Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KIMIA DASAR

STIOKOMETRI LARUTAN

DISUSUN OLEH :

NANDAR SULAEMAN

NIM : 10318022

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY

TAHUN 2019
I
BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat sesorang yang sedang membuat kue. Perlu
diketahui bahwa kue dibuat menurut resep atau formula tertentu, yaitu perbandingan antara bahan-
bahan yang diperlukan. Hal yang kira-kira sama juga berlaku dalam reaksi kimia. Setiap senyawa
kimia memiliki komposisi tertentu. Sehingga, untuk membuat suatu senyawa melalui reaksi
kimia, harus diperhitungkan campuran bahan-bahan dalam perbandingan tertentu. Hal inilah yang
menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal-hal yang akan dibahas yaitu tentang perbandingan
unsur-unsur dalam senyawa, serta perbandingan zat-zat dalam reaksi kimia. Hal yang pertama
kita sebut stoikiometri senyawa, sedangkan yang kedua kita sebut stoikiometri reaksi. Istilah
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheionyang berarti unsur, dan metron
yang berarti mengukur

1.1.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Pengertian stoikometri
2. Bagaimana perhitungan dengan menggunakan konsep mol?
3. Bagaimana cara menentukan rumus molekul dan empiris suatu senyawa? 5)
4. Bagaimana cara untuk menyatakan konsentrasi suatu senyawa dalam larutan?

C. Tujuan

Setelah membahas makalah ini pembaca diharapkan :

1. Mampu membuktikan dan mengomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui


percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

2.1. Konsep Mol

Stoikiometri adalah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif yang
berada di antara pereaksi (reaktan) dan sebuah produk (hasil reaksi) pada sebuah reaksi kimia.
Stoikiometri disebut juga sebagai matematika di balik ilmu kimia. Produk merupakan berbagai
zat-zat yang dihasilkan oleh suatu reaksi kimia. Reaktan merupakan suatu zat yang berpartisipasi
oleh suatu reaksi kimia. Stoikiometri juga bergantung pada suatu kenyataan bahwa unsur-unsur
bisa berperilaku dengan cara yang telah diprediksi, dan materi yang tidak bisa diciptakan atau
akan dihancurkan Stoikiometri Larutan adalah perhitungan kimia untuk reaksi yang berlangsung
dalam larutan

2.2. Konsep Mol

Mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar
bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.

Jika bilangan Avogadro = L maka:

L = 6,023 x 1023

1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut

1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersebut.

Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat.

Contoh soal:

Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab:

Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40

mol NaOH = Massa/Mr

=20/40

= 0,5 mol

Banyaknya molekul NaOH = 0,5 × L

= 0,5 × 6,023 x 1023

= 3.01 × 1023
molekul Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel

Telah diketahui bahwa :

1 mol zat X = l buah L partikel zat X, maka

2 mol zat X = 2 × L partikel zat X

5 mol zat X = 5 × L partikel zat X

n mol zat X = n × L partikel zat X

Jumlah partikel = n × L

Contoh soal: Berapa mol atom timbal dan oksigen yang dibutuhkan untuk membuat 5 mol
timbal dioksida (PbO2).

Jawab:

1 mol timbal dioksida tersusun oleh 1 mol timbal dan 2 mol atom oksigen (atau 1 mol molekul
oksigen, O2). Sehingga terdapat

Atom timbal = 1 × 5 mol = 5 mol Atom oksigen = 2 × 5 mol = 10 mol (atau 5 mol molekul
oksigen, O2)

2.3. Masa Atom dan Masa Rumus

A.Massa Atom

Massa atom didefinisikan sebagai massa suatu atom dalam satuan atomic mass unit (amu) atau
satuan massa atom (sma). Satu amu didefinisikan sebagai 1/12 kali massa satu atom C-12. Karbon-
12 adalah salah satu isotop karbon yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Unsur ini dijadikan
sebagai standar pembanding sebab unsur ini memiliki sifat yang sangat stabil dengan waktu paruh
yang panjang. Dengan menetapkan massa atom C-12 sebesar 12 sma, kita dapat menentukan
massa atom unsur lainnya. Sebagai contoh, diketahui bahwa satu atom hidrogen hanya memiliki
massa 8,4% dari massa satu atom C-12. Dengan demikian, massa satu atom hidrogen adalah
sebesar 8,4% × 12 sma atau 1,008 sma. Dengan perhitungan serupa, dapat diperoleh massa satu
atom oksigen adalah 16,00 sma dan massa satu atom besi adalah 55,85 sma. Hal ini berarti bahwa
satu atom besi memiliki massa hampir 56 kali massa satu atom hydrogen.

B. Massa Atom Relatif (Ar)

Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat penimbang massa atom, karena
atom berukuran sangat kecil. Massa atom unsur ditentukan dengan cara membandingkan massa
atom rata-rata unsur tersebut terhadap 1/2 massa rata-rata satu atom karbon-12 sehingga massa
atom yang diperoleh adalah massa atom relatif (Ar)

C. Massa Molekul Relatif

Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya dinyatakan dalam massa molekul
relatif (Mr). Pada dasarnya massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata satu
molekul unsur atau senyawa dengan massa rata-rata satu atom karbon-12. Jenis molekul sangat
banyak, sehingga tidak ada tabel massa molekul relatif. Akan tetapi, massa molekul relatif dapat
dihitung dengan menjumlahkan massa atom relatif atom-atom pembentuk molekulnya.

