1. Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel dengan inti tunggal atau banyak dan/atau
busduct dari berbagai tipe, ukuran dan kemampuan.
2. Peralatan pada papan hubung bagi seperti pemutus atus, sakelar, tombol, alat ukur dan
lain-lain harus ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan pengoperasian dan
pemeliharaan oleh petugas.
3. Jaringan yang melayani beban penting, seperti pompa kebakaran, lift kebakaran, peralatan
pengendali asap, sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem komunikasi darurat dan beban
penting lainnya harus terpisah dari instalasi beban lainnya dan dilindungi terhadap
kebakaran atau penggunaan penghantar tahan api sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
C. Instalasi Listrik
1. Sistem instalasi listrik terdiri dari sumber daya listrik, jaringan distribusi, papan
hubung bagi dan beban listrik. Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus
mudah diamati, dilakukan pemeliharaan dan perbaikan, tidak membahayakan,
mengganggu atau merugikan bagi manusia, lingkungan, bagian bangunan dan
instalasi lainnya.
2. Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 220/380 Volt, dengan
frekuensi 50 Hertz. Sistem tegangan menengah (TM) dalam gedung adalah 20 KV,
dengan frekuensi 50 Hertz, mengikuti ketentuan yang berlaku. Untuk rumah sakit
yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung dari PLN minimal 200 KVA
disarankan agas sudah memiliki jaringan listrik tegangan menengah 20 KV (jaringan
listrik TM 20 KV).
3. Instalasi listrik tegangan menengah antara lain :
a. Penyediaan bangunan gardu listrik rumah sakit (ukuran sesuai standar gardu PLN)
b. Peralatan transformator (kapasitas sesuai daya terpasang)
c. Peralatan panel TM 20 KV dan aksesorisnya
d. Peralatan pembantu dan sistem pengamanan (grounding)
4. Semua perlengkapan listrik seperti penghantar, papan hubung bagi dan isinya,
transformator dan lain-lainnya tidak boleh dibebani melebihi batas kemampuannya.
Masalah harmonisa dalam sistem kelistrikan harus diperhatikan.
5. Sistem penerangan darurat (emergency lighting) harus tersedia di dalam ruangruang
tertentu
6. Sistem pembumian (grounding system) harus terpisah antara frounding panel gedung
dengan panel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0,2 Ohm.
7. Transformator distribusi
a. Transformator distribusi yang berada dalam gedung harus ditempatkan dalam
ruangan khusus yang tahan api dan terdiri dari dinding, atap dan lantai yang
kokoh, dengan pintu yang hanya dapat dimasuki oleh petugas.
b. Ruangan transformator harus diberi ventilasi yang cukup, serta mempunyai luas
ruangan yang cukup untuk perawatan dan perbaikan.
c. Bila ruang transformator dekat dengan ruang yang rawan kebakaran, maka
diharuskan mempergunakan transformator tipe kering.
8. Penghematan energi harus sangat diperhatikan
D. KETERSEDIAAN LISTRIK 24 JAM 7 HARI
Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dipasok oleh tenaga listrik dari PLN 3
phase dengan kapasitas 1100 KVA dan 400KVA dengan tegangan 380 V dan
ditransformasikan melalui transformator sebanyak 2 buah dengan kapasitas masing-masing
1100 KVA 50 Hz dan 350 KVA 50 Hz dan dicover dengan 2 Genset.
RSML memiliki 2 Generator Set masing-masing, PERKIN 550 KVA dan
CATTERPILAR 1000KVA yang secara otomatis akan memberikan pasokan ketika pasokan
listrik dari PLN berkurang daya nya / terhenti. Generator set mampu beroperasional secara
terus menerus 24 jam 7 hari sepanjang tahun. Generator set tersebut digunakan untuk :
a. Mendukung sistem pencahayaan rute keluar dengan sumber listrik darurat yang dapat
diandalkan.
b. Mendukung sistem komunikasi darurat.
