Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

STRUKTUR PASAR:

PERSAINGAN SEMPURNA, MONOPOLI,

MONOPOLISTIK DAN OLIGOPOLI

MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI

Disusun Oleh:

CHAIRUL ANWAR ( B1023191018)

SANDRA TANIA ( B1023191015 )

TRI SUGIHARTO (B1023191009)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019 / 2020

P a g e 1 | 48
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Pasar Persaingan Sempurna, Pasar Monopoli, Pasar Persaingan Monopolistik
dan Oligopoli. Meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterimakasih kepada Ibu Yulyanti Fahruna, SE., M.Si., selaku Dosen mata kuliah
Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan.

P a g e 2 | 48
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………...2

Daftar Isi…………………………………………………………………3

BAB 1 : PENDAHULUAN……………………………………………...5

 Latar Belakang………………………………………………………………...5

 Rumusan Masalah.…………………………………………………………….5

BAB II : PEMBAHASAN MASALAH

1. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA……………………………………….6

I. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna..………………………………..6

II. Permintaan Dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna........6


III. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek..…………………..8
IV. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna..…………………...………9
V. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna….……..11
VI. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna…..………….14

2. PASAR MONOPOLI………………………………………………………..16

I. Beberapa Aspek Khusus Pasar Modal…….………………………....16


II. Pemaksimuman Keuntungan Dalam Monopoli…………………..….17
III. Adakah Monopoli Keuntungannya Berlebihan?..................................23
IV. Monopoli Dan Kurva Penawaran……………………………….........24
V. Monopoli Dan Diskriminasi Harga……………………...……..……..24
VI. Pengendalian Harga Dalam Monopoli Alamiah ……...…………………..26
VII. Penilaian Ke Atas Monopoli…………………….………………...…27

P a g e 3 | 48
3. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK…………………..31

I. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik……………………..……31


II. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek…………………….32
III. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi……………….33
IV. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang……………………34
V. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik………………………….35

4. PASAR OLIGOPOLI…………………………………………37

I. Karakteristik Pasar Oligopoli………………………………………….…37


II. Keseimbangan Oligopolies……………………………………………….37
III. Doupoli……………………….………………………………………….38

BAB III : PENUTUP…………………………………………………...28

 Kesimpulan……………………………………………………..…………....43

 Saran……………..………………………………………………………......44

Daftar Pustaka…………………………….…………………………….45

Lampiran PowerPoint…………………....………………………..……46

P a g e 4 | 48
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran terhadap suatu
barang atau jasa tertentu, dalam teori ekonomi hal itu telah memenuhi syarat untuk
dikatakan sebagai sebuah pasar, yang pada akhirnya dapat menentapkan harga
keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang
mempertemukan antara permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual), maka akan
membentuk harga yang telah disepakati pembeli dan penjual. Seiring dengan
perkembangan zaman, jumlah pasar yang tersedia semakin bertambah dan
berkembang seiring pertumbuhan penawaran dan permintaan serta campur tangan
dari pemerintah.
Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran dapat bergerak
secara leluasa. Ada pun harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan
produsen dan konsumen. Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara
penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Bentuk pasar persaingan
murni terdapatterutama dalam bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian
seperti beras, terigu, dan minyak kelapa. Bentuk pasar ini terdapat pula perdagangan
kecil dan penyelenggaraan jasa-jasa yang tidak memerlukan keahlian
istimewa (pertukangan kerajinan).

Rumusan masalah :
i. Mengetahui pengertian Struktur Pasar
ii. Mengetahui Jenis-Jenis Struktur Pasar
iii. Mengetahui Pengertian Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Monopoli
iv. Mengetahui Beberapa Contoh Kasus Dalam Pasar Persaingan Sempurna Dan
Pasar Monopoli

P a g e 5 | 48
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

1. Pasar Persaingan Sempurna


Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal. Struktur pasar
yang akan menjamin terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi
efisiensinya.

I. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna dapat di definisikan sebagai struktur pasar atau
industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun
pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. Ciri-cirinya diuraikan sebagai
berikut.
a) Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker)
b) Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Fee Entry And Exit)
c) Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)
d) Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge)
e) Homogenitas Produk (Homogeneous Product)

II. Permintaan Dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan


Sempurna
Didalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan memaksimumkan keuntungan, 2
hal yg harus diperhatikan:
a) Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
b) Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu
Sifat dari permintaan pasar dan perusahaan yaitu setiap perusahaan merupakan
pengambil harga, yaitu sesuatu perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk
menentukan harga. Ini berarti berapa banyak pun barang yang diproduksikan dan

P a g e 6 | 48
dijual oleh produsen, ia tidak akan mengubah harga yang ditentukan dipasar, karena
jumlah yang diproduksikan hanya sebagian kecil saja dari jumlah yang diperjual
belikan di pasar.

II.1. Permintaan
Gambar 1.1
Kurva permintaan
yang dihadapi perusahaan
secara individu berbentuk
garis lurus horizontal.
Sementara itu, jumlah
output perusahaan relative
sangat kecil dibanding
output pasar, maka berapa
pun yang dijual perusahaan, harga relative tidak berubah.

II.2. Penerimaan
Gambar 1.2
Penerimaan total (total
revenue) perusahaan sama
dengan jumlah output (Q) dikali
harga jual (P). Karena harga
telah ditetapkan, penerimaan
rata-rata (average revenue) dan
penerimaan marjinal (marginal
revenue) adalah sama dengan
harga. Dengan demikian kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-
rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P).
Kurva penerimaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif,
bergerak mulai titik (0,0).

