Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

D I NAS K E S E HATAN
PUSKESMAS SAKRA
Jalan.Sukarno Hatta Desa Sakra, Kec. Sakra, Kab. Lombok Timur KP. 83671

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KAJI BANDING PROGRAM BEDAH BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
DI PUSKESMAS CAKRANEGARA

A. Pendahuluan
Kaji banding (Comparison study) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya untuk
menjadi lebih baik. Kegiatan seperti ini tentunya sangat baik bagi perkembangan suatu
kebutuhan yang diharapkan sebagaimana mestinya.
Kaji banding biasa dilakukan untuk maksud peningkatan mutu, perluasan
pengetahuan, perbaikan sistem, penentuan kebijakan baru, perbaikan peraturan perundangan,
dan lain-lain. Kegiatan study banding dilakukan oleh kelompok kepentingan untuk
mengunjungi atau menemui obyek tertentu yang sudah disiapkan dan berlangsung dalam
waktu relatif singkat. Intinya adalah untuk membandingkan kondisi obyek studi di tempat lain
dengan kondisi yang ada ditempat sendiri. Hasilnya berupa kumpulan data dan informasi
sebagai bahan acuan dalam perumusan konsep yang diinginkan.

B. Latar Belakang
Buku KIA adalah Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Biasanya, kebanyakan orang
menyebutnya “buku pink”, sesuai dengan warnanya. Buku tersebut berisi catatan kesehatan
ibu. Mulai dari catatan yang berisi informasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain
mengenai informasi ibu, buku KIA juga berisi catatan informasi anak (bayi baru lahir hingga
usia 6 tahun). Bukan hanya itu, buku pink ini juga berisi berbagai informasi cara memelihara
dan merawat kesehatan ibu dan anak.
Buku KIA ini tersedia di Polindes/ Poskesdes, Puskesmas, Bidan Praktik, Dokter
Praktik, Klinik, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit. Setiap ibu hamil akan mendapatkan satu
buku KIA. Jika ibu melahirkan bayi kembar, maka ibu akan mendapatkan tambahan satu
buku KIA lagi.
Sejak pertama diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, buku KIA telah mengalami
beberapa kali perubahan. Baik dari sampul depan (cover) maupun informasi yang berada di
dalam buku KIA tersebut. Untuk buku KIA terbaru, Kementerian Kesehatan telah
melaunching dan mempublikasikannya pada Maret 2016 lalu. Buku itulah yang kini menjadi
pedoman di Indonesia terkait kehamilan, persalinan hingga nifas bagi para ibu di Indonesia.
Saat ini banyak modifikasi dari buku KIA yang berasal dari bidan praktik, klinik ataupun
rumah sakit. Meskipun demikian, isi dan konten buku tersebut tetaplah sama.
Perlu diketahui bahwa buku KIA terbaru berisi 88 halaman. Selain memuat informasi
berupa cara menjaga kesehatan ibu hamil dan juga kesehatan bayi, buku KIA juga merupakan
dokumentasi. Buku pink tersebut berfungsi mendokumentasikan/ tempat untuk mencatat
semua hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas medis terkait. Tentunya saat
adanya proses kehamilan, persalinan hingga nifas.
Isi buku tersebut antara lain; catatan hasil pelayanan kesehatan hingga catatan
kesehatan ibu hamil, catatan persalinan ibu, nifas dan bayi baru lahir, catatan imunisasi anak,
catatan kesehatan bayi baru lahir dan surat keterangan lahir (SKL). SKL yang berada di buku
KIA sangatlah penting, karena nantinya akan dipergunakan untuk mengurus akta kelahiran.
Tanpa SKL di buku KIA tersebut, akta kelahiran seorang anak tidak bisa diurus.
Pada praktiknya, tidak sedikit dari masyarakat kita, termasuk ibu maupun keluarga
belum mengetahui fungsi dan kegunaan buku KIA. Padahal, buku KIA sangat penting dan
harus dimengerti oleh ibu maupun keluarga. Mengapa? Sebab, buku KIA berisi catatan-
catatan penting tentang kesehatan ibu dan bayi serta sebagai catatan penting untuk memantau
kesehatan ibu dan bayi.
Setiap petugas medis, hendaknya mengedukasi ibu maupun keluarganya jika belum
mengetahui fungsi dan kegunaan buku KIA. Bukan hanya kewajiban tenaga medis, kader
kesehatan setempat juga memiliki peran penting untuk memberikan penjelasan mengenai
buku KIA. Karenanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait buku KIA.
Pertama, buku ini berisi informasi tentang kehamilan, nifas, dan perkembangan anak.
Ibu, suami dan anggota keluarga diwajibkan mengerti tentang informasi tersebut sehingga
jika ada kejadian yang terjadi pada ibu dan anak, maka ibu, suami dan anggota keluarga bisa
mengambil langkah yang tepat untuk penanganannya. Kedua, Buku KIA ini diperoleh sejak
ibu dinyatakan hamil dan masih terus digunakan sampai anak berusia 6 tahun. Buku ini harus
dibawa kemana saja ibu pergi, terutama bila ingin mendatangi layanan kesehatan karena buku
ini berisi catatan kondisi ibu. Jika ibu pindah layanan fasilitas kesehatan, buku buku tersebut
tidak perlu diganti tapi diteruskan karena buku menyertai ibu dan anak. Ketiga, jangan sampai
buku KIA rusak dan hilang. Buku ini harus senantiasa dijaga. Sebab, buku KIA berisi catatan
penting tentang kesehatan ibu dan bayi. Keempat, tenaga kesehatan maupun kader kesehatan
setempat berkewajiban memberikan informasi mengenai penggunaan buku KIA kepada ibu
dan keluarga. Tentunya, informasi kesehatan dan prosedur di dalam buku tersebut wajib
diterapkan demi kesehatan ibu dan bayi serta terpenuhinya hak anak untuk mendapatkan akta
kelahiran.
Untuk wilayah Sakra sendiri, pemanfaatan buku KIA belum sepenuhnya bisa
dimaksimalkan. Oleh karena itu perlu adanya inovasi sehingga buku KIA bisa difungsikan
secara maksimal oleh pengguna. Salah satu contohnya adalah dengan bedah buku KIA.
Berdasarkan penjabaran di atas, puskesmas melakukan kaji banding ke puskesmas
yang sudah melaksanakan program tersebut untuk memperoleh informasi dengan harapan
dapat membantu memaksimalkan penggunaan buku KIA.

