Anda di halaman 1dari 7

Pengertian sistem pemerintahan

Apa itu sistem pemerintahan? Kita pahami dulu di sini


bahwa ada dua pengertian pemerintahan. Dalam arti
luas, pemerintahan adalah segala aktivitas yang
dilakukan oleh negara, yang meliputi eksekutif, legislatif,
yudikatif dalam penyelenggaraan negara untuk
kepentingan rakyat. Dalam arti sempit, pemerintahan
adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh eksekutif
saja, yaitu presiden dan jajarannya.

Sampai di sini, sebenarnya secara tak langsung kita


sudah menerima konsepsi sistem pemerintahan
demokrasi yang bertopang pada asas Trias Politica ala
Montesqieu, yakni adanya eksekutif, legislatif, yudikatif.
Kita batasi definisi sistem pemerintahan merujuk pada
pendapat Montesqieu.

Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-


undang. Legislatif adalah lembaga yang membuat
undang-undang. Sedangkan yudikatif adalah lembaga
yang mengadili apabila ada pelanggaran undang-
undang. Yudikatif sendiri diatur oleh konstitusi,
termasuk peradilan apa yang dialami apabila para hakim
atau orang-orang di lembaga ini melanggar undang-
undang.

Trias politica artinya kekuasaan politik tersebar ke tiga


pilar. Demokrasi yang ditopang oleh trias politica
berjalan atas dasar keseimbangan ketiga pilar tersebut.
Indonesia megadopsi sistem demokrasi ala Montesqieu
termasuk ketiga pilar trias politica dalam sistem
pemerintahannya. Sebenarnya sistem pemerintahan
demokrasi dengan trias politica hanyalah salah satu dari
beberapa bentuk sistem pemerintahan yang ada di
dunia. Apa saja bentuk sistem pemerintahan di dunia
ini?

Baca juga: Pengertian Demokrasi dan Jenisnya

Beberapa bentuk sistem pemerintahan di dunia


Sudah sejak era Yunani Kuno, para filsuf dan kum
intelektual lainnya berpikir tentang bagaimana cara
terbaik mengorganisir masyarakat. Berbagai bentuk
sistem diterapkan secara berbeda di kelompok
masyarakat yang berbeda.

Flsuf Yunani Kuno Aristoteles mengklasifikasi beberapa


sistem pemerintahan yang ada, pernah ada, dan
mungkin ada. Diantaranya:

Monarki, yaitu sistem pemerintahan yang dipimpin oleh


seorang raja dengan kekuasaan yang absolut.
Pergantian pemimpin dalam sistem monarki dilakukan
berdasarkan garis keturunan. Sebagai contoh, anak raja
adalah anak mahkota yang kelak menggantikan raja
apabila lengser dari kekuasaan. Belakangan, sistem
monarki bergeser dari absolut ke konstitusional. Monarki
konstitusional artinya kekuasaan raja dibatasi oleh
konstitusi.
Tirani, yaitu sistem pemerintahan yang awalnya berupa
monarki absolut. Kekuasaan absolut berujung pada
perilaku korup dan menindas yang dilakukan oleh
seorang pemimpin kepada yang dipimpinnya. Tirani
boleh dibilang sebagai kekuasaan absolut yang
kebablasan. Seorang pemimpin monarki absolut yang
menindas disebut sebagai tiran. Rakyat dari kalangan
bangsawan dan intelektual biasanya bereaksi dengan
cara mnggerakkan massa untuk menggulingkan tiran.

Aristokrasi, yaitu sistem pemerintahan oleh kalangan


bangsawan. Kekuasaan dalam sistem aristrokasi adalah
kekuasaan kelompok yang terdiri dari kaum bangsawan.
Pemimpin tertingginya disebut aristokrat.
Penyelewengan oleh aristokrat sangat mungkin terjadi,
seperti misalnya mementingkan kepentingan kaum
bangsawan diatas rakyat jelata. Kelompok masyarakat
dalam sistem aristrokasi yang tertinggi adalah yakni
kaum bangsawan dan yang terendah rakyat jelata.

Baca juga Demokrasi: Sejarah Singkat

Oligarki, yaitu sistem pemerintahan yang dijalankan


oleh segelintir elit. Kaum elit jumlahnya sedikit namun
memiliki kekuasaan politik secara hampir menyeluruh.
Oligarki boleh dilihat sebagai versi yang lebih ramping
dari aristokrasi dalam hal pemegang kekuasaan.
Kelompok bangsawan yang jumlahnya relatif banyak
menghasilkan segelintir elit yang punya kuasa. Oligarki,
menurut Aristoteles, adalah penyelewengan dari sistem
aristokrasi.

Demokrasi, yaitu sistem pemerintahan yang


kekuasaanya berada di tangan rakyat banyak. Pemimpin
dalam sistem demokrasi dipilih melalui musyawarah
atau voting. Kekuasaan yang dijalankan oleh seorang
pemimpin diatur oleh undang-undang atau konstitusi
yang dibuat oleh lembaga perwakilan rakyat untuk
kepentingan rakyat. Singkatnya kekuasaan berada di
tangan rakyat.