P a g e 7 | 48
III. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan:
a) Biaya variable (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR) atau biaya
variable rata-rata (AVC) sama dengan (P). Dalam kondisi ini perusahaan
hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), dimana biaya ini dengan atau
tanpa produksi harus tetap dikeluarkan. Tetapi jika AVC lebih kecil dari
harga maka perusahaan tidak mampu menutupi beban karena itu produksi
sebaiknya dihentikan.
b) Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh
laba maksimum atau dalam kondisi buruk kerugiannya minimum (minimum
loss).
Gambar 1.3
Kondisi MR = MC (titik E)
tercapai pada saat output sejumlah
Q*. Karena biaya rata-rata lebih
kecil dari harga, dari setiap unit
output perusahaan memperoleh
laba sebesar BE per unit. Jika
output lebih kecil dari Q*,
misalnya Q1, penerimaan marjinal
(MR = P) lebih besar dari biaya
marjinal (MC), sehingga lebih
menguntungkan bagi perusahaan
menambah output. Bila output lebih besar dari Q*, MC sudah lebih besar dari MR.
Penambahan output akan mengurangi laba. Laba maksimum tercapai hanya bila MR
= MC, pada saat jumlah output adalah Q*.
Karena biaya rata-rata (AC) lebih kecil dari harga (P), untuk setiap unit output
yg terjual diperoleh laba sebesar BE. Laba total yang diperoleh sama dengan Q*

P a g e 8 | 48
dikali BE atau sama dengan luas bidang APEB. Laba ini disebut laba super normal
(super normal profit).
Gambar 1.4
Masih ada dua kemungkinan
yang dapat dialami perusahaan,
yaitu impas dan rugi. Kondisi impas
terjadi bila biaya rata-rata sama
dengan harga, dimana laba per unit
sama dengan nol. Keadaan seperti
ini dinamakan sebagai laba normal
(normal profit).

Gambar 1.5
Pada saat MR = MC perusahaan
mengalami kerugian sebesar BE
per unit. Sehingga kerugian total
adalah seluas bidang PAEB.
Kerugian ini adalah kerugian
minimum. Bila perusahaan
memproduksi kurang dari Q*
(misal Q1), kerugian per unit
menjadi lebih besar (CD > BE).
Demikian halnya kerugian total,
yang secara grafis terlihat dari luas PKDC > luas PAEB. Bila output lebih besar dari
Q*, kerugian per unit bias menjadi lebih kecil (bila memproduksi Q2) atau lebih besar
(bila memproduksi Q3) tetapi kerugian total lebih besar dibanding jika memproduksi
sebanyak Q*.

IV. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna

P a g e 9 | 48
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus
memenuhi persyaratan:
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin agar perusahaan mencapai keadaan
yang paling optimal yang berarti berproduksi sampai saat MR = MC, pada
saat itu biaya marjinal jangka pendek = biaya marjinal jangka panjang
(SMC=LMC).
b. Tidak mengalami kerugian, karena itu biaya rata-rata jangka pendek harus sama
dengan harga jual (SAC = P).
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena laba nol (zero
economic profit).
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi walaupun dengan memperbesar
skala produksi.

Gambar 1.6

Keseimbangan industry jangka panjang terjadi di titik E0 dimana tingkat harga P0


dan jumlah output Q0. Pada saat itu keseimbangan perusahaan di kurva SMC, LMC,
SAC dan LAC berpotongan disatu titik yaitu titik E, dengan output Q*. Jika ada
perusahaan masuk akan terjadi penambahan penawaran. Kurva penawaran bergeser

P a g e 10 | 48
ke kanan ( S0 S1 ). Keseimbangan baru terjadi di titik E1, dimana harga keseimbangan
P1 dan output sebanyak Q1.
Sebelum ada perusahaan yang masuk, pada tingkat P1 jumlah output yang
ditawarkan hanya Q2. Selisih Q1-Q2 adalah akibat penambahan kapasitas produksi
yang berasal dari perusahaan yang masuk. Tetapi pada tingkat harga P 1 ada
perusahaan yang tidak dapat bertahan, karena harga jual lebih kecil dari biaya
produksi per unit (P1 > AC). Lagi pula jika output ditambah, kerugian bertambah
besar (jarak SMC-P1 makin besar). Keluarnya perusahaan menyebabkan penawaran
tingkat industri berkurang, misalnya sampai ke kurva S 2 yang menaikkan harga
menjadi P2. Bagi perusahaan secara individu, keadaan ini sangat menguntungkan,
karena perusahaan memperoleh laba super normal (P 2 > AC). Gerakan masuk-keluar
akan berhenti bila keseimbangan kembali ke titik E, sehingga perusahaan dalam
industri hanya menikmati laba normal. Dikarenakan adanya asumsi free entry and
exit.

V. Penawaran Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna


a. Kurva Penawaran Jangka Pendek
Gambar 1.7

P a g e 11 | 48
Gambar 1.7 menunjukkan jika harga dibawah P0, perusahaan tidak ada penawaran
karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC). Jika harga naik ke P1 agar mencapai laba maksimum
perusahaan berproduksi pada saat MR =MC atau MR = P, sehingga jumlah output
adalah Q1.

b. Kurva penawaran Jangka Panjang


1. Industry Skala Biaya Konstan
Gambar 1.8

Bila permintaan pasar meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2), harga


output meningkat ke P2 yang menyebabkan perusahaan lama menikmati laba
super normal. Hal ini mengundang perusahaan lain memasuki industri dan
menambah penawaran sampai mencapai keseimbangan pada harga P1 (kurva S1
bergeser ke S2). Kurva penawaran jangka panjang adalah LS yang berbentuk garis
lurus sejajar sumbu horizontal.

