“Kurikulum Pendidikan”
(Dosen: Jupriyanto S.pd., M.pd.)
DISUSUN OLEH:
1. Himmatul Anifah (34301700018)
2. Novidatul (34301700026)
3. Nurmila Yusnita (34301700039)
4. Yofi Ninda Pratiwi (34301700046)
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tentang Kurikulum Pendidikan yang
berjudul “Inovasi Pembelajaran di Sekolah Dasar”.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Jupriyanto S.pd., M.pd yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada anggota kelompok
kami yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa Laporan tentang Kurikulum Pendidikan yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan Laporan tentang Kurikulum Pendidikan ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..…………....
C. Tujuan…………………………………………………………………………….....….
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang perlu mendapat
perhatian khusus dari semua pihak. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Dengan kata lain,
melalui pendidikanlah seseorang memperoleh bekal untuk menjadi manusia seutuhnya
sesuai dengan harapan masyarakat.
Dalam proses pendidikan di sekolah guru memiliki peran yang sangat vital dalam
proses pembelajaran di kelas. Guru memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil
pembelajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa gurulah yang akan menjadi faktor penentu
keberhasilan siswa dalam mengadopsi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan
hakiki. Mereka tidak hanya dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk
pembelajaran di kelas, tetapi juga harus mampu menjadi seorang yang piawai dalam
mendidik sikap dan mental para siswa, menjaga kepribadiannya, dan terus mengasah
kemampuannya profesionalnya sebagai seorang pengajar. Tujuan luhur sebuah proses
pembelajaran di sekolah akan sulit tercapai jika dalam proses pembelajaran masih
berlangsung secara monoton dan cuma seadanya. Fenomena dewasa ini menunjukkan
mayoritas guru dalam proses pembelajaran masih cenderung bergaya indoktrinatif,
dogmatis, dan hanya memperlakukan siswa sebagai objek yang pasif, tidak layak diajak
untuk berdialog dan berinteraksi.
Guru perlu mengambil langkah dan inisiatif dalam mendesain proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan proses. Guru
memiliki kebebasan untuk melakukannya di kelas. Keberadaan kurikulum yang ada saat
ini sudah sangat leluasa memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan berbagai
gaya dan kreativitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran yang
inovatif, atmosfer kelas tidak terpasung dalam suasana yang kaku dan monoton lagi. Para
siswa perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga
mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, bukan dengan
cara dicekoki atau diceramahi. Menurut Mansyur (2016) penggunaan teknik dan metode
yang inovatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentu dapat menciptakan situasi
pembelajaran yang kondusif. Peserta didik dalam kaitan ini ikut terlibat secara langsung
dalam menyerap informasi dan menyatakan kembali hasil rekaman informasi yang
diperolehnya sesuai dengan kemampuan individu peserta didik. Melalui proses
pembelajaran bahasa Indonesia yang dinamis diharapkan akan tercipta
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar inovasi pembelajaran ?
2. Apa sajakah contoh inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk siswa Sekolah
Dasar ?
3. Apa saja teori yang mendasari inovasi pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar inovasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui contoh inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk siswa
sekolah dasar.
3. Untuk mengetahui teori yang mendasari inovasi pembelajaran..
BAB II
PEMBAHASAN
Dunia anak (baca : SD) merupakan dunia bermain, tetapi acap kali guru melupakan hal ini.
Semestinya setiap guru dalam setiap proses pembelajarannya menciptakan suasana yang
menyenangkan (fun), menggairahkan (horee), dinamis (mobile), penuh semangat (ekpresif)
dan penuh tantangan (chalenge). Oleh karena itu berbagai inovasi dapat dicoba untuk
dikembangkan walaupun amat sederhana. Beberapa bentuk inovasi diantaranya:
1. Pembuatan yel-yel
Yel-yel ini biasanya dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, guru mengajak siswa untuk
bersama-sama mengucapkan beberapa yel yang telah diajarkan kepada mereka.
Tujuannya :
Berbagai variasi yel dapat diciptakan oleh guru, dengan mengubah lagu tertentu yang sudah
dihapal siswa serta menggunakan kepalan tangan, suara yang bersemangat, mimik muka serta
kekompakan siswa dalam pengucapannya.
2. Pemberian Penghargaan
Berdasarkan pangalaman di lapangan, anak kelas bawah (baca : SD) amat senang apabila
usaha belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana. Oleh
karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk memberikan penghargaan, selama
dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat. Penghargaan itu sendiri dapat
dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka pengkondisian siswa menjadi senang belajar.
