Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AUDITING

KELOMPOK 8

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN DAN AUDIT PROGRAM

 Jericca Noviana A (160803104045)


 Firdauna Nahda (160803104049)
 Elsa Ciptanti (160803104052)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Auditing merupakan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan
publik sebagai pihak yang akhli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan laporan arus kas.

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, ank
e, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan
praktik yang telah disetujui dan diterima.

Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien
dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi
akuntan publik. Tujuan kertas kerja adalah sebagai pendukung opini auditor, sebagai
bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan, sebagai refrensi, sebagai salah satu
dasar penilaian asisten, dan sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup


audit yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi Kertas Kerja Pemeriksaan ?
2. Apa Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan ?
3. Bagaimana pengelompokan dari Current File dan Permanent File ?
4. Apa kriteria untuk pembuatan kertas kerja pemeriksaan yang baik ?
5. Bagaimana pemilikan dan penyimpanan kertas kerja pemeriksaan ?
6. Definisi Audit Program ?
7. Apa kegunaan Audit Program ?
8. Apa tujuan Audit Program ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Kertas Kerja Pemeriksaan

2. Untuk mengetahui tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan

3. Untuk mengetahui pengelompokan dari Current File dan Permanent File

4. Untuk mengetahui kriteria pembuatan kertas kerja pemeriksaan yang baik

5. Untuk mengetahui pemilikan dan penyimpanan kertas kerja pemeriksaan

6. Untuk mengetahui definisi Audit Program

7. Untuk mengetahui kegunaan Audit Program

8. Untuk mengetahui tujuan Audit Program


BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan

Standar Profesional Akuntan Publik(SPAP) SA Seksi 339 (PSA No.15) mengatur mengenai
Kertas Kerja Audit. Kertas Kerja adalah catatan yang dipersiapkan dan disimpan oleh auditor
yang isinya meliputi prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang dilakukan, informasi
yang diperoleh serta kesimpulan yang dicapai dalam penugasan audit.

Definisi Kertas Kerja (SA Seksi 339 paragraf 03) adalah catatan-catatan yang
diselenggarakan oleh Auditor mengenai prosedur audit yangditempuhnya, pengujian yang
dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dankesimpulan yang dibuatnya sehubungan
dengan auditnya.

Dalam menjalankan pemeriksaannya (general audit) KAP harus berpedoman kepada SPAP
khususnya standar auditing,standar pengendalian mutu,kode etik Ikatan Akuntan Indonesia
dan aturan etika IAI Kantor AkuntanPublik (sekarang Kode Etik Profesi Akuntan Publik).
Semua prosedur audit yang dilakukan dan temuan-temuan pemeriksaan harus di dokumentasi
kan dalam kertas kerja pemeriksaan.
Kertas kerja pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam
menjalankan pemeriksaan,yang berasal :
1. Dari pihak klien
2. Dari analisis yang dibuat oleh auditor
3. Dari pihak ketiga.

2. Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan


Tujuan tersebut antara lain :
1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan
2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik
3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari :
a. Pihak Pajak
b. Pihak Bank
c. Pihak Klien
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat
evaluasi mengenai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu
penugasan
5. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya.

Menurut PSAP No.15 fungsi kertas kerja antara lain:

a. Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor, termasuk representasi tentang


pengamatan atas standar pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan dalam laporan
auditor dengan disebutkannya frasa "berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia."
b. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.