P a g e 12 | 48
2. Industri Skala Biaya Menaik
Gambar 1.9

Diagram 1.9.c peningkatan permintaan (D1 → D2), menaikkan harga ke P2 yang


mengundang perusahaan lain masuk ke dalam industri. Diagram 1.9.a adalah struktur
biaya sebelum masuknya perusahaan lain. Diagram 1.9.b adalah struktur biaya
menyebabkan titik potong MR dan MC bergeser dan mendesak perusahaan
mengubah jumlah outputyang ditawarkan. Karena itu kurva penawaran jangka
panjang adalah LS yang mempunyai sudut kemiringan positif.

3. Industry Skala Biaya Menurun


Masuknya perusahaan lain justru menurunkan harga factor produksi karena
efisiensi skala besar . Akibatnya struktur biaya berubah menjadi lebih murah.
Meningkatnya permintaan pada diagram 1.10.c menaikkan harga jual ke P2 yang
mengundang masuknya perusahaan lain. Sehingga, keseimbangan pun bergeser yang
menyebabkan kurva penawaran bergeser. Kurva penawaran jangka panjang adalah LS
yang mempunyai sudut kemiringan negative.

P a g e 13 | 48
Gambar 1.10

VI. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna


a. Kekuatan
Konsekuensi model pasar persaingan sempurna bagi masyarakat adalah pasar
ini memberikan tingkat kemakmuran (utilitas hidup) yang maksimal, karena:
1. Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
2. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per penduduk maksimal
3. Masyarakat merasa nyaman dalam mengonsumsi karena tidak perlu
membuang waktu untuk memilih barang dan jasa dan tidak takut ditipu dalam
kualitas dan harga.

b. Kelemahan
Model pasar persaingan sempurna memiliki beberapa kelemahan:
1. Kelemahan dalam hal asumsi
2. Kelemahan dalam pengembangan teknologi

P a g e 14 | 48
3. Konflik efisiensi – keadilan

CONTOH SOAL
Misalkan suatu perusahaan dalam persaingan sempurna jika harga pasar barang
tersebut adalah Rp 90.000. Hitunglah hasil penjualan total pada berbagai tingkat
produksi.

P a g e 15 | 48
2. MONOPOLI

Struktur pasar yang sangat bertentangan ciri-cirinya dengan persaingan


sempurna adalah pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya
terdapat satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak
mempunyai barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang
dinikmati oleh perusahaan monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini
diperoleh karena terdapat hambatan yang sangat tangguh yang dihadapi perusahaan-
perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Seperti juga dengan analisis
mengenai pemaksimuman keuntungan di pasar perasaingan sempurna, analisis
mengeai hal itu di perusahaan monopoli akan menggunakan dua acara, yaitu dengan
pendekatan biaya total dan hasil penjualan total, dengan pendekatan biaya marjinal
dan hasil penjualan marjinal.

I. Beberapa Aspek Khusus Pasar Modal

a. Ciri-ciri Pasar Monopoli


i. Pasar Monopoli Adalah Industri Satu Perusahaan
Hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Syarat-syarat
penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para pembeli tidak dapat
berbuat suatu apapun didalam menentukan syarat jual beli.
ii. Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan tidak monopoli tidak dapat digantikan
oleh barang lain yang ada didalam pasar.
iii. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk ke dalam Industri

P a g e 16 | 48
Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan
berlakunya keadaan yang seperti itu. Bentuk hambatan kemasukan dalam pasar
monopoli yaitu bersifat teknologi, legal dan keuangan.

iv. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga


Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang
ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang
dikehendakinya.
v. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Pembeli yang memerlukan barang yang diproduksinya terpaksa membeli.
Iklan ditujukan untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

b. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Monopoli


1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga
ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

II. Pemaksimuman Keuntungan Dalam Monopoli


Dalam menggambarkan prinsip penentuan pemaksimuman keuntungan dalam
monopoli dua acara akan digunakan, yaitu dengan menggunakan angka-angka dan
secara grafik. Untuk masing-masing cara ini akan ditunjukan prinsip penentuan
pemaksimuman keuntungan berdasarkan pendekatan biaya total dan hasil penjualan
total, dan biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.

a. Produksi, Harga dan Penjualan


Makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah yang diminta. Sifat ini
menyebabkan kurva permintaan ke atas suatu barang adalah bersifat menurun dari

P a g e 17 | 48
kiri atas ke kanan bawah. Permintaan bersifat elastis sempurna yaitu kurva
permintaan adalah sejajar dengan sumbu datar, karena berapa pun produksi yang
dijual perusahaan, harga tidak berubah.
Akibatnya harga = hasil penjualan marjinal – yaitu P = MR. maka dalam
monopoli, harga selalu lebih tinggi dan hasil penjualan marjinal.

