Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN

Pembangkit listrik tenaga angin sejauh ini menggunakan baling-baling dengan konfigurasi
horisontal. Dalam model ini, bilah yang dipakai dalam baling-baling memiliki dimensi
terbatas karena pertimbangan mekanis. Selian hal tersebut, arah baling-baling perlu
dihadapkan terhadap arah datangnya angin, sehingga diperlukan bilah pengarah dan landasan
yang dapat berputar. Untuk mengatasi persoalan tersebut, perlu dicoba untuk memanfaatkan
sejumlah sudu penangkap dorongan angin yang diletakkan pada sumbu vertikal. Selain
diharapkan diperoleh daya dorong yang lebih besar, juga tidak diperlukan mekanisme untuk
mengarahkan terhadap datangnya angin. Sejumlah keuntungan tersebut diharapkan
meningkatkan tegangan keluaran dari generator yang terkopel padanya. Generator yang
digunakan merupakan modifikasi motor induksi dengan penambahan sejumlah kutub magnet
untuk menjadi generator sinkron. Daya yang dibangkitkan akan dimanfaatkan untuk
pengisian batere yang digunakan untuk menyalakan lampu pada malam hari secara otomatis
dengan pensaklaran memanfaatkan sensor LDR (Light Dependent Resistor). Prototipe
pembangkit sekala kecil akan dikembangkan dan diujikan untuk lokasi pantai atau tempat
terbuka lainnya agar diperoleh aliran angin dengan daya yang memadai untuk menggerakkan
bilah-bilah turbin.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan energi terbarukan sekarang ini mulai dikembangkan untuk
mendampingi penggunaan bahan bakar minyak yang sekarang ini sudah mulai
berkurang. Penduduk yang semakin banyak dan penggunaan listrik yang sekarang ini
mulai bertambah maka harus segera mengembangkan energi terbarukan untuk
masyarakat yang saat ini masih ada yang belum tersalur listrik untuk menopang
kehidupan sehari-hari, salah satunya masyarakat pesisir pantai yang sulit terjangkau
listrik.
Negara Indonesia dapat dimanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal
karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak pulau-pulau.
Salah satu energi terbarukan yang saat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan
yaitu energi angin. Energi ini merupakan energi yang bersih dan dalam proses produksi
tidak mencemari lingkungan sekitar.
Pengembangan energi angin di Indonesia saat ini masih kurang karena tingkat
kecepatan angin yang rendah berkisar antara 3 m/s sampai 5 m/s untuk daerah pantai-
pantai, sehingga sulit untuk bisa menghasilkan energi listrik dalam skala besar. Namun
potensi angin di Indonesia sangat tersedia hampir sepanjang tahun cukup untuk daerah
pantai untuk skala kecil.
Indonesia mempunyai Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) pertama di
Kecamatan Pulu Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, dengan menggunakan kincir
horizontal. Ada beberapa kekurangan dalam penggunaan kincir horizontal yaitu harus
mencari letak posisi arah angin berhembus, jadi kurang optimal bila digunakan saat arah
angin yang datang dari arah lain.
Salah satu bentuk kincir yang relatif mendapatkan angin dari beberapa arah adalah
menggunakan kincir bentuk vertikal. Turbin angin vertikal memiliki shaft rotor vertikal.
Kegunaan utama dari penempatan rotor ini adalah turbin angin tidak perlu diarahkan ke
arah angin bertiup. Hal ini sangat berguna pada daerah dimana arah angin sangat variatif
atau memiliki turbulensi. Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen primer
lainnya dapat ditempatkan dekat dengan permukaan tanah, sehingga tower tidak perlu
support dan hal ini menyebabkan maintenance lebih mudah. Kekurangan utama dari
turbin angin vertikal adalah menciptakan dorongan saat berputar (komunitas pecinta
studi di bidang energi, 2015)
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mendesain dan implementasi pembangkit angin konfigurasi vertikal ?
b. Bagaimana cara menganalisa data dari hasil pengujian pembangkit angin konfigurasi
vertikal ?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Membuat desain pembangkit listrik tenaga angin konfigurasi vertikal.
b. Mengetahui keluaran tegangan dari generator sinkron yang terkopel dengan kincir
vertikal.
c. Mengimplementasikan prototipe pembangkit dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Agar penulis dapat memahami karakteristik prototipe pembangkit listrik tenaga angin
konfigurasi vertikal.
b. Agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang ada terutama pembangkit angin kincir vertikal.
c. Agar kedepannya teknologi terbarukan khususnya pembangkit angin dapat
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
1.5 Batasan Penelitian
a. Generator yang digunakan adalah motor induksi yang di modif menjadi generator.
b. Penstabil tegangan keluaran generator menggunakan buck converter dan boost
converter.
c. Kontrol dalam pengisian tegangan di aki menggunakan power charger.
d. Kontrol menyalakan beban menggunakan sensor LDR ( Light Dependent Resistor ).
1.6 Target Luaran
a. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama pada perkembangan pembangkit tenaga angin kincir vertikal..
b. Membantu dalam penganalisaan terhadap perkembangan pembangkit tenaga angin
kincir vertikal.

Anda mungkin juga menyukai