Tujuannya:
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa, setiap
kelompok dipilih satu ketua yang mampu memimpin dan membantu anggotanya.
Tujuannya :
Kehadiran majalah dinding (mading) kelas menjadi satu terobosan yang cukup baik.
Diantara siswa ada yang dipilih menjadi pengurus mading. Mereka ada yang bertugas sebagai
pimpinan redaksi, reporter, ilustrasi atau pencari berita.
Tujuannya :
- Menampung hasil karya siswa berupa gambar, cerita/karangan, puisi, atau pengalaman
pribadi.
- Membiasakan siswa untuk menulis, segala ide, impian dan harapan dapat ditumpahkan
dalam karya tulis.
- Menumbuhkan semangat belajar dan membaca
- Biasanya siswa akan senang, apabila karyanya dilihat oleh teman-temannya. Hasil karya
yang ditempel bisa saja sengaja dibuat oleh siswa di rumah atau hasil tugas mata pelajaran
tertentu.
5. Penggunaan alat peraga
Alat peraga boleh dikatakan sebagai salah satu pendukung kesuksesan pembelajaran,
karena dengan media ini biasanya pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbagai media dapat
dibuat guru walaupun sederhana.
Tujuannya :
Media yang dapat dibuat misalnya : Kartu permainan perkalian, pembagian dan pengurangan,
Angka gabus berwarna (matematika), fuzel IPA, denah (IPS).
1. Pertama, teori kognitif. Teori kognitif lebih mengandalkan pikiran dan konsep dasar yang
dimiliki pembelajaran dari pada pengalaman. Kognitif amat menjauhi model menghafal,
tetapi yang diorientasikan secara mendalam adalah belajar bermakna di mana tiap proses
pembelajaran haruslah bermakna, yang mampu mengelaborasi kognisi seseorang. Situasi
belajar apa pun dapat bermakna apabila pembelajar mempunyai seperangkat pembelajaran
yang bermakna, yakni penghubungan tugas belajar yang baru dengan apa yang sudah
diketahuinya. Tugas belajar tersebut secara potensial akan bermakna bagi pembelajaran.
Menurut Piaget (2011), semua anak berkembang melalui urutan yang sama, meskipun jenis
dan tingkat pengalaman mereka berbeda satu sama lainnya. Perkembangan mental anak
terjadi secara bertahap dari tahap yang satu ke tahap yang lebih tinggi.
2. Kedua, teori humanistik. Proses belajar tidak hanya terjadi karena seseorang mendapatkan
stimulus dari lingkungannya dan meresponnya, tetapi terjadi pula karena pelaku belajar
berkomunikasi dengan individu lainnya. Proses belajar terjadi karena komunikasi personal.
Menurut Rogers (2008), dalam konteks belajar yang diciptakan, manusia akan belajar apa
saja yang dia butuhkan. Konsep tersebut saat ini memberikan perubahan besar bagi konsep
pembelajaran yang bertumpu pada pembelajar. Pembelajar itu sangat individual. Oleh
karena itu, jika ingin berhasil dalam pembelajaran, perhatikan kebutuhan individual dalam
belajar.
3. Ketiga, teori Gestalt. Psikologi Gestalt memandang unsur-unsur yang terlibat dalam proses
belajar tidak terpisahkan, tetapi merupakan totalitas dalam membentuk medan belajar. Oleh
karena itu, teori ini disebut pula teori medan. Menurut Lewin (2010), perubahan tingkah laku
merupakan indikator hasil belajar yang diperoleh dan lingkungan yang disediakan
difungsikan untuk memfasilitasi potensi internal yang terdapat dalam diri pelaku belajar.
Selain itu, diuraikan juga pentingnya motivasi dalam pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi diatas ,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ,berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta
ketrampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara” maka perlu diadakannya suatu
inovasi dalam pembelajaran. Inovasi dalam pembelajaran adalah usaha untuk mengadakan
perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dibidang pendidikan.Inovasi
tersebut dilakukan dengan berbagai Cara sederhana yang dilakukan oleh guru seperti pembuatn
yel – yel, pembelajaran menggunakan alat peraga dan memberikan penghargaan kepada siswa
berupa pujian yang mendukung siswa untuk lebih belajar materi pembelajaran sehingga
tercipta suatu pembelajaran baru yang efektif dan meyenangkan bagi siswa. Dan dalam inovasi
pembelajaran terdapat teori – teori yang mendukung seperti teori kognitif, Teori humanistik
dan Teori Gestalt.
B. Saran