Contoh Angka
Tabel 2.1

Untuk lebih memahami sifat hubungan diantara jumlah produksi, harga, hasil
penjualan total, dan hasil penjualan marjinal dikemukakan suatu contoh hipotesis
mengenai hal tersebut. Sesuai dengan sifat permintaan keatas produksi monopoli
seperti yang telah diterangkan di table 2.1 ditunjukkan bahwa semakin besar jumlah
produksi (perhatikan kolom 1), semakin rendah harga barang (perhatikan kolom 2).
Bagaimana implikasi dari keadaan tersebut ke atas hasil penjualan total dan marjinal
berturut-turut ditunjukkan dalam kolom (3) dan (4). Hasil penjualan total, adalah
jumlah produksi x harga, maka nilainya diperoleh dari mengalikan angka dalam
kolom (1) dengan angka dalam kolom (2). Sesuai dengan definisi hasil penjualan
marjinal, yaitu tambahan hasil penjualan total apabila penjualan bertambah sebanyak

P a g e 18 | 48
1 unit, angka dalam kolom (4) diperoleh dari menggunakan persamaan TRn – TRn-1.
Sebagai contoh TR1 (TR pada waktu jumlah produksi adalah 1) adalah Rp 18.000,
sedangkan TR2 adalah Rp 32.000. Maka MR akibat dari kenaikan produksi dari 1
menjadi 2 unit adalah Rp 32.000 – Rp 14.000. Angka-angka dalam kolom (4)
dihitung dengan cara ini.
Perhatikanlah dengan lebih seksama angka-angka hasil penjualan total yang
terdapat dalam kolom (3). Sampai produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total terus
menerus bertambah, tetapi pertambahannya adalah pada tingkat (jumlah) yang
semakin berkurang. Nilai dari pertambahan hasil penjualan total yang semakin
berkurang tersebut ditunjukkan dalam kolom (4) sesudah unit ke 5.

b. Pemaksimuman Keuntungan : Contoh Angka


i. Pendekatan Hasil Penjualan Total-Biaya Total
Tabel 2.2

Tabel 2.2 sama dengan tabel 2.1. data hipotesis dibuat dengan menggunakan
permisalan:

P a g e 19 | 48
a) Biaya tetap total adalah Rp 4.000. Berdasarkan pemisalan ini maka apabila
perusahaan tidak beroperasi yang berarti jumlah produksi adalah 0, biaya total
adalah Rp 4.000.
b) Sehingga produksi 4 unit hukum hasil lebih yang semakin berkurang belum
berlaku. Berarti biaya marjinal semakin rendah, apabila produksi ditambah.
Keadaan ini digambarkan oleh kenaikan biaya total yang semakin sedikit.
c) Sesudah produksi mencapai 4 unit, hukum hasil lebih yang semakin berkurang
berlaku. Akibatnya biaya marjinal meningkat dan ini dapat dilihat dari
pertambahan biaya total yang semakin meningkat pada setiap penambahan
satu unit produksi.

Keuntungan = hasil penjualan total dikurangi biaya total. Data dalam kolom
(5) menunjukkan bahwa keuntungan maksimum dicapai pada produksi sebanyak 3
atau 4 unit dan jumlah keuntungan adalah Rp 8000. Dalam analisis yang bersifat
umum, akan memaksimumkan keuntungan.

ii. Pendekatan Hasil Penjualan Marjinal – Biaya Marjinal


Data hasil penjualan marjinal yang ditunjukkan dalam kolom (2) diambil dari
data yang sama dalam kolom (4) dari table 2.1. Data dalam kolom (3) dihitung
dengan formula berikut:
MC = TC2 – TC1. Data mengenai biaya total (TC) diambil dari tabel 2.2,
kolom (4). Berdasarkan kepada data dalam kolom (2), (3), dan (4) dapat ditunjukkan
tambahan keuntungan pada setiap tingkat produksi. Apabila perusahaan tidak
memproduksi barang biaya yang ditanggung perusahaan adalah Rp 4.000 dan ini
meliputi biaya tetap mempengaruhi keuntungan. Oleh sebab itu, didalam kolom (3)
data tersebut dihitung biaya marjinal.

P a g e 20 | 48
Tabel 2.3

iii. Pemaksimuman Keuntungan Secara Grafik


a) Kurva Permintaan, Penjualan Total dan Penjualan Marjinal
Kurva hasil penjualan total (TR), kurva hasil penjualan rata-rata (D=AR), dan
kurva hasil penjualan marjinal (MR) dalam gambar 2.1. dibuat berdasarkan data
dalam tabel 2.1. Sampai kepada jumlah produksi sebanyak 5 unit hasil penjualan total
terus mengalami kenaikan dan kenaikan tersebut adalah pada tingkat yang semakin
menurun.
Gambar 2.1

P a g e 21 | 48
Gambar 2.1 (i) berbentuk huruf U yang terbalik. Kurva TR akan selalu
berbentuk seperti itu didalam keadaan dimana kurva permintaan DD pada gambar 2.1
(ii), yang menggambarkan bahwa jika harga semakin rendah maka jumlah yang
diminta semakin banyak. (i) apabila elastisitas permintaan < 1 maka penurunan harga
akan mengurangi hasil penjualan dan (ii) apabila elastisitas permintaan > 1 maka
penurunan harga akan menambah hasil penjualan.
b) Menentukan Keuntungan Maksimum
Gambar 2.2 keuntungan maksimum firma ditentukan dengan menggunakan
bantuan kurva hasil penjualan total dan biaya total. Sedangkan gambar 2.3
keuntungan maksimum tersebut ditentukan dengan menggunakan pertolongan kurva
biaya marjinal dan hasil penjualan marjinal.
Gambar 2.3

Kurva TR menggambarkan hasil penjualan total, dan kurva TC


menggambarkan kurva biaya total. Disebelah kiri dari titik A dan disebelah kanan dari
titik B, kurva TC berada diatas kurva TR. Keadaan ini berarti biaya total melebihi
hasil pejualan total, yaitu kedudukan yang merugikan perusahaan. Keuntungan hanya
akan dinikmati apabila TR – TC > 0 dan ini berlaku diantara titik A dan B. Perbedaan
diantara TR dan TC adalah paling maksimum apabila garis tegak diantara kurva TR
dan TC adalah yang paling panjang. CD merupakan jarak TR dan TC yang paling
panjang, maka tingkat produksi yang akan memaksimumkan keuntungan adalah 4
unit.