Tabel 2.1. Daftar Identifikasi Sumber Tenaga Listrik Di RSML Tahun 2020
No Nama Utilitas Merk Lokasi Keterangan
1 Listrik Trafindo Power House Barat Trafo
Kapasitas 1600kVA
jumlah 1 unit
Sneider Power House Barat Kubikel
Kapasitas 20 kV
jumlah 1 unit
Starlite Power House Timur Trafo
Kapasitas 400kVA
jumlah 1 unit
2 Genset Perkins Power House Timur Genset
Kapasitas 550kVA
jumlah 1 unit
Catterpilar Power House Barat Trafo kapasitas 400kVA
jumlah 1 unit
3. Seluruh area beresiko tinggi tersebut terhubung dengan pasokan listrik alternative,
sehingga dalam kondisi listrik dari PLN terputus, area tersebut tetap menerima aliran listrik.
F. Pemeliharaan Listrik
1. Armatur Lampu
a. Kotak lampu pijar/TL
Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan lap/kain pembersih,
jika sulit kain pembersih dicampur air dan glass cleaner. Kotak TL bagian dalam harus
dibuka dan dibersihkan dengan vacum cleaner (penghisap debu). Ujung-ujung kontak di
lampu TL sering terjadi korosi.
b. Lampu
Perbaikan kecil bila lampu mati diganti yang baru.
c. Louvre
Pemeliharaan : dilakukan pembersihan dan debu/kotoran yang menempel dengan
menggunakan kain bersih yang dicampur air atau glass cleaner. Dilakukan setahun sekali.
Perbaikan kecil : Bila louvre retak/pecah dilakukan penggantian atau perbaikan secepat
mungkin karena mempengaruhi deviasi sinar.
4. Pembumian
Untuk pembumian di rumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu:
a. Untuk peralatan medik maximum 0,2 Ohm, sesuai PUIL 1987 pasal 860 kelompok 2E.
b. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain maximum 5 Ohm.
c. Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maksimum 10 Ohm.
Sistem pembumian diatas, masing-masing tidak boleh digabung. Pengukuran
tahanan pembumian dilakukan setiap tahun dengan earth tester. Ujung saluran pembumian
sering terjadi korosi, sehingga penlu dibersihkan dengan sikat besi halus dan disemprot
dengan cairan anti korosi.
5. Instalasi Kabel Dalam Gedung
Pengukuran tahanan isolasi dengan Meger dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. Apabila
tahanan isolasi kabel kurang dan 250 kilo Ohm maka instalasinya harus diperbaiki atau
kabelnya diganti.
6. Panel Listrik
Pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan mematikan tegangan untuk
service dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan UPF masing-masing dan Rumah
Tangga yang diketahui Direktur Rumah Sakit, karena di dalamnya sering terdapat banyak
debu dan harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.
Pada sambungan mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB sering terdapat korosi dan
harus disemprot dengan cairan anti korosi, dan mur yang kendor akibat getaran, agar
dikencangkan kembali setiap 6 (enam) bulan sekali. Pengetesan MCB/MCCB, fuse yang
putus harus diganti, lampu-lampu pilot, meter-meter yang rusak diganti secepatnya. Udara
disekitar panel dibebaskan dan lembab. Pengecekan karet-karet pintu panel dan kunci penel
setiap 6 (enam) bulan sekali, jika keadaannya rusak agar diganti.
7. Transformator
Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti. Untuk transformator jenis
kering perlu dilakukan pembersihan dan debu dengan lap kering dan vacuum cleaner dan
diujung pole perlu dibersihkan dengan amplas.
Untuk transformator jenis olie perlu dilakukan pengetesan daya isolator dan olie
trafo, dapat ditetesi setiap tahun sekali untuk type Conservatif dan 5 tahun sekali untuk type
Hematic atau akan dilakukan lebih awal jika terjadi trouble shooting/short circuit salah satu
beban (pengetesan olie di LMK PLN).
