FARHAN
FADHLIANSYAH
4116110022
jdih.bpk.go.id
DITAMA BINBANGKUM
2016
MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT
ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH BAGI
PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
PERPRES NOMOR 71 TAHUN 2012 PERPRES NOMOR 40 TAHUN 2014 PERPRES NOMOR 99 TAHUN 2014 PERPRES NOMOR 30 TAHUN 2015 PERPRES NOMOR 148 TAHUN 2015
TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG
PENYELENGGARAAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PERUBAHAN KEDUA PERUBAHAN KETIGA PERUBAHAN KEEMPAT
PENGADAAN TANAH PRESIDEN NOMOR 71 TAHUN 2012 ATAS PERATURAN PRESIDEN ATAS PERATURAN PRESIDEN ATAS PERATURAN PRESIDEN
BAGI PEMBANGUNAN TENTANG PENYELENGGARAAN NOMOR 71 TAHUN 2012 NOMOR 71 TAHUN 2012 NOMOR 71 TAHUN 2012
UNTUK KEPENTINGAN UMUM PENGADAAN TANAH BAGI TENTANG PENYELENGGARAAN TENTANG PENYELENGGARAAN TENTANG PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN UNTUK PENGADAAN TANAH BAGI PENGADAAN TANAH BAGI PENGADAAN TANAH BAGI
KEPENTINGAN UMUM PEMBANGUNAN UNTUK PEMBANGUNAN UNTUK PEMBANGUNAN UNTUK
KEPENTINGAN UMUM KEPENTINGAN UMUM KEPENTINGAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA YANG MAHA ESA YANG MAHA ESA YANG MAHA ESA YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa untuk melaksanakan ketentuan a. bahwa dalam rangka meningkatkan a. Bahwa dalam rangka percepatan dan a. bahwa dalam rangka percepatan a. bahwa dalam rangka percepatan
Pasal 53 ayat (3) dan Pasal 59 Undang- investasi guna mendukung efektivitas penyelenggaraan dan efektivitas penyelenggaraan dan efektivitas penyelenggaraan
Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang pembangunan untuk kepentingan Pengadaan Tanah bagi pengadaan tanah bagi pembangunan pengadaan tanah bagi pembangunan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan umum diperlukan pengadaan tanah; pembangunan untuk kepentingan untuk kepentingan umum yang untuk kepentingan umum,
Untuk Kepentingan Umum, perlu b. bahwa untuk mendukung umum dengan tetap menjaga tata bekerjasama dengan badan usaha, dipandang perlu mengubah
menetapkan Peraturan Presiden tentang pengadaan tanah sebagaimana kelola yang baik, perlu mengubah dipandang perlu mengubah Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Tahun Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia
1945; Tahun 1945; Tahun 1945; Tahun 1945; Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN Menetapkan: PERATURAN PRESIDEN
TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG TENTANG
PENYELENGGARAAN PERUBAHAN ATAS PERUBAHAN KEDUA PERUBAHAN KETIGA PERUBAHAN
PENGADAAN TANAH PERATURAN ATAS PERATURAN ATAS PERATURAN KEEMPAT ATAS
BAGI PEMBANGUNAN PRESIDEN NOMOR 71 PRESIDEN NOMOR 71 PRESIDEN NOMOR 71 PERATURAN
UNTUK KEPENTINGAN TAHUN 2012 TENTANG TAHUN 2012 TENTANG TAHUN 2012 TENTANG PRESIDEN NOMOR 71
UMUM. PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN TAHUN 2012 TENTANG
PENGADAAN TANAH PENGADAAN TANAH PENGADAAN TANAH PENYELENGGARAAN
BAGI PEMBANGUNAN BAGI PEMBANGUNAN BAGI PEMBANGUNAN PENGADAAN TANAH
UNTUK KEPENTINGAN UNTUK KEPENTINGAN UNTUK KEPENTINGAN BAGI PEMBANGUNAN
UMUM. UMUM UMUM UNTUK KEPENTINGAN
UMUM
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Beberapa ketentuan dalam Peraturan Beberapa ketentuan dalam Peraturan Beberapa ketentuan dalam Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