P a g e 22 | 48
Cara untuk menentukan tingkat produksi dimana keuntungan maksimum
dicapai dengan menggunakan pendekatan hasil penjualan marjinal sama dengan biaya
marjinal (MR = MC). Kurva AC, MC, D = AR, MR dibuat berdasarkan bentuk kurva.
Keuntungan maksimum dapat ditentukan dengan melihat pada tingkat produksi yang
mana keadaan MR = MC wujud. Kurva MR dan MC berpotongan pada waktu tingkat
produksi sebanyak Q unit. Hasil penjualan total adalah OP x OQ, atau sama dengan
OPAQ, sedangkan biaya total adalah OC x OQ, atau sama dengan OCBQ. Dengan
demikian keuntungan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.

III. Adakah Monopoli Keuntungannya Berlebihan?


Keadaan dimana monopoli tidak mendapat keuntungan tetapi juga tidak
menderita kerugian (mendapat untung normal), yaitu hasil penjualannya sama dengan
biaya totalnya. Keadaan seperti ini berlaku apabila kurva biaya total menyinggung
kurva permintaan pada tingkat produksi dimana hasil penjualan marjinal = biaya
marjinal. Dalam gambar 2.4 (i) kurva AC, menyinggung kurva D 0 D0 = AR0 dititik E
dan titik singgung ini tepat diatas perpotongan kurva MR0 dan MC0.
Gambar 2.4 (ii) menggambarkan keadaan dimana monopoli mengalami
kerugian. Kerugian adalah yang paling minimum apabila perusahaan monopoli
memproduksi sebanyak Q1, karena pada tingkat produksi tersebut MR1 = MC1.
Gambar 2.4
IV.

Monopoli Dan Kurva Penawaran

P a g e 23 | 48
Gambar 2.5

Bagian dari kurva MC


tersebut,menunjukkan biaya marjinal
pada berbagai tingkat produksi,
jumlah penawaran perusahaan pada
berbagai tingkat harga. Kurva
penawaran menunjukkan hubungan
diantara tingkat harga dan jumlah
barang yang ditawarkan.

V. Monopoli Dan Diskriminasi Harga


Terdapat dua pasar (pasar dalam dan luar negeri) sangat berbeda sifat dan
permintaannya. Untuk memaksimumkan keuntungannya perusahaan monopoli dapat
menjalankan kebijakan diskriminasi harga.
i. Penentuan Harga Di Setiap Pasar
a) Pasar dalam negeri, yang kurva permintaan (Dd) dan hasil penjualan
marjinalnya (MRd) adalah seperti ditunjukkan dalam grafik (i).
b) Pasar luar negeri, yang kurva permintaan (Dw) dan hasil penjualan marjinalnya
(MRw) adalah seperti dalam grafik (ii).

Gabungan permintaan dikedua pasar tersebut Dd + Dw ditunjukkan dalam


gambar 2.6 (iii) yaitu kurva D = AR. Berarti D = AR adalah sama dengan D d + Dw.
kurva MR adalah kurva hasil penjualan marjinal apabila hasil penjualan dikedua
pasar tersebut digabungkan. Berarti MR = MRd + MRw.
Biaya marjinal pada jumlah produksi tersebut adalah OM. Syarat
pemaksimuman keuntungan dipasar dalam negeri adalah OM = MRd, sedangkan di
pasar luar negeri adalah OM = MRw. dengan demikian keuntungan maksimum
dikedua pasar akan dicapai apabila dipasar dalam negeri dijual sebanyak Q d dan di
pasar luar negeri Qw. perlu diingat bahwa Q = Q d + Qw. harga pasar didalam negeri

P a g e 24 | 48
adalah Pd dan harga pasar di luar negeri adalah Pw. Oleh karena biaya total rata-rata
adalah OC, maka jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut adalah
PdCAB (dipasar dalam negeri) tambah PwCMN (dipasar luar negeri)
Gambar 2.6

ii. Syarat-Syarat Diskriminasi Harga


a) Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lain
b) Sifat barang atau jasa itu memungkinkan dilakukannya diskriminasi harga
c) Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing-masing pasar haruslah
sangat berbeda
d) Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi
tambahan keuntungan yang diperoleh tersebut.
e) Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.

Contoh Kebijakan Diskriminasi Harga


a) Kebijakan diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli pemerintah.
Perusahaan listrik negara misalnya menggunakan tarif yang berbeda untuk
listrik yang dipakai rumah tangga dan yang dipakai perusahaan.
b) Kebijakan diskriminasi harga oleh jasa professional. Contoh profesi dokter
mempunyai tarif yang fleksibel, mengenakan tarif rendah untuk orang yang
tak mampu sebaliknya tarifnya ditinggikan pada orang kaya.

P a g e 25 | 48
c) Kebijakan diskriminasi harga dipasar internasional. Harga penjualan ke luar
negeri umumnya lebih rendah karena dipasaran internasional terdapat banyak
pesaing.