C. Tujuan
1. Untuk memperoleh informasi tentang kegiatan bedah buku KIA.
2. Untuk mengetahui cara menerapkan program kegiatan bedah buku KIA di puskesmas.
D. Bentuk Kegiatan
Kunjungan perwakilan bidan KIA Puskesmas Sakra yang terdiri atas Bidan Koordinator,
Bidan Pelaksana ke Puskesmas Cakranegara.

E. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 5 Desember 2019
Waktu : 11.00 s.d selesai
Lokasi : Puskesmas Cakranegara

F. Instrumen Kaji Banding


No Instrumen Kaji banding Hasil Kaji Banding

1. Pengertian kegiatan bedah buku KIA

2. Tujuan kegiatan bedah buku KIA

3. Manfaat kegiatan bedah buku KIA

4. Sasarannya kegiatan bedah buku KIA

Waktu pelaksanaan kegiatan bedah buku KIA


5.
( Berapa kali dilakukan dalam setahun?)

6. Lokasi pelaksanaan kegiatan bedah buku KIA


7. Sistem pelaksanaan kegiatan bedah buku KIA

Cara mengevaluasi keberhasilan program kegiatan


8.
bedah buku KIA

9. Tindak lanjut setelah dilakukan evaluasi

G. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi


Pencatatan, pelaporan dan evaluasi dilaksanakan segera setelah kegiatan dilaksanakan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Sakra.

Mengetahui Sakra, 2 Desember 2019


Kepala Puskesmas Sakra, Bidan Koordinator Puskesmas

Muksan Efendi, S.Kep.MM Erna Sri Hidayani Amd.Keb


Nip. 1978080806 200212 1 005

Anda mungkin juga menyukai