Anda di halaman 1dari 11

INTERAKSI SOSIAL

DISUSUN OLEH :
NORA AFISA
PUTRI MADINAH
RIDHA GUNAWAN
WIDYAN ADHA
RANGGA PRASETYA
RIZA AULIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha
Sempurna pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan,
Dengan harapan semoga tugas makalah ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi
kita semua. Amiin.Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas makalah ini, karena
penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada
interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –
Nya.Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin. Namun
sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu penulis
mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan
kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak
langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A
dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau
A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh
interaksi sosial tidak langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti,


identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari
oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab
sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya
pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau
yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.

Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang
mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan
kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh
foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.

Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana
alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan
disasosiatif .Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi
(kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa
dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam
program Jardiknas. Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya
interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh
Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi
seorang pengemis dengan cara membentak.
1.2. Rumusan masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah :

1. Seperti apakah tindakan sosial di masyarakat?


2. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
3. Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?

1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah
Tempat Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh
interaksi sosial bagi masyarakat
BAB 2 PERMASALAHAN
Interaksi sosial

A.PENGERTIAN INTERKASI SOSIAL


Beberapa pengertian interaksi social menurut para ahli:

v ASTRID. S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan
pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat
ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam interaksi ini.

v BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau
sebaliknya.

v KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK


Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar
individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok
lainnya.

v SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-
hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau
antara individu dan kelompok

Jadi, Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang


dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang
satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana
simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh
mereka yang menggunakannya

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya
hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian
tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan yang meliputi jenis kelamin,
usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh,
penampilan berbusana, dan wacana.

B.MACAM-MACAM INTERAKSI SOSIAL


Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Interaksi antara individu dan individu


Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika
jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan
timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial
individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak
pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

C.CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL

-Jumlah pelakunya dua orang atau lebih


-Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunaka symbol atau lambing
-Adanya suatu dimensi waktu
-Adanya tujuan yang hendak dicapai dari hasil interaksi tersebut.

D.FAKTOR –FAKTOR YANG MENDORONG INTERAKSI SOSISAL


1.faktor internal
a.adanya dorongan untuk meneruskan hidup
b.dorongan untuk memenuhi kebutuhan.
c.dorongan untuk melakukan komunikasi
d.dorongan untuk mempertahankan hidup

2.faktor eksternal
 Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi atau perbuatan meniru bisa
dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara, tingkah laku, adat dan
kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang.
Namun demikian, dorongan seseorang untuk meniru orang lain tidaklah berjalan dengan
sendirinya. Perlu ada sikap menerima, sikap mengagumi, dan sikap menjunjung tinggi
apa yang akan diimitasi itu. Menurut Dr. A.M.J. Chorus, ada syarat yang harus
dipenuhi dalam mengimitasi, yaitu adanya minat atau perhatian terhadap obyek
atau subyek yang akan ditiru, serta adanya sikap menghargai, mengagumi, dan
memahami sesuatu yang akan ditiru. Contoh imitasi terdapat pada kegiatan
seorang anak melihat ayahnya menyetir mobil.Imitasi dapat mendorong seseorang
untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Contohnya,
seorang anak akan meniru orang dewasa menyeberang lewat jembatan penyeberangan.
 Sugesti
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang dianutnya,
lalu diterima oleh orang lain. Biasanya, sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam
kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir rasional. Segala anjuran atau
nasihat yang diberikan langsung diterima dan diyakini kebenarannya. Pada umumnya,
sugesti berasal dari hal-hal berikut.
1. Orang yang berwibawa, karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang disugesti,
misalnya orangtua, cendekiawan, atau ulama.
2. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang disugesti, misalnya pejabat
negara atau direktur perusahaan.
3. Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Misalnya dalam suatu rapat
OSIS, ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah. Tetapi karena
semua teman-temannya setuju, maka ia pun mengubah pendapatnya.
4. Reklame atau iklan di media massa. Contoh, iklan yang menggambarkan suatu
produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan detik dapat menggiring
pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena terpengaruh.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti, tapi karena beberapa
faktor yang ada di diri orang yang diberi sugesti. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Terhambatnya daya berpikir kritis. Makin kurang kemampuan orang mengkritisi
sesuatu atau seseorang, makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain. Daya
kritis mengalami hambatan jika individu yang terkena stimulus sedang dalam keadaan
emosional. Misalnya, orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan mudah
terprovokasi untuk melakukan perkelahian fisik.
2. Kemampuan berpikir terpecah belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika orang
sedang dilanda kebingungan karena dihadapkan pada berbagai persoalan. Jika dalam
suasana yang demikian ada pandangan, saran, atau pendapat-pendapat orang, ia akan
dengan mudah menerimanya tanpa pikir panjang.
3. Orang yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan ragu-
ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau
saran dari pihak lain, apalagi pendapat itu searah sehingga orang yang ragu-ragu itu
tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak tersebut. Misalnya, pada kasus iklan
deterjen sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut. Tetapi, karena kita melihat
dan mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang kebenarannya, kita pun
membelinya. Pada kasus tersebut, sugesti berfungsi untuk lebih meyakinkan pendapat
yang sudah ada, walaupun masih ada keraguan.
 Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya lebih mendalam
dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi, kepribadian seseorang bisa
terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena seringkali memerlukan tipe ideal
tertentu dalam hidupnya. Contoh identifikasi terdapat pada seorang anak yang
mengidolakan ayahnya. la berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena
sikap, perilaku, dan nilai yang dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan
dapat berguna sebagai penuntun hidupnya.
 Simpati
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain.
Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang
lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain tersebut.
Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting walaupun alasan utamanya
adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Contoh, ketika ada
tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha
untuk membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan
teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
 Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik
seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya yang
bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut sehingga jatuh
sakit. Contoh lain, seorang pria baru saja menjenguk keluarganya yang mengalami
kecelakaan. Orang tersebut kemudian jatuh sakit karena selalu membayangkan dan
memikirkan kejadian yang menimpa keluarganya.
Faktor-faktor yang diuraikan di atas (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati)
merupakan faktor minimal yang menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati, empati,
dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat jika
dibandingkan dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi pengaruhnya kurang
mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat. Kelima faktor tersebut, cenderung
berasal dari satu pihak individu atau bersifat psikologis.

macam kerjasama dalam suatu proses social


1. Proses asosiatif

Proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan
solidaritas antarindividu.
1. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan
sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan
dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi
kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal
yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan ulangan atau ujian.
Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan iru antara lain sebagai
berikut.
1) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara
bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan
warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung.
Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara
dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau
kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan
joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan
lebih besar.
2.Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujukk pada suatu keadaan dan
yntuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu
keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia
untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai
kestabilan.

2. Proses Disosiatif

Merupakan interaksi sosial yang membawa ke arah perpecahan. Ada beberapa bentuk
interaksi sosial disosiatif yaitu :

a. Konflik Sosial/pertentangan

Dapat diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih, maupun kelompok
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.

b. Persaingan (competition)

Merupakan suatu proses sosial yang melibatkan mencapai keuntungan melalui bidang
kehidupan yang pada suatu saat tertentu menjadi pusat perhatian umum, tanpa
ancaman/kekerasan.

c. Kontrovensi

Merupakan suatu proses sosial yang posisinya berada diantara persaingan dan konflik.
Kontrovensi dapat berwujud sikap tidak senang, baik secara terbuka/sembunyi-sembunyi.

Anda mungkin juga menyukai