VI. Pengendalian Harga Dalam Monopoli Alamiah


Perusahaan yang terus menerus menikmati skala ekonomi hingga pada tingkat
produksi yang sangat banyak jumlahnya, berarti AC terus-menerus turun hingga ke
tingkat produksi yang sangat tinggi.
Monopoli Alamiah dan Pemaksimuman Keuntungan
Gambar 2.7

Kegiatan monopoli alamiah didasarkan kepada tujuan memaksimumkan


keuntungan,kegiatan seperti itu akan menimbulkan kerugian yang besar pada
masyarakat. Mereka harus membayar barang/jasa yang dihasilkan perusahaan itu
pada harga yang relative tinggi. Disamping itu jumlah barang/jasa yang ditawarkan
adalah lebih rendah dari jumlah barang yang dapat diproduksikannya secara optimal.
Sangat diperlukan campur tangan pemerintah yang menjamin agar kegiatan
perusahaan tersebut akan menguntungkan masyarakat. Biasanya dilakukan dengan

P a g e 26 | 48
mengendalikan dan menetapkan harga barang/jasa yang dihasilkan perusahaan
monopoli.
Jika perusahaan monopoli ingin memaksimalkan keuntungannya, yang harus
dilakukan adalah mencapai tingkat produksi dimana MC = MR. Ini berlaku apabila
perusahaan memproduksi sebanyak Q0 dan pada tingkat produksi harga barang adalah
P0. Jumlah keuntungan monopoli adalah C0P0E0A.

VII. Penilaian Ke Atas Monopoli


Efisiensi Kegiatan Monopoli
Monopoli telah menghentikan kegiatan priduksinya sebelum hal tersebut
tercapai. Dalam jangka panjang tidak adanya persaingan, perusahaan monopoli tetap
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari keuntungan normal. Ini berarti
penggunaan sumber daya lebih tidak efisien dalam monopoli dibandingkan dengan
persaingan sempurna.

Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persaingan Sempurna


i. Biaya Produksi Sama
Dalam gambar 2.8.i ditunjukkan permintaan (DD) dan penawaran (SS)
didalam pasar persaingan sempurna. Maka harga adalah Ps dan jumlah barang yang
dijualbelikan di pasar Qs. Telah diterangkan bahwa (i) kurva penawaran adalah
gabungan kurva biaya marjinal perusahaan, dengan demikian SS = ∑MC, dan (ii)
setiap perusahaan memperoleh keuntungan normal, berarti harga = biaya produksi per
unit yang paling minimum.

Gambar 2.8

P a g e 27 | 48
Gambar 2.8.ii menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah perusahaan
monopoli diwujudkan. Harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebelum
perusahaan bergabung adalah Ps dan Qs. Sesudah perusahaan itu menjadi perusahaan
monopoli harga tidak sama dengan hasil penjualan marjinal. Dengan permintaan
pasar seperti DD, hasil penjualan marjinal adalah MR. Maka perusahaan akan
memaksimumkan keuntungan apabila jumlah produksi adalah Qm. Pada tingkat
produksi ini harga akan mencapai Pm. Kesimpulan gambar 2.8 yaitu:
a) Persaingan sempurna menggunakan sumber daya dengan lebih efisien dari
monopoli.
b) Dalam monopoli Pm lebih besar dari MC sedangkan dalam persaingan
sempurna Ps = MC.
c) Harga dalam monopoli lebih tinggi dari harga dalam pasar persaingan
sempurna.
d) Jumlah produksi dalam pasar persaingan sempurna lebih tinggi daripada
dalam monopoli.
e) Biaya produksi per unit dalam monopoli lebih tinggi dari dalam persaingan
sempurna.
ii. Biaya Produksi Berbeda

P a g e 28 | 48
Dalam gambar 2.9 ditunjukkan efek dari biaya produksi yang berbeda antara
pasar persaingan sempurna dan monopoli terhadap harga dan jumlah produksi dalam
monopoli. Kurva DD menggambarkan permintaan kedua pasar, MC adalah biaya
marjinal dikedua pasar apabila dimisalkan biaya produksi adalah sama, dan MR
adalah hasil penjualan marjinal dalam pasar monopoli. Misalkan monopoli dapat
menikmati skala ekonomi (misalnya sebagai akibat kemajuan teknologi dan inovasi)
sehingga kurva biaya berubah menjadi AC1 dan MC1. Kurva LRAC dan LRMC
menggambarkan kurva biaya jangka panjang.
Gambar 2.9

CONTOH SOAL

P a g e 29 | 48
Dalam tabel dibawah ini ditunjukan jumlah produksi dan biaya produksi total pada
berbagai jumlah produksi. Dimisalkan biaya tetap adalah Rp 10 ribu.

Hitunglah :
i. Biaya rata-rata (AC)
ii. Biaya tetap rata-rata (AFC)
iii. Biaya berubah rata-rata (AVC)
iv. Biaya marjinal (MC)

P a g e 30 | 48
3.PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Teori pasar persaingan monopolistic (monopolistic competition)


dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analis model persaingan
sempurna (perfect competition) maupun monopoli. Struktur pasar persaingan
monopolistik hampir sama dengan persaingan sempurna. Namun produk yang
dihasilkan terdiferensiasi (differentiated product).

I. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik

Tiga asumsi dasar persaingan monopolistic adalah:

a. Produk yang Terdiferensiasi (Differentiated Product)


Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat dibedakan
oleh konsumen dengan melihat siapa produsennya. Dalam persaingan monopolistic
yang menjadi pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat
dibedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh kemasan,
merek, dan pelayanannya.
Diantara produk-produk tersebut sebenarnya dapat saling mejadi substitusi.
Misalnya sabun mandi merek kesayangan tidak ada maka merek lain dapat
menggantikan tanpa menimbulkan dampak negative secara teknis. Karena itu,
persaingan monopolistic berada diantara pasar persaingan sempurna dan monopoli.

b. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firms)

Jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistic banyak


perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu
harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain dalam industry karena setiap
perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.

P a g e 31 | 48
Gambar 3.1

c. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)


Laba super normal yang dinikmati perusahaan (existing firm) mengundang
perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka mampu bertahan dalam
jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah mereka
harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih besar. Sama halnya dalam pasar
persaingan monopolistik proses masuk-keluar akan terhenti bila semua perusahaan
hanya memperoleh laba normal.

II. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang.
Dalam jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba super normal. Dalam jangka
panjang perusahaan hanya menikmati laba normal.
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Karena
memiliki daya monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan yang
bergerak dalam pasar persaingan monopolistic sama dengan perusahaan yang
bergerak dalam pasar monopoli.

P a g e 32 | 48
Gambar 3.2

Perusahaan mencapai laba maksimum pada saat MR = MC dititik E. Sama


halnya dengan perusahaan monopolis, harga jual lebih besar dari biaya marjinal (P >
MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relative terbatas, karena kurva permintaan
yang dihadapi sangat landai. Laba super normal yang dinikmati perusahaan sebesar
luas segi empat APBC, dimana harga adalah P dan jumlah output yang diproduksi
Q*.

III. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi


Masuknya pendatang memberikan dua kemungkinan terhadap permintaan
perusahaan lama. Yang pertama, pelanggan makin setia, secara grafis terlihat dari
kurva permintaan jangka panjang lebih curam dari jangka pendek. Atau pelanggan
makin bersifat memilih, dimana permintaan jangka panjang menjadi lebih landai
dibanding jangka pendek. Bagaimanapun pengaruhnya, perusahaan hanya akan dapat
bertahan dalam jangka panjang jika mampu menikmati laba normal, pada saat harga
jual sama dengan biaya rata-rata (P = AC).

P a g e 33 | 48
Gambar 3.3

IV. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang


Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistic tidak dapat lebih
efisien dibanding pasar persaingan sempurna.
a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P > MC)
Karena memiliki daya monopoli, perushaan dalam pasar persaingan
monopolistic mampu membebankan harga jual yang lebih tinggi dari biaya marjinal
(P> MC). Namun demikian karena kurva permintaan yang dihadapi sangat elastis,
maka selisih harga dan biaya marjinal tidak sebesar dalam perusahaan monopolis.

b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)


Telah dinyatakan, karena sangat mudahnya peusahaan yang beroperasi dalam
pasar persaingan monopolistic hanya menikmati laba normal.
Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A), perusahaan
sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab titik A bukan
titik terendah pada kurva biaya rata-rata (AC). Jika perusahaan ingin memproduksi

P a g e 34 | 48
pada AC yng paling rendah, output harus ditambah sampai sejumlah Qb. Tetapi jika
output melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan output hanya menurunkan
laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal (MR
< MC). Dapat disimpulkan, dalam jangka panjang perusahaan yang bergerak dalam
pasar persaingan monopolistic akan mengalami kelebihan kapasitas produksi (excess
capacity).
Gambar 3.4

V. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik


Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistik menimbulkan pertanyaan apakah pada pengaturan?
Jawabannya adalah tidak. Hal ini berlandaskan 3 argumen:
a. Daya monopoli yang relative kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang
(dead weight loss) relative kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi
relative kecil.
c. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistic diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena
beragamnya produk, peningkatan kualitas, dan meningkatkannya kebebasan
konsumen dalam memilih output.

P a g e 35 | 48
CONTOH SOAL

Biaya produksi total dan tingkat harga barang pada berbagai tingkat produksi suatu
perusahaan dalam persaingan pasar monopolistic adalah seperti tabel dibawah ini.
Hitunglah hasil penjualan marjinal (MR).

P a g e 36 | 48
4. PASAR OLIGOPOLI

I. Karakteristik Pasar Oligopoli


Unsur penting (karakter) dalam pasar oligopoly.
a) Few number of firms
b) Homogeny or differentiated product
c) Interdependence decisions
d) Non pricing competition

II. Keseimbangan Oligopolies


Model Permintaan Yang Patah ( Kinked Demand Model)
Gambar 4.1
Kurva permintaan
yang relevan bagi
perusahaan adalah ABD2
(garis tidak putus-putus).
Sampai batas harga P1,
kurva permintaan yang
relevan adalah AB,
karena jika perusahaan
menetapkan kenaikan
harga diatas P1, pesaing
tidak bereaksi. Akibatnya
bila oligopolies menetapkan kenaikan harga misalnya 10% (P3) ia akan kehilangan
permintaan lebih besar dari 10% (Q1→Q3). Hal ini karena para oligopolies lainnya
tidak ikut menaikkan harga. Kurva penerimaan marjinal (MR) yang relevan bagi
perusahaan adalah ACDE. Harga keseimbangan pasar adalah P1.

P a g e 37 | 48
Gambar 4.2

Oligopolies berada dalam keseimbangan tetapi perubahan struktur biaya


(berubahnya MC) tidak otomatis memengaruhi harga jual, sebab dapat menimbulkan
reaksi para pesaing. Jika MC bergeser diantara MC1 sampai MC2 harga tidak berubah.
Oligopolies juga tidak akan mengubah jumlah output, sebab sangat merugikan.
Karena dapat mengakibatkan laba menurun karena MR < MC. Jika oligopolies
mengurangi output ke Q3 (harga lebih tinggi dari P1), pesaing tidak bereaksi, sehingga
hal ini merugikan, sebab pada produksi Q3, MR > MC, dan laba yang diperoleh
berkurang.

III. Doupoli
Doupoli adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoly hanya ada dua
perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi
antarperusahaan dalam pasar oligopoly.

P a g e 38 | 48
a. Model Cournot
Diagram 4.3
Dasar pengembangan model ini adalah
keseimbangan duopoli tercapai bila biaya
marjinal adalah nol (MC = 0). Masing-
masing duopoli (perusahaan yang beroperasi
dalam pasar duopoli) mempunyai daya
monopoli yang sama. Keputusan jumlah
output yang diproduksi duopoli berdasarkan
asumsi bahwa output duopoli yang satu
(saingannya) sudah diputuskan dan tidak
akan berubah.

