ABSTRAK
Drainpile adalah salah satu tipe sekat kanal yang terbuat dari konstruksi beton yang dikombinasi dengan
pasangan batu. Drainpile memiliki desain sedemikian rupa sehingga memiliki kelebihan mampu
membendung aliran dan meninggikan muka air sampai level yang dikehendaki namun masih bisa dilalui
perahu untuk navigasi masyarakat. Saat ini telah dibangun 2 unit drainpile pada lokasi penelitian di
Desa Sei Ahas Kalimantan Tengah yang dibangun pada tahun 2013 dan 2015. Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi desain drainpile apakah sudah berfungsi sesuai yang direncanakan
dan mengkaji kekurangan-kekurangannya sehingga bisa disempurnakan agar diperoleh desain drainpile
yang lebih baik. Metode yang digunakan dalam studi ini antara lain adalah penilaian kinerja dengan
monitoring dinamika muka air di bagian hulu dan hilir drainpile, wawancara tatap muka dengan
masyarakat, dan observasi kondisi drainpile di lapangan. Berdasarkan hasil studi, diperoleh informasi
bahwa drainpile dapat berfungsi dengan baik untuk membendung aliran dan meninggikan muka air,
namun pada sisi desain masih perlu dilakukan penyempurnaan antara lain penambahan reflektor cahaya
pada tubuh bangunan, perbaikan pada desain sayap bangunan, dan perbaikan pada desain alur perahu.
Kata Kunci: Desain, Drainpile, Sekat kanal, Sei Ahas, Gambut, Konservasi
ABSTRACT
Drainpile is one type of canal blocking made of concrete construction combined with stone pairs.
Drainpile has a design in such a way that has the advantage to stem the flow and elevate the water level
to the desired level but still can be passed by boat for community navigation. Currently, two drainpile
units have been constructed at the research site in Sei Ahas village, Central Kalimantan which was built in
2013 and 2015. The writing of this paper is intended to evaluate drainpile design whether it is functioning
as planned and studying its deficiencies so that it can be improved in order to obtain drainpile design
better. The methods used in this study include performance appraisal with watershed upstream
monitoring and downstream drainpile, face-to-face interviews with the community, and observation of
drainpile conditions in the field. Based on the results of the study, it is found that drainpile can function
well to stem the flow and increase the water level, but on the design side still needs improvement, such as
the addition of light reflector on the body of the building, the improvement on the design of the building
wings, and improvements in the design of the boat flow.
Keywords: Design, Drainpile, Canal blocking, Sei Ahas, Peat, Conservation
111
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 14 No.2, Desember 2018: 111 – 124
Sumber: a. Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP), 2009, b dan c, dok. Balai Litbang Rawa 2017
Gambar 1 (a) Lokasi drainpile (b) Drainpile yang dibangun pada tahun 2015 (c) Drainpile yang dibangun
pada tahun 2013
112 2
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Desain Kanal……(Arif Dhiaksa dan Wahyu Candraqarina)
KAJIAN PUSTAKA balik, akan memiliki bobot isi yang sangat ringan
sehingga mudah hanyut terbawa air hujan,
Kondisi hutan dan lahan gambut yang ada di strukturnya lepas-lepas seperti lembaran serasah,
Indonesia (terutama di Kalimantan dan Sumatera) mudah terbakar, sulit menyerap air kembali, dan
terus menerus mengalami degradasi, terutama sulit ditanami kembali (Najiyati dkk, 2005).