Mr = ∑Ar

Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul, melainkan pasangan ion-ion,
misalnya NaCl maka Mr senyawa tersebut disebut massa rumus relatif. Massa rumus relatif
dihitung dengan cara yang sama dengan seperti perhitungan massa molekul relatif, yaitu dengan
menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur dalam rumus senyawa itu

D. Massa Molar

Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel (atom, molekul,
ion) sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12 (karbon-12, C-
12). Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram. Massa 1 mol zat disebut massa
molar. Massa molar sama dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu
zat yang dinyatakan dalam gram.

Massa molar = Mr atau Ar suatu zat (gram)

Hubungan mol dan massa dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu
zat dapat dicari dengan:

gram = mol × Mr atau Ar

Contoh soal: Berapa gram propana C3H8 dalam 0,21 mol jika diketahui Ar C = 12 dan H = 1?

Jawab:

Mr Propana = (3 × 12) + (8 × 1) = 33 g/mol


sehinga

gram propana = mol × Mr = 0,21 mol × 33 g/mol = 9,23 gram

E. Volume Molar

Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada suhu 0 °C (273 K) dan tekanan 1
atmosfir (76 cmHg) didapatkan tepat 1 liter oksigen dengan massa 1,3286 gram. Pengukuran
dengan kondisi 0 °C (273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) disebut juga keadaan STP
(Standard Temperature and Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gas oksigen sama dengan 22,4
liter. Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila jumlah molekul sama maka
jumlah molnya akan sama. Sehingga, pada suhu dan tekanan yang sama, apabila jumlah mol gas
sama maka volumenya pun akan sama. Keadaan standar pada suhu dan tekanan yang sama (STP)
maka volume 1 mol gas apasaja/sembarang berharga sama yaitu 22,4 liter. Volume 1 mol gas
disebut sebagai volume molar gas (STP) yaitu 22,4 liter/mol. Volume gas tidak standar pada
persamaan gas ideal dinyatakan dengan:

PV = nRT

keterangan: P : tekanan gas (atm)

V : volume gas (liter)

n : jumlah mol gas

R : tetapan gas ideal (0,082 liter atm/mol K)

T : temperatur mutlak (Kelvin)

F. Rumus Molekul dan Rumus Empiris

Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-masing unsur yang
terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul. Rumus empiris, rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa. Rumus molekul,
rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul
senyawa. Rumus Molekul = (Rumus Empiris) × n Mr Rumus Molekul = n × (Mr Rumus Empiris)
(n = bilangan bulat) Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa, dapat
ditempuh dengan langkah berikut:
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa.
2. Ubah ke satuan mol.
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.
4. Untuk mencari rumus molekul dengan cara: (Rumus Empiris) × n = Mr n dapat dicari nilainya.
5. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.
Contoh soal:
Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya nitrogen.
Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan rumus molekul
senyawa itu!
Jawab : Persentase Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35%

Misal massa senyawa = 100 gram Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5

Perbandingan mol C : mol H : mol N = 5 : 5 : 2,5

=2:2:1

Maka rumus empiris = C2H2N

(C2H2N) n = 80

(24 + 2 + 14) n = 80 (40)

n = 80

n=2

Jadi rumus molekul senyawa tersebut = (C2H2N) × 2

= C4H4N2

G. Molaritas

Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat terlarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi dan umumnya
digunakan adalah dengan molaritas (M). Molaritas merupakan ukuran banyaknya mol zat terlarut
dalam 1 liter larutan. Dapat dituliskan sebagai berikut:

M = N/V
Pengenceran dilakukan apabila larutan terlalu pekat. Pengenceran dilakukan dengan penambahan
air. Pengenceran tidak merubah jumlah mol zat terlarut.

Sehingga:

V1M1 = V2M2

keterangan: V1 = volume sebelum pengenceran

M1= molaritas sebelum pengenceran

V2= volume sesudah pengenceran

M2= molaritas sesudah pengenceran

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari seluruh isi dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

1. Satu mol setiap zat mengandung partikel sejumlah tetapan Avogadro (L), yaitu (6,023
x 1023)
2. Massa zat bergantung pada jumlah molnya, dimana massa = mol × Ar/Mr . Volume molar
gas tidak bergantung pada jenisnya, tetapi pada jumlah mol, suhu, dan tekanan
pengukuran, dimana V = mol × Vm Pada STP Vm = 22,4 liter/mol.
3. Rumus molekul dapat ditentukan dari rumus empiris, jika massa molekul relatif (Mr)
senyawa diketahui. Rumus empiris senyawa dapat ditentukan, jika kadar unsur-unsurnya
diketahui.
4. Konsentrasi suatu senyawa dalam larutan atau kemolaran larutan dinyatakan dengan
jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.

M =n/v

3.2.Saran

Sesuai dengan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran yaitu dalam mengerjakan setiap
soal stoikiometri diharapkan memahami dan menguasai konsep hukum-hukum dasar kimia. Selain
itu soal-soal stoikiometri harus dikerjakan secara teliti. Sebab perhitungan yang diberikan
biasanya berbentuk hitungan bilangan pecahan desimal dan bilangan berpangkat sehingga apabila
tidak teliti dapat menyebabkan kesalahan dalam perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA

Djojosuwito, Subandio, dkk. 1994.Kimia 1. Yudhistira: Jakarta.

Parning, dkk. 2007.Kimia 1 SMA. Jakarta : Yudhistira.

Purba, Michael. 2006. Kimia 1 untuk SMA Kelas X Erlangga: Jakarta.

Sudarmo, Unggul. 2004.Kimia untuk SMA Kelas X Jilid 1 Phibeta Aneka Gama: Jakarta.
Susilowati, Endang. 2009.Theory and Application of Chemistry 1. Tiga Serangkai: Solo. Wiratmo,
dkk. 1994. Ilmu kimia Jilid 1. Macanan Jaya Cemerlang: Klaten.

Anda mungkin juga menyukai