atas ke tulang be-
likat.

Sumber: Modrl Pelaksanaan Operasi Penangdnan secara Manual, 2005, hal 10

I Gambar 1.2 Pusat Kekuatan Tangan pada Waktu Mengangkat

Memahami Prosedur Menangani Material secara tanual


,
Pada waku tangan mengangkat beban, tenaga yang disangga oleh otot bisep
akan disalurkan melalui tulang belikat ke otot punggung. Karena beban yang
diangkat bekerja pada lengan yang pendek maka beban akan banyak disangga
oleh otot punggung.

Sumber: Modul Pelaksanaan Opuasi Penangtnan Secara Manual, 2005, hal 10

r Gambar 1.3 Tulang Belakangyang Digunakan sebagai Penyangga Beban Badan

i C.'lUengetahui Batas yang Diizinkan Sewaktu Mengangkat


' " 'Material/Komponen

Apabila kita akan memindah atau mengangkat material/komponen yang


beratnya melebihi kekuatan tubuh kita dan pada waktu mengangkat tersebut
menggunakan kekuatan punggung maka akan mengakibatkan tulang punggung
melintir atau bahkan dapat meremukkan tulang belakang punggung bagian
bawah.
Batas berat material/komponenyang diizinkan untuk diangkat atau dipindah
secara perorangan dengan menggunakan tenaga manusia adalah tidak l&ih dari
55 kg. Jadi apabila material/komponen yang akan diangkat atau dipindahkan
melebihi batas yang diizinkan alangkah baiknya pekerjaan tersebut dilakukan
secara tim atau menggunakan bantuan peralatan mekanis.
Untuk mengetahui ukuran berat suatu material/komponen maka dapat
dilakukan dengan cara menimbangnya dengan timbangan. Dengan mengetahui
berapa berat material tersebut maka kita dapat mengetahui apakah kita mampu
mengangkat atau memindah material tersebut, Dan dengan mengetahui besar
Berat material tersebut kita juga bisa menentukan apakah material tersebut dapat
diangkat secara manual atau harus diangkat dengan menggunakan alat bantu.
Untuk menghindari terjadinya kesalahan akibat penanganan material/
komponen secara manual yang berbuntut kecelakaan keria, maka dalam

E' tenanganl Matarial lascarir ilanual

G
penanganan material/komponen harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar,
di antaranya adalah:
1. Usahakan material/komponen yang diangkat sedekat mungkin dengan
badan.
2. Gunakan kedua tangan untuk memegang material/komponen pada waktu
memindah atau mengangkat.
3. Pegangan atau genggaman kedua tangan harus kuat pada waktu memegang
material/komponen.
4. Cunakan otot kaki untuk memberikan kekuatan mengangkat sepenuhnya.
Iadi, bukan otot punggung yang digunakan sebagai kekuatan untuk
mengangkat.
5. |agalah punggung tetap tegak pada waktu mengangkat material/komponen.
6. Dalam melakukan pengangkatan material/komponen janganlah diangkat
terlalu tinggi.
7. Pada waktu mengangkat, hindari gerakan berputar yang mendadak.
8. Pada waktu mengangkat material/komponen, usahakan beban di sekitar titik
tengah badan.
9. Material/komponen yang akan diangkat maksimal setengah berat badan.
10. Apabila material/komponen yang akan dipindah atau diangkat terlalu berat
maka untuk mempermudah dalam penanganannya bentuklah tim dalam
mengerjakannya.

Sumber: Modal Pelahsanaan C)perusi Penanganan setara Manual; 2005, hal 11

I Gambar 1.4 Prosedur Urutan Melakukan Pengangkatan secara Manual

Memahami Prosedur Menangani Haterial aecara Manuat


Pada gambar 7.4 diperlihatkan prosedur mengangkat material/komponen
mulai dari pertama mengangkat material/komponen sampai pada membawa
material/komponen tersebut.
Sebelum memindah dan mengangkat material/komponen, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, di antaranya adalah:
1. Apakah material/komponen yang akan dipindah terlalu besar atau terlalu
berat?
2. Apakah pada waktu mengangkat material/komponen kita harus
membungkuk?
3. Apakah material/komponen yang akan diangkat memiliki bagian yang
bergerak?
4. Apakah pada waktu mengangkat material/komponen kita dapat memegang
material/komponen tersebut dengan erat dan dapatkah kita menggunakan
genggaman kita selama Pemindahan ?

5. pada waktu kita mengangkat material/komponen tersebut kita iuga harus


memperhatikan apakah permukaan lantai yang akan kita lewati licin atau
tidak rata?
Setelah kita mengetahui permasalahanyang akan muncul sebelum menangani
material secara manual yaitu memindah atau mengangkat material/komponen
yang dapat menghambat pekerjaan maka kita harus mempunyai jawaban untuk
mengatasi permasalahan tersebut, yaitu:
1. Apabila material/komponen yang akan kita pindah alau yang akan diangkat
terlalu besar atau terlalu berat maka cara mengatasinya adalah kita iangan
sendirian melakukannya. Kita harus membentuk tim, yaitu dua orang atau
lebih untuk mengeriakannya atau kita menggunakan bantuan peralatan
mekanis untuk melakukannYa.
2. Apabila material/komponen yang akan kita pindah atau yang akan diangkat
harus dengan cara membungkuk maka kita dalam melakukannya harus
dengan proseduryang benar agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
kerugian bagi kita.
3. Apabila material/komPonen yang akan dipindah atau diangkat memiliki
bagian yang bergerak maka pada waktu dipindah atau diangkat, bagian yang
bergerak tersebut dimatikan terlebih dahulu; atau, bagian yang bergerak
tersebut kita lepas terlebih dahulu supaya tidak mengganggu pekeriaan
memindah atau mengangkat material/komponen.

ttenangani Malerial secara illanual


4. usahakan pada waktu mengangkat atau memindah material/komponen,
genggaman tangan harus kuat dari mulai memegang sampai mengangkar
dan memindahkan ke tempat lain sehingga material/komponen yang kita
angkat tidak jatuh.
5. Dalam memindah dan mengangkai.material/komponen, kita juga harus
memperhatikan permukaan lantai yang akan dilewati, apakah permukaan
Iantai tersebut licin atau permukaannya tidak rata. Jadi apabila permukaan
lantai tersebut licin kita harus berhati- hati dalam melangkah. Apabila tidak
berhati-hati kita bisa terpeleset dan jatuh. Jadi, untuk mengatasinya kita harus
menggunakan alas kaki (sepatu) yang terbuar dari karet.

I C"r" Mengangkat Material/Komponen


1,...!

Untuk melakukan penanganan material secara manual yaitu memindah atau


mengangkat material/komponen ada cara yang dapat kita lakukan, yaitu:
1. Tempatkan posisi kaki dekat dengan material/komponen yang akan dipindah
atau diangkat.
2. Apabila material/komponen yang akan dipindah atau diangkar cukup
kecil maka posisi kaki rata dengan material/komponen yang akan diangkat
sehingga benda yang akan diangkat dekat dengan pusat gaya berat dari badan,
yaitu dekat dengan tulang belakang. Adapun posisi punggung tetap lurus.
3. Peganglah dengan kuat material/komponen dengan kedua tangan sehingga
pusat berat dari benda berjarak sama dengan kedua belah tangan.
4. Angkatlah material/komponen dengan posisi punggung lurus dan kaki
dibengkokkan.

Sumber: Modul Pelaluanaan Operasi Penanganan Secara Manual; 2004, hal 22


r Gambar 1.5 Penempatan Posisi Kaki

ilemahami Prosedur ilenangani Material seciara tanual


Pusat massa
bergerak keluar

r Gambar 1.6 Posisi pada Waktu Mengang-


kat Punggung Tetap Tegak dan Gunakan
Kaki untuk Tumpuan Mengangkat

Pada gambar 1.6 menun,ukkan cara mengangkat suatu material/komponen,


apabila material/komponen tersebut sudah diangkat usahakan posisi punggung
tetap lurus dan gunakan kaki sebagai tumpuan.
Untuk mengangkat material/komponen yang berat ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Pada waktu mengangkat atau memindah material/komponen usahakan agar
tubuh tetap tegak.
2. Usahakan membagi berat beban material/komponen sama rata.
3. Biarkan susunan tulang dari tubuh menjadi penopang beban.
4. Gunakanlah peralatan untuk mendukung dalam memindah atau mengangkat
material/komponen, misalnya tali atau pikulan.
Apabila material/komponen dipindah atau diangkat dengan menggunakan
tangan maka ada proseduryang digunakan karena tenaga manusia tidaklah efisien
dalam memindah atau mengangkat material/komponen, apalagi pekerjaan terse-
but dilakukan secara berulang-ulang. Karena itu, pemindahan atau pengangkatan
material/komponen harus dilakukan dengan cara yang benar, yaitu:
1. Pengangkatan material/komponen dimulai dengan kedudukan orang yang
akan mengangkat dalam sikap yang seimbang dengan cara meletakkan kedua
belah kaki agak merenggang dan material/komponen yang akan diangkat
harus didekatkan dengan badan. Usahakan material/komponen tersebut
ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat material/komponen

tetangnnl ilaMal rscara tanual


badan harus tegak dan dalam kedudukan sedekat mungkin dengan material/
komponen yang akan diangkat.
2. Untuk mengangakat material/komponen, pertama-tama yang dilakukan
adalah dengan cara meluruskan kaki. Cara ini dilakukan untuk meyakinkan
bahwa daya angkat kita benar-benar disalurkan melalui urat-urat dan tulang-
tulang.
3. Ketika material/komponen sudah diangkat maka luruskan badan bagian
atas sampai dalam posisi tegak. Untuk melakukan pengangkatan sempurna
adalah dengan menaikkan beban material/komponen separuh tinggi badan
pada keadaan tegak.

temahami Prosedur t{enaagani itabrlal *acara tanual


:i;v"

Srmb er. hnp I I i7 4 7. ph o tob u ck et. co


: fl

Tahukah kamu ada manusia super yang mampu mengangkat satu unit
mobil seberat 'l59,6 kg dan menahannya menggunakan kepala selama 33 detik
itulah yang dilakukan John Evans pria asal lnggris. John Evans memecahkan rekor
menyeimbangkan mobildiThe London Studios pada24 Mei 1999.John Evansadalah
pemecah rekor menurut versi Guinnes book.
Mengangkat benda seperti yang dilakukan John Evans tersebut hanya bisa di-
lakukan oleh orang yang benar-benar kuat dan sering berlatih.Jadi apabila dilakukan
oleh manusia biasa dan dilakukan tanpa menggunakan cara dan prosedur yang benar
maka akan menyebabkan cedera otot yang dapat mencelakai diri kita sendiri.

tenangani Uaterial secafa tanual


Teknik Pengangkatan
Material/Komponen

engangkat atau memindah material/komponen


harus dilakukan sesuai dengan standar keria aman
dan prosedur operasi standar, yaitu mengenai jenis gerakan
pengangkatan, metode pengangkatan, dan tinggi/posisi
pengangkatan juga harus dipertimbangkan.
Mengangkat atau memindah material/komponen dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Mengangkat atau memindah material/komponen
dilakukan dengan tenaga manusia atau manual baik
dilakukan secara perorangan maupun dengan tim.
2. Mengangkat atau memindah material dilakukan
dengan menggunakan peralatan mekanis.
yang Aman
."A., Cara Penanganan secara Mekanis
Terkait dengan material/komponen yang memiliki bentuk tidak rata dan
mempunyai berat yang tidak memungkinkan untuk dipindah atau diangkat secara
manual, maka dapat digunakan alat bantu untuk memindah atau mengangkat
material/komponen tersebut.
Dalam melakukan pengangkatan material/komponen dengan alat bantu
yang harus diperhatikan adalah titik pusat keseimbangan material/komponen
tersebut, atau yang disebut dengan pusat gravitasi benda. Dengan mengetahui
titik pusat atau pusat gravitasi material/komponen yang akan diangkat maka
kita dapat mengatur kesetimbangan material/komponen tersebut pada waktu
diangkat atau dipindahkan dengan menggunakan alat bantu'
Material/komponen yang memiliki permukaan beraturan titik pusat ke-
seimbangannya akan lebih mudah ditemukan. Misalnya material/komponen/
benda seperti:
1) Bujur sangkar
2) Kotak
3) Lingkaran
Untuk material/komponen yang mempunyai permukaan atau bentuk tidak
beraturan maka akan lebih memerlukan kecermatan dalam menentukan titik
keseimbangannya. Material/komponen yang memiliki permukaan atau bentuk
tidak beraturan antara lain:
1) Mesin bubut
2) Mesin frais
3) Mesin bor
4) Mesin gerinda
5) Engine
6) Transmisi
7) Unit kendaraan (mobil dan motor)
Khusus untuk engine biasanya sudah disediakan tempat untuk memasang
tali atau seling apabila sewaktu-waktu akan diangkat.