PembangunanUntuk Kepentingan Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Umum (Lembaran Negara Republik (Lembaran Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Indonesia Tahun 2012 Nomor 156) Tahun 2012 Nomor 156) sebagaimana Tahun 2012 Nomor 156) yang telah Tahun 2012 Nomor 156) yang telah
diubah sebagai berikut: telah diubah dengan Peraturan Presiden beberapa kali diubah dengan: beberapa kali diubah dengan:
Nomor 40 Tahun 2014 tentang a. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun a. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun
Perubahan atas Peraturan Presiden 2014 tentang Perubahan atas 2014 tentang Perubahan atas
Nomor 71 Tahun 2012 tentang Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi 2012 tentang Penyelenggaraan 2012 tentang Penyelenggaraan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum Pengadaan Tanah bagi Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Presiden ini yang Tetap Tetap Dalam Peraturan Presiden ini yang Dalam Peraturan Presiden ini yang
dimaksud dengan : dimaksud dengan : dimaksud dengan:
1. Instansi adalah lembaga negara, 1. Instansi yang memerlukan tanah 1. Instansi yang memerlukan tanah
kementerian dan lembaga adalah lembaga negara, adalah lembaga negara,
pemerintah nonkementerian, kementerian, lembaga pemerintah kementerian, lembaga pemerintah
pemerintah provinsi, pemerintah nonkementerian, pemerintah nonkementerian, pemerintah
kabupaten/kota, dan Badan Hukum provinsi, pemerintah kabupaten/ provinsi, pemerintah kabupaten/
Milik Negara/ Badan Usaha Milik kota, dan Badan Hukum Milik kota, dan Badan Hukum Milik
Negara yang mendapat penugasan Negara/Badan Usaha Milik Negara Negara/Badan Usaha Milik Negara
khusus Pemerintah. yang mendapat penugasan khusus yang mendapat penugasan khusus
2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan Pemerintah atau Badan Usaha yang Pemerintah atau Badan Usaha yang
menyediakan tanah dengan cara mendapatkan kuasa berdasarkan mendapatkan kuasa berdasarkan
memberi Ganti Kerugian yang perjanjian dari lembaga negara, perjanjian dari lembaga negara,
layak dan adil kepada Pihak yang kementerian, lembaga pemerintah kementerian, lembaga pemerintah
Berhak. nonkementerian, pemerintah nonkementerian, pemerintah
3. Pihak yang Berhak adalah pihak provinsi, pemerintah kabupaten/ provinsi, pemerintah kabupaten/
yang menguasai atau memiliki kota, dan Badan Hukum Milik kota, dan Badan Hukum Milik
Objek Pengadaan Tanah. Negara/Badan Usaha Milik Negara Negara/Badan Usaha Milik Negara
4. Objek Pengadaan Tanah adalah yang mendapat penugasan khusus yang mendapat penugasan khusus
tanah, ruang atas tanah dan bawah Pemerintah dalam rangka Pemerintah dalam rangka
tanah, bangunan, tanaman, benda penyediaan infrastruktur untuk penyediaan infrastruktur untuk
yang berkaitan dengan tanah, atau kepentingan umum. kepentingan umum.
lainnya yang dapat dinilai. 2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan 2. Pengadaan Tanah adalah kegiatan
5. Hak atas Tanah adalah hak atas menyediakan tanah dengan cara menyediakan tanah dengan cara
tanah sebagaimana dimaksud dalam memberi Ganti Kerugian yang layak memberi Ganti Kerugian yang
Undang-Undang Nomor 5 Tahun dan adil kepada Pihak yang Berhak. layak dan adil kepada Pihak yang
1960 tentang Peraturan Dasar 3. Pihak yang Berhak adalah pihak Berhak.