disebabkan oleh kegiatan-kegiatan pertanian
beserta jaringan-jaringan salurannya (misalnya Canal blocking atau sekat kanal adalah salah
dalam ex-proyek lahan gambut/PLG sejuta hektar satu bangunan air yang diharapkan bisa menjaga
di Kalteng), perkebunan, penebangan liar/illegal permukaan air tanah pada lahan gambut untuk
logging, serta kebakaran hutan dan lahan. Apabila mencegah kebakaran hutan dan memperbaiki
hal ini terus menerus terjadi maka dikhawatirkan kualitas air (Gough dkk, 2016). Dengan melakukan
hutan dan lahan gambut yang tersisa akan sangat penyekatan pada saluran, seperti Saluran Primer
sedikit dan bahkan mungkin akan habis. Padahal Induk, maka kemudian sekat tersebut dapat
pembentukan lapisan gambut seperti yang saat ini menahan laju pengurasan air dari hutan dan lahan
terdapat di Indonesia membutuhkan waktu ribuan gambut, mempertahankan daya tampung air di
tahun. Terjadinya degradasi dan berkurangnya hutan gambut dan menaikan tinggi muka air di
luasan hutan dan lahan gambut berarti secara hutan dan lahan gambut, sehingga lahan gambut di
otomatis menyebabkan berkurang atau hilangnya sekitarnya menjadi basah kembali dan dapat
fungsi ekologis maupun sosial ekonomi lahan mencegah peristiwa kebakaran hutan dan lahan
gambut itu sendiri (Suryadiputra dkk, 2005). gambut. Lebih dari itu, kondisi lahan gambut basah
yang menyerupai kondisi alaminya akan
Salah satu aktivitas yang paling berpotensi memudahkan kegiatan rehabilitasi lahan gambut
meningkatkan laju degradasi dan berkurangnya dengan penanaman jenis-jenis yang telah
luas hutan dan lahan gambut di Indonesia adalah teradaptasi pada ekosistem gambut yang unik
berasal dari kegiatan pembuatan saluran/parit, (Noor dan J., 2007). Dengan mempertahankan
baik yang dibangun secara legal maupun illegal di ketinggian muka air tanah pada ketinggian tertentu
dalam maupun di sekitar hutan dan lahan gambut. potensi gambut kering dan terbakar akan dapat
Keberadaan saluran/parit di lahan gambut pada diminimalisir. Tujuan jangka panjang adalah lahan
umumnya bermuara pada sebuah atau beberapa menjadi kembali subur dan hijau.
sungai. Hal ini dimaksudkan agar produk-produk
hasil kegiatan dari dalam hutan/lahan selanjutnya Pada dasarnya kanal sebaiknya dibendung
dapat diangkut melalui sungai menuju desa-desa secara permanen sehingga proses perbaikan rawa
terdekat. Ketika saluran/parit-parit ini dibangun gambut akan cepat terjadi. Namun karena kanal-
banyak materi galian parit (seperti lumpur tanah kanal sudah dimanfaatkan warga untuk jalur
mineral, serasah tanaman yang masih segar, navigasi masyarakat, konsep sekat kanal permanen
maupun gambut) yang secara disengaja maupun sangat tidak mungkin dilakukan saat ini (Pusat
tidak disengaja masuk ke sungai. Kondisi demikian Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan
menyebabkan terjadinya perubahan terhadap Lingkungan, 2013).
morphology (misal kedalaman sungai) maupun METODOLOGI
kualitas air sungai yang bersangkutan
(Suryadiputra dkk, 2005). Metodologi Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe
Drainpile Di Sei Ahas Kalimantan Tengah ini
Gambut memiliki porositas yang tinggi
dilaksanakan melalui tahapan penilaian kinerja,
sehingga mempunyai daya menyerap air yang
wawancara tatap muka dengan masyarakat, dan
sangat besar. Apabila jenuh, gambut saprik, hemik
evaluasi desain yang mencakup langkah-langkah,
dan fibrik dapat menampung air berturut-turut
sebagai berikut:
sebesar 450%, 450 – 850%, dan lebih dari 850%
dari bobot keringnya atau hingga 90% dari Penilaian Kinerja
volumenya. Karena sifatnya itu, gambut memiliki Teknik yang dilakukan dalam penilaian kinerja
kemampuan sebagai penambat (reservoir) air drainpile adalah melalui monitoring dinamika
tawar yang cukup besar sehingga dapat menahan muka air di hulu dan hilir drainpile. Kegiatan
banjir saat musim hujan dan sebaliknya monitoring dinamika muka air dilakukan pada
melepaskan air tersebut pada musim kemarau musim kemarau selama minimal 24 jam.