tenangianl faterial $ocara Hanual


;,.
?\- /' \.
\\
:\.
11,. I \
i\..;i
l\.-lt
:
-
lsd
I \ "lS*%6;..
",./1rJ J " i-%**
'\l\i
'r/ \. I
.; ..,?
'\l
\o,- ,1"

I Gambar 2.1 Titik Pusat Gravitasi/Keseimbangan Lingkaran dan Bujur Sangkar

r Gambar 2.2 Titik Pusat Gravitasi/Keseimbangan Kotak

,
B. r Mengetahui dan Memahami Penanganarr Zat-zat Kimia dan
Bahan-bahan Berbahaya

Dalam penggunaan dan perawatan mesin seringkali kita akan menggunakan


zat-zat kimia dan apabila kita dalam menangani zat-zat tersebut tidak berhati-
hati maka akan membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan di sekitar
kita.
Bahan-bahan tersebut dikelompokkan menia di rga, yaitu:
1) Bahan beracun
2) Bahan yang mudah terbakar
3) Bahan yang mudah merusak
1. Bahan beracun

Yang dimaksud dengan bahan beracu n adalah z.atkimia yang apabila termakan
atau terhirup dapat menyebabkan keracunan ringan yaitu dengan geiala pusin&
mual, muntah dan sakit perut, bahkan juga bisa menyebabkan keracunanyarrg
berat yaitu menyebabkan kematian. Z,at-zat beracun tersebut dapat berbentuk
padat, cair dan gas.

nryttlrT {qlFlqt{.ltwlr!6']/fl
Bahan-bahan yang digolongkan beracun di antaranya adalah:
a) CO (karbon monoksida)
co dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna pada
motor bensin dan dibuang ke udara melalui knalpot. Apabila kadar CO
di udara terlalu tinggi dan terhirup, seseorang akan keracunan.
Untuk mengurangi pencemaran udara oleh CO maka tidak diizinkan
menghidupkan kendaraan dalam mangan tertutup meskipun dalam
bengkel.
b) Pb (timah hitam)
Timah hitam sering kali kita jumpai pada baterai, akan tetapi timah
hitam yang ada pada baterai tidak menyebabkan keracunan karena
berbentuk batang. Timah hitam bisa beracun kalau partikelnya sangat
kecil yaitu timah hitam yang terdapat pada gas buang motor bensin.
c) Hg (air raksa)
Keracunan karena air raksa yang termakan oleh manusia dalam
jumlah tertentu akan menyebabkan kematian meskipun proses teriadinya
relatif sangat lama.
untuk mencegah polusi karena air raksa maka benda-benda yang
mengandung air raksa yang akan dibuang seharusnya dibuang di tempat
khusus di mana tidak akan terjadi peresapan air raksa tersebut ke dalam
tanah. Cara penanganan yang paling baik adalah dengan cara mendaur
ulang.
d) Sealer araldite danplastic steel
otomotif,
Kedua jenis bahan ini biasanya sering digunakan di bengkel
yaitu sebagai bahan untuk merapatkan bagian yang retak dan untuk
merekatkan komponen yang pecah. Araldite dan plastic sreel berbentuk
pasta sebelum dicampur dengan hardenernya. Untuk mencampurnya
harus menggunakan alat bantu dan iangan menggUnakan tangan supaya
terhindar dari kemungkinan bahan tersebut termakan.

2. Bahan yang mudah terbakar

Bahan yang mudah terbakar yang sering digunakan di bengkel harus


ditangani secara khusus supaya terhindar dari bahaya kebakaran. Bahan-bahan
yang tergolong mudah terbakar antara lain:
a) Bensin
Bensin sering kali menjadi penyebab utama kebakaran di dalam beng-
kel. Untuk menghindari kebakaran yang disebabkan oleh bensin maka pena-

Uenangani !f,aterlal secara tanual


nganan bensin harus dilakukan secara hati-hati dur, -.-"nuhi persyaratan
tertentu agar terhindar dari bahaya kebakaran. Syarat-syarat tersebut antara
lain:
1) Wadah penampungannya harus kuat. Dianjurkan dari bahan pelat.
2) Disimpan di tempat yang sejuk dan tidak lembab.
3) Iauh dari sumber api atau kemungkinan teriadinya bunga api.
b) rPG
Bahaya kebakaran yang diakibatkan oleh LPG jauh lebih besar diban-
dingkan dengan bensin karena LPG dapat menyebar ke mana-mana dalam
mangan tanpa terlihat. Apabila gas LPG bocor jika ada percikan bunga api
maka gas LPG dalam mangan tersebut akan terbakar sekaligus disertai dengan
suara ledakan. '
|ika tercium bau kebocoran LPG dalam ruangan, maka harus dilakukan
langkah-langkah penyelamatan sebagai berikut:
1) langan menyentuh alat-alat listrik, seperti kontak dan sakelar untuk
menghindari terjadinya bunga api.
2) fangan merokok dan jangan menyalakan korek api di dalam mangan.
3) Buka pintu ruangan lebar-lebar sehingga terjadi pertukaran udara di
dalam ruangan.
4) Setelah beberapa menit, periksa kembali apakah masih tercium bau pada
ruangan.
c) Asetilen
Asetilen adalah gas yang digunakan pada perawatan kendaraan, khusus-
nya yang berhubungan dengan pekerjaan pelat. Salah satu sifat dari asetilen
adalah mudah terbakar apabila terkena percikan bunga api.
Untuk menghindari kebakaran akibat kebocoran asetilen maka harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Tabung asetilen sebaiknya disimpan di luar ruangan yang tidak terkena
sinar matahari langsung atau radiasi panas.
2) Memeriksa keadaan pipa dan sambungan secara berkala.

3. Bahan yang mudah merusak

Yang dimaksud bahan mudah merusak adalah bahan-bahan cairan kimia


yang kalau terkena cat, karet, dan logam akan mengakibatkan cat atau karet rusak
atau menimbulkan karat pada logam secara cepat.
a) Bahan-bahan yang mudah merusak cat di antaranya adalah:
. Minyak rem

Teknik Pengangkaian i,laterial/Komponen


o
Air baterai dan uapnya
o
Thinner
b) Bahan-bahan yang mudah merusak karet di antaranya adalah:
o Bensin, solar, minyak tanah
. oli, minyak gemuk (gease)
o Minyak rem
c) Bahan-bahan yang mudah menimbulkan karat di antaranya adalah:
o Air baterai dan uapnya
. Air laut
. Air hufan

Tmhuk*h Karxu?

Strlmber hfrp:llu|lttw.asseercntuguys.cnm
S/!l,mbeJ" http
:
I h&tw. asseoontuguy s. cnm S]umbell: http:llahliasuransi.files.wordpress com

Tahukah kamu untuk mengangkat material/komponen dapat dilakukan dengan


dua cara yaitu dengan cara mengangkatnya secara manual yaitu menggunakan
tenaga tubuh baik secara sendiri maupun secara tim, dan cara kedua adalah dengan
menggunakan bantuan peralatan mekanis yang biasanya digerakkan menggunakan
motor/listrik yang biasa disebut crane, alat mekanik ini digunakan untuk mengangkat
material/komponen yang beratnya tidak mungkin diangkat menggunakan tenaga
manusia, peralatan semacam ini biasanya digunakan pada saat bongkar muat kapal
yaitu menaikkan atau menurunkan peti kemas.

tc,,lngaru Hlrc'ar tecera Hanuar


j=
Peralatan yang Digunakan
dalam Menangani Material
secara Manual
aterial/komponen yang mempunyai permukaan atau
bentuk yang tidak beraturan dan mempunyai berat
yang tidak memungkinkan untuk diangkat secara manual
maka dapat diatasi dengan alat-alat bantu pengangkatan.
Alat bantu yang digunakan untuk mengangkat atau
memindah material/komponen tersebut adalah:
a. Pengungkit
b. Tali
c. Pengait (hook)
d. Takel
e. Kerek/kran .

f. Forklift pembawa material : .

g. Dongkrak '. ' '


.i;Pengu ngkit
Pengungkit adalah alat sederhana untuk memindahkan material/komponen
khususnya yang berbentuk silindris. Dengan alat ini, pekerjaan tersebut mudah
dilakukan. Pengungkit biasanya terbuat dari kayu, bambu, besi, atau bahan lain
yang dirancang secara khusus.

3umber Modul Pelaluanaan Operasi Penanganan Secara Manual; 2005, hal 1j


I Gambar 3.1 Memindahkan Material dengan Pengungkit

i n. ]rati

Tali adalah alat yang digunakan untuk mengikat/menarik atau menahan


material/komponen yang akan diangkat.

Sumber http f f wmu. asseenontrguys. com


:

I Gambar 3.2 Penggunaan Tali untuk Mengangkat Material

lsurnganl lUlatrrrlral ltcara tanual


t' Tali yang digunakan untuk membantu menarik atau mengangkat material/
komponen ada bermacam-macam. fenis-jenis tali yang biasa digunakan adalah:
1) Tali serat sisal
2) Tali baja (seling)
3) Rantai

1. Tali serat sisal


Tali serat sisal digunakan untuk menarik komponen/material/benda yang
mempunyai berat relatif ringan. Untuk pekerjaan yang mempunyai stres yang
relatif rendah biasanya dipakai tali serat sisal dan serat-serat tali sintetis lainnya,
misalnya serat p olypropiline.
Serat sintetis biasanya banyak digunakan karena memiliki kelebihan
dibandingkan dengan serat sisal, kelebihan dari serat sintetis adalah:
a. Mempunyai pintalan yang panjangnya tidak terbatas
b. Kekuatan tariknya rata, yaitu mulai dari awal tali sampai pada ujung tali.
c. Tahan terhadap air laut karena sintetis.
Tali sintetis juga memiliki kekurangan atau kelemahan, yaitu sulit dibuat
simpul sehingga untuk pekerjaan yang menggunakan simpul jarang digunakan.
Adapun kekurangan atau kelemahan dari tali yang terbuat dari serat sisal
adalah:
a. Kekuatan tali tidak merata sepanjang tali.
b. Memiliki panjang tali pintalan yang terbatas.
c. Tidak tahan terhadap air laut dan zat-zat kimia.
Tali yang terbuat dari serat sisal memiliki kelebihan yaitu mudah dibentuk
simpul dalam penggunaannya.
Tali sintetis dan tali serat sisal memiliki kekuatan yang kecil, tidak tahan
terhadap zat kimia dan sifatnya yang tidak menentu maka dua jenis tali ini hanya
dipakai untuk puli-puli yang sederhana dan mempunyai kapasitas kecil atau yang
ditarik oleh manusia. Tali dari serat sisal biasanya terdiri dari tiga pintalan dan
untuk diameter besar terdiri dari orde tiga.
Agar tali tersebut kuat dalam pemakaiannya maka yang harus diketahui
adalah besarnya tali dan besarnya kekuatan tali. Untuk menentukan besarnya
diameter tali dan kekuatan dari tali itu sendiri maka untuk menghitungnya dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