Pokok-Pokok Agraria dan hak lain yang menguasai atau memiliki 3. Pihak yang Berhak adalah pihak
Bagian Kesatu
Dasar Perencanaan
Bagian Kedua
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
BAB III
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH
Bagian Kesatu
Umum
Bagian Kedua
Pemberitahuan Rencana Pembangunan
3. Ketentuan ayat (2) Pasal 11 diubah
sehingga berbunyi sebagai berikut:
Bagian Keempat
Konsultasi Publik Rencana
Pembangunan
Bagian Kelima
Penetapan Lokasi Pembangunan
Bagian Keenam
Pengumuman Penetapan Lokasi
Pembangunan
Bagian ketujuh
Pendelegasian Persiapan Pengadaan
Tanah
8. Ketentuan Pasal 47 diubah sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Bagian Kesatu
Umum
Kepala Kantor Wilayah BPN dapat Kepala Kantor Wilayah BPN dapat
menugaskan Kepala Kantor Pertanahan menugaskan Kepala Kantor Pertanahan
sebagai ketua Pelaksana Pengadaan sebagai Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah, dengan mempertimbangkan Tanah, dengan mempertimbangkan
efisiensi, efektifitas, kondisi geografis, efisiensi, efektifitas, kondisi geografis,
dan sumber daya manusia. dan sumber daya manusia, dalam waktu
(1) Dalam hal Kepala Kantor (1) Dalam hal Kepala Kantor
Pertanahan sebagai Ketua Pertanahan ditugaskan sebagai Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah Pelaksana Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
50, Kepala Kantor Pertanahan 50, Kepala Kantor Pertanahan
membentuk pelaksana Pengadaan membentuk Pelaksana Pengadaan
Tanah. Tanah.
(2) Susunan keanggotaan Pelaksana (2) Susunan keanggotaan Pelaksana
Pengadaan Tanah sebagaimana Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling dimaksud pada ayat (1) paling
kurang berunsurkan: kurang berunsurkan:
a. Pejabat yang membidangi a. pejabat yang membidangi
urusan Pengadaan Tanah di urusan Pengadaan Tanah di
lingkungan Kantor Pertanahan; lingkungan Kantor Pertanahan;
b. Pejabat pada Kantor Pertanahan b. pejabat pada Kantor Pertanahan
setempat pada lokasi Pengadaan setempat pada lokasi Pengadaan
Tanah; Tanah;
c. pejabat satuan kerja perangkat c. pejabat satuan kerja perangkat
daerah provinsi yang daerah provinsi yang
membidangi urusan pertanahan; membidangi urusan pertanahan;
Bagian Kedua
Penyiapan Pelaksanaan
Bagian Ketiga
Inventarisasi dan Identifikasi
(1) Peta Bidang tanah dan daftar (1) Peta Bidang Tanah dan daftar
nominatif sebagaimana dimaksud nominatif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 57 diumumkan di dalam Pasal 57 diumumkan di
Kantor kelurahan/desa atau nama kantor kelurahan/desa atau nama
lain, kantor kecamatan, dan lokasi lain, kantor kecamatan, dan lokasi
pembangunan dalam waktu paling pembangunan dalam waktu paling
kurang 14 (empat belas) hari kerja. lama 14 (empat belas) hari kerja.
(2) Pengumuman sebagaimana (2) Pengumuman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat dimaksud pada ayat (1), dapat
dilaksanakan secara bertahap, dilaksanakansecara bertahap,
parsial atau keseluruhan. parsial, atau keseluruhan.
Bagian Keempat
Penetapan Penilai
(1) Penetapan besarnya nilai ganti (1) Penetapan besarnya nilai ganti
kerugian dilakukan oleh Ketua kerugian dilakukan oleh Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah Pelaksana Pengadaan Tanah
berdasarkan hasil penilaian jasa berdasarkan hasil penilaian jasa
penilai atau penilai publik. Penilai atau Penilai Publik.
(2) Jasa Penilai atau Penilai Publik (2) Jasa Penilai atau Penilai Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diadakan dan ditetapkan oleh (1) ditetapkan oleh Ketua Pelaksana
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Pengadaan Tanah berdasarkan hasil
(3) Pengadaan jasa Penilai pengadaan jasa Penilai yang
sebagaimana dimaksud pada ayat dilakukan oleh Instansi yang
(1) dilakukan sesuai dengan memerlukan tanah.
ketentuan peraturan perundang- (3) Pengadaan jasa Penilai atau Penilai
Bagian Kelima
Musyawarah Penetapan Bentuk Ganti
Kerugian
2. Ketentuan Pasal 76 ayat (4) diubah, 15. Di antara ayat (2) dan ayat (3) Pasal
sehingga Pasal 76 berbunyi sebagai 76 disisipkan 1 (satu) ayat, yakni
berikut: ayat (2a) sehingga Pasal 76 berbunyi
sebagai berikut:
(1) Ganti Kerugian dalam bentuk uang (1) Ganti Kerugian dalam bentuk uang (1) Ganti Kerugian dalam bentuk uang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74 ayat (1) huruf a, diberikan dalam 74 ayat (1) huruf a, diberikan dalam 74 ayat (1) huruf a, diberikan dalam
bentuk mata uang rupiah. bentuk mata uang rupiah. bentuk mata uang rupiah.