sehingga dapat mencegah intrusi air laut ke darat. Pelaksanaan monitoring pada musim kemarau
Fungsi gambut sebagai pengatur hidrologi dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa
terganggu apabila mengalami kondisi drainase kinerja drainpile sebagai sekat kanal akan teruji
yang berlebihan karena material ini memiliki sifat pada saat musim kemarau dimana curah hujan
kering tak balik, porositas yang tinggi, dan daya sangat rendah, dan jangka waktu monitoring
hantar vertikal yang rendah. Gambut yang telah minimal 24 jam dilakukan untuk mengetahui
mengalami kekeringan sampai batas kering tak pengaruh pasang surut air laut pada dinamika
113
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 14 No.2, Desember 2018: 111 – 124
muka air di saluran. Hasil yang diharapkan dari Evaluasi Desain Drainpile;
monitoring dinamika muka air ini adalah dengan Bangunan sekat kanal tipe drainpile tersusun
adanya drainpile maka elevasi muka air pada dari beberapa bagian utama, yaitu fondasi, tubuh,
bagian hulu drainpile dapat bertahan pada elevasi sayap, pelimpas, dan alur perahu. Evaluasi desain
tertentu walaupun pada musim kemarau. drainpile dilakukan untuk mengkaji apakah tiap-
Wawancara Tatap Muka dengan Masyarakat; tiap bagian drainpile tersebut sudah berfungsi
Wawancara tatap muka dengan masyarakat sebagai mana mestinya, dan kemudian
dilakukan menggunakan pertanyaan terbuka untuk memberikan usulan perbaikan atau
mendapatkan saran dan masukan dari masyarakat penyempurnaan desain jika diperlukan. Teknik
terkait dengan drainpile baik dari segi teknis yang digunakan untuk melakukan evaluasi desain
maupun segi non teknis. Pertanyaan terbuka pada tiap-tiap bagian tersebut antara lain adalah
adalah pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan sebagai berikut:
respon terbuka kepada responden, sehingga 1. Fondasi
memungkinkan 1 responden memberikan lebih Metode yang digunakan untuk mengevaluasi
dari 1 saran atau masukan kepada pewawancara, desain fondasi drainpile adalah dengan mengukur
dan memungkinkan pula bagi responden untuk penurunan dan deformasi dari drainpile
tidak memberikan jawaban. Tipe pertanyaan menggunakan alat waterpass dan melakukan
terbuka dipiih untuk mendapatkan masukan pengamatan visual terhadap kondisi drainpile di
sebanyak-banyaknya dari masyarakat tanpa lapangan. Pengukuran penurunan struktur
dibatasi oleh pilihan yang mengarah pada jawaban (subsidence) dilakukan dengan cara
tertentu. membandingkan elevasi struktur pada saat selesai
Responden wawancara adalah masyarakat di dibangun dengan elevasi struktur saat ini.
lokasi penelitian, terutama warga masyarakat yang Deformasi struktur merupakan salah satu dampak
sering melakukan aktivitas di sekitar lokasi dari penurunan struktur. Deformasi struktur
drainpile. Besaran sampel atau jumlah responden adalah perubahan bentuk struktur yang terjadi
ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling. akibat adanya gaya dari dalam maupun dari luar
Populasi masyarakat yang sering melakukan struktur. Terkait dengan penurunan struktur,
aktivitas di sekitar lokasi drainpile tidak dapat deformasi dapat terjadi ketika struktur mengalami
ditentukan jumlahnya secara pasti. Oleh karena itu penurunan yang tidak seragam antara satu bagian
dalam penelitian ini juga menggunakan asumsi dengan bagian yang lain.
bahwa masyarakat Desa Sei Ahas yang mata 2. Tubuh
pencahariannya dominan di sektor pertanian Metode yang digunakan untuk mengevaluasi
(Badan Pusat Statistik, 2015) dianggap layak desain tubuh drainpile adalah dengan melakukan
menjadi responden/sampel. Selain itu, karena pengamatan visual untuk mengetahui apakah ada
pertimbangan keterbatasan waktu dan akses yang kerusakan atau kebocoran.
kurang memadai, maka jumlah sampel telah 3. Sayap
ditentukan berjumlah 50 orang dengan teknik Metode yang digunakan untuk mengevaluasi
accidental sampling, yaitu mencakup siapa saja desain sayap drainpile adalah dengan melakukan
warga masyarakat yang ditemui selama pengamatan visual untuk mengetahui apakah ada
berlangsungnya pelaksanaan survei dan dapat kerusakan atau kebocoran.
dianggap sebagai sampel sesuai dengan kriteria
4. Pelimpas
dan asumsi yang digunakan (Dhiaksa dan
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi
Ganggaya, 2016).
desain pelimpas adalah dengan melakukan
Dasar penentuan jumlah sampel sebanyak 50 pengamatan visual guna mengetahui apakah ada
responden juga didukung oleh teori dari Gay dan kerusakan dan apakah pelimpas dapat bekerja
Diehl dalam Sukardi (2008) yang menyatakan dengan baik.
bahwa untuk jenis penelitian korelasional ukuran
5. Alur Perahu
sampel yang diterima adalah minimal 30 sampel.