P = 1/+n d2ot (xg)

PeralatanyangDigunakandalamMenanganiMaterialaeGaratanuat,a
Keterangan:
P : beban tali yang bekerja
d : diameter dari tali
ot : tegangan tarik yang diizinkan dalam kg/cm2 dari tali tersebut yang tergantung
materialnya, dan untuk keamanan, tegangan maksimum dibagi faktor
keamanan sf.
Sumber: Pesapa, B antu 1; Direktarat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983. Hal 4

Penggunaan tali selalu berhubungan dengan pengikatan, jadi pengikatan tali


memegang peranan penting dalam penSSunaannya. Selain kekuatan tali yang
perlu diperhatikan juga adalah sambungan dari tali tersebut dan cara mengikat
tali juga memerlukan aturan.

ffiffi'&#=
ffie*
Y&*ffiffi
I
Somber Pesauat Bantu 1; DEdikbud; 198j, hal 4
Gambar 3.3 Pengikatan-pengikatan pada Tali

2. Tali baia (seling)


Tali baja digunakan untuk menarik atau mengangkat material/komponen
yang memilik beban besar. Misalnya untuk menarik atau mengangkat mesin
bubut, mesin frais, mesin gerinda, mobil, kapal dan lain-lain.
Tali baia yang digunakan untuk menarik beban yang besar biasanya
menggunakan kumpulan kawat-kawat baja yang dipilin menjadi satu. Pilinan tali
baia ini biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian inti yang di tengah dan bagian
luar kawat pilinan. Untuk inti dari kawat baja biasanya dibuat dari serat tumbuh-

llenangani llaterial aecara Manual

WM
tumbuhan supaya tali tersebut agak lemas, tetapi untuk tali-tali yang memerlukan
kekuatan yang tinggi maka bagian inti tersebut harus terbuat dari tali baja. Thli
baia terdiri dari beberapa macam yang tergantung dari penggunaannya, yaitu
untuk penggunaan di darat, di laut, digunakan untuk elevator, kran pengeboran-
pengeboran, untuk rope way, untuk jembatan-jembatan dan lain-lain.
Kekuatan tali baja tergantung dari cara pilinannya. Pilinan tali baja ada dua
macam:
a. Pilinan biasa
b. Pilinan lang
Pilinan biasa adalah pilinan di mana pilinan tiap-tiap kawat berlawanan arah
dari pilinan total. Adapun pilinan lang mempunyai ciri-ciri yaitu tiap kawat akan
searah dengan pilinan total.

Pilinan Lang
Sumber: Pesauar Bantu 1; DEdikbud; 198i, hal 6
r Gambar 3.4 Macam-macam Pilinan Thli Baya

Tali baja yang akan digunakan atau yang akan dipasarkan harus lulus tes
kekuatan supaya tali baja tersebut layak untuk digunakan. Test tersebut antara
lain tes beban putus, tes beban tarik, tes beban lentur, dan pengujian lainnya.
Untuk menghitung kekuatan tarik dari tali baja biasanya tergantung dari
diameter tali baia itu sendiri dan diameter puli.
Untuk menghitung diameter dari tali baja secara empiris dapat menggunakan
rumus:

d = 1,5 o{1

Keterangan:
d : diameter tali baja
o : diamter kawat
i : jumlah kawat baja dalam susunan tali baja
Sumber: Pesaua, Bantu 7; Direhtordt Menengah Kejuruan, 198i. Hal 7

PeralatanyangDlguna*andaIanilenanganiMaterial5eGaratanuaI,M
Untuk menghitung kekuatan tali baja digunakan rumus empiris. Yang biasa
digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:

tb = P/f+ 3/8xExo/D (kg/cm, )

Keterangan:
rb tegangan tali karena tarikan dan lengkungan
P beban pada tali dalam kg
f luas penampang dari tali baja (c-')
E modulu*glastisitas baja (2,1 x 106)
o, diameter kawat baja (cm)
D diameter puli (cm)
Sumber Pesawat Bantu 1; Direktorat Pendidihan Menengah Kejuruan, 1983. Hal 7

Tali baja yang sering digunakan akan mengalami kerusakan, kerusakan


tersebut disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
a. Karena gesekan-gesekan dengan benda lain, misalnya pada puli dan pada
scupper serta pada lier. Gesekan tersebut menyebabkan tali baja putus satu per
satu bagian luarnya dan akhirnya akan putus semua.
b. Banyaknya belokan yang dilalui oleh kawat tersebut. Semakin banyak
belokan maka akan semakin melemahkan tali tersebut. Belokan yang paling
banyak adalah pada puli-puli. Untuk menghindari hal tersebut maka pada
pemakaian tali baja untuk puli ada batasan-batasan antara diameter puli
dan diameter tali baja serta maksimum belokan yang diperkenankan.
Yang dimaksud dengan belokan adalah setiap tali baja tersebut membelok
dari arah tujuan semula. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.5.

Keterangan gambar:
a = 2 belokan
b = 4 belokan
c = 5 belokan

r Gambar 3.5 Belokan Tali Bala

ffi22 Menangani Material secara Manual


Tabel 3.1 Hubungan Diameter Puli dan Diameter Tali Ba.ia dan Iumlah Belokan

1 t6 11 34
2 20 12 35
J 23 13 36
4 25 14 37
5 26,5 15 37,5
6 28 16 3B
7 30
8 31
9 32
10 .1 -t

Sumbn: Pesawat Banru 1; DEdihbud; 198j, hal 8

Apabila tali baja akan diikatkan pada benda atau disambungkan dengan kait
maka cara mengikatnya ada bermacam-macam. Ada yang uiungnya diurai dan
dimasukkan dalam lubangyang kerucut, kemudian dicor dengan timah. Ada juga
yang diuntai dan diikat dengan tali baja yang lain sehingga membentuk lubang
untuk tempat kait. Selain itu ada juga yang dipakai penjepit khusus sebanyak dua
atau lebih.

il;

I Dbco
Srmber: Pesawat Bantu 1; Depdikbud; 1983, hal 10

I Gambar 3.6 Pembuatan Ujung Tali Baja

Keterangan gambar:
a = uiung tali baia diikat sedikit dengan talim khusus.
b = tali baia yang diluar ikatan diurai.
c = setelah diurai maka disatukan lagi.
d = uiung dari tali baja tersebut di masukan dalam soket dan dicor

PeralatanyangDigunakandalamtenanganitateria|5eG.faHanual,M
$w-fl&
ffi
.""J::::;',;:,;^T:":::13'i"i1l;Tr1",,u","
3. Rantai

Rantai terdiri dari untaian mata rantai yang diiadikan satu. Mata rantai dibuat
dari profile/besi bulat yang dibentuk loniong dan kemudian disambung dengan
las listrik atau las piiar.

0
ilil 0 b
Sumber: Pesatuar Eantu 1; Depdikbul; 198i, hal 12
I Gambar 3.8 Urutan Pembuatan Mata Rantai

Keterangan gambar:
a = besi bulat yang dibuat rantai.
b = bentuk setelah ditekuk.
c = selesai jadi rantai.

tenangani tabrid secana

ret
Ukuran-ukuran dari rantai sudah distandardisasi sesuai dengan negara yang
memproduksinya. Macam-macam ukuran standar rantai yang digunakan:
a) flS (Standard fepang)
b) DIN (Standard |erman)
c) SII (Standard Industri Indonesia)
Selain rantai ada iuga peralatan lain yang digunakan, yaitu:
a) Segel, adalah peralatan dari rantai yang digunakan untuk menyambung rantai
dengan rantai atau dengan peralatan lainnya.
b) Kili-kili, adalah peralatan dari rantai yang digunakan untuk menyambung
rantai dengan peralatan lainnya dan sekaligus dapat diputar-putar.
Standard dari bentuk mata rantai dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Mata rantai pendek tanpa sekang dan segel
b) Mata rantai bersekang dan segel
Selain standar di atas maka rantai dapat diklasifikasikan menjadi empat
macam, yaitu:
a) Rantai tanpa sekang
b) Rantai kelas I
c) Rantai kelas II
d) Rantai kelas III
Dari keempat macam rantai tersebut yang menjadi perbedaan adalah cara
pembuatan dan macam bahan dari rantai tersebut.
Tabel 3.2 Bahan untuk Mata Rantai fangkar.

Rantai tanpa sekang Batang rantai Batang rantai


kelas 1 (KSBC kelas I (KSBC
31) 31)
Batang baja
(KA)
Rantai kelas I Batang rantai Batang rantai
Kelas 1 (KSBC kelas 1 ( KSBC
31) 31 )
Batang baia
(KA)

Peralatan yang Digunakan dalam tenangani taterial s€Gara lannl


Rantai kelas 2 Batang rantai Baja tuang kelas 2
kelas 2 (KSBC untuk rantai (KSC
s0) 50)
Rantai kelas 3 Batang rantai Baia tuang kelas 3
kelas 3 (KSBC untuk rantai (KSC
70) 7a)
Sumber: Pesawat Bantu 1; Depdihbud ; 198i, hal 14

Catatan: Bahan rantai kelas 2 boleh dipakai untuk rantai kelas 1.

Apabila rantai akan disambung dengan bagian-bagian dari alat mengangkat


atau antara rantai dengan rantai dapat disambung menggunakan sakel-sakel atau
segel dan untuk rantai dan kait biasanya menggunakan kili-kili dengan pen.

:{H H

Sumber'. PesawatBantu 1; Depdikbud; 1983, hal 16

I Gambar 3.9 Cara Mengikat Uiung I


)g
Sumber: Pesaua, Bantu 1; Depdikbud; 198j, hal 16

Gambar 3.10 Cara Mengikat Kait


Rantai pada Ujung Rantai

C. Pengait (Hooh)

Kait adalah alat perlengkapan yang digunakan untuk memasang atau mengi-
kat tali baja (seling) dan rantai-rantai atau tali manila dalam pekerjaan menganS-
kat atau menarik material/komponen. Kait yang digunakan untuk mengangkat
atau menarik material ada bermacam-macam f"rg"rt rrrg dari material/kompo-
nen/barang yang akan diangkat. Macam-macam kait yang digunakan adalah se-
bagai berikut:
1) Kait tunggal
Kait tunggal dirancang untuk mengangkat material/komponen/benda
yang beratnya sampai 50 ton. Kait macam ini bermata satu dan bentuknya
sudah dinormalisasikan seperti N 703 dari Belanda atau DIN 687 dari
Jerman.

ilerrangani talerial sertrara tanual

re*'
...'-IIJ.T?.#{,1,*
Dari gambar 3.11 dapat dilihat bahwa ujung kait bagian atasnya benrlir
dengan diameter d dan bagian bawahnya berbentuk silinder dengan kait dapat
berputar. Bentuk kait maclm ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah mengait
dan ukuran-ukuran harus kuat dapat menerima beban. Untuk perhitungan
kekuatannya maka yang perlu diperhatikan adalah di daerah ulimya sendiri yaitu
pada ujung atas. Untuk bagian uiung atas beban tariknya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:

R--
G4G
' frd; rcdi
4

Keterangan:
G : beban pada tali
d, : diameter bagian yang bemlir diameter dalam
Sunr}zr: Pcsaunt Banu 1; Dhfuqat Penilidihon Metnryah Kejwwr, 1983- Hal I E

Untuk kait yang dicor dan ditempa maka diusahakan tidak melebihi 500 kgi/
crn2. Selain itu untuk menerrtukan tingg minimum bagian ulir ini dapat dihirung
dengan menggunakan rumus:

4Gt
h=
(d; -q)p
"
Keterangan:
do : diameter luar
p : angka keamanan, kompresi (3OO - 350 Kg/on, )

lrrz q ilfp a rr-f- r:rrr zf


I -rl.lrE
t : pith dari ulir
d, : diameter bagian dalam
Sumbu: Pesawat Bantu 1; Direktorat Pmdidihan Menengah Kfutuan, 1983' Hal 19

2) Kait ganda atau kait ramsoon


Kait ganda digunakan untuk mengangkat material/komponen/benda
dengan berat maksimal 100 ton. Kait ganda hampir sama dengan kait tunggal'
yang membedakan adalah kait ganda mempunyai bentuk simetris di kiri dan
kanan.

Sumber: Pesawat Bantu 1

r Gambar 3.12 Kait Ganda

3) Kait segitiga
Kait segitiga digunakan untuk mengangkat material/komponen/benda
yang mempunyai berat lebih dari 100 ton. Bentuknya dibuat sedemikian
rupa sehingga tali baja tidak dapat lepas karena masuk ke dalam lubang.
4) Kait khusus
Kait (hook) selain digunakan untuk mengangkat material/komponen/
barang yang biasa, kait (hook) iuga digunakan untuk menarik material/
komponen/barang yang khusus sehingga diperlukan kait yang khusus atau
alat untuk memudahkan pengangkatan.
Syarat-syarat untuk alat menarik material/komponen/barang yang
khusus adalah:
a. Mudah mengangkut dan sesuai dengan bentuk bendanya.
b. Cepat mencengkeram barang dan cepat pula melepasnya.
c. Cukup kuat untuk dioPerasikan.
d. Cukup aman untuk eksploitasinya.

tenenganl Materlal Eecara tanuat


e. Tidak merusak barang yang diangkut atau diangkat.
f. Mempunyai beratyang minimum.
g. Enak dioperasikarr.
Keempat macam tali tersebut dibuat dari baja 2},yaitubaja yang mempunyai
tegangan tarik tidak melebihi 2.000 kg/cm2.
Pada waktu mengangkat material/komponen/barang biasanya tali yang
digunakan adalah empat buah tali yang diikatkan jadi satu dan kemudian
dikaitkan pada kait.

. iffi:'jffj :.Tw,::: x,iin",u.,


""#H
Selain menggunakan keempat macam kait (hook) untuk mengangkat mate-
rial/komponen, ada satu macam alat yang biasa digunakan untuk mengangkat
butiran-butiran atau pasir. AIat ini disebut dengan "grabb". Grabb biasa digunakan
pada kapal-kapal khusus, yaitu kapal yang mengangkat biii besi, batu bara, atau
kapal keruk.
Bentuk dari grabb ada Bermacam-maqrm, di antaranya seperti pada gambar
3.14.

(a) (b) (CI


Smb€r PNrrl[ Bafiu t; DeMfuhd; 1983, htl 21

r Gam$x1 3.14 Grab pada IGit Khusus

ffiyqDlgrrEfrddea rffissrrrl zg

I
SDmb er. h tt1 :
I I tl4tw. m ar e ano. n o

r Gambar 3.15 Penggunaal grabb

. Cara kerja dari alat pada gambar 3.14 adalah:


Kedua tali yang menghubungkan grabb tersebut ke alat penarik diulur atau
dilepaskan sehingga alat tersebut akan membuka dengan sendiri. Setelah sampai
pada permukaan benda yang akan diangkat maka salah satu uiung tali (T1) ditarik
ke atas sehingga grabb tersebut akan menutup. Bersamaan dengan menutupnya
grabb makapasir atau butiran-butiran yang akan diangkat masuk ke dalam grabb
dan kemudian kedua tali tersebut diangkat sampai grabb tetangkat. Setelah diatur
pada posisi yang ditetapkan maka tali (T1) diturunkan sehingga grabb akan
membuka dan pasir atau butiran-butiran akan iatuh'
Apabila akan mengangkat material/komponen/barang berat dan keras seperti
coal/batu bara maka uiung grabb tersebut dipasangi garpu'

Sumber: Pesapat Bantu 1; DEdikbud;


1983, hal 21

r Gambar 3.16 GarPu Yang


Dipasang pada Uiung Grabb

tenargnni t trrlal c+ielit.t [anual


Adapun untuk mengangkat barang berbentuk kotak/karung/tong-tong maka
digunakan peralatan seperti pada gambar 3.16.

Sumber: Pesauar Edntu 1; Depdihbud; 198j, hal 23

r Gambar 3.17 Peralatan yang Digunakan untuk Mengangkat


Kotak, Tong-tong, dan Kotak

Sumber: Pesauar Bantu 1; DEdikbud; 1983, hal 2i


lGambar 3.18 Peralatan yang Digunakan untuk
Mengangkat PIat Profil

D.'Takel

Takel adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material/komponen.


Pada bengkel mesin alat ini bisa digunakan untuk mengangkat besi yang mem-
punyai ukuran berat yang besar, digunakan untuk mengangkat mesin/motor dan
lain-lain. Adapun pada bengkel otomotif takel biasa digunakan untuk mengang-
kat engine, transmisi sewaktu akan diperbaiki dan memasangkan kembali sewak-
tu perbaikan selesai.

Psralatan yang Digunakan dalam Menangani Hatertd $ecara Manual


Takel yang digunakan dalam alat pengangkatan barang
dalam arah tegak ada bermacam-macam, yaitu yang
digerakBn oleh tenaga tangan dan yang digerakkan oleh
tenaga motor. Untukyang manual dan juga dapat digerakkan
oleh motor biasanya berbentuk:
o Takel piringan
o Takel diferensial, ulir, dan roda gigi
Adapun yang digerakkan oleh motor:
o Takel listrik
o Takel pneumatik
1) Takel piringan
Piringan dengan sistem tali-tali baik tali baja ataupun
tali manila yang digunakan untuk mengangkat material/ r G"-b'r 3'1e rakel
komponen ke atas disebut dengan takel piringan. Untuk menyusun piringan-
piringan menjadi suatu takel dapat kita susun sebagai berikut:
o Bentuk susunan tunggal
o Bentuk susunan maiemuk
a. Takel iaringan susunan tunggal
Hanya dengan satu buah piringan kita dapat mengkonstruksi sebuah
takel dan sesuai dengan posisi dari piringan sendiri maka dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitlJ:
o Takel piringan tunggal tetap
Takel ini bekerjanya menggantung pada kedudukan yang tetap.
Supaya arah tali tidak searah saja maka kaitnya dibuat sedemikian rupa
hingga takel dapat berputar horizontal dan arah tali tidak kaku.
o Takel piringan tunggal bebas
Takel piringan tunggal bebas terdiri dari satu piringan yang bergerak
bebas sesuai dengan jalannya naik turunnya material/komponen yang
diangkat. Piringan ini tergantung pada tali baja yang satu ujungnya
terikat pada kedudukan yang tetap.
b. Takel piringan susunan maiemuk
Takel piringan susunan majemuk adalah susunan takel piringan tunggal
dan takel piringan tunggal bebas yang disusun menjadi satu. Takel jenis ini
yang sering dipakai dalam alat pengangkat karena takel piringan tunggal
tetap tidak efisien karena adanya efisiensi yang lebih kecil dari satu, sehingga
gaya yang dipakai untuk menaikkan atau mengangkat material/komponen
akan menjadi lebih besar. Adapun takel piringan tunggal bebas memang

tonanganr Metcnar secara tan.ar

I=
Iebih kecil tenaga mengangkatnya dibanding dengan beban. Tetapi arah dari
tali adalah searah dari bebannya.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan takel adalah sebagai berikut:
1) Takel pengangkat harus benar-benar terpasang dengan baik pada
tempatnya.
2) lika pekerjaan mengangkat material/komponen tidak dapat dilakukan
sendiri maka dapat dikerjakan secara kelompok/tim.
3) Usahakan jangan ada orang yang lalu lalang di bawah alat pengangkat.
4) Usahakan material/komponen jangan terlalu lama tergantung pada alat
pengangkat.
5) Usahakan secara perlahan-lahan dan berhati-hati pada waktu menurun-
kan material/komponen.

i,HrlKerek/kran
Kerek atau kran adalah alat yang digunakan untuk menarik material/
komponen/barang yang mempunyai kapasitas/ukuran yang besar dan tidak
memungkinkan untuk ditarik dengan tenaga manual. Kerek/kran biasanya
dipakai pada kapal-kapal untuk alat bongkar muat barang/material.
Kerek/kran mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya adalah:
1) Mempunyai kemampuan pengangkatan yang tinggi
2) Tenaga kerja yang dilibatkan sedikit
3) Selalu siap dipakai tanpa harus diatur dahulu
4) Dapat digunakan dengan perputaran 360"
Selain memiliki keuntungan penggunaan kerek/kran juga memiliki beberapa
kerugian, di antaranya adalah:
1) Harganya mahal dan berat
2) Memerlukan operator yang sudah ahli
3) Biaya operasi dan perawatan mahal
Kerek/kran yang dipasang di kapal digerakkan dengan tenaga listrik dan
hidrolis. Tipe-tipe kerek/kran yang biasa digunakan oleh kapal ada lima, yaitu:
1) Kran balans
2) Tiang tetap
3) Berputar
4) Kran berpindah
5) Kran di atas geladak

Peral.tan yang Digunakan dalam l$anangani Materlal secara lianual


,M
Surnb * ht tp : I I wtuw. bw - cu s t- cr ate s' co'ln ifi'ages

I Gambar 3.20 Penggunaan kan/kerek

F. r Forklift Pembawa Material

Forklift yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk membawa
atau memindah material/komponen dari tempat satu ke tempat lain. Forkliftyang
digunakan untuk membawa atau memindah material/komponen dapat berupa
forklift dorong atau dengan menggunakan forklift kendaraan'
Material/komponen yang dipindah dengan menggunakan forklift adalah
material/komponen dalam jumlah besar atlu banyak dan memiliki berat yang
tidak mungkin dipindahkan oleh seseorang secara sendirian ataupun secara tim/
kelompok.

I Gambar 3.21 Penggunaan Forklift Dorong


'
i."G;Dongkrak
Dongkrak adalah alat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat dan
menahan material/komponen/benda supaya tetap terangkat. Dongkrak biasanya
banyak digunakan pada waktu proses perawatan bagian-bagian kendaraan, khu-
susnya mobil. contohnya, dongkrak dipakai pada waktu mengganti/perbaikan
roda, sistem rem dan bagian-bagian lain yang memerlukan pengangkatan kenda-
raan.
Yang perlu diperhatikan pada wakru menggunakan dongkrak adalah:
a. Pastikan dongkrakyang digunakan dalam keadaan baik
b. Aktifkan rem parker
c. Pasanglah ganjal pada bagian roda depan sebelah kiri apabila akan
mengangkat bagian belakang sebelah kanan atau sebaliknya.
d. Pasang ganjal pada kedua roda belakang apabila akan mengangkat kendaraan
bagian depan dengan kedua roda terangkat atau sebaliknya.
e. fangan lupa off kan kunci kontak/matikan mesin.
f. fanganlah bekerja di bawah kendaraan pada waku kendaraan didongkrak.
g. Apabila pengangkatan sudah selesai turunkan kendaraan secara pelan-pelan.
Dongkrak yang digunakan ada bermacam-macam, di antaranya adalah:
1) Dongkrak botol (bottle jach).
2) Dongkrak buaya (crocodile jack) atat dongkrak troli.
3) Dongkrak pantograf.
4) Dongkrak samping dan dongkrak bumper.

1. Dongkrak botol (bootle jack).


Dongkrak botol adalah dongkrak yang paling banyak digunakan pada
kendaraan karena bentuknya yang relatif kecil dan mudah dibawa atau disimpan
dalam kendaraan.
Sadel

Penyetel

Handel
Xlep
pengontrol

Sumb er : http : I Ijumb opow er. com

I Gambar 3.22 Dongkrak Botol r Gambar 3.23 Bagian-bagian Dongkrak Botol

peraratan yang Digunakan datam Menangani Matertat seciara ranud tilI


I
Cara penggunaan dongkrak botol:
a. Pasang sadel pada titik kendaraan/material/komponen yang akan diangkat
secara tepat dan kuat, jangan sampai tergelincir.
b.. Tempatkan sadel dengan sekrup penyetel.
c. Pastikan klep pengontrol dalam keadaan tertutup rapat. Apabila klep belum
rapat putarlah klep searah jarum jam.
d. Gerakkan handel dengan tuas dongkrak secara hati-hati.
e. Apabila akan menurunkan, maka kendorkan klep berlawanan arah jarum
jam secara pelan, supaya kendaraan tidak turun dengan cepat/keras.

r Gambar r.r* r"::XJi'S:.!"i!il#,or pada Kendaraan

_ Supaya dongkrak botol selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan
sewaktu-waktu, maka dongkrak botol harus selalu kita rawat dengan baik yaitu
dengan cara selalu memeriksa secara rutin banyaknya oli pada tabung dongkrak
botol. Apabila oli perlu ditambah maka tambahlah oli yang sesuai dengan
spesifikasi pabrik dongkrak botol.
Pertanda apabila oli dalam tabung dongkrak botol perlu ditambah adalah
bahwa dongkrak tidak mampu mengangkat material/komponen/kendaraan atau
langkah dongkrak sudah tidak maksimum lagi pada waktu digunakan.

2. Dongkrak buaya/dongkrak troli


Dongkrak buaya atau dongkrak troli adalah dongkrak yang penggunaannya
dapat digeser-geser. Dongkrak buaya selain digunakan untuk mengangkat
kendaraan juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memindah material/
komponen.

I
r
@
H..,]#;Ki[ff^i*u,,^
Bagian-bagian dari dongkrak buaya dapat dilihat pada gambar 3.22.

Stmber: Mod,ul Pelaksanmn Operasi pmdngafian Secara Manual; ; 2005, hal21


r Gambar 3.26 Bagian-bagian Dongkrak Buaya

Fungsi bagian-bagian dari dongkrak buaya adalah sebagai berikut:


a) Handel berfungsi untuk menaikkan sadel atau pengangkat pada pengangkat-
an beban berat.
b) Pompa kaki berfungsi untuk menaikkan sadel pengangkat pada pengangkatan
beban ringan.
c) Klep pengontrol berfungsi untuk membocorkan tekanan saat menurunkan
beban.
d) Sadel dudukan berfungsi untuktitik dukung beban yang akan diangkat.
e) caster berfirngsi untuk membelokkan dongkrak sewaktu menggeser beban
atau material.
0 Roda berfi.rngsi untuk memperingan dongkrak pada waktu ditarik atau
digeser.

Peralatan yrang Digurakan dalam lylenargalll iltatarlal eoeara,Henual

I
Cara penggunaan dongkrak buaya adalah sebagai berikut:
a) Dorong atau letakkan dongkrak buaya ke bawah kendaraan/material/kom-
ponen pada posisi mana dongkrak akan mengangkat kendaraan. Yakinkan
bahwa lantai cukup keras agar roda crocodile jack tidak amblas.
b) Tutup katup oli dongkrak buaya untuk siap mendongkrak.
c) Gerakkan batang pengungkit dongkrak buaya hingga batang pengangkat
dongkrak buaya hampir menyentuh bagian yang akan diangkat'
d) Yakinkan bahwa bidang kontak antara dongkrak buaya dengan kendaraan
sudah tepat pada bagian yang diharapkan agar tidak teriadi slip atau kerusakan
pada komponen kendaraan.
e) Laniutkan menggerakkan batang pengungkit hingga kendaraan terangkat
pada ketinggian yang diharaPkan.
0 Sebelum melakukan pekeriaan, topanglah kendaraan dengan safety stand agat
aman apabila dongkrak buaya turun sendiri.
g) Turunkan sedikit dongkrak buaya dengan cara membuka katup oli hingga
safety stand menyentuh kendaraan dan bila perlu keluarkan dongkrak buaya
dari bawah kendaraan setelah safety stand menopang kendaraan dengan
baik.

Sumber: Modul PelLtl$anaan Operasi Penanganan Secara Manual

I Gambar 3.27 Penggunaan Dongkrak Buaya ketika Digunakan untuk Mengangkat

Stmber: Modul Pelahsanaan Operai penanganan Secara Manual; 2005, hal 21

I Gambar 3.28 Penggunaan Dongkrak Buaya pada Saat Digunakan untuk Membawa Material

tenanganl Material aecara tanual


Dongkrak buaya mempunyai kelebihan dan kekurangan pada waktu
digunakan. Kelebihan dongkrak buaya adalah lebih mudah digunakan karena
gampang menggesemya ke arah posisi yang diinginkan. Di samping itu, wakru
yang dibutuhkan untuk mengangkat kendaraan lebih cepat dan lebih aman.
Adapun kekurangan dari penggunaan dongkrak buaya adalah ukuranQari
dongkrak buaya yang terlalu besar sehingga tidak memungkinkan untuk dibawa
kemana-mana.
Perawatan dongkrak buaya hampir sama dengan perawatan dongkrak botol
yaitu kita harus sering memeriksa jumlah oli pada tabung karena mungkin saja
terjadi kebocoran seal-seal dongkrak buaya yang tidak dapat dihindari.
Posisi pemasangan dongkrak buaya haruslah pada posisi yang tepat,
khususnya dongkrak buaya yang digunakan pada mobil ada beberapa posisi yEprg
tepat untuk meletakkan dongkrak baik dongkrak buaya maupun dongkrak botol,
posisi tersebut antara lain:
a) Main suspension mounting poinx
b) Differential housing
c) Mqor chassis points
3. Dongkrak pantograf
Dongkrak pantograf digunakan untuk mengangkat beban ringan dan mudah
dibawa dalam kendaraan.

Swber: http : I I tww. autobildindonesia. com

r Gambar 3.29 Penggunaan Dongkrak Pantograf

4. Dongkrak samping dan dongkrak bumper


Dongkrak samiiing dan dongkrak bumper digunakan untuk mengangkat
kendaraan/material/komponen pada waktu dilakukan perbaikan di mana bagian

Fenaleian lnng D$undrar dalanr tcnangrni f,aterhl raosii f,anpl

I
-vang diangkat hanya membutuhkan
pengangkatan sebelah/pada sisi material/
komponen/kendaraan

Jangan dipasang

Sumber: Modul Pelaluanaan Opuasi Pmanganan Secara Manual; Stmber: Moilul Pehksanatn Operasi Pmngarun Sectra Manual;
2005, hal 22 2005, hal 23

r Gambar 3.30 Penggunaan Dongkrak Samping I Gambar 3.31 Penggunaan Dongkrak Bumper

Material/komponen/kendaraan yang diangkat dengan menggunakan dong-


krak maka untuk mempertahankan agar posisinya tetap dan tidak turun maka
perlu kita tahan dengan menggunakan safety stand. Safety stnnd adalah alat pe-
nopang dan pengaman kendaraan yang sudah diangkat dengan menggunakan
dongkrak. Safety stnnd dlbutrthkan karena dongkrak tidak dapat meniamin ke-
amanan terhadap terjadinya slip antala dongkrak dengan titik tumpu pada ken-
daraan terutama jika teriadi goyangan pada waktu kendaraan sedang diperbaiki.

Stmber: Modul Pelaksaruan Operasi Prutganan Smra Manual; 2o04, M 54

t Gambar 3.32 Bagian-bagSan Safety Stand

I
Stmben Modul Pelaksanaan Opuasi Penanganan Sectra Manual; 2004, hal 54
r Gambar 3.33 Bagian Depan Kendaraan yang Dipasangi Safety Stand
g

Sumber: Modul Pelaluanaan Opnui Penanganan Secara Manual; 2004, hal 54


r Gambar 3.34 Bagian Belakang Kendaraan yang Dipasangi Safery Sand

Cara menggunakan safety stand adalah sebagai berikut:


a) Tempatkan safety stnnd pada lantai yang datar.
b) Pada waktu kendaraan dinaikkan, aturlah sdfety stand pada ketinggian yang
diinginkan dengan menggunakan pengatur mur pengunci.
c) Posisikan safety stand di"bawah kerangka strukural atau tempat suspensi
utama atau differential housing, bukan di bawah pan lantai atau sill.
d) Turunkan dongkrak sehingga kendaraan berada pad,a safety stand.
Supaya safety stand selalu dalam kondisi baik dan selalu siap pada waktu akan
digunakan maka safety stand perlu kita rawat dengan baik yaitu dengan cara:
a) fagalah agar safety stand tetap bersih.
b) Lumasilah post pengatur tali dengan sedikit oli.
c) Simpanlah safety stand pada lokasi yang tepat di lantai bengkel atau rak yang
sesuai.

Peralatan trang Dlgunakan dalam telrangnnl tftadd tenrnl

I
aarBrra
w Tahukah W.mmqs7

$rmber http : IIfam4. sutic. fiickt. eom *tmbet http : I lw. iarco.ltd.uk. com

Tahukah kamu ada perbedaan cara mengangkat material antara penambang


tradisional dengan penambang modern. Penambang tradisional untuk mengangkat
material dalam hal ini adalah pasir menggunakan wadah yang terbuat dari bambu
yang hanya mampu diangkat menggunakan tenaga tubuh sehingga akan butuh
waktu yang sangat lama sampai pasirtersebut terkumpul banyak
Sedangkan pada penambang modern sudah menggunakan alat yang sangat
mampu mengambil material yang banyak dalam sekali angkat. Alat ini disebut dengan
grabb yaitu alat yang gunanya untuk mengambil material yang berbentuk pasir atau
batu-batu kecil. Dengan menggunakan grabb akan lebih cepat mengumpulkan
material dalam waktu singlgtt.

f,errargEnt tabrlal sgclm tanral


fr-&

Penataan Tempat Keria


dan Penyimpanan Materiall
Komponen/Barang
ingkungan bengkel haruslah dijaga kerapian dan ke-
Ilrteraturannya
dalam meletakkan atau menempatkan
peralatan bengkel seperti mesin, benda-benda untuk prak-
tik dan perlengkapan lainnya. Dengan keteraturan di beng-
kel yang selalu terjaga maka suasana pada waktu bekerja
di bengkel akan lebih menyenangkan dan kita tidak akan
merasa jenuh di dalamnya. Untuk itu, penataan tempat
kerja sangatlah penting dan berpengaruh bagi semangat
kita bekerja.

G )Penataan Tempat Keria


Tempat kerja adalah tempat yang digunakan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan. Tempat keria untuk
melakukan pekeriaan yang berhubungan dengan mesin disebut dengan bengkel
mesin.
Bengkel mesin memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Untuk itu
perlu dilakukan pemeliharaan dan penataan suPaya risiko kecelakaan kerf a dapat
terhindari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai tempat kerja, yaitu:
1) Tempat keria harus selalu ditata dengan rapi, bersih, dan teratur.
2) Tempat kerja mempunyai ialan untuk membawa material/komponen.
3) Tempat keria bebas dari benda-benda dan kotoranyang dapat membahayakan
keselamatan para Pekerj a.
4) Simpanlah material/komponen yang sudah tidak dipakai pada tempat yang
sudah disediakan.
5) Selalu membersihkan peralatan yang sudah dipakai dan menyimpannya
kembali pada temPat semula.
6) Cara meletakkan material/komponen sesuaikan dengan ienis dan peng-
gunaannya'
Z) Usahakan ventilasi dan penerangan tempat kerja selalu dalam keadaan baik.
B) pada lingkungan tempat kerja atau bengkel berilah tulisan/tanda-tanda/ram-
bu-rambu supaya orangyang masuk ke dalam bengkel dapat mengetahui apa
yang dilarang di bengkel dan apa yang boleh dilakukan di dalam bengkel.