(2) Pemberian Ganti Kerugian dalam (2) Pemberian Ganti Kerugian dalam (2) Pemberian Ganti Kerugian dalam
bentuk uang sebagaimana dimaksud bentuk uang sebagaimana dimaksud bentuk uang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh pada ayat (1) dilakukan oleh pada ayat (1) dilakukan oleh
Instansi yang memerlukan tanah Instansi yang memerlukan tanah Instansi yang memerlukan tanah
berdasarkan validasi dari Ketua berdasarkan validasi dari Ketua berdasarkan validasi dari Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah atau Pelaksana Pengadaan Tanah atau Pelaksana Pengadaan Tanah atau
pejabat yang ditunjuk. pejabat yang ditunjuk. pejabat yang ditunjuk.
(3) Pemberian Ganti Kerugian (3) Pemberian Ganti Kerugian (2a) Validasi dari Ketua Pelaksana
sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat Pengadaan Tanah atau pejabat yang
(2) dilakukan bersamaan dengan (2) dilakukan bersamaan dengan ditunjuk sebagaimana dimaksud
pelepasan hak oleh Pihak yang Pelepasan hak oleh Pihak yang pada ayat (2) dilaksanakan dalam
Berhak. Berhak. waktu paling lama 3 (tiga) hari
(4) Pemberian Ganti Kerugian (4) Pemberian Ganti Kerugian kerja sejak berita acara kesepakatan
Bagian Ketujuh
Pemberian Ganti Kerugian
Dalam Keadaan Khusus
Bagian Kedelapan
Penitipan Ganti Kerugian
Bagian Kesebelas
Pendokumentasian Peta Bidang,
Daftar Nominatif
dan Data Administrasi Pengadaan Tanah
BAB V
PENYERAHAN HASIL PENGADAAN
TANAH
Bagian Kesatu
Berita Acara Penyerahan
(1) Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah (1) Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
menyerahkan hasil Pengadaan menyerahkan hasil Pengadaan
Tanah kepada Instansi yang Tanah kepada Instansi yang
memerlukan tanah disertai data memerlukan tanah disertai data
Pengadaan Tanah sebagaimana Pengadaan Tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 110, paling dimaksud dalam Pasal 110, paling
lama 7 (tujuh) hari kerja sejak lama 3 (tiga) hari kerja sejak
pelepasan hak Objek Pengadaan pelepasan hak Objek Pengadaan
Tanah. Tanah.
(2) Penyerahan hasil Pengadaan Tanah (2) Penyerahan hasil Pengadaan Tanah
sebagaimana dimaksud pada ayat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berupa bidang tanah dan (1) berupa bidang tanah dan
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pembangunan
BAB VII
SUMBER DANA PENGADAAN
TANAH
Pasal 117A
(1) Pendanaan Pengadaan Tanah unt uk
Kepentingan Umum dapat
bersumber terlebih dahulu dari dana
Badan Usaha selaku Instansi yang
memerlukan tanah yang
mendapatkan kuasa berdasarkan
perjanjian, yang bertindak atas
nama lembaga negara, kementerian,
lembaga pemerintah
nonkementerian, pemerintah
provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota.
(2) Pendanaan Pengadaan Tanah oleh
Badan Usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibayar
kembali oleh lembaga negara,
kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, pemerintah
provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota melalui APBN
dan/atau APBD setelah proses
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai
biaya operasional dan biaya biaya operasional dan biaya
pendukung yang bersumber dari pendukung yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara diatur dengan Peraturan Negara diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan. Menteri Keuangan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai
biaya operasional dan biaya biaya operasional dan biaya
pendukung yang bersumber dari pendukung yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah diatur dengan Peraturan Daerah diatur dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri. Menteri Dalam Negeri.