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi
Sementara penelitian ini memiliki target mencapai
desain alur perahu adalah dengan melakukan
50 sampel, sehingga dapat dianggap layak. Selain
pengamatan visual untuk mengetahui apakah ada
itu juga sesuai dengan asumsi Gay dan Diehl
kerusakan dan apakah alur perahu dapat bekerja
lainnya yang menyatakan bahwa semakin banyak
dengan baik.
sampel yang diambil maka akan semakin
representatif dan hasilnya dapat digeneralisir.
114 2
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Desain Kanal……(Arif Dhiaksa dan Wahyu Candraqarina)
Gambar 2 Grafik dinamika muka air pada bagian hulu dan hilir drainpile
115
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Desain Kanal……(Arif Dhiaksa dan Wahyu Candraqarina)
Adanya drainpile menyebabkan terpisahnya demikian, saran/masukan yang bersifat non teknis
kondisi hidraulik antara bagian hulu dan hilir tetap ditampung sebagai pertimbangan dalam
bangunan drainpile. Air pada bagian hulu akan perencanaan pembangunan drainpile pada masa
tertampung dan tidak dapat mengalir ke bagian yang akan datang. 3 saran/masukan dengan
hilir dengan bebas sampai batas elevasi pelimpas. peringkat terbanyak berturut-turut adalah
Selain memiliki dampak positif tertampungnya air perbaikan desain alur perahu, dibangun lagi
pada bagian hulu, hal ini juga menyebabkan drainpile pada lokasi lain, dan usulan perbaikan
dampak negatif yaitu saluran pada bagian hilir desain. Banyaknya usulan masyarakat yang
akan menjadi kering jika air sedang dalam masa menyebutkan bahwa perlu dibangun drainpile
surut. Pada monitoring ini saluran kering selama 7 pada lokasi atau saluran-saluran lain
jam dan segera terisi kembali, sehingga masih mengindikasikan bahwa drainpile bermanfaat dan
relatif aman terhadap potensi mengakibatkan dibutuhkan oleh masyarakat. Idealnya penerapan
lahan pada daerah hilir menjadi kering. sekat kanal dilakukan dengan sistem cascade, tiap
Berdasarkan alasan ini, maka drainpile lebih cocok perbedaan elevasi muka air 20cm.
diterapkan pada saluran yang bagian hilirnya
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Drainpile
terhubung dengan sungai utama, dimana sungai
utama tersebut masih terpengaruh oleh pasang Evaluasi desain drainpile dilakukan pada tiap
surut air laut. bagian drainpile yang terdiri dari fondasi, tubuh,
Wawancara Tatap Muka dengan Masyarakat sayap, pelimpas, dan alur perahu sebagai berikut:
Wawancara tatap muka dengan masyarakat
dilakukan menggunakan pertanyaan terbuka untuk 1. Desain Fondasi Drainpile
mendapatkan saran dan masukan dari masyarakat Fondasi adalah bagian bangunan yang
terkait dengan drainpile, baik dari segi teknis menghubungkan bangunan dengan tanah, yang
maupun segi non teknis. Pertanyaan terbuka menjamin kestabilan bangunan terhadap berat
adalah pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan sendiri (Heinz dalam HA, Abdul Haris, 2015).
respon terbuka kepada responden, sehingga Untuk mendukung struktur tubuh drainpile, pada
memungkinkan 1 responden memberikan lebih desain fondasi drainpile menggunakan cerucuk
dari 1 saran atau masukan kepada pewawancara, galam (melaleuca leucadendron) yang tersebar
dan memungkinkan pula bagi responden untuk merata di bawah struktur tubuh dan sayap
tidak memberikan jawaban. Dari 50 responden, 39 drainpile.
responden memberikan saran-saran perbaikan dan
Pemakaian cerucuk pada lempung lunak dapat
masukan yang dirangkum pada tabel 1.
meningkatkan daya dukung lempung lunak. Dari
Jawaban responden dikelompokkan menjadi 2 kenaikan daya dukung tersebut terlihat bahwa
jenis yaitu saran/masukan yang bersifat teknis, cerucuk memberikan kontribusi yang cukup besar
dan saran/masukan yang bersifat teknis. Sesuai pada lempung lunak (Suroso dkk, 2008). Gambar
dengan tema makalah ini, maka jenis desain tampak depan drainpile yang menampilkan
saran/masukan yang dikaji lebih mendalam adalah sebaran fondasi cerucuk yang menahan struktur
jenis saran/masukan yang bersifat teknis. Namun drainpile disajikan pada Gambar 3.