3. Current File Dan Permanent File


Kertas kerja pemeriksaan biasanya dikelompokkan dalam :
a. Berkas tahun berjalan (Current File)
b. Berkas tahun permanen (Permanent File)
c. Berkas surat menyurat (Correspondence File)
a. Current File
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan, misalnya :
 Neraca saldo
 Berita Acara Kas Opname
 Rekonsiliasi Bank
 Rincian Piutang
 Rincian Persediaan
 Rincian Liabilitas
 Rincian Biaya-biaya, dan lain-lain
b. Permanent File
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, misalnya :
 Akta Pendirian
 Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual)
 Kontrak-kontrak
 Notulen Rapat
c. Correspondence File
Berisi korespondensi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile, e-mail, dan lain-
lain.
4. Kriteria Untuk Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan Yang Baik
a. Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan.
Misalnya: cash count sheet ditaksir dengan angka pada laporan posisi keuangan (neraca)
b. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan sebab banyak kerugiannya,
antara lain :
 Membuang waktu
 Dapat salah menyalin
c. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa yang dilakukan
dengan menggunakan audit tick mark.
Misalnya:
 Periksa aging schedule
 Cek penjumlahan dengan cara footing dan cross footing
d. Kertas kerja pemeriksaan harus di index/cross index.
e. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers
sehingga dapat diketahui siapa yg bertanggung jawab.
f. Setiap pertanyaan yang timbul review notes harus terjawab.
g. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan:
 Sifat dari perkiraan yang diperiksa
 Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
 Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa

h. Hal-hal tambahan :
 Kertas kerja pemeriksaan harus rapi dan bersih
 Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca (jelas)
 Bahasa yang digunakan (Indonesia atau Inggris) harus baik
 Jangan hanya memphotocopy data dari klien tanpa diberi suatu penjelasan
i. Di bagian muka kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftar isi dan Index kertas
kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan
audit tersebut.

5. Pemilikan Dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan


a. Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan publik. Hak auditor sebagai pemilik
kertas kerja pemeriksaan terikat pada batasan-batasan moral yang dibuat untuk mencegah
kebocoran-kebocoran yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan (confidentiality) data
klien.
b. Walaupun sebagaian kertas kerja akuntan publik dapat digunakan sebagai sumber
referensi bagi kliennya, namun kertas kerja pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap
sebagai bagian atau pengganti dari catatan akuntansi klien tersebut.
c. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau mereview kertas kerja pemeriksaan, baru
bisa diberikan atas persetujuan tertulis dari klien yang bersangkutan, sebaiknya hanya
bagian yang diperlukan saja yang dipinjamkan atau diperlihatkan.
d. Akuntan public harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas
kerja pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja tersebut sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku (minimal limatahun).

6. Definisi Audit Program


Serangkaian kebijakan dan prosedur untuk menentukan bagaimana evaluasi bisnis harus
dilakukan. Audit program pada umumnya melibatkan petunjuk khusus seperti apa, berapa
banyak bukti harus dikumpulkan dan dievaluasi, serta siapa yang akan mengumpulkan
dan menganalisis data tersebut dan termasuk juga kapan hal tersebut harus dilakukan.
Jenis audit program yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis bisnis tertentu.

7. Kegunaan Audit Program


Untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas audit proses yang telah dilakukan.
Pembuktian yang cukup harus diperoleh melalui pengamatan, tanya jawab dan teknik
lainnya sebagai dasar yang layak untuk pemberian pendapat atas ikhtisar keuangan yang
di periksanya.

8. Tujuan Audit Program

 Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evaluasi pelaksanaan tugas audit.
 Sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam
mengumpulkan bukti audit.
 Sebagai sarana perbandingan data yang dikumpulkan dari tahun-tahun
sebelumnya.
 Sebagai alat untuk mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat dari
pekerjaan audit dan juga untuk meninjau pekerjaan audit.
 Sebagai bukti audit yang mendukung pendapat auditor
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Auditing merupakan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan
publik sebagai pihak yang akhli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas dan laporan arus kas.

Dalam menjalankan pemeriksaannya (general audit) KAP harus berpedoman kepada


SPAP khususnya standar auditing,standar pengendalian mutu,kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia dan aturan etika IAI Kantor AkuntanPublik (sekarang Kode Etik Profesi
Akuntan Publik). Semua prosedur audit yang dilakukan dan temuan-temuan pemeriksaan
harus di dokumentasi kan dalam kertas kerja pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai