DISUSUN OLEH
1. BAQIATUS SHOLEHA
2. YULI MAULIDA ROHMI
3. RAEHAN DIANA SOPIA
4. NURASIYAH JAMIL
5. AHMAD SYARKAWI
6. HASBULLAH SUKAMDANI
7. MAULINDA YULIANTARI
8. MHD. QUSYAIRI
9. NANDHA NURKHOLILURRAHMAN
2019/2020
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Manajemen merupakan proses penatalaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang
lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan merupakan
pengalokasian aktifitas keperawatan yang dilaksanakan oleh para perawat dalam upaya
memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan.
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan untuk mencapai tujuan. Akibat terjadinya
interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak kepentingan yang membentuk
gaya hidup, pola perilaku, dan etika kerja, yang semuanya akan mencirikan kondisi suatu
organisasi. (Marquis & Huston, 2010).
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan mengalokasi
dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang dicapai. Peran manajer
dalam fungsi pengorganisasian adalah menentukan, tugas yang akan dikerjakan, individu
yang akan mengerjakan, pengelompokkan tugas, struktur pertanggungjawaban, dan proses
pengambilan keputusan. Manajer bertanggung jawab juga dalam merancang pekerjaan staf
yang digunakan untuk mencapai sasaran organisasi (Robins & Coulter, 2007).
B. Hakekat Pengorganisasian
C. Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi
manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam
manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan
tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh
Nickels, McHugandMcHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan
taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara
kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang
ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam
persaingan global, dan lain sebagainya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, di¬organisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan tetapi esensinya
tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang
berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi
D. Tipe Organisasi
Menurut (Marquis & Huston, 2010) biasanya, sebuah departemen keperawatan
menggunakan satu dari beberapa tipe struktur organisasi seperti bureaucratic, ad hoc, matrix,
flat, atau gabungan dari beberapa struktur. Tipe struktur yang digunakan dalam fasilitas
pelayanan kesehatan mempengaruhi pola komunikasi, hubungan, dan wewenang dalam
sebuah organisasi.
1. Bureaucratic
Desain organisasi birokrasi biasa disebut dengan line structures atau line
organization. Pengambilan keputusan dan kekuasaan dipegang oleh beberapa orang
dalam tingkat atas. Setiap orang yang memiliki beberapa kekuatan dan otoritas yang
bertanggung jawab untuk hanya beberapa orang. Ada banyak lapisan departemen, dan
komunikasi cenderung bergerak lambat pada jenis sistem ini. Banyak orang yang telah
mengenal struktur ini sehingga tidak sulit untuk mengorientasikan seseorang ke dalam
struktur ini. Dalam struktur ini, wewenang dan tanggung jawab diatur dengan sangat
jelas.
Masalah terkait struktur ini adalah kepatuhan terhadap rantai komando
komunikasi, yang membatasi komunikasi ke atas. Pemimpin yang baik mendorong
komunikasi ke atas untuk mengkompensasi kerugian. Namun, ketika garis posisinya
sudah jelas terdefinisi, keluar dari rantai komando komunisasi dengan melakukan
komunikasi ke atas biasanya tidak pantas.
Menurut Robbins (2007), birokrasi (bureaucracy) dicirikan dengan tugas-tugas
operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang
sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan
yang mengikuti rantai komando.
2. Ad Hoc Design
Ad Hoc Design adalah modifikasi dari struktur birokrasi dan terkadang digunakan
sementara untuk memudahkan penyelesaian sebuah proyek dengan garis organisasi
formal. Struktur ad hoc adalah sarana untuk mengatasi ketidakfleksibelan dari garis
struktur. Struktur ad hoc menggunakan proyek tim atau pendekatan tugas dan biasanya
dibubarkan saat proyek tersebut selesai. Kerugian dari struktur ini adalah menurunnya
kekuatan dalam rantai komando formal dan menurunkan loyalitas karyawan terhadap
organisasi induk.
3. Matrix Structure
Matrix organization structure dirancang untuk fokus terhadap produk dan fungsi. Fungsi
digambarkan sebagai semua tugas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk, dan
produk merupakan hasil akhir dari fungsi tersebut. Sebagai contoh, kriteria hasil pasien
yang baik adalah produk sedangkan staf yang memadai adalah sebuah fungsi yang
diperlukan untuk menghasilkan produk yang baik. Struktur organisasai matrik
mempunyai rantai komando vertikal dan horisontal. Meskipun begitu, terdapat aturan
yang kurang formal dan tingkat hirarki yang lebih sedikit. Dalam struktur ini, membuat
keputusan bisa menjadi lebih lama karena kebutuhan untuk bertukar informasi, dan hal
itu dapat menyebabkan kebingungan bagi pekerja karena desain dari dua wewenang.
Keuntungan utama dari struktur ini adalah keahlian yang terpusat seringkali sebanding
dengan kompleksitas komunikasi yang dibutuhkan dalam perancangan.
