Menangani Material Secara Manual PDF
Menangani Material Secara Manual PDF
€
Sesuai dengan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
PERPUSTAKAAN
{ KEARSIPAN
YSI JAWA TIMUR
20.19
SIG
m.4
Menangani Material secara
Manual
Sigit Setyawan, S.T.
.,}i,g."-B:"7'& /br,- /rt Brrl
s]}4r(K(
Jl. Ki Haiar Dewantara, Kotak Pos 246, Klaten 57 438
Indonesia. Telp. (0272) 321641, Fax. (0272) 322607
e-mail: smk@sakamitra.com
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku pengayaan
berjudul Menangani Material secara Manuol ini.
Penulis berharap bahwa buku ini akan memperkaya pengetahuan bagi
para siswa-siswi SMK khususnya furusan Teknik Mesin bidang keahlian Teknik
Permesinan. Mengingat, buku semacam ini untuk siswa SMK bidang keahlian
Teknik Permesinan masih sangat minim.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Saka Mitra
Kompetensi yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk berl<arya,
sehingga penulis bisa menyelesaikan buku ini. Selain itu, tak lupa penulis
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
buku ini. Dengan rendah hati, penulis meminta maaf apabila buku ini masih
banyak terdapat kekurangan.
l(a,ta"qtgat@
iii
Kata Pengantar.............'................ "" " lll
Da{tar Isi.............. ....."""' iv
Daftar Gambar ..."""""""'v
A. Pengungkit ..'...."""" 18
B. Tali............ '.........""" 18
Gambar 1.1 Kekuatan Badan/Punggung pada Waku Mengangkat.................. 3
Gambar 1.2 Pusat Kekuatan Tangan pada Waktu Mengangkat......................... 3
Gambar 1.3 Tulang Belakang yang Digunakan sebagai Penyangga Beban
fadan ...................4
Gambar 1.4 Prosedur Urutan Melakukan Pengangkatan secara Manual......... 5
Gambar 1.5 Penempatan Posisi Kaki........... .................7
Gambar 1.6 Posisi pada Waktu Mengangkat Punggung Tetap Tegak dan
Gunakan Kaki untuk Tumpuan Mengangkat ................................ 8
Gambar 2.1 Titik Pusat Gravitasi/Keseimbangan Lingkaran dan Bujur Sangkarl3
Gambar 2.2 Titik Pusat Gravitasi/Keseimbangan Kotak......... ...... 13
Gambar 3.1 Memindahkan Material dengan Pengungkit ............ 1B
Gambar 3.2 Penggunaan Tali untuk Mengangkat Material .......... 1B
Gambar 3.3 Pengikatan-pengikatan pada Tali ........... 20
Gambar 3.4 Macam-macam Pilinan Tali Baja.... .........27
Gambar 3.5 Belokan Tali Baja ..................22
Gambar 3.6 Pembuatan Uiung Tali Baia ....................23
Gambar 3.7 Penyambungan Ujung-ujungTali Baia........... ..........24
Gambar 3.8 Urutan Pembuatan Mata Rantai................. ...............24
Gambar 3.9 Cara Mengikat Ufung Rantai ..................26
Gambar 3.10 Cara Mengikat Kait pada Ujung Rantai........ .............26
Gambar 3.11 Kait Tungga1................. .........27
Gambar 3.12 Kait Ganda .........28
Gambar 3.14 Grab pada Kait Khusus................ ...........29
Gambar 3.13 Pemasangan Tali pada Kait (Hook) .......29
Gambar 3.15 Penggunaan Crabb...... ................:..'......... 30
Gambar 3.16 Garpu yang Dipasang pada Ujung Grabb........ .'..'..'. 30
Gambar 3.17 Peralatan yang Digunakan untuk Mengangkat Kotak, Tong-tong
Dan Kotak. ..........31
Gambar 3.18 Peralatan yang Digunakan untuk Mengangkat Plat ProfiI...........31
Gambar 3.19 Takel ......... ..........32
Gambar 3.20 Penggrrnaan Kran/kerek................ .........- 34
Gambar 3.21 Penggunaan Forklift Dorong ..................34
Gambar 3.22 Dongkrak Boto1......... ........... 35
DaftarGambar
ffi
Gambar 3.23 Bagian-bagian Dongkrak Botol ..............35
Gambar 3.24 Pemasangan Dongkrak Botol pada Kendaraan ........36
Gambar 3.26 Bagian-bagian Dongkrak Buaya .............37
Gambar 3.25 Dongkrak Buaya ...................37
Gambar 3.28 Penggunaan Dongkrak Buaya pada Saat Digunakan untuk
Membawa Material..... ..........38
Gambar 3.27 Penggunaan Dongkrak Buaya ketika Digunakan untuk
Mengangkat................. ......... 38
Gambar 3.29 Penggunaan Dongkrak Pantograf... ........39
Gambar 3.30 Penggunaan Dongkrak Samping.... ........40
Gambar 3.32 Bagian-bagian Safety 5und.......... ............ 40
Gambar 3.31 Penggunaan Dongkrak Bumper .............40
Gambar 3.33 Bagian Depan Kendaraan yang Dipasangi Safety Stand ...............41
Gambar 3.34 Bagian Belakang Kendaraan yang Dipasangi Safe4t 9tand...........41
Gambar 5.1 Alat-alat Keselamatan Kerja .................... 56
Gambar 5.2 Kacamata... .........57
Gambar 5.3 Helm Pelindung ...................57
Gambar 5.5 Masker....... .........58
Gambar 5.4 Alat Pelindung Telinga ......... 58
Gambar 5.7 Macam-macam Sepatu Pelindung. .........59
Gambar 5.6 Sarung Tangan ...................... 59
Gambar 5.8 Pakaian Kerfa.......... .............. 60
E "r'i!ll-iY;,
Srmber: http I I l.bp.blogspot. com
:
Memahami Prosedur
Menangani Material secara
Manual
flosisi penempatan material/komponen di bengkel ti-
I daklah selalu tetap. Adakalanya ia perlu kita pindah-
kan penempatannya sehingga membuat suasana bengkel
dapat berganti dan dapat menambah semangat dalam
bekerja. Sebab, dengan mengatur ulang tata letaknya akan
membuat suasana lingkungan bengkel tidak menjemukan.
Material/komponen yang dimaksud dalam hal ini antara
lain mesin-mesin produksi (mesin bubut, mesin frais, me-
sin gerinda, bor, dan lain-lain ), komponen-komponen
mesin, peralatan/perlengkapan kerja, dan benda/barang
pendukung lainnya (meja, kursi, lemari, dan sebagainya).
A. Pengertian Menangani Material secara Manual
G
penanganan material/komponen harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar,
di antaranya adalah:
1. Usahakan material/komponen yang diangkat sedekat mungkin dengan
badan.
2. Gunakan kedua tangan untuk memegang material/komponen pada waktu
memindah atau mengangkat.
3. Pegangan atau genggaman kedua tangan harus kuat pada waktu memegang
material/komponen.
4. Cunakan otot kaki untuk memberikan kekuatan mengangkat sepenuhnya.
Iadi, bukan otot punggung yang digunakan sebagai kekuatan untuk
mengangkat.
5. |agalah punggung tetap tegak pada waktu mengangkat material/komponen.
6. Dalam melakukan pengangkatan material/komponen janganlah diangkat
terlalu tinggi.
7. Pada waktu mengangkat, hindari gerakan berputar yang mendadak.
8. Pada waktu mengangkat material/komponen, usahakan beban di sekitar titik
tengah badan.
9. Material/komponen yang akan diangkat maksimal setengah berat badan.
10. Apabila material/komponen yang akan dipindah atau diangkat terlalu berat
maka untuk mempermudah dalam penanganannya bentuklah tim dalam
mengerjakannya.
Tahukah kamu ada manusia super yang mampu mengangkat satu unit
mobil seberat 'l59,6 kg dan menahannya menggunakan kepala selama 33 detik
itulah yang dilakukan John Evans pria asal lnggris. John Evans memecahkan rekor
menyeimbangkan mobildiThe London Studios pada24 Mei 1999.John Evansadalah
pemecah rekor menurut versi Guinnes book.
Mengangkat benda seperti yang dilakukan John Evans tersebut hanya bisa di-
lakukan oleh orang yang benar-benar kuat dan sering berlatih.Jadi apabila dilakukan
oleh manusia biasa dan dilakukan tanpa menggunakan cara dan prosedur yang benar
maka akan menyebabkan cedera otot yang dapat mencelakai diri kita sendiri.
,
B. r Mengetahui dan Memahami Penanganarr Zat-zat Kimia dan
Bahan-bahan Berbahaya
Yang dimaksud dengan bahan beracu n adalah z.atkimia yang apabila termakan
atau terhirup dapat menyebabkan keracunan ringan yaitu dengan geiala pusin&
mual, muntah dan sakit perut, bahkan juga bisa menyebabkan keracunanyarrg
berat yaitu menyebabkan kematian. Z,at-zat beracun tersebut dapat berbentuk
padat, cair dan gas.
nryttlrT {qlFlqt{.ltwlr!6']/fl
Bahan-bahan yang digolongkan beracun di antaranya adalah:
a) CO (karbon monoksida)
co dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna pada
motor bensin dan dibuang ke udara melalui knalpot. Apabila kadar CO
di udara terlalu tinggi dan terhirup, seseorang akan keracunan.
Untuk mengurangi pencemaran udara oleh CO maka tidak diizinkan
menghidupkan kendaraan dalam mangan tertutup meskipun dalam
bengkel.
b) Pb (timah hitam)
Timah hitam sering kali kita jumpai pada baterai, akan tetapi timah
hitam yang ada pada baterai tidak menyebabkan keracunan karena
berbentuk batang. Timah hitam bisa beracun kalau partikelnya sangat
kecil yaitu timah hitam yang terdapat pada gas buang motor bensin.
c) Hg (air raksa)
Keracunan karena air raksa yang termakan oleh manusia dalam
jumlah tertentu akan menyebabkan kematian meskipun proses teriadinya
relatif sangat lama.
untuk mencegah polusi karena air raksa maka benda-benda yang
mengandung air raksa yang akan dibuang seharusnya dibuang di tempat
khusus di mana tidak akan terjadi peresapan air raksa tersebut ke dalam
tanah. Cara penanganan yang paling baik adalah dengan cara mendaur
ulang.
d) Sealer araldite danplastic steel
otomotif,
Kedua jenis bahan ini biasanya sering digunakan di bengkel
yaitu sebagai bahan untuk merapatkan bagian yang retak dan untuk
merekatkan komponen yang pecah. Araldite dan plastic sreel berbentuk
pasta sebelum dicampur dengan hardenernya. Untuk mencampurnya
harus menggunakan alat bantu dan iangan menggUnakan tangan supaya
terhindar dari kemungkinan bahan tersebut termakan.
Tmhuk*h Karxu?
Strlmber hfrp:llu|lttw.asseercntuguys.cnm
S/!l,mbeJ" http
:
I h&tw. asseoontuguy s. cnm S]umbell: http:llahliasuransi.files.wordpress com
i n. ]rati
PeralatanyangDigunakandalamMenanganiMaterialaeGaratanuat,a
Keterangan:
P : beban tali yang bekerja
d : diameter dari tali
ot : tegangan tarik yang diizinkan dalam kg/cm2 dari tali tersebut yang tergantung
materialnya, dan untuk keamanan, tegangan maksimum dibagi faktor
keamanan sf.
Sumber: Pesapa, B antu 1; Direktarat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1983. Hal 4
ffiffi'&#=
ffie*
Y&*ffiffi
I
Somber Pesauat Bantu 1; DEdikbud; 198j, hal 4
Gambar 3.3 Pengikatan-pengikatan pada Tali
WM
tumbuhan supaya tali tersebut agak lemas, tetapi untuk tali-tali yang memerlukan
kekuatan yang tinggi maka bagian inti tersebut harus terbuat dari tali baja. Thli
baia terdiri dari beberapa macam yang tergantung dari penggunaannya, yaitu
untuk penggunaan di darat, di laut, digunakan untuk elevator, kran pengeboran-
pengeboran, untuk rope way, untuk jembatan-jembatan dan lain-lain.
Kekuatan tali baja tergantung dari cara pilinannya. Pilinan tali baja ada dua
macam:
a. Pilinan biasa
b. Pilinan lang
Pilinan biasa adalah pilinan di mana pilinan tiap-tiap kawat berlawanan arah
dari pilinan total. Adapun pilinan lang mempunyai ciri-ciri yaitu tiap kawat akan
searah dengan pilinan total.
Pilinan Lang
Sumber: Pesauar Bantu 1; DEdikbud; 198i, hal 6
r Gambar 3.4 Macam-macam Pilinan Thli Baya
Tali baja yang akan digunakan atau yang akan dipasarkan harus lulus tes
kekuatan supaya tali baja tersebut layak untuk digunakan. Test tersebut antara
lain tes beban putus, tes beban tarik, tes beban lentur, dan pengujian lainnya.
Untuk menghitung kekuatan tarik dari tali baja biasanya tergantung dari
diameter tali baia itu sendiri dan diameter puli.
Untuk menghitung diameter dari tali baja secara empiris dapat menggunakan
rumus:
d = 1,5 o{1
Keterangan:
d : diameter tali baja
o : diamter kawat
i : jumlah kawat baja dalam susunan tali baja
Sumber: Pesaua, Bantu 7; Direhtordt Menengah Kejuruan, 198i. Hal 7
PeralatanyangDlguna*andaIanilenanganiMaterial5eGaratanuaI,M
Untuk menghitung kekuatan tali baja digunakan rumus empiris. Yang biasa
digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rb tegangan tali karena tarikan dan lengkungan
P beban pada tali dalam kg
f luas penampang dari tali baja (c-')
E modulu*glastisitas baja (2,1 x 106)
o, diameter kawat baja (cm)
D diameter puli (cm)
Sumber Pesawat Bantu 1; Direktorat Pendidihan Menengah Kejuruan, 1983. Hal 7
Keterangan gambar:
a = 2 belokan
b = 4 belokan
c = 5 belokan
1 t6 11 34
2 20 12 35
J 23 13 36
4 25 14 37
5 26,5 15 37,5
6 28 16 3B
7 30
8 31
9 32
10 .1 -t
Apabila tali baja akan diikatkan pada benda atau disambungkan dengan kait
maka cara mengikatnya ada bermacam-macam. Ada yang uiungnya diurai dan
dimasukkan dalam lubangyang kerucut, kemudian dicor dengan timah. Ada juga
yang diuntai dan diikat dengan tali baja yang lain sehingga membentuk lubang
untuk tempat kait. Selain itu ada juga yang dipakai penjepit khusus sebanyak dua
atau lebih.
il;
I Dbco
Srmber: Pesawat Bantu 1; Depdikbud; 1983, hal 10
Keterangan gambar:
a = uiung tali baia diikat sedikit dengan talim khusus.
b = tali baia yang diluar ikatan diurai.
c = setelah diurai maka disatukan lagi.
d = uiung dari tali baja tersebut di masukan dalam soket dan dicor
PeralatanyangDigunakandalamtenanganitateria|5eG.faHanual,M
$w-fl&
ffi
.""J::::;',;:,;^T:":::13'i"i1l;Tr1",,u","
3. Rantai
Rantai terdiri dari untaian mata rantai yang diiadikan satu. Mata rantai dibuat
dari profile/besi bulat yang dibentuk loniong dan kemudian disambung dengan
las listrik atau las piiar.
0
ilil 0 b
Sumber: Pesatuar Eantu 1; Depdikbul; 198i, hal 12
I Gambar 3.8 Urutan Pembuatan Mata Rantai
Keterangan gambar:
a = besi bulat yang dibuat rantai.
b = bentuk setelah ditekuk.
c = selesai jadi rantai.
ret
Ukuran-ukuran dari rantai sudah distandardisasi sesuai dengan negara yang
memproduksinya. Macam-macam ukuran standar rantai yang digunakan:
a) flS (Standard fepang)
b) DIN (Standard |erman)
c) SII (Standard Industri Indonesia)
Selain rantai ada iuga peralatan lain yang digunakan, yaitu:
a) Segel, adalah peralatan dari rantai yang digunakan untuk menyambung rantai
dengan rantai atau dengan peralatan lainnya.
b) Kili-kili, adalah peralatan dari rantai yang digunakan untuk menyambung
rantai dengan peralatan lainnya dan sekaligus dapat diputar-putar.
Standard dari bentuk mata rantai dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Mata rantai pendek tanpa sekang dan segel
b) Mata rantai bersekang dan segel
Selain standar di atas maka rantai dapat diklasifikasikan menjadi empat
macam, yaitu:
a) Rantai tanpa sekang
b) Rantai kelas I
c) Rantai kelas II
d) Rantai kelas III
Dari keempat macam rantai tersebut yang menjadi perbedaan adalah cara
pembuatan dan macam bahan dari rantai tersebut.
Tabel 3.2 Bahan untuk Mata Rantai fangkar.
:{H H
C. Pengait (Hooh)
Kait adalah alat perlengkapan yang digunakan untuk memasang atau mengi-
kat tali baja (seling) dan rantai-rantai atau tali manila dalam pekerjaan menganS-
kat atau menarik material/komponen. Kait yang digunakan untuk mengangkat
atau menarik material ada bermacam-macam f"rg"rt rrrg dari material/kompo-
nen/barang yang akan diangkat. Macam-macam kait yang digunakan adalah se-
bagai berikut:
1) Kait tunggal
Kait tunggal dirancang untuk mengangkat material/komponen/benda
yang beratnya sampai 50 ton. Kait macam ini bermata satu dan bentuknya
sudah dinormalisasikan seperti N 703 dari Belanda atau DIN 687 dari
Jerman.
re*'
...'-IIJ.T?.#{,1,*
Dari gambar 3.11 dapat dilihat bahwa ujung kait bagian atasnya benrlir
dengan diameter d dan bagian bawahnya berbentuk silinder dengan kait dapat
berputar. Bentuk kait maclm ini dibuat sedemikian rupa sehingga mudah mengait
dan ukuran-ukuran harus kuat dapat menerima beban. Untuk perhitungan
kekuatannya maka yang perlu diperhatikan adalah di daerah ulimya sendiri yaitu
pada ujung atas. Untuk bagian uiung atas beban tariknya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
R--
G4G
' frd; rcdi
4
Keterangan:
G : beban pada tali
d, : diameter bagian yang bemlir diameter dalam
Sunr}zr: Pcsaunt Banu 1; Dhfuqat Penilidihon Metnryah Kejwwr, 1983- Hal I E
Untuk kait yang dicor dan ditempa maka diusahakan tidak melebihi 500 kgi/
crn2. Selain itu untuk menerrtukan tingg minimum bagian ulir ini dapat dihirung
dengan menggunakan rumus:
4Gt
h=
(d; -q)p
"
Keterangan:
do : diameter luar
p : angka keamanan, kompresi (3OO - 350 Kg/on, )
3) Kait segitiga
Kait segitiga digunakan untuk mengangkat material/komponen/benda
yang mempunyai berat lebih dari 100 ton. Bentuknya dibuat sedemikian
rupa sehingga tali baja tidak dapat lepas karena masuk ke dalam lubang.
4) Kait khusus
Kait (hook) selain digunakan untuk mengangkat material/komponen/
barang yang biasa, kait (hook) iuga digunakan untuk menarik material/
komponen/barang yang khusus sehingga diperlukan kait yang khusus atau
alat untuk memudahkan pengangkatan.
Syarat-syarat untuk alat menarik material/komponen/barang yang
khusus adalah:
a. Mudah mengangkut dan sesuai dengan bentuk bendanya.
b. Cepat mencengkeram barang dan cepat pula melepasnya.
c. Cukup kuat untuk dioPerasikan.
d. Cukup aman untuk eksploitasinya.
ffiyqDlgrrEfrddea rffissrrrl zg
I
SDmb er. h tt1 :
I I tl4tw. m ar e ano. n o
D.'Takel
I=
Iebih kecil tenaga mengangkatnya dibanding dengan beban. Tetapi arah dari
tali adalah searah dari bebannya.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan takel adalah sebagai berikut:
1) Takel pengangkat harus benar-benar terpasang dengan baik pada
tempatnya.
2) lika pekerjaan mengangkat material/komponen tidak dapat dilakukan
sendiri maka dapat dikerjakan secara kelompok/tim.
3) Usahakan jangan ada orang yang lalu lalang di bawah alat pengangkat.
4) Usahakan material/komponen jangan terlalu lama tergantung pada alat
pengangkat.
5) Usahakan secara perlahan-lahan dan berhati-hati pada waktu menurun-
kan material/komponen.
i,HrlKerek/kran
Kerek atau kran adalah alat yang digunakan untuk menarik material/
komponen/barang yang mempunyai kapasitas/ukuran yang besar dan tidak
memungkinkan untuk ditarik dengan tenaga manual. Kerek/kran biasanya
dipakai pada kapal-kapal untuk alat bongkar muat barang/material.
Kerek/kran mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya adalah:
1) Mempunyai kemampuan pengangkatan yang tinggi
2) Tenaga kerja yang dilibatkan sedikit
3) Selalu siap dipakai tanpa harus diatur dahulu
4) Dapat digunakan dengan perputaran 360"
Selain memiliki keuntungan penggunaan kerek/kran juga memiliki beberapa
kerugian, di antaranya adalah:
1) Harganya mahal dan berat
2) Memerlukan operator yang sudah ahli
3) Biaya operasi dan perawatan mahal
Kerek/kran yang dipasang di kapal digerakkan dengan tenaga listrik dan
hidrolis. Tipe-tipe kerek/kran yang biasa digunakan oleh kapal ada lima, yaitu:
1) Kran balans
2) Tiang tetap
3) Berputar
4) Kran berpindah
5) Kran di atas geladak
Forklift yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk membawa
atau memindah material/komponen dari tempat satu ke tempat lain. Forkliftyang
digunakan untuk membawa atau memindah material/komponen dapat berupa
forklift dorong atau dengan menggunakan forklift kendaraan'
Material/komponen yang dipindah dengan menggunakan forklift adalah
material/komponen dalam jumlah besar atlu banyak dan memiliki berat yang
tidak mungkin dipindahkan oleh seseorang secara sendirian ataupun secara tim/
kelompok.
Penyetel
Handel
Xlep
pengontrol
_ Supaya dongkrak botol selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan
sewaktu-waktu, maka dongkrak botol harus selalu kita rawat dengan baik yaitu
dengan cara selalu memeriksa secara rutin banyaknya oli pada tabung dongkrak
botol. Apabila oli perlu ditambah maka tambahlah oli yang sesuai dengan
spesifikasi pabrik dongkrak botol.
Pertanda apabila oli dalam tabung dongkrak botol perlu ditambah adalah
bahwa dongkrak tidak mampu mengangkat material/komponen/kendaraan atau
langkah dongkrak sudah tidak maksimum lagi pada waktu digunakan.
I
r
@
H..,]#;Ki[ff^i*u,,^
Bagian-bagian dari dongkrak buaya dapat dilihat pada gambar 3.22.
I
Cara penggunaan dongkrak buaya adalah sebagai berikut:
a) Dorong atau letakkan dongkrak buaya ke bawah kendaraan/material/kom-
ponen pada posisi mana dongkrak akan mengangkat kendaraan. Yakinkan
bahwa lantai cukup keras agar roda crocodile jack tidak amblas.
b) Tutup katup oli dongkrak buaya untuk siap mendongkrak.
c) Gerakkan batang pengungkit dongkrak buaya hingga batang pengangkat
dongkrak buaya hampir menyentuh bagian yang akan diangkat'
d) Yakinkan bahwa bidang kontak antara dongkrak buaya dengan kendaraan
sudah tepat pada bagian yang diharapkan agar tidak teriadi slip atau kerusakan
pada komponen kendaraan.
e) Laniutkan menggerakkan batang pengungkit hingga kendaraan terangkat
pada ketinggian yang diharaPkan.
0 Sebelum melakukan pekeriaan, topanglah kendaraan dengan safety stand agat
aman apabila dongkrak buaya turun sendiri.
g) Turunkan sedikit dongkrak buaya dengan cara membuka katup oli hingga
safety stand menyentuh kendaraan dan bila perlu keluarkan dongkrak buaya
dari bawah kendaraan setelah safety stand menopang kendaraan dengan
baik.
I Gambar 3.28 Penggunaan Dongkrak Buaya pada Saat Digunakan untuk Membawa Material
I
-vang diangkat hanya membutuhkan
pengangkatan sebelah/pada sisi material/
komponen/kendaraan
Jangan dipasang
Sumber: Modul Pelaluanaan Opuasi Pmanganan Secara Manual; Stmber: Moilul Pehksanatn Operasi Pmngarun Sectra Manual;
2005, hal 22 2005, hal 23
r Gambar 3.30 Penggunaan Dongkrak Samping I Gambar 3.31 Penggunaan Dongkrak Bumper
I
Stmben Modul Pelaksanaan Opuasi Penanganan Sectra Manual; 2004, hal 54
r Gambar 3.33 Bagian Depan Kendaraan yang Dipasangi Safety Stand
g
I
aarBrra
w Tahukah W.mmqs7
$rmber http : IIfam4. sutic. fiickt. eom *tmbet http : I lw. iarco.ltd.uk. com
l. Bentuk gudang
pemilihan bentuk gudang disesuaikan dengan jenis material/komponen/
barang yang akan disimPan.
Bentuk gudang dengan mangan tertutup berfungsi untuk menyimpan
material/komponen/barang yang mudah rusak apabila terkena langsung panas
matahari dan perubahan cuaca. Adapun bentuk gudang dengan fl.rangan terbuka
berfungsi untuk menyimpan material/komponen/barang yang tahan terhadap
perubahan cuaca dan sinar matahari.
ret
2. Luas gudang
3. Lokasi gudang
Penentuan lokasi gudang harus direncanakan sedemikan rupa sehingga
mempermudahkan dalam mengeluarkan dan memasukkan material. Kompo-
nen/barang dan letak gudang tidak jauh dari bagian lainnya sehingga apabila
bagian lain membutuhkan material/komponen/barang tidak terlalu jauh untuk
mengambilnya.
1. Pengadaan barang
Pengadaan barang yang dilakukan pada bagian logistik ini terlebih dahulu
harus merencanakan kebutuhan material/komponen/barang yang dibutuhkan.
Dalam merencanakan kebutuhan material/komponen/barang dapat dilakukan
dengan mudah, yaitu dengan cara menghubungkan pengalaman tahun sebelum-
nya dengan keadaan yang berjalan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar menen-
tukan kebutuhan material/komponen/barang untuk tahun yang akan datang.
Perencanaan kebutuhan material/komponen/barang yang dilakukan meli-
puti:
a) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang yang digunakan un-
tuk kebutuhan 1 tahun.
b) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang berdasarkan mini-
mum persediaan.
c) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang berdasarkan per-
mintaan dari bagian lain yang barangnya tidak ada pada persediaan.
d) Merencanakan kebutuhan material/komponen/barang yang perlu distock.
Pengadaan material/komponen/barang yang dilakukan bagian logistik dapat
dilakukan dengan cara:
a) Pembelian
Pembelian material/komponen/barang dapat dilakukan dengan secara
langsung atau melalui pesanan dan dapat juga dilakukan dengan sistem ten-
der. Pembelian material/komponen/barang dengan sistem tender dilakukan
apabila material/komponen/barang yang akan dibeli dalam jumlah yang
banyak. Keuntungan pembelian material/komponen/barang dengan meng-
gunakan sistem tender adalah kita dapat memilih kualitas barang dengan
harga yang bersaing.
b) Membuat sendiri
Apabila di dalam bengkel ada bagian yang bertugas membuat material/
komponen/barang atau biasa disebut dengan bengkel produksi maka material/
ret I
komponen/barang yang dibutuhkan dapat dipesan pada bagian tersebut.
Contoh komponen/barang yang dapat dibuat sendiri adalah mandrel (poros
pemegang).
c) Penerimaan hibah
Penerimaan hibah bisa terjadi/dilakukan apabila material/komponen/
barang/mesin yang terdapat pada bengkel iain yang sudah tidak terpakai
maka barang/mesin tersebut dapat dihibahkan pada bagian lain atau bengkel
lain yang lebih membutuhkan/memerlukan dengan melalui bagian logistik.
d) Pinjaman
Pengadaan barang dengan cara pinjaman ini dilakukan apabila barang/
mesin yang digunakan pemakaiannya tidak rutin atau barang/mesin sebenar-
nya ada tetapi dalam kebutuhan pemakaiannya ternyata kurang sehingga un-
tuk memperlancar pekerjaan/praktik maka barang/mesin tersebut bisa me-
minjam pada bengkel lain.
e) Menyewa
Pengadaan barang dengan cara menyewa ini dapat dilakukan apabila
barang/mesin yang akan digunakan pemakaiannya tidak rutin dan akan lebih
menguntungkan apabila barang/mesin yang digunakan pengadaannya dengan
cara menyewa dari pada dengan cara membeli barang/mesin tersebut.
Dalam penerimaan barang harus sesuai dengan dokumen order yang telah
disetujui oleh pejabat yang berwenang. Barang yang telah diterima harus diperik-
sa jumlah, kondisi, ukuran, kualitasnya apakah sudah sesuai dengan permintaan
yang diinginkan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pemakaian barang maka penerimaan
bon order harus diteliti apakah sudah memenuhi peraturan yang berlaku atau
belum.
3. Penyimpan material/komponen/barang
bor, batu gerinda, dan lain-lain. Penyimpanan alat ini sama dengan
gerinda biasanya
cara menyimpan hands tools kecuali batu gerinda. Batu
disimpan pada rak terbuka.
3)Measuringtools(alatukur)adalahalatyangdigunakanuntukmengukur
atau memeriksa ukuran suatu benda keria yang dikeriakan apakah
adalah iangka
sudah sesuai dengan ukuran yang diinginkan. contohnya
gauge, penyiku,
Sorong, micrometer, meteran, mistar baja, dial indicator,
dan sebagainya. Dalam penyimpanan alat ukur ini kita harus
berhati-
ret
untuk penyimpanan suku cadang seperti bearing dalam penyimpanannya
harus dengan pembungkusnya.
d. AIat tulis
Penyimpanan alat tulis biasanya disimpan dalam lemari kanr.
pengelompokan barang berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi
empat macam:
1) Barang yang mudah terbakar
Penyimpanan barangyang mudah terbakar disimpan dalam ruan8an
khusus dan diiauhkan dari barang lain yang mudah menimbulkan
kebakaran. Misalnya penyimpanan minyak bakar dan oli disimpan pada
mangan khusus dan dikunci sehingga orang yang tidak berkepentingan
tidak bisa masuk dan penyimpanan majun/lap disimpan dalam karung
supaya tidak berceceran.
2) Barang-barang kimia
penyimpanan barang-barang kimia harus berhati-hati dan disimpan
dalam ruangan khusus.
3) Barang yang terpengaruh oleh perubahan suhu
Penyimpanan barang yang mudah terpengaruh oleh perubahan
khusus maka dalam penyimpanannya diletakkan dalam ruangan yang
dilengkapi dengan alat pengatur suhu.
4) Barang yang mudah Pecah
Penyimpanan barang yang mudah pecah dalam penyimpanannya
harus berhati-hati dan barang dalam menyimpan jangan ditumpuk.
Dalam penyimpanan material/komponen/barang ada berbagai macam
perlengkapan/alat penyimpanan yang dapat digunakan, di antaranya adalah:
a) Lemari kayu
b) Lemari kabinet dengan laci yang disekat-sekat
c) Rakvertikal
d) Rak horizontal f
e) Landasan kayu
0 Stacking box
g) Tote box
Untuk memperlancar dalam penyimpanan material/komponen/barang
biasanya digunakan beberapa alat bantu untuk mengangkat/membawa
material/komponen/barang tersebut. Alat-alat tersebut antara lain:
a. Kereta dorong
b. Fork lift
4. Pengeluaran barang
5. Administrasi logistik
Administrasi logistik adalah kegiatan tata usaha untuk membantu, melayani,
mengarahkan, dan mengatur semua yang terjadi pada bagian logistik yang
berkaitan dengan pengawasan dan pertanggungjawabkan.
Kegiatan administrasi logistik meliputi:
a. Mengisi purchase order (PO)
Pengisian pesanan material/komponen/barang berdasarkan permintaan
pemakai barang dan pengisian dilakukan oleh petugas logistik kemudian
diajukan ke kepala bagian logistik.
OJ
O
o
d i
6l-d
p .E
o N a!
.q-
ep
fi +*7
6 H.=A.i
t! (! (!
I of E 5
C6
Ho
.o bo-c 4
Evtr(!H
=qJ ro an (!'E=oJ
>.qrtra
CoaH
(!tr o O Hw!
-h^.-r
q .: EE tr GJ
bo(!
L-
(!i tn E xibE
d ootr
f6 o n (,a0rbO o.,
q,
!E
O /.o. ci
&
U F !.9
A
aJ)F.!
(!(! c E#
L.,)
6')
(g
F
a v)
0,) U)
'U
6
z -.c.cq,)
!
z
u'T'x€
0r= (E
d
q)
0) tro
E.
N5 N-l E (t s,
6 a oa
3.n OC, OC oor S
oo.=
@ ca ob -Y v, -xj E
>.E= E
OJ
z tr
6
.O
FF
.oJ -O
FF -o) V
qJ
CE
t
z ca P oo!.F-_o
a it !! (!j
H (!
(!
(! Gl(!@.i'r
tr.(! --o!!
oF
s)
s E
k
(g
a (d
co
(! t-
?'= = X
6)
E€ (0
0,
0a
!-V*oo
(!(gtrtr
s,
ve=(!
a- vq tr E
B.e trhtr
iF
; E-E oo
(0 (,: Tt E ol cz: =
{.dH
E ooE.= F
an
oo
q,
^88 fi dSE
dSE
AP-d(/)
:
eF
E=.--G
scSLi+
i:2 ^_D
h^.;6€
o.
rih 4cxH,o
iF
q.)
oo q c.'l cn
=-=v=-1
tb-Y.a ii
.o
(! E
o9 q
-,' Ec<ta{
o
za CJ
co
O
cn
';i-g-'- EOT,E-:i:
&+-JP
H l
C..l N :aYF9U)
a-
o
U
tr
;id(oioo
';Yc,oJ
r+ x o
6 (!
tr
Eo 6
E
t
H (v2 FE
.< H
) O €.!!vt;
-v
lr
q,)
?N
>
rib
bo=
(t)
0,
: epEE E E
6Js-y=.Od
=H-
FA c, i:y'OJgho
L\
z z [jo.X
-(!0
Fd ol :i p E
6. Identifikasi
Identifikasi adalah proses pada suatu sistem yang berguna untuk menielaskan
semua jenis material/komponen/barang yang tersedia di logistik' Untuk mem-
permudah dalam identifikasi maka material/komponen/barang yang distock di-
beri kode barang atau di logistik disediakan vocabulary (store catalog).
Identifikasi dilakukan untuk tuiuan:
a. Administrasi
b. Pemesanan
c. Penyimpanan/perawatan
d. Penyaluran
e. Pemeriksaan
7. Standardisasi
8. Stock kontrol
Stock kontrol adalah kegiatan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas suatu
material/komponen/barang yang dibutuhkan sehingga mempengaruhi dalam
segi ekonomi, biaya pe$anan, dan pembelian.
FungBi dari stock kontrol adalah sebagai berikuc
a. Penalsiran materiafkomponen/barang yang akan distock yaitu dengan rara
menganalisis kebutuhan materia{kompone nlbarang yang biasa digunakan
oleh pemakai.
b. Memutuskan penambahan ienis barqrglang akan distock
c. Mengatur pemasukan dan pengeluaran material/komponen/barang.
d. Pengeluaran stock di list.
9. Stock accounting.
frra*aa"raer fgfntbkrffiW 53
DESAINBANGUNANBENGKELPELATIHANLAsDANoToMoTIFBUATSISWASIAP
KERJA
Sumber: hW:llbirobangunan blogspot'coml2010l02ldesain-bangunan-benghel-her1a-pananan'html
wIB
ii|alr*it"ii ilrri tabri wnSsat oktobu 2010' pukul 11 41
'3
perancangan sebuah bangunan gedung yang
Kali ini kami akan menampilkan sebuahjob
berfungsisebagaitempatpendidikandanpelatiha.nsiswakejuruan,yangbertujuanmencetak
tenaga-tenagaterampildi'bidangindustripe-ngelasandanbidangotomotif.Sebagaisebuah
gedungpelatihanlasdanotomotifyangtentunyapenuhdenganberbagaiperalatankhusus
yangmemakantempat,makadibutuhkanbangunandenganlangit-langittinggidanbentang
ataplebihlebardaribentangatapbangunanrumahstandar.Sebagaiantisipasimakadipilihlah
pilihan paling efisien dengan desain konstruksi
bentuk bangunan graun;,"yung merripakan
antara profilwF, profil c dan profil siku.Atap
struktur gable baja,yang ,i"nggunut .n kombinasi
yang dip-ergunakan bisa menj
juntktn atap galvanis' seng maupun asbes'
gedung ini tentunya akan menghasilkan polusi
Kegiatan pelatihan tu, iJn otomotif di
berupaasap,panas,debudankebisingansuara,ditambahlagipilihanatapgalvanis/seng/
ventilasi dibuat
panas sinar matahari maka lubang
asbes termasuk kurang mampu meredam
lebar-lebar' dengan tujuan kebutuhan
sebanyak mungkin. selain itu ukuran jendela kaca dibuat
bisa tercukupi melalui pencahayaan alami
oleh
pencahayaan di saat melakukan kegiatan sudah (support
kebutuhan ruang pendukung kegiatan
sinar matahari. selanlutnfa untuk i-remenuhi ganti
pembagian partisi/sekat didalam bangunan gedung berupa ruang
room), maka Oinuat
pakaianpraktek,ruanggr,,,"tngpenyimpananperalatf,n(tool)las'ruangpenyimpananper-
yang diperuntukkan
alatan (tool) bengkel otimotil dan toilet. Adapun sisanya adalah ruangan
sebagaifungsiutamadaribangunangedunginiyaitubengkellasdanbengkelotomotif. jarak berupa
ini sengaja dibuat'terpisah'dengan diberi
Lokasi dari kedua kegiatJn utama
keselamatan kerja'Maklum saja' kegiatan
partisi ruang-ruang diteng-ah gedung untuk menjamin
bengkellas,identik,denganpercikanapisementarakegiatanbengkelotomotif,identik,denganmemicu
lokasinya terlalu berdekatan,dikuatirkan bisa
tumpahan bensin dimaria-mana.Apabila
bahaya kebakaran.
Semogadarigedungininantinyabisaterciptatenaga-tenagaterampilsiapkerjamandiri
negeri ini'
yang dapat mengurangi masalah pengangguran di
k ffi
I
Oenah/t-ay Out Gedung Bengkel Las dan
Otomotif:
ffi* hkH-*
-*E-E'e"Br.*
fr
Diooshan oleh SM-Biro Bangunan di 09
02
Laihel: Desain Bmghet Pelatihan Keqa
1kt. I
l:...::3-
Keria
dan kesehatan pada waktu bekerja sa-
!(eselamatan
I Lngatlah penting kita jaga. Untuk itu, pada waktu kita
bekerja harus selalu berhati-hati dan bekerja sesuai prose-
dur yang sudah ditetapkan dan selalu menggunakan per-
lengkapan keselamatan kerja. Untuk melindungi pekerja
dan perusahaan maka dibuatlah undang-undang pokok
kesehatan dan keselamatan kerja.
A Keselamatan Kerja
Sumb u: httP :
I I tz. Sstatic. com
I Gambar 5.1 Alat-alat Keselamatan Keria
ret
Sumber : http : I I images. trab asinfo. muhiply. com
rct
a Melindungi tangan dari bahaya panas atau terbakar api.
a Melindungi tangan dari benda-benda yang tajam.
Lt L t lt&
bermacam-macam disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhannya.
r
LL & L LL&
Swber: http: f f w1 4. itrademarket. com
I
I
mewakili pegawai dan perusahaan dalam merumuskan dan mewujudkan
standar keselamatan dan kesehatan kerja.
Penemu Sepatu
sepatu merupakan salah satu benda yang pertama kali diciptakan manusia'
Namun, kapan dan siapa penciptanya masih misteri'
Para ahli hanya bisa memperkirakan penutup kaki sudah dipakai ribuan tahun
lalu. saat itu, bentuknya sandal. Bahannya dari rumput dan dedaunan. Beberapa
bangsa yang memakai sandal saat itu,yaitu Mesir,Yunani, dan Cina'
pun
Bentuk dan bahan sepatu berubah sesuai kebutuhan manusia' Fungsinya
cuma untuk melindungi kaki. Sepatu juga dipakai untuk bergaya dan menunjukkan
tingkat sosial pemakainya. oya, zaman dulu, sepatu untuk kaki kiri dan kaki
kanan
%%q
%%%
h%ru
Sumber: dok. Bobo
e&&
r Gambar 5.8 Penemu Sepatu dan Gambar Sepatu
Hook Pengait
Mandrel Poros pemegang
Measuring Tools Alat ukur
Glogarium
.M
Dirjen Pembinaan dan Pelatihan Produktivitas. 2O07. Buku lnformasi Matsi
pelatihan berbasis kompetensi sektor logam, Menangani Material Secara Manual.
Jakarta.
Toyota. 2002. Buku Praktik tlntuh STM Otamotif .lakarta: PT. Toyota Astra Motor.
Ilmu.
Depdikbud. 1983. PesawatBantu 1. Jakarta.
DaftarPu'*'
re6
A H
asetilen 15 handel 36
hook 28,29
B
bearing 48,49 I
bisep 3, 4 iangka sorong 48
bor 1, 12,48
K
C
karbon monoksida 14
caster 37 kerek 33,34
crane 16
M
D
measuring tools 48
dongkrak 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, meteran 48
63 micrometer 48
mistar 48
E
S
engine 72,31
seling 72, 19,20,26
F
stacking box 49
forklift 34 standardisasi 53
stock accounting 53
G
stock kontrol 53
gauge 48
grabb 29,30,42
'!dekr"%d