Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU

KEWARGANEGARAAN
1. Pengertian

Winataputra, seperti yang dikutip oleh Budimansyah (2008; 4) merumuskan pengertian civics
sebagai berikut:

‘’Civics is the study of government taught in the schools. It is an area of learning dealing with how
democratic government has been and should be carried out, and how the citizen should carry out his
duties and rights purposefully with full responsibility’’.

Beberapa definisi civics berikutnya dikemukakan oleh Stanley Dimond dalam bukunya Civics
For Citizens, yang menjelaskan arti civics dengan:‘’Legal status in a country and the activities closely
related to the political function: voting, governmental, organization, holding of public office, and
legal rights responsibilities’’. (Stanley Dimond, Civics For Citizens, New York, Lippencot,1970: 36).

Dari pandangan tersebut dapat diterjemahkan bahwa civics yang berasal dari bahasa Latin Civics,
warga negara, yang membahas warga negara.

2. Sejarah Ilmu Kewarganegaraan di Amerika Serikat

Secara historis, mata pelajaran civics untuk pertama kalinya diperkenalkan di USA pada
pertengahan tahun 1880-an (Budimansyah, 2008: 2). Civics dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah
selama abad ke-19, ketika sebagian besar orang-orang berimigrasi ke Amerika Serikat yang berasal
dari benua Eropa seperti Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, Italia, Spanyol, Portugis dan lainnya,
dimana anak-anak mereka memiliki pengetahuan yang sedikit sekali tentang masalah Amerika. Itulah
sebabnya pemerintah Amerika Serikat berusaha untuk mempersatukan bangsa Amerika melalui
kegiatan pendidikan di sekolah.

Pada awalnya pembelajaran dengan istilah “civic” dikenalkan oleh Legiun Veteran Amerika
yang tujuannya adalah untuk membangsakan bangsa Amerika yang amat bervariasi ras, budaya dan
asal negaranya, (Wahab dan Sapriya, 2011: 3). Menurut Legiun tersebut bahwa hanya dengan
memahami nilai-nilai perjuangan dalam membangun bangsa Amerika agar orang Amerika dapat
menghargai dan membangun bangsanya secara demokratis dan bertanggung jawab.

Perkembangan civics di Amerika pada awalnya didasarkan pada teori psikologi yang memang
sedang menjadi panutan pada saat itu, yaitu “Faculty Psychologi” yang menekankan pada teori yang
menyatakan bahwa dalam pelajaran yang terpenting adalah “ mind and body”. Menurut teori ini
apabila ada kekeliruan dalam belajar maka yang salah bukanlah terletak pada tubuh melaikan teletak
pada pikiran, (Wahab dan Sapriya, 2011 : 4).
Pada tahun 1900-an, berkembang matapelajaran civics yang berisikan materi mengenai
struktur pemerintahan negara bagian dan federal ( Gross dan Zeleny dalam Budimansyah, 2010 :
108). Berikutnya Dunn (1915) mengembangkan gagasan new civics yang menitikberatkan
pada community living atau kehidupan masyarakat. Dengan demikian, sampai pada tahun 1920-an
istilah civics telah digunakan untuk menunjukan bidang pengajaran yang lebih khusus
yaitu vocational civics, community civics, dan economic civics atau kewarganegaraan yang berkenaan
dengan mata pencaharian, kemasyarakatan, dan perekonomian. Diantara tujuan dari mata
pelajaran civics pada tahun 1900-an itu adalah pengembangan social skill and civics competence atau
keterampilan sosial dan kompetensi warga negara, dan idea of good character atau ide-ide tentang
karakter atau watak yang baik, (Gross dan Zeleny (1958), Allen (1960), Best (1960) dalam
Budimansyah, 2010 : 108).

Numan sumantri menggambarkan civics, pada istilah pada zaman Yunani yaitu penduduk
sipil yang mempraktekkan demokrasi langsung dalam “negara kota” (polis). Istilah ini kemudian
diambil alih oleh Amerika Serikat untuk diguaka sebagai istilah pelajaran demokrasi politik di sekolah-
sekolah dan digunakan untuk membedakan dalam pelajaran ilmu politik di universitas-unversitas
karena dalam pelajaran civics ini organisasinya akan diorganisir secara psiklogis (psychologically
organized). Maksudnya agar civics bias dipahami, dimengerti sesuai dengan tingkat umur pelajar
(Numan somantri, 1976:46). Pelajaran civics mulai diperkenalkan pada tahun 1970 di Amerika Serikat
dalam rangka mengAmerikakan bangsa Amerika”. Isinya membicarakan mengenai pemerintahan, hak
dan kewajiban warga negara.

Seorang ahli bernama Cresshore (1886), pada waktu itu mengartikan civics sebagai ‘ the
science of citizenship ‘ atau Ilmu Kewarganegaraan, yang isinya mempelajari hubungan antar individu,
dan antara individu dengan negara ( Somantri: 2001).

Menurut Stanley E. Dimond dan Elmer F. Peliger (1970: 5) secara terminologis civics diartikan
studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan dan hak kewajiban warga negara. Pada
tahun 1886 civics adalah suatu ilmu tentang kewarganegaraan yang berhubungan dengan manusia
sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungannya dengan negara
(Somantri, 1976: 45).

Civics sebagai ilmu kewarganegaraan bermanfaat bagi pemerintah Amerika Serikat dalam
rangka mempersatukan warga negaranya. Dari gambaran tersebut, jelaslah bahwa kemunculan Civics
dalam tatanan ilmu pengetahuan sangat bermanfaat bagi pemerintah dan warga negara. Civics
sebagaimana ilmu politik, memiliki persyaratan-persyaratan ilmu sebagaimana diuraikan di atas,
walaupun tidak dapat disamakan dengan ilmu pengetahuan alam. Sebagaimana diuraikan oleh A.
Appadorai dalam bukunya The Substance of Politics, (Oxford University Press, London, 1952:
7): ‘’Politics, like other social sciences has a scientific character because the scientific method is
applicable to its phenomena, viz. The accumulation of facts, the linking of these together in causal
sequences and the generalization from the latter of fundamental principles or laws’’.

Anda mungkin juga menyukai