Misalkan permintaan pasar adalah:


Q = 30 – P………………………….……(11.1)
atau
P = 30 – Q

dimana : Q = Q1 + Q2

Maka penerimaan total duopolies yang pertama (TR1) dan kedua (TR2) adalah
jumlah output yang dijual dikalikan harga jual.
TR1 = P x Q1
= (30 – Q) x Q1 = {30 – (Q1 + Q2)} x Q1
= 30Q1 - Q1 -
Q1Q2……………………………………………………………(11.2)

P a g e 39 | 48
Laba maksimum tercapai bila MR = 0
MR = 30 - 2Q1 - Q2 = ………..…………………………………….…(11.3)
Q1 = 15 – 1/2 Q2………….…………………………………………(11.4)

Persamaan (11.4) merupakan kurva reaksi Q1, karena menunjukkan besarnya


output yang ditetapkan duopolies pertama berdasarkan perkiraan output duopolies
kedua. Dengan cara yang sama kita dapat menurunkan kurva reaksi duopolies kedua
(Q2).
Q1 = 15 – 1/2 Q1………………………………………………………...(11.5)

Kedua duopolies akan mencapai keseimbangan bila reaksinya sama (Q 1 = Q2).


Dengan penyelesain matematika sederhana, keseimbangan akan tercapai pada saat Q 1
= Q2 = 10 unit. Jika P = 30 – Q, maka harga keseimbangan adalah 20. Keseimbangan
ini disebut keseimbangan Cournot (Couurnot equilibrium) atau titik Cournot
(Cournot point). Dalam diagram 4.4 keseimbangan Cournot terjadi di titik C.

Diagram 4.4
Pada titik Cournot terjadi keseimbangan
yang stabil, setiap gerakan menjauhi titik
itu akan didorong untuk kembali ke titik
keseimbangan, dimana masing-masing
menghasilkan 1/3 dari output total
industry. Model ini dapat dikembangkan
untuk lebih dari dua perusahaan yang
bersaing. Apabila terdapat n perusahaan
dalam industry, maka masing-masing
perusahaan akan menghasilkan 1/(n+1)
dari output total industry, atau secara bersama-sama mereka menghasilkan sebanyak
n/(n+1) dari output total industry

P a g e 40 | 48
b. Teori Permainan (Game Theory)
Menjelaskan periaku perusahaan dalam pasar duopoli secara lebih realistis.
Menurut teori ini duopoli tidak selalu mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi
juga kooperatif. Strategi manapun yang dipilih, dasar pertimbangannya adalah berapa
besar hasil yang diperoleh (pay off). Hasil pay off digambarkan dalam matriks berikut
ini.

Jika kedua narapidana mengambil keputusan mengaku, setiap orang akan


dipenjara 5 tahun. Sebaliknya jika sama-sama tidak mengaku hanya akan dipenjara 2
tahun. Bila salah satu mengaku, yang tidak mengaku akan dipenjara 10 tahun, yang
mengaku hanya 1 tahun. Keputusan yang paling menguntungkan adalah bila
keduanya tidak mengaku. Tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan
berkomunikasi karena ditahan dalam ruangan yang terpisah jauh. Khawatir karena
yang lain mengakui kesalahan, maka kedua narapidana mengambil keputusan untuk
mengaku dan menjalani hukuman penjara selama 5 tahun.

P a g e 41 | 48
CONTOH SOAL
Hubungan diantara harga dan jumlah permintaan yang dihadapi suatu perusahaan
oligopoly adalah seperti yang ditunjukkan oleh tabel berikut. Hitunglah :

a) Hitunglah jumlah hasil penjualan pada setiap tingkat harga.


b) Hitunglah hasil penjualan marjinal pada setiap tingkat harga.

P a g e 42 | 48
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasar persaingan sempurna ialah dimana jumlah perusahaan sangat banyak


dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian kecilnya, sehingga tidak
mampu memengaruhi pasar.

Pasar Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus monopoli
murni atau pure monopoli. Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan contoh dari
suatu perusahaan monopoli murni, dimana sama sekali tidak ada unsur persaingan
dari perusahaan lain. Misalnya PT PLN, PDAM, PT KAI.

Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk
yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan
produk lainnya.

Pasar oligopoli adalah keadaan dimana hanya ada beberapa perusahaan hanya
menguasai pasar baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam
bekerja sama. Oligopoli bisa dibedakan antara oligopoli dengan diferensiasi
produk(setiap perusahaan dengan merk-merk khusus tersendiri, misalnya industri
kosmetik, industri mobil di Indonesia. Dengan oligopoli tanpa diferensiasi produk
(misalnya industri seng, inudstri pipa besi dan sebagainya).

P a g e 43 | 48
B. Saran

Kami menyarankan kepada pembaca terutama, mahasiswa agar lebih


memahami tentang macam-macam pasar dalam ilmu ekonomi yang meliputi pasar
monopoli, pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopolisitk, dan pasar
oligopoli. untuk bisa lebih luas memahami dan mengetahui ilmu ekonomi.

P a g e 44 | 48
DAFTAR PUSTAKA

1. Sukirno, Sadono, 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar Edisi


Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta
2. Rahardja, Prathama. Manurung, Mandala. 2006. Teori Ekonomi
Mikro Suatu Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta; Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

P a g e 45 | 48
P a g e 46 | 48
P a g e 47 | 48
P a g e 48 | 48

Anda mungkin juga menyukai