STRUKTUR PASAR:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019 / 2020
P a g e 1 | 48
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Monopoli, Pasar Persaingan Monopolistik
dan Oligopoli. Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterimakasih kepada Ibu Yulyanti Fahruna, SE., M.Si., selaku Dosen mata kuliah
Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
P a g e 2 | 48
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………...2
Daftar Isi…………………………………………………………………3
BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………………...5
Latar Belakang………………………………………………………………...5
Rumusan Masalah.…………………………………………………………….5
2. PASAR MONOPOLI………………………………………………………..16
P a g e 3 | 48
3. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK…………………..31
4. PASAR OLIGOPOLI…………………………………………37
Kesimpulan……………………………………………………..…………....43
Saran……………..………………………………………………………......44
Daftar Pustaka…………………………….…………………………….45
Lampiran PowerPoint…………………....………………………..……46
P a g e 4 | 48
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap suatu
barang atau jasa tertentu, dalam teori ekonomi hal itu telah memenuhi syarat untuk
dikatakan sebagai sebuah pasar, yang pada akhirnya dapat menentapkan harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang
mempertemukan antara permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual), maka akan
membentuk harga yang telah disepakati pembeli dan penjual. Seiring dengan
perkembangan zaman, jumlah pasar yang tersedia semakin bertambah dan
berkembang seiring pertumbuhan penawaran dan permintaan serta campur tangan
dari pemerintah.
Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak
secara leluasa. Ada pun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan
produsen dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara
penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Bentuk pasar persaingan
murni terdapatterutama dalam bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian
seperti beras, terigu, dan minyak kelapa. Bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan
kecil dan penyelenggaraan jasa-jasa yang tidak memerlukan keahlian
istimewa (pertukangan kerajinan).
Rumusan masalah :
i. Mengetahui pengertian Struktur Pasar
ii. Mengetahui Jenis-Jenis Struktur Pasar
iii. Mengetahui Pengertian Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Monopoli
iv. Mengetahui Beberapa Contoh Kasus Dalam Pasar Persaingan Sempurna Dan
Pasar Monopoli
P a g e 5 | 48
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
P a g e 6 | 48
dijual oleh produsen, ia tidak akan mengubah harga yang ditentukan dipasar, karena
jumlah yang diproduksikan hanya sebagian kecil saja dari jumlah yang diperjual
belikan di pasar.
II.1. Permintaan
Gambar 1.1
Kurva permintaan
yang dihadapi perusahaan
secara individu berbentuk
garis lurus horizontal.
Sementara itu, jumlah
output perusahaan relative
sangat kecil dibanding
output pasar, maka berapa
pun yang dijual perusahaan, harga relative tidak berubah.
II.2. Penerimaan
Gambar 1.2
Penerimaan total (total
revenue) perusahaan sama
dengan jumlah output (Q) dikali
harga jual (P). Karena harga
telah ditetapkan, penerimaan
rata-rata (average revenue) dan
penerimaan marjinal (marginal
revenue) adalah sama dengan
harga. Dengan demikian kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-
rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P).
Kurva penerimaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif,
bergerak mulai titik (0,0).
P a g e 7 | 48
III. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan:
a) Biaya variable (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR) atau biaya
variable rata-rata (AVC) sama dengan (P). Dalam kondisi ini perusahaan
hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), dimana biaya ini dengan atau
tanpa produksi harus tetap dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari
harga maka perusahaan tidak mampu menutupi beban karena itu produksi
sebaiknya dihentikan.
b) Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh
laba maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum
loss).
Gambar 1.3
Kondisi MR = MC (titik E)
tercapai pada saat output sejumlah
Q*. Karena biaya rata-rata lebih
kecil dari harga, dari setiap unit
output perusahaan memperoleh
laba sebesar BE per unit. Jika
output lebih kecil dari Q*,
misalnya Q1, penerimaan marjinal
(MR = P) lebih besar dari biaya
marjinal (MC), sehingga lebih
menguntungkan bagi perusahaan
menambah output. Bila output lebih besar dari Q*, MC sudah lebih besar dari MR.