115
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 14 No.2, Desember 2018: 111 – 124
Salah satu metode untuk mengevaluasi desain langsung kondisi drainpile di lapangan.
suatu fondasi struktur adalah dengan cara Pengukuran penurunan struktur tidak dapat
mengukur penurunan dan deformasi dari struktur dilakukan secara langsung karena penulis tidak
tersebut. Pengukuran penurunan struktur memiliki data elevasi awal saat drainpile selesai
(subsidence) dapat dilakukan dengan cara dibangun. Pada Gambar 4. berikut disajikan elevasi
membandingkan elevasi struktur pada saat selesai beberapa titik pada tubuh drainpile hasil
dibangun, dibandingkan dengan elevasi struktur pengukuran menggunakan waterpass yang
saat ini. Deformasi struktur merupakan salah satu dilakukan pada bulan Agustus tahun 2015.
dampak dari penurunan struktur. Deformasi Pada makalah ini evaluasi desain fondasi
struktur adalah perubahan bentuk struktur yang dilakukan dengan cara mengukur elevasi beberapa
terjadi akibat adanya gaya dari dalam maupun dari titik dari tubuh drainpile menggunakan alat
luar struktur. Terkait dengan penurunan struktur, waterpass kemudian membandingkannya dengan
deformasi dapat terjadi ketika struktur mengalami desain perencanaan drainpile. Jika terdapat
penurunan yang tidak seragam antara satu bagian perbedaan elevasi dari yang semestinya, maka
dengan bagian yang lain. Deformasi yang terjadi drainpile telah mengalami deformasi. Kajian
biasanya berupa retak-retak pada bagian struktur deformasi juga diamati dengan pengecekan secara
yang lemah, misalnya pada bagian sambungan. langsung kondisi drainpile di lapangan.
Pada makalah ini evaluasi desain fondasi Pengukuran penurunan struktur tidak dapat
dilakukan dengan cara mengukur elevasi beberapa dilakukan secara langsung karena penulis tidak
titik dari tubuh drainpile menggunakan alat memiliki data elevasi awal saat drainpile selesai
waterpass kemudian membandingkannya dengan dibangun. Pada Gambar 4. berikut disajikan elevasi
desain perencanaan drainpile. Jika terdapat beberapa titik pada tubuh drainpile hasil
perbedaan elevasi dari yang semestinya, maka pengukuran menggunakan waterpass yang
drainpile telah mengalami deformasi. Kajian dilakukan pada bulan Agustus tahun 2015.
deformasi juga diamati dengan pengecekan secara
bagian alur
bagian tubuh bagian pelimpas bagian pelimpas bagian tubuh
perahu
A B C D E F G H
2 2
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Desain Kanal……(Arif Dhiaksa dan Wahyu Candraqarina)
Titik A, B, C, D, E, F, G, dan H pada Gambar di menggunakan cerucuk galam sudah tepat dan tidak
atas, berdasarkan Gambar desain seharusnya memerlukan perbaikan desain.
berada pada elevasi yang sama, namun demikian 1 Desain Tubuh Drainpile
dari hasil pengukuran terdapat deviasi antara satu Tubuh drainpile merupakan bagian utama dari
titik dengan titik yang lain. Pada tabel 2. berikut drainpile yang berfungsi untuk menahan tekanan
disajikan perhitungan deviasi elevasi beberapa air yang terjadi. Tubuh drainpile didesain
titik pada tubuh drainpile tersebut. menggunakan material beton yang dikombinasi
Tabel 2 Perhitungan deviasi elevasi drainpile dengan pasangan batu. Dari hasil pengamatan di
lapangan, diketahui bahwa tubuh drainpile mampu
Titik Elevasi (m) Deviasi (m) menahan tekanan air dari hulu. Keandalan kinerja
A 5,26 0,014 tubuh drainpile ini juga dibuktikan dengan
B 5,25 0,026 rekaman monitoring dinamika muka air pada
C 5,27 0,0055(min) Gambar 2.