,fn.;f"r"ncanaan Tempat Penyimpanan Material/Komponen/


Barang (Gudang)

Gudang adalah tempat untuk menyimpan material/komponen/barang yang


. akan digunakan untuk kegiatan praktik atau produksi di dalam bengkel.
Untuk merencanakan gudang berdasarkan pada bentuk gUdang, luas gudang
dan lokasi gudang.

l. Bentuk gudang
pemilihan bentuk gudang disesuaikan dengan jenis material/komponen/
barang yang akan disimPan.
Bentuk gudang dengan mangan tertutup berfungsi untuk menyimpan
material/komponen/barang yang mudah rusak apabila terkena langsung panas
matahari dan perubahan cuaca. Adapun bentuk gudang dengan fl.rangan terbuka
berfungsi untuk menyimpan material/komponen/barang yang tahan terhadap
perubahan cuaca dan sinar matahari.

iienangani iiaterfal sGcara Hanral

ret
2. Luas gudang

Luas gudang sangat ditentukan oleh jumlah material/komponen/barang


yang akan disimpan.

3. Lokasi gudang
Penentuan lokasi gudang harus direncanakan sedemikan rupa sehingga
mempermudahkan dalam mengeluarkan dan memasukkan material. Kompo-
nen/barang dan letak gudang tidak jauh dari bagian lainnya sehingga apabila
bagian lain membutuhkan material/komponen/barang tidak terlalu jauh untuk
mengambilnya.

C. tPenyimpanan dan Pengadaan Material/Komponen/Barang

Kegiatan penyimpanan dan pengadaan material/komponen/bahan praktik


di dalam bengkel sepenuhnya dilakukan pada bagian logistik/gudang (material
store). Bagian logistik inilah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
material/komponen/bahan baik yang masuk maupun yang keluar.
Sebagai tempat penyimpanan dan penyedia material/komponen/bahan
maka bagian logistik harus menyediakan semua permintaan yang dibutuhkan/
diperlukan demi kelancaran kerja di bengkel material/komponen yang disediakan
antara lain adalah bahan praktik, peralatan yang digunakan dalam praktik, suku
cadang dan Iain-lain.

Srmb er: http I I 4.


: bp. blo gspot. am
I Gambar 4.1 Penyimpanan Barang di Logistik.

Penataan Tempat Kerja dan Penyimpanan MaterialrxomponenrBarang


^'1
Logistik sebagai pusat penyimpanan material/komponen/barang maka logis-
tik harus mampu menyimpan material/komponen/barang yang dibutuhkan oleh
bengkel. Logistik sebagai pusat inventori juga harus bisa mengatur dan meng-
koordinir administrasi pengelolaan barang. Dengan membuat administrasi ba-
rang maka dapat diketatfui material/komponen/barang yang ada dan fumlahnya
sehingga diketahui kekayaan investasi yang ada sampai saat ini.
Kegiatan yang dilakukan pada bagian logistik adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan barang

Pengadaan barang yang dilakukan pada bagian logistik ini terlebih dahulu
harus merencanakan kebutuhan material/komponen/barang yang dibutuhkan.
Dalam merencanakan kebutuhan material/komponen/barang dapat dilakukan
dengan mudah, yaitu dengan cara menghubungkan pengalaman tahun sebelum-
nya dengan keadaan yang berjalan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar menen-
tukan kebutuhan material/komponen/barang untuk tahun yang akan datang.
Perencanaan kebutuhan material/komponen/barang yang dilakukan meli-
puti:
a) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang yang digunakan un-
tuk kebutuhan 1 tahun.
b) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang berdasarkan mini-
mum persediaan.
c) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang berdasarkan per-
mintaan dari bagian lain yang barangnya tidak ada pada persediaan.
d) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang yang perlu distock.
Pengadaan material/komponen/barang yang dilakukan bagian logistik dapat
dilakukan dengan cara:
a) Pembelian
Pembelian material/komponen/barang dapat dilakukan dengan secara
langsung atau melalui pesanan dan dapat juga dilakukan dengan sistem ten-
der. Pembelian material/komponen/barang dengan sistem tender dilakukan
apabila material/komponen/barang yang akan dibeli dalam jumlah yang
banyak. Keuntungan pembelian material/komponen/barang dengan meng-
gunakan sistem tender adalah kita dapat memilih kualitas barang dengan
harga yang bersaing.
b) Membuat sendiri
Apabila di dalam bengkel ada bagian yang bertugas membuat material/
komponen/barang atau biasa disebut dengan bengkel produksi maka material/

Henangari tf,aterlal secara uanual

ret I
komponen/barang yang dibutuhkan dapat dipesan pada bagian tersebut.
Contoh komponen/barang yang dapat dibuat sendiri adalah mandrel (poros
pemegang).
c) Penerimaan hibah
Penerimaan hibah bisa terjadi/dilakukan apabila material/komponen/
barang/mesin yang terdapat pada bengkel iain yang sudah tidak terpakai
maka barang/mesin tersebut dapat dihibahkan pada bagian lain atau bengkel
lain yang lebih membutuhkan/memerlukan dengan melalui bagian logistik.
d) Pinjaman
Pengadaan barang dengan cara pinjaman ini dilakukan apabila barang/
mesin yang digunakan pemakaiannya tidak rutin atau barang/mesin sebenar-
nya ada tetapi dalam kebutuhan pemakaiannya ternyata kurang sehingga un-
tuk memperlancar pekerjaan/praktik maka barang/mesin tersebut bisa me-
minjam pada bengkel lain.
e) Menyewa
Pengadaan barang dengan cara menyewa ini dapat dilakukan apabila
barang/mesin yang akan digunakan pemakaiannya tidak rutin dan akan lebih
menguntungkan apabila barang/mesin yang digunakan pengadaannya dengan
cara menyewa dari pada dengan cara membeli barang/mesin tersebut.

2. Penerimaan barang dan penerimaan bon pesanan

Dalam penerimaan barang harus sesuai dengan dokumen order yang telah
disetujui oleh pejabat yang berwenang. Barang yang telah diterima harus diperik-
sa jumlah, kondisi, ukuran, kualitasnya apakah sudah sesuai dengan permintaan
yang diinginkan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pemakaian barang maka penerimaan
bon order harus diteliti apakah sudah memenuhi peraturan yang berlaku atau
belum.

3. Penyimpan material/komponen/barang

Dalam penyimpanan material/komponen/barang ini harus dikelompokkan


menumt jenis dan sifatnya. Penyimpanan material/komponen/barang dapat
disimpan dalam lemari, rak, kotak, dan lain-lain.
Pengertian pengelompokan barang menurut jenisnya adalah pengelompo-
kan yang didasarkan fungsi, dimensi dan bentuk barang tersebut. Sebagai contoh
adalah bahan mentah, rools, suku.uduhg, dan sebagainya.

Fenataan Tempat l&ria dan Penyimpanan M*terialll(ornponerdBarang'-


I
yaitu:
Berikut ini adalah cara penyimpanan beberapa bahan/barang,
a. Bahan mentah
diletak-
Bahan mentah yang akan disimpan biasanya penyimpanannya
dan
kan pada rak dan dalam penyusunannya dikelompokkan menurut ienis
bentukbarangtersebut.Misalnyabarangyangbesarpenyimpanannyadile-
pada rak horizon-
takkan di bawah dan bahan dalam bentuk plat disimpan
tal
Tools
Tools dapat dibedakan meniadi tiga macanl
o Hands tools (alattangan)
o Cutting tools (alat Potong)
o Measuring tools (alat ukur)
1) Hands (alattangan) adalah alatyang dalam penggunaannya dengan
tools
pas' kunci
tangan. Contohnya adalah obeng, palu, gergaji tangan' kunci
inggris, pahat tangan, dan sebagainya' Alat ini disimpan dalam
laci
alat
lemari yang disekat dan penyimpanannya disesuaikan dengan ienis
pas yang lainnya,
tersebut, misalnya kunci pas diiadikan satu dengan kunci
sehingga apabila kita akan menggunakannya maka tidak kesulitan dalam
mencarinYa.
2) cutting (alatpotong) adalah alat yang digunakan untuk memotong
tools
atau menyayat benda keria. contohnya pisau frais, pahat bubut,
mata

bor, batu gerinda, dan lain-lain. Penyimpanan alat ini sama dengan
gerinda biasanya
cara menyimpan hands tools kecuali batu gerinda. Batu
disimpan pada rak terbuka.
3)Measuringtools(alatukur)adalahalatyangdigunakanuntukmengukur
atau memeriksa ukuran suatu benda keria yang dikeriakan apakah
adalah iangka
sudah sesuai dengan ukuran yang diinginkan. contohnya
gauge, penyiku,
Sorong, micrometer, meteran, mistar baja, dial indicator,
dan sebagainya. Dalam penyimpanan alat ukur ini kita harus
berhati-

hati. Misalnya, menyimpan iangka Sorong dan micrometer, maka |angka


ke dalam
sorong atau micrometer tersebut dimasukkan terlebih dahulu
penyimpanan alat
kotaknya baru kemudian disimpan dalam laci. untuk
ukur yang presisi seperti iangka sorong dan micrometer harus dilakukan
dengan hati-hati dan iangan sampai teriadi benturan'
C. Suku cadang
pengganti
suku cadang yang dimaksud dalam hal ini adalah komponen
dll.
bagian mesin yang rusak, contohnya adalah mur, baut, belt, bearing,

Menanganl ilaterlal sesara Hanual

ret
untuk penyimpanan suku cadang seperti bearing dalam penyimpanannya
harus dengan pembungkusnya.
d. AIat tulis
Penyimpanan alat tulis biasanya disimpan dalam lemari kanr.
pengelompokan barang berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi
empat macam:
1) Barang yang mudah terbakar
Penyimpanan barangyang mudah terbakar disimpan dalam ruan8an
khusus dan diiauhkan dari barang lain yang mudah menimbulkan
kebakaran. Misalnya penyimpanan minyak bakar dan oli disimpan pada
mangan khusus dan dikunci sehingga orang yang tidak berkepentingan
tidak bisa masuk dan penyimpanan majun/lap disimpan dalam karung
supaya tidak berceceran.
2) Barang-barang kimia
penyimpanan barang-barang kimia harus berhati-hati dan disimpan
dalam ruangan khusus.
3) Barang yang terpengaruh oleh perubahan suhu
Penyimpanan barang yang mudah terpengaruh oleh perubahan
khusus maka dalam penyimpanannya diletakkan dalam ruangan yang
dilengkapi dengan alat pengatur suhu.
4) Barang yang mudah Pecah
Penyimpanan barang yang mudah pecah dalam penyimpanannya
harus berhati-hati dan barang dalam menyimpan jangan ditumpuk.
Dalam penyimpanan material/komponen/barang ada berbagai macam
perlengkapan/alat penyimpanan yang dapat digunakan, di antaranya adalah:
a) Lemari kayu
b) Lemari kabinet dengan laci yang disekat-sekat
c) Rakvertikal
d) Rak horizontal f
e) Landasan kayu
0 Stacking box
g) Tote box
Untuk memperlancar dalam penyimpanan material/komponen/barang
biasanya digunakan beberapa alat bantu untuk mengangkat/membawa
material/komponen/barang tersebut. Alat-alat tersebut antara lain:
a. Kereta dorong
b. Fork lift

Penataan Tempat Keria dan Penyimpanan ilaterlaUl(omponen/Barang


c. Meja angkat
d. Crane

4. Pengeluaran barang

Pengeluaran barang adalah dikeluarkannya barang dari tempat penyimpanan


dan diberikan kepada yang akan memakainya.
Kegiatan pengeluaran barang meliputi:
a. Pemilihan barang
Apabila dalam pencarian material/komponen/barang tidak sesuai
dengan yang dikehendaki maka material/komponen/barang tersebut dapat
diganti dengan cara memilih material/komponen/barang yang sifat, ienis,
ukuran dan bentuk yang hampir sama dengan material/komponen/barang
yang akan dipilih semula. i
b. Pemotongan barang
Material/barang yang disorder biasanya ukurannya tidak sesuai
dengan ukuran yang dibutuhkan untuk menyesuaikan dengan ukuran
yang dikehendaki maka material/barang tersebut harus dipotong.
Pemotongan material/barang menggunakan alat potong yaitu gergaji
tangan, gergaii mesin, gunting, tang pemotong dan mesin potong las.
c. Pemeriksaan barang
Yang dimaksud dengan pemeriksaan barang adalah memeriksa
kembali apakah jumlah, ukuran, dan kondisi barangyang diminta sudah
sesuai atau belum dengan yang diminta.
Setelah barang diserahkan kepada pemesan maka nomor kode
barang dicatat dalam bon order dan ditandatangani oleh penerima
barang kemudian diarsipkan pada buku atau komputer dan disimpan
selama 5 tahun sebelum dibuang.