9. Generator Set
Pemeliharaan Genset Meliputi: Cek rutin minimal setiap satu minggu sekali
bersamaan dengan pemanasan, berupa voltase, frekuensi, suhu dan arus
II. SISTEM FASILITAS AIR BERSIH
A. Persyaratan Air Bersih
Air bersih di rumah sakit harus tersedia yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan
atau dapat mengadakan pengolahan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, untuk
persyaratan air bersih yang dipakai di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
mengikuti Pedoman Layanan Bagian Kesehatan Lingkungan.
Sumber air di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan berasal dari PDAM dan
disimpan didalam tendon yang ada di RSML, daftar tandon RSML sebagai berikut:
Tabel 1.1. Daftar Tandon di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
No Nama dan Posisi tandon Air Bersih Kapasitas Tandon
(Volume)
1 Tandon Utama Depan RSML 500m3
2 Tandon Bawah IPS 50m3
3 Tandon Barat IPS 50m3
4 Tandon Atas IPS 100m3
5 Tandon bawah Logistik Umum 35m3
6 Tandon Hydrant 120m3
7 Tandon atas Gedung AR Fahruddin 32m3
8 Tandon air panas atas Gedung AR Fahruddin 3m3
Total 888 m3
1) Perijinan operasional
2) Perijinan bangunan
a) Limbah Padat
b) Limbah Cair
c) Limbah Gas
d) Limbah Radio Aktif
e) Limbah B3
5). Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran.
a) Sistem proteksi pasif
➢ persyaratan kinerja;
➢ tingkat ketahanan api dan stabilitas;
➢ tipe konstruksi tahan api;
➢ tipe konstruksi yang diwajibkan;
➢ kompartemenisasi kebakaran
➢ perlindungan pada bukaan.
b) Sistem proteksi aktif.
➢ Sistem pemadam kebakaran;
➢ Sistem deteksi dan alarm kebakaran
➢ Sistem pengendalian asap kebakaran.
6). Petunjuk, persyaratan teknis dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat.
a) Rambu – Rambu petunjuk dan peringatan bahaya bagi pengguna
b) Pintu keluar darurat
c) Jalur evakuasi
a) Instalasi ventilasi
b) Instalasi sistem pengkondisian udara.
a) Sistem telepon
b) Sistem tata suara
c) Sistem panggil perawat
d) Sistem voice evacuation.
e) Sistem Keamanan / CCTV
f) Sistem Audio Visual / Televisi
g) Sitem Informatika
9). Armada
a) Ambulans gawat darurat
b) Kereta jenazah
c) Kendaraan Operasional
10). Perijinan Peralatan dan Fasilitas
a) Promotif
d) Pemeliharaan korektif/perbaikan.
pemeliharaan yang bersifat penggantian suku cadang sampai dilakukan
overhaull
a) Gedung Letter U
b) Gedung Front Office
c) Gedung Poliklinik Spesialis
d) Gedung Logistik
e) Gedung IBS
f) Gedung AR Fachruddin
g) Gedung Ma’la
h) Gedung TAC
D. Batasan Operasional
Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana rumah sakit meliputi pemenuhan sarana dan
prasarana, pemeliharaan dan perbaikan kecil untuk seluruh bangunan dan
fasilitas rumah sakit yang mencakup peralatan medis, non medis dan bangunan
yang berwujud :
e. Perijinan dan khusus alat medis dilakukan kalibrasi secara internal atau
eksternal
5. Biaya pemeliharaan.
Biaya pemeliharaan bangunan dan fasilitas rumah sakit dibebankan pada
anggaran rutin rumah sakit. Komponen biaya pemeliharaan meliputi biaya
pengadaan bahan, suku cadang, alat kerja bantu.
6. Jam kerja unit instalasi pemeliharaan sarana.