(3) Biaya operasional dan biaya
pendukung pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan
umum yang dilaksanakan oleh
Badan Hukum Milik Negara/Badan
Usaha Milik Negara yang
mendapatkan penugasan khusus,
BAB VIII
PENGADAAN TANAH SKALA
KECIL
Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, (1) Dalam rangka efisiensi dan
pengadaan tanah untuk Kepentingan pengadaan tanah untuk Kepentingan efektifitas, pengadaan tanah untuk
Umum yang luasnya tidak lebih dari 1 Umum yang luasnya tidak lebih dari 5 kepentingan umum yang luasnya
(satu) hektar, dapat dilakukan langsung (lima) hektar, dapat dilakukan langsung tidak lebih dari 5 (lima) hektar,
oleh Instansi yang memerlukan tanah oleh Instansi yang memerlukan tanah dapat dilakukan langsung oleh
dengan para pemegang hak atas tanah, dengan para pemegang hak atas tanah, instansi yang memerlukan tanah
dengan cara jual beli atau tukar menukar dengan cara jual beli atau tukar menukar dengan pihak yang berhak.
BAB IX
INSENTIF PERPAJAKAN
Pasal 121A
Pengadaan tanah bagi pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
Huruf b sampai dengan huruf r Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan
Umum yang dilaksanakan oleh badan
usaha swasta, dilakukan langsung
dengan cara jual beli, tukar menukar,
atau cara lain yang disepakati oleh pihak
yang berhak dengan badan usaha swasta.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Presiden ini mulai berlaku Peraturan Presiden ini mulai berlaku Peraturan Presiden ini mulai berlaku 1. Semua singkatan “BPN”
sejak tanggal diundangkan. sejak tanggal diundangkan. sejak tanggal diundangkan. sebagaimana dimaksud dalam
Agar setiap orang mengetahuinya, Agar setiap orang mengetahuinya, Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
memerintahkan pengundangan Peraturan memerintahkan pengundangan Peraturan memerintahkan pengundangan Peraturan 2012 tentang Penyelenggaraan
Presiden ini dengan penempatannya Presiden ini dengan penempatannya Presiden ini dengan penempatannya Pengadaan Tanah Bagi
dalam Lembaran Negara Republik dalam Lembaran Negara Republik dalam Lembaran Negara Republik Pembangunan Untuk Kepentingan
Indonesia. Indonesia. Indonesia. Umum dan peraturan perubahannya,
harus dimaknai “Kementerian”;
2. Semua penyebutan “Kepala BPN”
sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum dan peraturan perubahannya,
harus dimaknai ”Menteri”;
3. Semua penyebutan “sertipikat”
sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum dan peraturan perubahannya,
harus dimaknai “sertifikat”; dan
4. Peraturan Presiden ini mulai berlaku
pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan
Ditetapkan di Jakarta Ditetapkan di Jakarta Ditetapkan di Jakarta Ditetapkan di Jakarta Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Agustus 2012 pada tanggal 24 April 2014 pada tanggal 15 September 2014 Pada tanggal 17 Maret 2015 pada tanggal 28 Desember 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd. ttd. ttd. ttd. ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG Y DR. H. SUSILO BAMBANG Y DR. H. SUSILO BAMBANG Y JOKO WIDODO JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta Diundangkan di Jakarta Diundangkan di Jakarta Diundangkan di Jakarta Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 8 Agustus 2012 pada tanggal 24 April 2014 pada tanggal 18 September 2014 Pada tanggal 17 Maret 2015 pada tanggal 28 Desember 2015
MENTERI HUKUM DAN HAM MENTERI HUKUM DAN HAM MENTERI HUKUM DAN HAM MENTERI HUKUM DAN HAM MENTERI HUKUM DAN HAM
REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,
ttd. ttd. ttd. ttd. ttd.
AMIR SYAMSUDIN AMIR SYAMSUDIN AMIR SYAMSUDIN YASONNA H. LAOLY YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK LEMBARAN NEGARA REPUBLIK LEMBARAN NEGARA REPUBLIK LEMBARAN NEGARA REPUBLIK LEMBARAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR
156 94 223 55 366
Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan aslinya Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIS KABINET RI SEKRETARIS KABINET RI SEKRETARIS KABINET RI SEKRETARIS KABINET RI KEMENTERIAN SEKRETARIS
Deputi Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Perekonomian, NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd. ttd. ttd. ttd. Deputi Bidang Hukum dan Perudang-
undangan,
Retno Pudji Budi Astuti Ratih Nurdiati Ratih Nurdiati Ratih Nurdiati
ttd.