Dari kelima bentuk sistem pemerintahan di atas,


Indonesia mengadopsi sistem demokrasi sejak
proklamasi. Sistem demokrasi seperti apa yang
diterapkan di Indonesia, tentu memerlukan penjelasan
yang lebih detail. Sistem demokrasi meliputi berbagai
macam jenis. Sebagai contoh, ada demokrasi liberal dan
ada demokrasi pancasila.

Untuk mempersingkat penjelasan tentang sistem


pemerintahan Indonesia, postingan ini langsung
melangkahi paparan berbagai macam jenis demokrasi.
Pembaca yang ingin mengetahu sekilas tentang
demokrasi liberal dan demokrasi pancasila bisa langsung
klik link di bawah ini.

Baca Demokrasi Liberal, Demokrasi Pancasila

Sistem pemerintahan Indonesia


Saya akan jelaskan sistem pemerintahan Indonesia
mengikuti alur periode politik Indonesai sejak
proklamasi. Ada tiga fase kepemimpinan politik yang
bisa disebutkan: Orde Lama, Orde Baru, dan Pasca Orde
Baru. Berikut penjelasan singkatnya.

 Orde Lama (1945-1966)


Orde lama adalah sebutan periode kepemimpinan politik
di Indonesia sejak proklamasi hingga lengsernya Bung
Karno sebagai presiden. Pada masa ini, negara
Indonesia masih bayi. Struktur politik dan pelaksanaan
pemerintahannya belum bisa dikatakan stabil. Pada
periode ini ada dua tipe demokrasi yang diterapkan,
yaitu demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin.

 Demokrasi liberal (1945-1959)


Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk
mendirikan partai politik. Peranan partai politik sangat
dominan, yang artinya kekuatan masing-masing
golongan atau kelompok yang secara ideologis berbeda
satu sama lain dominan. Karakteristik pada periode ini
juga ditandai dengan lemahnya kekuasaan lembaga
eksekutif dihadapan parpol.

 Demokrasi terpimpin (1959-1966)


Masa ini ditandai dengan dominannya peran seorang
presiden dalam proses politik. Peran partai politik tidak
terlalu kuat. Kekuasaan Presiden Sukarno pada masa ini
ditopang oleh Nasakom, gabungan kelompok politik
yang berhaluan nasionalis, agama, dan komunis. Pada
kenyataannya, gabungan kelompok tersebut
bersitegang secara ideologis satu sama lain. Puncak
ketegangan antara ketiga golongan tersebut adalah
peristiwa kelam pada 30 September 1965.

Baca juga Demokrasi Terpimpin: Penjelasan Lengkap

 Orde Baru (1966-1998)


Sistem pemerintahan Orde Baru dimulai dengan
munculnya dokumen Supersemar, yaitu Surat Perintah
Sebelas Maret yang berisi penyerahan wewenang
kepada Jenderal Soeharto untuk mengkondisikan negara
yang kacau akibat peristiwa 30 September 1965. Proses
pemerintahan berjalan dengan pembenahan sistem
politik. Partai Komunis Indonesia yang saat itu dianggap
oleh rezim Orde Baru sebagai biang keladi peristiwa 30
September, secara formal menjadi partai politik
terlarang. Penyederhanaan partai politik dilakukan
dengan memunculkan tiga parpol saja: Partai Peratuan
Pembangunan, Golkar, dan Partai Demokrasi Indonesia.
Sistem pemerintahan yang dijalankan pasa masa ini
diklaim sebagai Demokrasi Pancasila. Klaim ini, oleh
pihak oposisi dinilai sangat problematis karena
pemerintahan cenderung otoriter dan pancasila
dijadikan instrumen untuk melanggengkan kekuasaan.
Gerakan reformasi pada 1998 berhasil melengserkan
Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32
tahun.

 Pasca orde baru (1998-sekarang)


Periode ini dimulai sejak reformasi 1998. Partai politik
yang semula disederhanakan oleh rezim Orde Baru,
menjadi kompleks kembali. Sebanyak 48 parpol muncul
dan berpartisipasi pada pemilu setahun setelahnya.
Sistem pemerintahan pasca orde baru adalah Demokrasi
Pancasila, setidaknya demikian klaim yang disebarkan
oleh para tokoh reformasi. Presiden Indonesia pertama
pada era pasca Orde Baru adalah B. J. Habibie yang
bertugas mengisi transisi selama setahun sampai pemilu
presiden diselenggarakan. Pada masa ini, Indonesia
sudah mengalami lima kali ganti presiden dan empat
kali pilpres. Sampai sekarang, pidato-pidato kenegaraan
masih menunjukkan pentingnya nilai-nilai demokrasi dan
Pancasila. Sistem politik Indonesia yang diterapkan
adalah Demokrasi Pancasila dengan sistem
pemerintahan yang presidensial. Sekali lagi, pidatonya.

Anda mungkin juga menyukai