Anda di halaman 1dari 3

Kebahagiaan

Terdapat tiga jenis kebahagiaan yang bisa kita temukan dalam hidup, yaitu kebahagiaan fisik,
kebahagiaan emosi, dan kebahaigaan memaknai.
1. Kebahagiaan fisik
Kebahagiaan fisik adalah kebahagiaan yang bisa kita rasakan ketika kita mendapatkan
sesuatu yang bersifat fisik, misalnya:
- Mendapatkan gaji dan bonus dari kantor
- Memiliki mobil mewah
- Mendapatkan hadiah utama
- Memiliki wajah yang cantik dan tampan.
Kebahagiaan fisik ini tampkaknya mampu membuat diri kita bahagia. Tetapi, jenis
kebahagiaan ini memiliki kekurangan, yaitu sebagai berikut ini:
- Timbul rasa malas ketika tidak ada uang sebagai imbalan karena yang bersangkutan
bekerja dan melakukan sesuatu dengan alasan uang. Saat dia tahu bahwa apa yang
dia kerjakan tidak menghasilkan uang, dia hanya mengerjakannya dengan asal-
asalan.
- Tidak pernah merasa puas.
- Terjebak pada konsumerisme karena semua keinginannya harus terpenuhi untuk
membuat dirinya bahagia.
Ternyata kebahagiaan fisik hanyalah bahagia yang sementara. Uang, harta, jabatan, dan
lain-lain tidak akan memberikan kita kebahagiaan yang abadi. Apalah arti harta yang
berlimpah, jika kita tidak merasakan berkah atau kebahagiaan dari harta tersebut.
Jangan jadikan uang sebagai tujuan, cukup lakukan yang terbaik dalam
hidupmu, maka uang dan penghargaan akan menjadi efek dari apa yang kita
kerjakan. –Edvan M Kautsar-
2. Kebahagiaan Emosi
Kebahagiaan emosi adalah ketika kita merasa bahagia secara emosional saat
mendapatkan, misalnya:
- Pujian dari bos dan rekan kerja,
- Tepuk tangan karena keberhasilan kita,
- Apresiasi,
- Pengakuan yang membanggakan.
Sama dengan kebahagiaan fisik, kebahagiaan jenis ini memiliki kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
- Bekerja hanya saati dilihat oleh atasan. Saat tidak ada atasan, tidak sungguh-
sungguh mengerjakan pekerjaandanmengisi waktu kerja denganbermaingame atau
keluar kantor sat jam makansiang dan tidak kembali lagi.
- Sering kecewa karena orang lin jarang memuji dirinya.
- Suka pamer karena merasa bahagia saat dihargai.
- Stres karena berharap banyak pada orang sekitar, namun sering kali tidak sesuai
harapan.
Kebahagiaan emosi ini membuat kita ingin selalu dianggap sempurna, dianggap sukses,
dianggap hebat- padahal kenyataannya hidupnya menderita. Menderita karena hidup,
tapi tidak mau menerima kenyataan dan takdir. Terlalu khawatir jika dipandang buruk
oleh orang lain. Sama dengan kebahagiaan fisik, kebahagiaan jenis hanyalah
kebahagiaan sementara dan tidak bisa memberikan kebahagiaan abadi.
3. Kebahagiaan Memaknai
Kebahagiaan memaknai adalah kebahagiaan yang kita dapatkan ketika kita
memberikan sesuatu dengan tulus. Caranya adalah dengan mengetahui makna dari
setiap hal yang kita lakukan. Dalam kebahagiaan memaknai, kita bisa merasa bahagia
karena kita bermanfaat bagi orang lain. Semakin bermanfaat, seharusnya kita bisa
semakin bahagia. Bahagia karena memaknai. Berbeda dengan kebahagiaan fisik dan
emosi, kebahagiaan memaknai tidak memiliki kekurangan karena kita tulus dan ikhlas
dalam melakukan kegiatan apapun.
Contohnya adalah jika memiliki profesi sebagai guru. Guru mampu memaknai bahwa
ilmu yang diberikan pada murid-murid akan bermanfaat untuk masa depan mereka,
hingga mereka bisa melanjutan ke perguruan tinggi, mendapatkan pekerjaan yang
bagus, dan menghidupi keluarga mereka sebagai orang sukses. Sang murid sukses
karena ketulusan guru dalam mengajarnya.

Jadi, dalam profesi apapun, kita seharusnya bisa lebih memaknai dan lebih bersyukur
sehingga bekerja dengan ketulusan. Jika kita dapat bekerja dengan tulus dan ikhlas,
maka kebahagiaan murni yang abadi akan muncul sehingga kita akan lebih bahagia
dengan profesi kita.

Bahagia bukan karena lingkungan, melainkan karena kitalah yang memilih dan
mengiinkan diri ini untuk bahagia. –Edvan M Kautsar

Habiskan Kegagalanmu!

Orang yang gagal adalah orang yang tidak memiliki tujuan yang tepat atau bahkan tidak
tahu apa yang diinginkan dalam hidupnya. Penyebab kegagalan adalah orang yang
malas dan tidak mau bekerja. Selain itu, tidak bisa mengatur wawktu alias salah
prioritas, tidak mau mengembangkan diri, tidak ada kesungguhan atau komitmen untuk
sukses, dan sombong. Penyebab kegagal juga karena membatasi diri dngan
mengganggaptak berhak sukses karena terlalu tua, tak punya modal, bawaan keluarga,
tempat tak memungkinan, dan lain-lain.
Kegagalan adalah investasi bagi kita untuk meraih kesuksesan. Setiap manusia
diberikan jatah gagal yang berbeda. Dengan merasakan kegagalan berkali-kali, kita
akan semakin kehabisan celah untuk gagal. Artinya gerbang kesuksesan sudah akan
mampu kita raih. Ketika kita merasa gagal, karena tidak bisa mencapai apa yang kita
inginkan seperti bekerja di CPNS atau sebagai dokter, sebenarnya hal-hal itu bukan
tujuan kita, tapi jalan kita untuk menuju ke tujuan kita yang sesunguhnya yaitu
kesuksesan. Oleh karena itu, belum sukses bukan berarti gagal bahkan tidak ada
kegagalan dalam meraih kesuksesan. Yang ada adalah menyerah dan berhenti
memperjuangkan usahanya. Ketika satu pintu ditutup, selalu akan ada ratusan pintu
lain. Terkadang kita masih terfokus pada pintu yang tertutup itu, dan akhirnya tidak
mendapatkan kebahagiaan dari pintu-pintu yang lain. Dan jangan lupa untuk selalu
memaknai segala hal yang terjadi untuk jadi pelajaran berharga pada kemudian hari.

Ketika kita tidak diterima, bukan berarti kita buruk. Namnun karena tuhan tahu
kita tidak cocok di tempat itu dan lebih cocok di tempat lain. Seperti kurma, siapa
yang tidak mengakui keutamaannya? Tapi dia tidak cocok ditanam di Indonesia,
melainkan hanya cocok di daerah tandus, seperti Arab. –Edvan M Kautsar-

Anda mungkin juga menyukai