D 5,26 0,017 Berdasarkan wawancara dengan masyarakat,
E 5,28 0,0065 diperoleh informasi salah satunya adalah usulan
F 5,28 0,0065 untuk menambahkan lampu penerangan pada
,lG 5,29 0,017 lokasi drainpile, karena masyarakat sering
melintasi drainpile pada malam hari untuk
H 5,31 0,0315(max)
keperluan memancing atau kembali ke desa setelah
Rata-rata 5,28 0,015
beraktifitas di lahan. Namun demikian, karena
lokasi drainpile berada pada remote area yang
Sumber: Analisis dan perhitungan belum dijangkau jaringan listrik dari PLN dan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata- rawan terhadap vandalisme, pilihan untuk
rata deviasi elevasi yang terjadi pada tubuh menyediakan lampu penerangan dengan tenaga
drainpile adalah 0,015m yang terjadi selama 2 listrik PLN atau tenaga surya tidak disarankan.
tahun (Drainpile dibangun pada tahun 2013) atau Alernatif yang paling memungkinkan adalah
sekitar 0,0077m/tahun. Deviasi terbesar terjadi membantu masyarakat melintas pada malam hari
pada titik H yaitu 0,032, dan deviasi terkecil terjadi dengan memasang reflektor cahaya seperti yang
pada titik C dengan nilai 0,0055. Karena kita tidak sering dipasang pada marka jalan. Reflektor cahaya
memiliki data elevasi awal, maka pendekatan adalah sebuah alat berbentuk prismatik yang
elevasi acuan yang digunakan untuk menentukan berfungsi untuk memantulkan cahaya, yang
deviasi elevasi yang merepresentasikan deformasi bermanfaat untuk membantu penerangan pada
dan penurunan struktur adalah elevasi rata-rata. malam hari. Kelebihan penggunaan reflektor
Pendekatan dilakukan dengan pertimbangan cahaya adalah harganya yang relatif murah, awet,
bahwa pada struktur di atas tanah lunak mudah diaplikasikan, tidak memerlukan listrik,
penurunan struktur dapat ditoleransi asal terjadi dan relatif aman dari tindakan vandalisme.
dalam batas tertentu dan serempak sehingga tidak Dari evaluasi ini maka dapat disimpulkan
menyebabkan deformasi pada struktur. bahwa pada sisi teknis, tidak diperlukan perbaikan
Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui desain tubuh drainpile. Penyempurnaan desain
bahwa dengan menggunakan fondasi cerucuk yang disarankan adalah pemasangan reflektor
galam memang terjadi deformasi struktur namun cahaya yang berfungsi membantu penerangan
dengan nilai yang sangat kecil, hanya dalam pada malam hari. Perhatian yang cermat perlu
kisaran rata-rata 1,52mm dalam 2 tahun dan tidak dilakukan dalam proses konstruksi untuk
menutup kemungkinan pula deviasi elevasi menjamin bahwa beton dan material yang
beberapa titik pada tubuh drainpile tersebut digunakan sesuai dengan mutu desain yang
memang sudah ada sejak selesai dibangun karena disyaratkan. Pemeliharaan rutin perlu dilakukan
faktor kurang teliti dalam proses konstruksi. untuk melindungi tubuh bendung dari vegetasi liar
yang bisa menyebabkan pelapukan beton.
Ditinjau dari sisi yang lain, dokumentasi pada
Gambar 4. di atas diambil dari sisi sebehah hilir 2 Desain Sayap Drainpile
drainpile ketika muka air sedang surut. Tampak Bagian Sayap drainpile berfungsi untuk
dari bagian air yang masih sedikit tergenang, tidak meredam tekanan aliran air ke arah samping
telihat adanya arus air akibat kebocoran dari kanan dan kiri drainpile. Pada pengamatan
bawah struktur drainpile. Ini artinya dengan lapangan yang dilakukan pada tahun 2017,
fondasi cerucuk, selain strukturnya stabil juga ditemukan adanya kebocoran-kebocoran kecil
efektif untuk menahan aliran air dari bagian bawah pada bagian sayap drainpile. Dokumentasi
strukur tubuh drainpile. Desain fondasi drainpile kebocoran tersebut dapat dilihat pada Gambar 5
berikut:
119
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 14 No.2, Desember 2018: 111 – 124
Lubang kebocoran yang terjadi memiliki dan perkiraan arah aliran serta usulan perbaikan
diameter sekitar 5cm, namun belum dilakukan desain disajikan pada Gambar 6.
kajian mendalam terkait berapa debit kebocoran Dari sketsa di atas dapat dilihat pada desain
yang dilanjutkan dengan uji laboratorium untuk drainpile terdapat bagian-bagian yang menonjol
mengetahui secara pasti apakah ada material (Gambar 4, titik A-H). Desain tersebut berfungsi
tubuh drainpile yang terbawa dalam air atau tidak. untuk memecah dan mengarahkan tekanan air agar
Lubang kebocoran yang terjadi tipikal antara sisi tidak berolak terlalu besar. Namun demikian
sebelah kiri dan sisi sebelah kanan pada bagian ternyata jika muka air tinggi, setelah aliran air
sambungan antara tubuh dan sayap drainpile, oleh melewati pelimpas, olakan air yang terjadi pada
karena itu perlu dilakukan penambalan kebocoran bagian hilir cukup besar. Lokasi sambungan antara
dan dilakukan perbaikan desain pada bagian tubuh dan sayap drainpile yang menonjol malah
sambungan tubuh dan sayap drainpile. Kebocoran menjadi titik lemah akibat tekanan air dari olakan
di daerah sambungan antara sayap dan tubuh yang cukup besar terpusat terus-menerus
drainpile kemungkinan terjadi akibat tekanan air mengenai bagian tersebut. Untuk perbaikan dan
yang mengenai sambungan tersebut. Pada desain penyempurnaan desain, disarankan agar tonjolan
saat ini aliran air juga menyebabkan pusaran yang antara tubuh dan sayap drainpile dihilangkan dan
mengakibatkan gerusan pada daerah sayap dibuat desain menyatu tanpa tonjolan untuk
drainpile. Ilustrasi konsep desain drainpile saat ini mengurangi tekanan yang terjadi pada lekukan
antara sayap dengan tubuh drainpile (Gambar 6b).
120 2
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Desain Kanal……(Arif Dhiaksa dan Wahyu Candraqarina)
121
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 14 No.2, Desember 2018: 111 – 124
Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan desain seperti ini maka pada titik
masyarakat, desain alur perahu merupakan bagian pertemuan antara pipa dengan beton samping
yang paling banyak mendapat masukan, yaitu rentan terhadap gesekan yang menghambat
sebanyak 18 dari 50 responden memberi masukan perputaran pipa. Ukuran poros yang menggunakan
terkait dengan desain alur perahu. Masyarakat batang baja diameternya juga terlalu kecil
menilai desain alur perahu terlalu curam, sehingga (diameter 12mm), sehingga dimungkinkan akan
ketika musim kemarau dan air surut, sulit untuk melengkung jika menerima beban terlalu berat.
dilewati perahu. Masukan lain adalah terkait
dengan tidak bekerja maksimalnya mekanisme
pipa rolling pada alur perahu.
Berdasarkan pengamatan di lapangan
terhadap kondisi alur perahu, diperlukan
perbaikan desain dan metode konstruksi
dikarenakan kondisi desain dan konstruksi saat ini
memiliki beberapa kelemahan. Pada Gambar 12 di
bawah ini disajikan kondisi alur perahu dan
beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. Terkait
dengan kemiringan alur perahu yang dianggap
terlalu curam, memang disengaja didesain
demikian agar alur perahu lebih sulit dilewati
ketika musim kemarau. Hal ini dilakukan guna
membatasi akses masyarakat ke lokasi lahan Gambar 10 Kondisi landasan alur perahu
gambut pada musim kemarau yang bisa berpotensi
Berdasarkan pengamatan di atas, maka desain
menyebabkan kebakaran lahan. Pada Gambar 10a
dan metode konstruksi alur perahu perlu
terlihat kondisi landasan alur perahu kurang
diperbaiki atau disempurnakan. Perbaikan yang
beraturan, bahkan ada pipa rolling yang hilang.
diusulkan adalah landasan alur perahu dibuat
Pada Gambar 10b terlihat lebih detail kerusakan
menggunakan metode modular menggunakan
pada pipa rolling. Kerusakan terjadi akibat beton
beton pracetak sebagaimana diilustrasikan pada
tidak terisi penuh dalam pipa dan akibat beban
Gambar 11 balok pracetak memiliki kelebihan
perahu. Pada Gambar 10c terdapat kesalahan
dibandingkan dengan balok konvensional
konstruksi di lapangan, yaitu besi poros tidak
diantaranya pengendalian mutu, waktu
berada di tengah pipa rolling. Hal ini menyebabkan
pelaksanaan yang lebih singkat, biaya yang lebih
perbedaan pusat massa sehingga pipa rolling susah
ekonomis, dan pengaruh cuaca dapat diminimalkan
untuk berputar. Pada Gambar 10d pipa rolling
(Sianturi, 2012).
terlihat rapi. Poros tepat berada di tengah, namun
122 2
Evaluasi Desain Sekat Kanal Tipe Desain Kanal……(Arif Dhiaksa dan Wahyu Candraqarina)
123
Jurnal Sumber Daya Air Vol. 14 No.2, Desember 2018: 111 – 124
Balai Rawa, Puslitbang SDA, 2014. Laporan Akhir Noor, Y.R. dan J. Heyde. 2007. Pengelolaan Lahan
Penelitian Pengaruh Perubahan Iklim Gambut Berbasis Masyarakat di Indonesia.
Terhadap Daerah Rawa. Banjarmasin: Balai Proyek Climate Change, Forests and
Rawa. Peatlands in Indonesia. Wetlands
Dhiaksa, Arif dan Gangga Sotyadarpita, 2016. International – Indonesia Programme dan
Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Wildlife Habitat Canada. Bogor.
Penerapan Teknologi Drainpile di Sei Ahas Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Kalimantan Tengah, disajikan pada Seminar Ekonomi dan Lingkungan, 2013.
Nasional Teknik Sumber Daya Air 2016, 17 Pengembangan Potensi Rawa Berbasis Daya
September 2016, Cimahi. Dukung Masyarakat dan Lingkungan,
Gay, L. R., & Diehl, P. L dalam Sukardi, 2008. Laporan Akhir, 2434.001.001.007.E.
Metodologi Penelitian Pendidikan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:PT. Bumi Air, 2017. Laporan Kinerja Instansi
Aksara. Pemerintah Pusat Penelitian dan
Gough, R., Holliman, P. J., Fenner, N., Peacock, Mike, Pengembangan Sumber Daya Air 2016,
Freeman, Christopher, 2016. Influence of Bandung: Pusat Penelitian dan
WaterTable Depth on Pore Water Chemistry Pengembangan Sumber Daya Air.
and Trihalomethane Formation Potential in QH., Dian Verdiana, 2016. Pengelolaan
Peatlands, Water Environment Research, Vol. TerpaduKawasan Eks Pengembangan Lahan
88 (2) : 107-117. Gambut 1 Juta Hektar di Kalimantan Tengah,
HA, Abdul Haris, 2015. Studi perbandingan pondasi Gema Wiralodra, Vol. VI (8) ISSN: 1693-
batu kali, pondasi Strauss dan pondasi plat 7945.
setempat rumah tinggal 2 Lantai tipe 85/72 Sianturi, Novdin M., 2012. Tinjauan Penggunaan
dilihat dari biaya, waktu, dan Metode Balok Pracetak pada Pembangunan
pelaksanaan, disajikan pada Seminar Gedung,Jurnal Rancang Sipil, Vol.1(1):10-20.
Nasional Sains dan Teknologi Terapan III Suroso, Harimurti dan Harsono, M., 2008. Alternatif
2015 Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Perkuatan Tanah Lempung Lunak (Soft
13 Oktober 2015, Surabaya. Clay), Menggunakan Cerucuk dengan Variasi
Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP), Panjang dan Diameter Cerucuk, Jurnal
2009. Strategic Peatland Rehabilitation Plan Rekayasa Sipil, Vol.2(1): 47-61 ISSN 1978 –
for Block A (North-West) in the Ex-Mega Rice 5658.
Project Area, Project No: IFCI-C0011, Central Suryadiputra, I N.N., Alue Dohong, Roh, S.B.
Kalimantan. Waspodo, Lili Muslihat, Irwansyah R. Lubis,
Lutfiati, Evi, 2015. BMKG: Puncak Kemarau Ferry Hasudungan, dan Iwan T.C. Wibisono.
Agustus.http://www.republika.co.id/berita/ 2005. Panduan Penyekatan Parit dan Saluran
koran/halaman-1/15/07/08/nr5hsg-bmkg- di Lahan Gambut Bersama Masyarakat.
puncak-kemarau-agustus [diakses pada Proyek Climate Change, Forests and
tanggal 14 September 2017]. Peatlands in Indonesia. Wetlands
Najiyati, S., Agus Asmana, I Nyoman N. International – Indonesia Programme dan
Suryadiputra. 2005. Pemberdayaan Wildlife Habitat Canada. Bogor.
Masyarakat di Lahan Gambut. Proyek
Climate Change, Forests and Peatlands in
Indonesia. Wetlands International –
Indonesia Programme dan Wildlife Habitat
Canada. Bogor.
124 2