Penambahan output akan mengurangi laba. Laba maksimum tercapai hanya bila MR
= MC, pada saat jumlah output adalah Q*.
Karena biaya rata-rata (AC) lebih kecil dari harga (P), untuk setiap unit output
yg terjual diperoleh laba sebesar BE. Laba total yang diperoleh sama dengan Q*
P a g e 8 | 48
dikali BE atau sama dengan luas bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal
(super normal profit).
Gambar 1.4
Masih ada dua kemungkinan
yang dapat dialami perusahaan,
yaitu impas dan rugi. Kondisi impas
terjadi bila biaya rata-rata sama
dengan harga, dimana laba per unit
sama dengan nol. Keadaan seperti
ini dinamakan sebagai laba normal
(normal profit).
Gambar 1.5
Pada saat MR = MC perusahaan
mengalami kerugian sebesar BE
per unit. Sehingga kerugian total
adalah seluas bidang PAEB.
Kerugian ini adalah kerugian
minimum. Bila perusahaan
memproduksi kurang dari Q*
(misal Q1), kerugian per unit
menjadi lebih besar (CD > BE).
Demikian halnya kerugian total,
yang secara grafis terlihat dari luas PKDC > luas PAEB. Bila output lebih besar dari
Q*, kerugian per unit bias menjadi lebih kecil (bila memproduksi Q2) atau lebih besar
(bila memproduksi Q3) tetapi kerugian total lebih besar dibanding jika memproduksi
sebanyak Q*.
P a g e 9 | 48
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus
memenuhi persyaratan:
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin agar perusahaan mencapai keadaan
yang paling optimal yang berarti berproduksi sampai saat MR = MC, pada
saat itu biaya marjinal jangka pendek = biaya marjinal jangka panjang
(SMC=LMC).
b. Tidak mengalami kerugian, karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama
dengan harga jual (SAC = P).
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena laba nol (zero
economic profit).
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi walaupun dengan memperbesar
skala produksi.
Gambar 1.6
P a g e 10 | 48
ke kanan ( S0 S1 ). Keseimbangan baru terjadi di titik E1, dimana harga keseimbangan
P1 dan output sebanyak Q1.
Sebelum ada perusahaan yang masuk, pada tingkat P1 jumlah output yang
ditawarkan hanya Q2. Selisih Q1-Q2 adalah akibat penambahan kapasitas produksi
yang berasal dari perusahaan yang masuk. Tetapi pada tingkat harga P 1 ada
perusahaan yang tidak dapat bertahan, karena harga jual lebih kecil dari biaya
produksi per unit (P1 > AC). Lagi pula jika output ditambah, kerugian bertambah
besar (jarak SMC-P1 makin besar). Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran
tingkat industri berkurang, misalnya sampai ke kurva S 2 yang menaikkan harga
menjadi P2. Bagi perusahaan secara individu, keadaan ini sangat menguntungkan,
karena perusahaan memperoleh laba super normal (P 2 > AC). Gerakan masuk-keluar
akan berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E, sehingga perusahaan dalam
industri hanya menikmati laba normal. Dikarenakan adanya asumsi free entry and
exit.
P a g e 11 | 48
Gambar 1.7 menunjukkan jika harga dibawah P0, perusahaan tidak ada penawaran
karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P1 agar mencapai laba maksimum
perusahaan berproduksi pada saat MR =MC atau MR = P, sehingga jumlah output
adalah Q1.
P a g e 12 | 48
2. Industri Skala Biaya Menaik
Gambar 1.9
P a g e 13 | 48
Gambar 1.10
b. Kelemahan
Model pasar persaingan sempurna memiliki beberapa kelemahan:
1. Kelemahan dalam hal asumsi
2. Kelemahan dalam pengembangan teknologi
P a g e 14 | 48
3. Konflik efisiensi – keadilan
CONTOH SOAL
Misalkan suatu perusahaan dalam persaingan sempurna jika harga pasar barang
tersebut adalah Rp 90.000. Hitunglah hasil penjualan total pada berbagai tingkat
produksi.
