Anda di halaman 1dari 3

2.

4 PATOGENESIS
Sistem imunitas spesifik, terutama selular, memiliki peran penting dalam
memicu terjadinya penyakit liken planus. CD4 dan CD8 dapat ditemukan pada lesi-
lesi kulit. Akumulasi sel CD8 pada kulit menentukan progresivitas penyakit yang
diderita; semakin banyak CD8 yang ditemukan maka akan semakin berat
penyakitnya. Sel-sel ini kemudian akan memicu reseptor-reseptor lain di kulit dan
akan berakhir pada suatu proses yang diyakini menjadi dasar dari setiap perubahan
yang terjadi pada kulit yakni apoptosis. Ada tiga proses yang terjadi sampai akhirnya
menjadi apoptosis, yakni pengenalan antigen, aktivasi limfosit, dan apoptosis
keratinosit1,2,6,7.
Perjalanan penyakit dimulai dari pengenalan antigen spesifik liken planus oleh
sel CD8 di tempat lesi. Antigen liken planus belum diketahui. Beberapa pendapat
menyebutkan antigen ini adalah suatu protein autoreaktif yang dapat memicu proses
autoimun tubuh, namun ada juga yang menyebutkan bahwa antigen ini menyerupai
antigen eksogen seperti virus, bakteri, dan lain-lain. Selanjutnya, sistem imunitas
innate menjadi terstimulasi, dan memacu sekresi beberapa interleukin, interferon dan
TNF1.
Setelah pengenalan antigen, sel CD8 menjadi teraktivasi, dan kemudian
melepaskan sitokin dan kemokin yang menyebabkan terjadinya konsentrasi limfosit di
tempat lesi. Limfosit-limfosit ini selanjutnya akan terus berada di tempat tersebut.
Rangkaian proses ini akan berakhir dengan apoptosis keratinosit, yang mekanisme
pastinya belum diketahui. Diduga adanya gangguan pada membrane basal kulit dapat
menyebabkan apoptosis1.
Liken planus dihubungkan dengan reaksi alergi atau reaksi kekebalan, faktor
resikonya termasuk radioterapi, bahan yang dicelup, dan substansi bahan kimia
(emas, antibiotik, arsenik, iodida, kloroquin, quinarine, quinide, phenothiazine, dan
diuretic) 3,4.
Frekuensi terjadinya penyakit ini ditemukan meningkat pada orang-orang yang
menderita penyakit hati, contohnya hepatitis C, hepatitis autoimun. Dan sirosis
biliaris. Prevalensi terjadinya liken planus pada penderita hepatitis C di daerah Eropa
Selatan berkisar antara 16-29%. Selain itu, diteliti pula peranan faktor genetik yang
mengontrol ketahanan seseorang terhadap penyakit hepatitis C dan prevalensinya
terhadap genotip HCV tertentu1.
2.5 GEJALA KLINIS
Biasanya gatal, umumnya setelah satu atau beberapa minggu sejak kelainan
pertama timbul diikuti oleh penyebaran lesi. Tempat predileksi kelainan pertama ialah
pada ekstremitas, dapat di ekstremitas bawah, tetapi yang lebih sering dibagian
fleksor pergelangan tangan atau lengan bawah, distrbusinya simetrik5.
Terdapat fenomena Köbner (isomorfik). Pada selaput lendir dapat terbentuk
kelainan, tetapi tidak menimbulkan keluhan. Kelainan yang khas terdiri atas papul
yang polygonal, datar dan berkilat. Kadang-kadang ada cekungan di sentral (delle).
Garis-garis anyaman berwarna putih (strie Wickham) dapat dilihat pada permukaan
papul5.
Variasi bentuk dapat terjadi pada liken planus, dapat terjadi konfigurasi anular
yang terbentuk karena papul-papul membentuk lingkaran, atau karna menghilang di
sentral dan perluasan ke perifer. Konfigurasi ini sering terlihat pada glans penis.
Dapat pula berkonfigurasi liniar atau zosteriformis5.
Kelainan di mukosa sangat patognomonik, letaknya dibukal, lidah, bibir dan
seluruh saluran gastrointestinal. Pada vagina dan dan vesika urinaria terdapat
gambaran reticular serupa jala yang terdiri atas garis-garis putih atau strie abu-abu.
Kelainan mukosa terapat pada 2/3 penderita liken planus. Pada alat kelamin, 25% pria
menunjukkan kelainan pada penis terdiri atas papul anular atau strie yang putih.
Kelainan pada kuku dilaporkan oleh SAMMAN sebanyak 10%. Pada kulit kepala,
papul yang folikulrar dapat menimbulkan alopesia bersikatriks5.
Pada umumnya banyak variasi secara klinik penyakit liken planus yang
dikategorikan menurut: (1) bentuk lesi, (2) morfologi yang terlihat, atau (3) lokasi1.

a. Bentuk Lesi
1. Bentuk Anuler. Bentuk lesi ini terdapat di punggung dan lebih sering
ditemukan di penis serta skrotum. Kira-kira ditemukan pada 10%
penderita liken planus. Umumnya papula membentuk gambaran cincin.
Bentuk lain dari anuler liken planus terjadi ketika lesi membesar dengan
diameter 2 sampai 3 cm dan mengalami hiperpigmentasi8.
2. Bentuk Linear. Papul dapat membentuk konfigurasi linear sebagai bentuk
sekunder terhadap trauma, atau pada kasus yang sangat jarang, sebagai
erupsi spontan dan terisolasi. Biasanya terjadi pada ekstremitas8

b. Morfologi Lesi
1. Erosi dan Ulserasi.
Bentuk ini menunjukkan lesi-lesi yang erosif, yang kemudian menjadi
ulkus pada selaput lendir yang telah terkena1

Anda mungkin juga menyukai