19 - N014191041 - Eka Agustiani - Malaria
19 - N014191041 - Eka Agustiani - Malaria
FARMASI KLINIK
“MALARIA “
OLEH:
A. Pendahuluan
Malaria adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh
parasit Protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini ditularkan ke manusia
melalui gigitan nyamuk Anopheles spesies betina yang bertindak sebagai
vektor. Ada lima spesies Plasmodium sp. yaitu, Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan
plasmodium knowlesi. (kemenkes(2017) menambahkan bahwa penyakit
malaria sudah ada sejak 3000 tahun yang lalu. Penyebab dari penyakit
malaria adalah parasit Plasmodium, sedangkan penularannya pada
manusia diperantarai oleh nyamuk Anopheles betina. Penyakit malaria ini
masih menjadi permasalahan kesehatan yang besar baik di daerah tropis
maupun subtropis seperti di Brasil, Asia Tenggara dan seluruh sub-
Sahara Afrika.( Widoyono (2016))
B. Etiologi
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa darah
yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan
protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk
betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah
atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
(Kemenkes: 2017)
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai
malaria tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau
malaria kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale,
sedangkan P. falciparum menyebabkan malaria falsiparum atau malaria
tropika. Spesies terakhir ini paling berbahaya, Karena malaria yang
ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab dalam waktu singkat dapat
menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai
komplikasi di dalam organ-organ tubuh.(Barber, dkk. 2017)
1. Siklus hidup Plasmodium
C. Patofisiologi
Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit.
Demam mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah yang
mengeluarkan macam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang
makrofag, monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai macam
sitokin, diantaranya Tumor Necrosis Factor (TNF). TNF akan dibawa aliran
darah ke hipothalamus, yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh
manusia. Sebagai akibat demam terjadi vasodilasi perifer yang mungkin
disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. (Xin-zhuan
dkk.2019)
a. Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat
menggigil sering seluruh tubuh bergetar dan gigi gemertak, pucat
sampai sianosis seperti orang kedinginan, pada anak bisa terjadi
kejang. Periode ini berlangsung 15–60 menit diikuti dengan
meningkatnya temperatur.
b. Periode panas
Muka penderita merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan
panas badan tetap tinggi dapat sampai 40° C atau lebih. Periode ini
lebih lama dapat sampai 2 jam atau lebih, seiring dengan irama
siklus eritrositik kemudian diikuti keadaan berkeringat.
c. Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
sampai basah, temperatur turun drastis, penderita merasa capek
dan sering tertidur dengan nyenyak dan setelah bangun tidak ada
keluhan kesuali badan lemah. Stadium ini berlangsung 2-4 jam.
Pada pasien–pasien yang tinggal didaerah endemis malaria, gejala
tersebut tidak khas oleh karena penderita telah mengalami semi
imun. Lebih sering dialami pada malaria klasik, yaitu penderita yang
berasal dari daerah non-endemik atau yang baru pertama kali
menderita malaria. Seluruh rangkaian Trias Malaria berlangsung ±
6-10 jam. Trias malaria lebih sering terjadi pada infeksi Plasmodium
vivax (Kemenkes.2017)
Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria ialah
(WHO.2015):
E. Gambaran Klinis
Untuk menegakkan diagnosis malaria dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan, antara lain: (Kemenkes.2017)
1. Pemeriksaan fisik
a. Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5 °C
b. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
c. Sklera ikterik
d. Pembesaran Limpa (splenomegali)
e. Pembesaran hati (hepatomegali)
2. Pemeriksaan mikroskopis
Darah
Terdapat dua sediaan untuk pemeriksaan mikroskopis
darah, yaitu sediaan darah hapus tebal dan sediaan darah hapus
tipis. Pada pemeriksaan ini bisa melihat jenis plasmodium dan
stadium stadiumnya. Pemeriksaan ini banyak dan sering
dilakukan karena dapat dilakukan puskesmas, lapangan maupun
rumah sakit. Untuk melihat kepadatan parasit, ada dua metode
yang digunakan yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif. Metode
yang biasa digunakan adalah metode semi-kuantitatif dengan
rincian sebagai berikut:
(-) : SDr negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB)
(+) : SDr positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++) : SDr positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
(+++): SDr positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB)
(++++): SDr positif 4 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB)
Sedangkan untuk metode kuantitatif, pada SDr tebal menghitung
jumlah parasit/200 leukosit dan SDr tipis penghitungannya adalah jumlah
parasit/1000 eritrosit. (Kemenkes.2017)
H. Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa darah
yang termasuk ke dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini merupakan
protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat 4 spesies yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan oleh nyamuk
betina Anopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi darah
atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
Memiliki siklus hidup Plasmodium terdiri dari 2, yaitu siklus sporogoni
(siklus seksual) yang terjadi pada nyamuk dan siklus skizogoni (siklus
aseksual) yang terdapat pada manusia.
Barber BE, Rajahram GS, Grigg MJ, William T, Anstey NM. World malaria
report: time to acknowledge Plasmodium knowlesi malaria. Malaria J.
2017;16:135-7.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Malaria. Biology. 2015.
Full text at http://www.cdc.gov/Globalhealth.
Su, X., Lane, K. D., Xia, L., Sá, J. M., & Wellems, T. E. (2019). Plasmodium
Genomics and Genetics: New Insights into Malaria Pathogenesis,
Drug Resistance, Epidemiology, and Evolution. Clinical Microbiology
Reviews, 32(4). doi:10.1128/cmr.00019-19
Rosenthal PJ., 2015. Review Antimalarial drug discovery: old and new
approaches, The Journal of Experimental Biology 206:37353744