P a g e 15 | 48
2. MONOPOLI
P a g e 16 | 48
Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan
berlakunya keadaan yang seperti itu. Bentuk hambatan kemasukan dalam pasar
monopoli yaitu bersifat teknologi, legal dan keuangan.
P a g e 17 | 48
kiri atas ke kanan bawah. Permintaan bersifat elastis sempurna yaitu kurva
permintaan adalah sejajar dengan sumbu datar, karena berapa pun produksi yang
dijual perusahaan, harga tidak berubah.
Akibatnya harga = hasil penjualan marjinal – yaitu P = MR. maka dalam
monopoli, harga selalu lebih tinggi dan hasil penjualan marjinal.
Contoh Angka
Tabel 2.1
Untuk lebih memahami sifat hubungan diantara jumlah produksi, harga, hasil
penjualan total, dan hasil penjualan marjinal dikemukakan suatu contoh hipotesis
mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan keatas produksi monopoli
seperti yang telah diterangkan di table 2.1 ditunjukkan bahwa semakin besar jumlah
produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2).
Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut ke atas hasil penjualan total dan marjinal
berturut-turut ditunjukkan dalam kolom (3) dan (4). Hasil penjualan total, adalah
jumlah produksi x harga, maka nilainya diperoleh dari mengalikan angka dalam
kolom (1) dengan angka dalam kolom (2). Sesuai dengan definisi hasil penjualan
marjinal, yaitu tambahan hasil penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak
P a g e 18 | 48
1 unit, angka dalam kolom (4) diperoleh dari menggunakan persamaan TRn – TRn-1.
Sebagai contoh TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) adalah Rp 18.000,
sedangkan TR2 adalah Rp 32.000. Maka MR akibat dari kenaikan produksi dari 1
menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 – Rp 14.000. Angka-angka dalam kolom (4)
dihitung dengan cara ini.
Perhatikanlah dengan lebih seksama angka-angka hasil penjualan total yang
terdapat dalam kolom (3). Sampai produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus
menerus bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang
semakin berkurang. Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin
berkurang tersebut ditunjukkan dalam kolom (4) sesudah unit ke 5.
Tabel 2.2 sama dengan tabel 2.1. data hipotesis dibuat dengan menggunakan
permisalan:
P a g e 19 | 48
a) Biaya tetap total adalah Rp 4.000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila
perusahaan tidak beroperasi yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total
adalah Rp 4.000.
b) Sehingga produksi 4 unit hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum
berlaku. Berarti biaya marjinal semakin rendah, apabila produksi ditambah.
Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit.
c) Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang
berlaku. Akibatnya biaya marjinal meningkat dan ini dapat dilihat dari
pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan
satu unit produksi.
Keuntungan = hasil penjualan total dikurangi biaya total. Data dalam kolom
(5) menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3
atau 4 unit dan jumlah keuntungan adalah Rp 8000. Dalam analisis yang bersifat
umum, akan memaksimumkan keuntungan.
P a g e 20 | 48
Tabel 2.3
P a g e 21 | 48
Gambar 2.1 (i) berbentuk huruf U yang terbalik. Kurva TR akan selalu
berbentuk seperti itu didalam keadaan dimana kurva permintaan DD pada gambar 2.1
(ii), yang menggambarkan bahwa jika harga semakin rendah maka jumlah yang
diminta semakin banyak. (i) apabila elastisitas permintaan < 1 maka penurunan harga
akan mengurangi hasil penjualan dan (ii) apabila elastisitas permintaan > 1 maka
penurunan harga akan menambah hasil penjualan.
b) Menentukan Keuntungan Maksimum
Gambar 2.2 keuntungan maksimum firma ditentukan dengan menggunakan
bantuan kurva hasil penjualan total dan biaya total. Sedangkan gambar 2.3
keuntungan maksimum tersebut ditentukan dengan menggunakan pertolongan kurva
biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
Gambar 2.3
P a g e 22 | 48
Cara untuk menentukan tingkat produksi dimana keuntungan maksimum
dicapai dengan menggunakan pendekatan hasil penjualan marjinal sama dengan biaya
marjinal (MR = MC). Kurva AC, MC, D = AR, MR dibuat berdasarkan bentuk kurva.