4. Flat design
Flat organizational design adalah sebuah usaha untuk memindahkan lapisan hirarki
dengan perataan rantai komando dan desentralisasi organisasi. Pada waktu yang tepat,
ketika finansial organisasi kaya, merupakan hal yang mudah untuk menambahkan
lapipsan dalam sebuah organisasi untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tapi ketika
organisasi mulai merasa finansialnya menurun, mereka sering melihat hirarki mereka
untuk mengetahui posisi apa yang dapat dihilangkan. Dalam desain ini, terdapat
kelangsungan garis kebijakan, dan karena struktur organisasi iini, pembuat kebijakan dan
wewenang menjadi lebih banyak. Banyak manajer yang kesulitan untuk melepaskan
kontrolnya, dan walaupun struktur ini menahan banyak karakteristik dari birokrasi
E. Kegiatan Pengorganisasian
F. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah pelaksanaan tugas.
2. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.
3. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah ditentukan.
4. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada.
G. Prinsip Pengorganisasian
Untuk mencapai tujuan dalam pengorganisasian diperlukan prinsip - prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip rantai komando
Rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis
dan berhasil dalam mencapai tujuan mereka, organisasi dibuat dengan hubungan hierarkis
dalam alur autoritas dari atas ke bawah. Prinsip ini mendukung struktur mekanistis
dengan autoritas sentral yang mensejajarkan autoritas dan tanggung jawab. Komunikasi
terjadi sepanjang rantai komando dan cenderung satu arah ke bawah. Pada organisasi
keperawatan modern, rantai komando ini adalah datar, dengan garis menejer dan staf
teknis serta administrasi yang mendukung stap perawat teknis.
2. Prinsip kesatuan komando
Kesatuan komando menyatakan bahwa seorang pekerja mempunyai satu penyelia dan
terdapat satu pimpinan dan satu rencana untuk kelompok aktifitas dengan obyektif yang
sama. Prinsip ini masih diikuti pada kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih
terus dimodifikasi dengan memunculkan teori organisasi. Keperawatan primer dan
manajemen kasus mendukung prinsip kesatuan komando ini, seperti juga praktek
bersama.
3. Prinsip rentang control
Rentang kontrol menyatakan bahwa individu harus menjadi penyelia suatu kelompok
bahwa ia dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Prinsip
asal ini telah menjadi elastis makin sangat terlatih pekerja makin kurang pengawasan
yang diperlukan. Pekerja dalam masa latihan memerlukan lebih banyak pengawasan
untuk mencegah terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari pekerja
keperawatan, menejer perawat harus lebih banyak mengkoordinasikan.
4. Prinsip spesialisasi
Spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal. Sehingga ada divisi tenaga kerja : suatu perbedaan di antara
berbagai tugas. Spesialisasi dianggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk
menggunakan individu dan kelompok. Rantai komando menggabungkan kelompok -
kelompok dengan spesialitas yang menimbulkan fungsi departementalis.
5. Prinsip pembagian kerja
Merupakan perincian dan pengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya
satu sama lain yang dilakukan oleh suatu bagian atau unit kerja tertentu. Prinsip dasarnya
adalah untuk mencapai efisiensi pelaksanaan kerja dimana orang mengerjakan kegiatan
tertentu sesuai dengan kemampuannya.
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam pembagian kerja adalah :
a. Setiap unit kerja mempunyai perincian tugas dan aktifitas yang akan dilakukan,
secara jelas dan tegas.
b. Setiap staf atau anggota organisasi harus memiliki perincian tugas, tanggung jawab
dan wewenang.
c. Beban tugas yang diberikan kepada staf atau unit organisasi harus sesuai dengan
kemampuan.
d. Variasi tugas yang diberikan hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat
hubungannya satu sama yang lain.
e. Penempatan staf harus tepat dan sesuai.
f. Penambahan atau pengurangan tenaga harus berdasarkan beban kerja.
Dalam pembagian kerja ada beberapa dasar yang perlu diperhatikan yang dapat dipakai
sebagai pedoman :
a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya koordinator perawatan
yang berada di lantai dua rumah sakit yang terdiri dari ruang penyakit dalam kelas
dua, ruang bedah umum kelas dua, dan sebagainya.
b. Pembagian kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi. Misalnya koordinator
asuhan keperawatan ruang unit bedah, koordinator pendidikan keperawatan,
koordinator pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
c. Pembagian kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam.
d. Pembagian atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat yang khusus
merawat klien dengan penyakit kulit, THT, dan lain - lain.
6. Prinsip pendelegasian
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang atau kekuasaan. Kekuasaan merupakan hak
seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsinya dapat
dilaksanakan dengan baik. Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek
antara lain wewenang mengambil keputusan , menggunakan sumber daya, memerintah,
dan menggunakan batas waktu tertentu. Adapun manfaat pendelegasian adalah :
a. Pimpinan dapat melakukan tugas pokok saja.
b. Setiap staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan tugasnya.
c. Meningkatkan kemampuan staf.
d. Kegiatan tetap berjalan walaupun pimpinan tidak ada.
e. Pelatihan dan kaderisasi untuk meningkatkan jenjang karir.
Sullivan, E.J.et al. ( 1990 ). Management and leadership for nurse manager. Jones and Barlett
Publisher. Boston.
Swanburg, C Russel. ( 2000 ). Pengantar kepemimpinan dan manjemen untuk perawat klinis.
EGC. Jakarta.
S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga MedicalSeries.
Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2004,
Hasibuan, Malayu, Manajemen= Dasar, Pengertian dan Masalah, (PT Bumi Aksara: Jakarta),
2005