5. Administrasi logistik
Administrasi logistik adalah kegiatan tata usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan, dan mengatur semua yang terjadi pada bagian logistik yang
berkaitan dengan pengawasan dan pertanggungjawabkan.
Kegiatan administrasi logistik meliputi:
a. Mengisi purchase order (PO)
Pengisian pesanan material/komponen/barang berdasarkan permintaan
pemakai barang dan pengisian dilakukan oleh petugas logistik kemudian
diajukan ke kepala bagian logistik.

Ugnatrgffitl *ld8rlal:liso{ra Uarrrll


vooeho
--!- (v
'c^ S. a -1
i:
I
(! u
-_:(! qp v!
(! /1r-.(!
(, Y
JJ
!! E=
ri 6P
^o q
- tr
4dl
0,
E E Eb
E
lr
O
c.l
o
N
p ? P"E
GJ

OJ
O
o
d i
6l-d
p .E
o N a!
.q-

ep
fi +*7
6 H.=A.i
t! (! (!
I of E 5
C6
Ho
.o bo-c 4
Evtr(!H
=qJ ro an (!'E=oJ
>.qrtra
CoaH
(!tr o O Hw!
-h^.-r

q .: EE tr GJ
bo(!
L-
(!i tn E xibE
d ootr
f6 o n (,a0rbO o.,

q,
!E
O /.o. ci
&
U F !.9
A
aJ)F.!

(!(! c E#
L.,)
6')
(g
F
a v)
0,) U)
'U
6
z -.c.cq,)
!
z
u'T'x€
0r= (E

d
q)

0) tro
E.
N5 N-l E (t s,
6 a oa
3.n OC, OC oor S
oo.=
@ ca ob -Y v, -xj E
>.E= E
OJ

z tr
6
.O
FF
.oJ -O
FF -o) V
qJ
CE
t
z ca P oo!.F-_o
a it !! (!j
H (!
(!
(! Gl(!@.i'r
tr.(! --o!!
oF
s)
s E
k
(g
a (d

co
(! t-

?'= = X
6)
E€ (0
0,
0a
!-V*oo
(!(gtrtr
s,
ve=(!
a- vq tr E

B.e trhtr
iF
; E-E oo
(0 (,: Tt E ol cz: =
{.dH
E ooE.= F
an

oo
q,
^88 fi dSE
dSE
AP-d(/)
:
eF
E=.--G
scSLi+
i:2 ^_D
h^.;6€
o.
rih 4cxH,o
iF
q.)
oo q c.'l cn
=-=v=-1
tb-Y.a ii
.o
(! E
o9 q
-,' Ec<ta{
o
za CJ
co
O
cn
';i-g-'- EOT,E-:i:
&+-JP
H l
C..l N :aYF9U)
a-
o
U
tr
;id(oioo
';Yc,oJ
r+ x o
6 (!
tr
Eo 6
E
t
H (v2 FE
.< H
) O €.!!vt;
-v
lr
q,)
?N
>
rib
bo=
(t)
0,
: epEE E E
6Js-y=.Od
=H-

FA c, i:y'OJgho
L\
z z [jo.X
-(!0
Fd ol :i p E

r(crtadan Peovrrnpanar **T tm


TrGmffi
b. Membuat kartu stock untuk setiap barang
Pembuatan kartu stock adalah untuk mengetahui iumlah material/
komponen/barang yang keluar atau masuk sehingga dapat mengetahui
jumlah sisa material/komonen/barang yang tersedia di logistik.
C. Menyusun dokumen masuk dan keluamya barang
Penyusunan dokumen masuk dan keluarnya barang dilakukan setiap
akhir iam keria/kegiatan praldk selesai.
Laporan penerimaan material/komponen/barang yang masuk harus
selalu dicatat dalam formulir laporan penerimaan barang'
Seperti halnya penerimaan barang setiap kali pada bagian logistik
mengeluarkan material/komponen/barang maka iuga harus dicatat pada
formulir barang keluar.
d. Membuat stock of name
yang dimaksud dengan #ock of name adalah pengecekan yang
dilakukan setiap periode tertentu untuk mengetahui jumlah dan kondisi
material/komponen/barang yang distock di dalam logistik supaya
kebutuhan material/komponen/barang selalu memenuhi kebutuhan.
Pada waktu melakukan stock of name maka kegiatan keluar dan
masuknya barang untuk sementara ditiadakan terlebih dahulu.
e. Membuat stock list
Stock list adalah daftar material/komponen/barang yang tersedia di
bagian logistik. Stock list dibuat untuk memperlancar pembuatan order
barang.
f. Membuat laporan tahunan
Laporan tahunan dibuat setiap akhir tahun sehingga dapat diketahui
anggaran yang terpakai pada tahun tersebut sehingga dapat diiadikan
sebagai pertimbangan untuk menentukan anggaran pada tahun yang
akan datang.

6. Identifikasi
Identifikasi adalah proses pada suatu sistem yang berguna untuk menielaskan
semua jenis material/komponen/barang yang tersedia di logistik' Untuk mem-
permudah dalam identifikasi maka material/komponen/barang yang distock di-
beri kode barang atau di logistik disediakan vocabulary (store catalog).
Identifikasi dilakukan untuk tuiuan:
a. Administrasi
b. Pemesanan
c. Penyimpanan/perawatan
d. Penyaluran
e. Pemeriksaan

7. Standardisasi

Standardisasi adalah menentukan barang yang merupakan barang stock di


logistik. Standardisasi dilakukan untuk membatasi variasi materiafkomponen/
barang untuk ienis yang sama.
Penentuan standardisasi ini berdasarkan:
a. Kesepakatan pemakai.
b. Kebiasaan rata-rata penggunaan materia{komponen/barang.
. c. Volume pemakaian yang besar.
1

8. Stock kontrol

Stock kontrol adalah kegiatan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas suatu
material/komponen/barang yang dibutuhkan sehingga mempengaruhi dalam
segi ekonomi, biaya pe$anan, dan pembelian.
FungBi dari stock kontrol adalah sebagai berikuc
a. Penalsiran materiafkomponen/barang yang akan distock yaitu dengan rara
menganalisis kebutuhan materia{kompone nlbarang yang biasa digunakan
oleh pemakai.
b. Memutuskan penambahan ienis barqrglang akan distock
c. Mengatur pemasukan dan pengeluaran material/komponen/barang.
d. Pengeluaran stock di list.
9. Stock accounting.

Stock accounting adalah melakukan pencatatan terhadap harga barangyang


masuk dan keluar dari logistik.
Stock accounting bertuiuan untuk
a. Menentukan harga barang-
b. Digunakan sebagai dasar perhitungan biaya produksi.
c. Mengetahui harga setiap bagian penggunaan barang.

frra*aa"raer fgfntbkrffiW 53
DESAINBANGUNANBENGKELPELATIHANLAsDANoToMoTIFBUATSISWASIAP
KERJA
Sumber: hW:llbirobangunan blogspot'coml2010l02ldesain-bangunan-benghel-her1a-pananan'html
wIB
ii|alr*it"ii ilrri tabri wnSsat oktobu 2010' pukul 11 41
'3
perancangan sebuah bangunan gedung yang
Kali ini kami akan menampilkan sebuahjob
berfungsisebagaitempatpendidikandanpelatiha.nsiswakejuruan,yangbertujuanmencetak
tenaga-tenagaterampildi'bidangindustripe-ngelasandanbidangotomotif.Sebagaisebuah
gedungpelatihanlasdanotomotifyangtentunyapenuhdenganberbagaiperalatankhusus
yangmemakantempat,makadibutuhkanbangunandenganlangit-langittinggidanbentang
ataplebihlebardaribentangatapbangunanrumahstandar.Sebagaiantisipasimakadipilihlah
pilihan paling efisien dengan desain konstruksi
bentuk bangunan graun;,"yung merripakan
antara profilwF, profil c dan profil siku.Atap
struktur gable baja,yang ,i"nggunut .n kombinasi
yang dip-ergunakan bisa menj
juntktn atap galvanis' seng maupun asbes'
gedung ini tentunya akan menghasilkan polusi
Kegiatan pelatihan tu, iJn otomotif di
berupaasap,panas,debudankebisingansuara,ditambahlagipilihanatapgalvanis/seng/
ventilasi dibuat
panas sinar matahari maka lubang
asbes termasuk kurang mampu meredam
lebar-lebar' dengan tujuan kebutuhan
sebanyak mungkin. selain itu ukuran jendela kaca dibuat
bisa tercukupi melalui pencahayaan alami
oleh
pencahayaan di saat melakukan kegiatan sudah (support
kebutuhan ruang pendukung kegiatan
sinar matahari. selanlutnfa untuk i-remenuhi ganti
pembagian partisi/sekat didalam bangunan gedung berupa ruang
room), maka Oinuat
pakaianpraktek,ruanggr,,,"tngpenyimpananperalatf,n(tool)las'ruangpenyimpananper-
yang diperuntukkan
alatan (tool) bengkel otimotil dan toilet. Adapun sisanya adalah ruangan
sebagaifungsiutamadaribangunangedunginiyaitubengkellasdanbengkelotomotif. jarak berupa
ini sengaja dibuat'terpisah'dengan diberi
Lokasi dari kedua kegiatJn utama
keselamatan kerja'Maklum saja' kegiatan
partisi ruang-ruang diteng-ah gedung untuk menjamin
bengkellas,identik,denganpercikanapisementarakegiatanbengkelotomotif,identik,denganmemicu
lokasinya terlalu berdekatan,dikuatirkan bisa
tumpahan bensin dimaria-mana.Apabila
bahaya kebakaran.
Semogadarigedungininantinyabisaterciptatenaga-tenagaterampilsiapkerjamandiri
negeri ini'
yang dapat mengurangi masalah pengangguran di

k ffi
I
Oenah/t-ay Out Gedung Bengkel Las dan
Otomotif:

ffi* hkH-*
-*E-E'e"Br.*

fr
Diooshan oleh SM-Biro Bangunan di 09
02
Laihel: Desain Bmghet Pelatihan Keqa

Menangani tlaterial secara Manual


# ,r?;t
t t:,

1kt. I
l:...::3-

Sl:mber: http f f t2. gstatic. com


:

Keselamatan Keria dan


Undang-undang Pokok
Kesehatan dan,Keselamatan J

Keria
dan kesehatan pada waktu bekerja sa-
!(eselamatan
I Lngatlah penting kita jaga. Untuk itu, pada waktu kita
bekerja harus selalu berhati-hati dan bekerja sesuai prose-
dur yang sudah ditetapkan dan selalu menggunakan per-
lengkapan keselamatan kerja. Untuk melindungi pekerja
dan perusahaan maka dibuatlah undang-undang pokok
kesehatan dan keselamatan kerja.