Keuntungan maksimum dapat ditentukan dengan melihat pada tingkat produksi yang
mana keadaan MR = MC wujud. Kurva MR dan MC berpotongan pada waktu tingkat
produksi sebanyak Q unit. Hasil penjualan total adalah OP x OQ, atau sama dengan
OPAQ, sedangkan biaya total adalah OC x OQ, atau sama dengan OCBQ. Dengan
demikian keuntungan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.
P a g e 23 | 48
Gambar 2.5
P a g e 24 | 48
adalah Pd dan harga pasar di luar negeri adalah Pw. Oleh karena biaya total rata-rata
adalah OC, maka jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut adalah
PdCAB (dipasar dalam negeri) tambah PwCMN (dipasar luar negeri)
Gambar 2.6
P a g e 25 | 48
c) Kebijakan diskriminasi harga dipasar internasional. Harga penjualan ke luar
negeri umumnya lebih rendah karena dipasaran internasional terdapat banyak
pesaing.
P a g e 26 | 48
mengendalikan dan menetapkan harga barang/jasa yang dihasilkan perusahaan
monopoli.
Jika perusahaan monopoli ingin memaksimalkan keuntungannya, yang harus
dilakukan adalah mencapai tingkat produksi dimana MC = MR. Ini berlaku apabila
perusahaan memproduksi sebanyak Q0 dan pada tingkat produksi harga barang adalah
P0. Jumlah keuntungan monopoli adalah C0P0E0A.
Gambar 2.8
P a g e 27 | 48
Gambar 2.8.ii menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah perusahaan
monopoli diwujudkan. Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebelum
perusahaan bergabung adalah Ps dan Qs. Sesudah perusahaan itu menjadi perusahaan
monopoli harga tidak sama dengan hasil penjualan marjinal. Dengan permintaan
pasar seperti DD, hasil penjualan marjinal adalah MR. Maka perusahaan akan
memaksimumkan keuntungan apabila jumlah produksi adalah Qm. Pada tingkat
produksi ini harga akan mencapai Pm. Kesimpulan gambar 2.8 yaitu:
a) Persaingan sempurna menggunakan sumber daya dengan lebih efisien dari
monopoli.
b) Dalam monopoli Pm lebih besar dari MC sedangkan dalam persaingan
sempurna Ps = MC.
c) Harga dalam monopoli lebih tinggi dari harga dalam pasar persaingan
sempurna.
d) Jumlah produksi dalam pasar persaingan sempurna lebih tinggi daripada
dalam monopoli.
e) Biaya produksi per unit dalam monopoli lebih tinggi dari dalam persaingan
sempurna.
ii. Biaya Produksi Berbeda
P a g e 28 | 48
Dalam gambar 2.9 ditunjukkan efek dari biaya produksi yang berbeda antara
pasar persaingan sempurna dan monopoli terhadap harga dan jumlah produksi dalam
monopoli. Kurva DD menggambarkan permintaan kedua pasar, MC adalah biaya
marjinal dikedua pasar apabila dimisalkan biaya produksi adalah sama, dan MR
adalah hasil penjualan marjinal dalam pasar monopoli. Misalkan monopoli dapat
menikmati skala ekonomi (misalnya sebagai akibat kemajuan teknologi dan inovasi)
sehingga kurva biaya berubah menjadi AC1 dan MC1. Kurva LRAC dan LRMC
menggambarkan kurva biaya jangka panjang.
Gambar 2.9
CONTOH SOAL
P a g e 29 | 48
Dalam tabel dibawah ini ditunjukan jumlah produksi dan biaya produksi total pada
berbagai jumlah produksi. Dimisalkan biaya tetap adalah Rp 10 ribu.
Hitunglah :
i. Biaya rata-rata (AC)
ii. Biaya tetap rata-rata (AFC)
iii. Biaya berubah rata-rata (AVC)
iv. Biaya marjinal (MC)
P a g e 30 | 48
3.PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
P a g e 31 | 48
Gambar 3.1
P a g e 32 | 48
Gambar 3.2
P a g e 33 | 48
Gambar 3.3
P a g e 34 | 48
pada AC yng paling rendah, output harus ditambah sampai sejumlah Qb. Tetapi jika
output melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan output hanya menurunkan
laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal (MR
< MC). Dapat disimpulkan, dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam
pasar persaingan monopolistic akan mengalami kelebihan kapasitas produksi (excess
capacity).
Gambar 3.4
P a g e 35 | 48
CONTOH SOAL
Biaya produksi total dan tingkat harga barang pada berbagai tingkat produksi suatu
perusahaan dalam persaingan pasar monopolistic adalah seperti tabel dibawah ini.
Hitunglah hasil penjualan marjinal (MR).
P a g e 36 | 48
4. PASAR OLIGOPOLI
P a g e 37 | 48
Gambar 4.2
III. Doupoli
Doupoli adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoly hanya ada dua
perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi
antarperusahaan dalam pasar oligopoly.
P a g e 38 | 48
a. Model Cournot
Diagram 4.3
Dasar pengembangan model ini adalah
keseimbangan duopoli tercapai bila biaya
marjinal adalah nol (MC = 0). Masing-
masing duopoli (perusahaan yang beroperasi
dalam pasar duopoli) mempunyai daya
monopoli yang sama. Keputusan jumlah
output yang diproduksi duopoli berdasarkan
asumsi bahwa output duopoli yang satu
(saingannya) sudah diputuskan dan tidak
akan berubah.
dimana : Q = Q1 + Q2
Maka penerimaan total duopolies yang pertama (TR1) dan kedua (TR2) adalah
jumlah output yang dijual dikalikan harga jual.
TR1 = P x Q1
= (30 – Q) x Q1 = {30 – (Q1 + Q2)} x Q1
= 30Q1 - Q1 -
Q1Q2……………………………………………………………(11.2)
P a g e 39 | 48
Laba maksimum tercapai bila MR = 0
MR = 30 - 2Q1 - Q2 = ………..…………………………………….…(11.3)
Q1 = 15 – 1/2 Q2………….…………………………………………(11.4)
Diagram 4.4
Pada titik Cournot terjadi keseimbangan
yang stabil, setiap gerakan menjauhi titik
itu akan didorong untuk kembali ke titik
keseimbangan, dimana masing-masing
menghasilkan 1/3 dari output total
industry. Model ini dapat dikembangkan
untuk lebih dari dua perusahaan yang
bersaing. Apabila terdapat n perusahaan
dalam industry, maka masing-masing
perusahaan akan menghasilkan 1/(n+1)
dari output total industry, atau secara bersama-sama mereka menghasilkan sebanyak
n/(n+1) dari output total industry
P a g e 40 | 48
b. Teori Permainan (Game Theory)
Menjelaskan periaku perusahaan dalam pasar duopoli secara lebih realistis.
Menurut teori ini duopoli tidak selalu mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi
juga kooperatif. Strategi manapun yang dipilih, dasar pertimbangannya adalah berapa
besar hasil yang diperoleh (pay off). Hasil pay off digambarkan dalam matriks berikut
ini.
P a g e 41 | 48
CONTOH SOAL
Hubungan diantara harga dan jumlah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan
oligopoly adalah seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut. Hitunglah :
P a g e 42 | 48
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus monopoli
murni atau pure monopoli. Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan contoh dari
suatu perusahaan monopoli murni, dimana sama sekali tidak ada unsur persaingan
dari perusahaan lain. Misalnya PT PLN, PDAM, PT KAI.
Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk
yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk lainnya.
Pasar oligopoli adalah keadaan dimana hanya ada beberapa perusahaan hanya
menguasai pasar baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam
bekerja sama. Oligopoli bisa dibedakan antara oligopoli dengan diferensiasi
produk(setiap perusahaan dengan merk-merk khusus tersendiri, misalnya industri
kosmetik, industri mobil di Indonesia. Dengan oligopoli tanpa diferensiasi produk
(misalnya industri seng, inudstri pipa besi dan sebagainya).
P a g e 43 | 48
B. Saran
P a g e 44 | 48
DAFTAR PUSTAKA
P a g e 45 | 48
P a g e 46 | 48
P a g e 47 | 48
P a g e 48 | 48