A Keselamatan Kerja

Pekerjaan menangani material secara manual me-


ngandung banyak risiko, apabila kita dalam melakukan
pekeriaan tersebut tidak berhati-hati. Risiko tersebut dapat berbentuk kecelakaan
keria yang dapat membuat fisik kita terluka, cacat, dan bahkan kematian' Untuk
memperkecil risiko tersebut maka kita dalam bekeria selalu menggunakan
prosedur yang benar ketika menggunakan alat dan diharuskan memakai dan
menggunakan perlengkapanfalat keselamatan kerfa yang dapat melindungi
anggota badan kita, yaitu dari kepala sampai uiung kaki. Alat-alat pelindung
anggota badan tersebut antata lain adalah:
1) Alat pelindung mata
2) Alat pelindung kePala
3) Alat pelindung telinga
4) Alat pelindung mulut dan hidung
5) Alat pelindung tangan
6) Alat pelindung kaki
7) Alat pelindung badan n

Sumb u: httP :
I I tz. Sstatic. com
I Gambar 5.1 Alat-alat Keselamatan Keria

1. Alat pelindung mata


Mata harus dilindungi karena mata adalah bagian dari tubuh kita yang vital.
pelindung mata yang sering dipakai adalah kacamata. Kacamata dipakai supaya
mata tidak terkena langsung dengan sinar yang menyilaukan dan mata bisa
terhindar dari kemasukan debu atau benda-benda lain'

Monanganl Matorlal secara Manual

ret
Sumber : http : I I images. trab asinfo. muhiply. com

r Gambar 5.2 Kacamata

2. Alat pelindung kepala


Alat pelindung kepala yang sering digunakan dalam pekeriaan memindah
dan mengangkat material adalah helm. Dengan menggunakan helm kepala kita
akan terhindar dari luka akibat kejatuhan benda-benda yang dapat melukai kepala
kita dan dengan memakai helm maka akan melindungi kepala kita apabila kita
terjatuh pada waktu bekerja.

Stmb er: http : f f t3. gs tatic. com

r Gambar 5.3 Helm Pelindung

3. Alat pelindung telinga


Pelindung telinga adalah alat yang digunakan untuk melindungi telinga dari
suara-suara yang bising.

Keselamatan Kerla dan undang-undang Pokok Kesehatan dan Ksselamatan Kerla


Sumb er http : 1 I wbT.itrademarket. com

r Gambar 5.4 Alat Pelindung Telinga

4. Alat pelindung mulut dan hidung


,{.lat pelindung mulut dan hidung yang biasa digunakan adalah masker.
Masker ini berfirngsi untuk melindungi hidung dari debu-debu yang dapat
menggangSu pernapasan kita paJb waktu bekeria.

Srmber: http I f www.freeimagehosting.net


:

r Gambar 5.5 Masker

5. Alat pelindung tangan


Alat pelindung tangan yang sering digunakan adalah sarung tangan. Sarung
tangan yang dipakai terbuat dari bermacam-macam bahan dan pemakaiannya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaannya'
Fungsi dari sarung tangan antara lain:
o Memperkuat pegangan supaya tidak meleset ketika memegang suatu benda
yang berminyak atau benda-benda yang licin.

i[enanganl Materlal aecara tanual

rct
a Melindungi tangan dari bahaya panas atau terbakar api.
a Melindungi tangan dari benda-benda yang tajam.

Sumb er'. http : I I wh ol e s al e. m an f


u ac tu ru. co m

I Gambar 5.6 SarungTangan

6. Alat pelindung kaki


Untuk menghindari kecelakaan kerja yang membuat kaki meniadi sakit
akibat tertusuk benda tajam atau terbakar zat kimia maka sebagai alat pelindung
kita harus memakai sepatu. Sepatu yang digunakan untuk melindungi kaki ada

Lt L t lt&
bermacam-macam disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya.

r
LL & L LL&
Swber: http: f f w1 4. itrademarket. com

Gambar 5.7 Macam-macam Sepatu Pelindung

7. Alat pelindung badan


Alat pelindung badan yang dipakai adalah pakaian kerja di bengkel. Pakaian
keria yang dipakai disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan
sehingga risiko yang akan mencelakai badan kita dapat dihindari.
Sumber: http I I media. mammothw orhwear. com
:

r Gambar 5.8 Pakaian Kerja

I B. .Undang-undang Pokok Kesehatan dan Keselamatan Keria

undang-undang adalah hukum yang melalui proses di parlemen dan


merupakan syarat yang sangat umum. Maka kesehatan dan keselamatan kerja
sangat perlu dibuatkan undang-undangnya supaya perusahaan dan pegawai/
karyawan mempunyai dasar hukum apabila suatu saat mengalami kecelakaan
pada waktu bekerja. Undang-undang dapat dicabut tetapi yang sering dilakukan
adalah mengganti undang-undang yang telah ada dengan undang-undang yang
lebih baik.
Undang-undang dibuat dengan maksud untuk meningkatkan standar
keselamatan kerja dan kesehatan kerja di tempat keria dan untuk mengurangi
kecelakaan akibat keria.
Sasaran dari undang-undang tersebut adalah:
1. Untuk meniaga kesehatan dan keselamatan setiap orang pada waktu
bekeria.
2. Untuk melindungi setiap orang pada waktu bekeria terhadap risiko
keselamatan dan kesehatan keria.
3. Untuk mengurangi setiap sumberyang berisiko pada kesehatan, keselamatan
orang pada waku bekeria.
4. Untuk menyediakan kebutuhan pegawai dan perusahaan serta asosiasi yang

W tenangani lUlaterial aecara ilanual

I
I
mewakili pegawai dan perusahaan dalam merumuskan dan mewujudkan
standar keselamatan dan kesehatan kerja.

Tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab


bersama antara pengusaha dan pegawai/karyawan.
a) Tanggung jawab perusahaan
Supaya membuat suasana kerja menjadi nyaman dan membuat
lingkungan kerja yang aman tanpa risiko terhadap kesehatannya maka
perusahaan menyediakan suatu fasilitas yang mendukung terciptanya
keselamatan dan kesehatan kerja, di antaranya adalah:
1) Pengaturan sistem keamanan kerja.
2) Penyediaan lingkungan keria yang aman.
3) Penyediaan fasilitas kesejahteraan yang memadai.
4) Menyediakan tempat yang memadai untuk informasi yang sesuai
instruksi, latihan, dan pengamatan para pegawai yang dapat memberikan
rasa keamanan keria.

b) Thnggung jawab pegawai/karyawan.


Seorang pegawai/karyawan pada waktu bekerja mempunyai tanggung
jawab, di antaranya adalah:
1) Memiliki sikap yang peduli terhadap dirinya atas keselamatan dan
kesehatannya dan juga untuk keselamatan dan kesehatan semua orang
yang ada di sekitarnya pada waktu bekerja.
2) Bekerja sama dengan perusahaannya dengan menghargai tindakan yang
diambil oleh perusahaan untuk diikuti dengan beberapa syarat yang
ditentukan dengan hukum yang berlaku.
3) Pegawai tidak boleh sembarangan dalam menggunakan peralatan
keselamatan kerja yang sudah disediakan.

Selain mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan


kesehatan kerja, perusahaan dan pegawai/karyawan juga mempunyai suatu
kewajiban yang harus dilakukan yaitu perusahaan harus berusaha menyediakan
sarana untuk merawat pegawai/karyawan yang mengalami kecelakaan kerja atau
pegawai yang sakit. Adapun kewajiban pegawai/karyawan adalah bekerja sebaik
mungkin dan selalu menjaga dirinya agar terhindar dari bahaya kecelakaan pada
waktu bekerja.

Xeselamatan Kerla dan Undang-undang Pokok Keeehatan dan Keselamatan Keria


i ;l i: r; i! * l-i '$"{!;{"i"'ti,.., ','

Penemu Sepatu

sepatu merupakan salah satu benda yang pertama kali diciptakan manusia'
Namun, kapan dan siapa penciptanya masih misteri'
Para ahli hanya bisa memperkirakan penutup kaki sudah dipakai ribuan tahun
lalu. saat itu, bentuknya sandal. Bahannya dari rumput dan dedaunan. Beberapa
bangsa yang memakai sandal saat itu,yaitu Mesir,Yunani, dan Cina'
pun
Bentuk dan bahan sepatu berubah sesuai kebutuhan manusia' Fungsinya
cuma untuk melindungi kaki. Sepatu juga dipakai untuk bergaya dan menunjukkan
tingkat sosial pemakainya. oya, zaman dulu, sepatu untuk kaki kiri dan kaki
kanan

sama bentuknya, lo!

%%q
%%%
h%ru
Sumber: dok. Bobo
e&&
r Gambar 5.8 Penemu Sepatu dan Gambar Sepatu

Awalnya, sepatu dibuat dengan peralatan sederhana, misalnya


pisau pahat
jahit
dan palu. Lalu,sekitar tahun 1850, Pak Lyman Reed Blake menciptakan mesin
yang lebih modern
sol sepatu. Kemudian, sekitar tahun 1883, mesin pembuat sepatu
pak Jan Ernst Matzeliger. Semenjak itu, pabrik-pabrik sepatu berdiri. Lita/
diciptakan
Bobo

Srmber: http : I luruuhidnxia. com I Kidnesia fTanya- N esilTokoh I Pmemu-S E aru


Didoumload hari sabu, tanggdl 2i Ohtober 2010, puhul 11 32
Asetilen Gas yang digunakan pada perawatan kendaraan
Bisep Jenis otot yang terdapat pada lengan

Bootle fack Dongkrak botol

Crocodile fack Dongkrak buaya


Cutting Tools Alat potong
Dongkrak Pantograf Dongkrak segiti ga/dongkrak harmonika
Engine Mesin/motor

Forklif Alat pembawa barang dengan lengan ayun


Gravitasi Caya tarik bumi
Grabb Alat untuk mengangkat butiran-butiran/pasir

Hands Tools Alat tangan

Hook Pengait
Mandrel Poros pemegang
Measuring Tools Alat ukur

Meteran Alat untuk mengukur panjang/jarak

Safety stand Alat penopang dan pengaman kendaraan yang diangkat


menggunakan dongkrak

Glogarium
.M
Dirjen Pembinaan dan Pelatihan Produktivitas. 2O07. Buku lnformasi Matsi
pelatihan berbasis kompetensi sektor logam, Menangani Material Secara Manual.
Jakarta.

Depdikbud. 2005. Pelaksanaan Operasi Penanganan Secara Manual. Yogyakarta'


Anonim. 2OO4. Modul Pelaksanaan Operasi Penanganan Secara Manual.Yogyakarta:
SMK N 2 DePok.

Depdikbud.2OO4. Kurikulum SMK 2004, CBPP Teknik Mekanik Owmotif.lakarta:


Depdikbud.

Toyota. 2002. Buku Praktik tlntuh STM Otamotif .lakarta: PT. Toyota Astra Motor.

Daryanto. 2007. Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Jakarta: Bumi Al<sara.


Toyota. 1995. New StE 1 Tiaining Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.

Fatimah Sumanto, Noeraniah Akmaloedin. 1987. Biologi 2. Iakarta: Pustaka

Ilmu.
Depdikbud. 1983. PesawatBantu 1. Jakarta.

DaftarPu'*'
re6
A H
asetilen 15 handel 36
hook 28,29
B

bearing 48,49 I
bisep 3, 4 iangka sorong 48
bor 1, 12,48
K
C
karbon monoksida 14
caster 37 kerek 33,34
crane 16
M
D
measuring tools 48
dongkrak 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, meteran 48
63 micrometer 48
mistar 48
E
S
engine 72,31
seling 72, 19,20,26
F
stacking box 49
forklift 34 standardisasi 53
stock accounting 53
G
stock kontrol 53
gauge 48
grabb 29,30,42

'!dekr"%d

Anda mungkin juga menyukai