Anda di halaman 1dari 14

PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT

A. LATAR BELAKANG
1. TINJAUAN UMUM
Sodium sulfit (natrium sulfit) adalah garam natrium sulfat terlarut (sulfit) dengan
rumus kimia Na2S2O3. Ini adalah produk penggosok sulfur dioksida, bagian dari proses
desulfurisasi gas buang. Natrium (sodium) adalah logam alkali yang terbesar dibutuhkan
untuk keperluan industri. Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditemukan
dalam keadaan murni di alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Logam putih
keperakan ini diproduksi (dalam pabrik) secara elektrometalurgi menurut proses Downs.
Logam natrium digunakan dalam banyak sintesis senyawa natrium, namun terdapat dua
kegunaan utama. Pertama yaitu untuk ekstraksi logam-logam lain. Cara yang paling mudah
dilakukan untuk mendapat logam-logam yang lebih sedikit kelimpahannya seperti torium,
zirkonium, tantalum dan titanium, yaitu dengan cara mereduksi senyawaannya dengan
menggunakan logam natrium (Sugiyarto, 2003: 89-90).
Natrium tiosulfat umumnya dibeli sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O dan larutan-
larutannya distandarisasi terhadap sebuah standar primer. Larutan-larutan tersebut tidak stabil
pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat seringkali ditambahkan
sebagai bahan pengawet. Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat:

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

Reaksinya berjalan cepat, sampai selesai, dan tidak menghasilkan reaksi sampingan. Dalam
larutan netral atau sedikit alkalin oksidasi menjadi sulfat tidak muncul terutama jika iodin
dipergunakan sebagai titran (Day, 2001: 298).
Natrium adalah logam putih-perak yang lunak, yang melebur pada 97,50C. Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya
dalam pelarut nafta dan stirena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk natrium
hidroksida dan hidrogen:
2Na + 2H2O 2Na+ + 2OH- + H2
Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini
membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna, hampir semua garam
natrium larut dalam air (Svehla, 1985: 310).
Natrium tiosulfat secara statistik memiliki jumlah bakteri indikator yang lebih rendah
secara signifikan daripada sampel pasangan yang dideklorinasi dengan natrium tiosulfat. Juga
tidak ada bukti kuat bahwa natrium tiosulfat saja mempengaruhi ketahanan E-coli dalam
sampel yang tidak diklorinasi. Penting untuk dicatat bahwa keberadaan aktual dari pembacaan
negatif palsu dalam sampel air minum tergantung pada konsentrasi bakteri, kadar FCR, dan
waktu penahanan sampel (Murray, 2018: 75).
Sodium tiosulfat Sebagai elektrokatalis dalam elektrosintesis oliofenofena, meskipun
elektrosintesis polietiofena dalam media berair menghasilkan jauh lebih mudah direproduksi
voltammogram kemudian sampai sekarang dalam media non-air, penting untuk
mengidentifikasi elektrokatalis yang dapat meningkatkan proses redoks polythiophene. Zat
kimia yang membentuk kandidat ideal untuk electrocatalyst setelah evaluasi / pertimbangan
cermat kimianya adalah natrium tiosulfat (Orata, 2014: 76)
2. TINJAUAN KHUSUS
Belerang terdapat dalam kerak bumi sebagai unsurnya mineral sulfida dan sulfat, gas
H2S dalam gas alam, dan sebagai senyawa belerang organik dalam batu bara dan minyak.
Belerang dapat ditambang menurut proses Fransch, yaitu campuran air super panas dan uap
air 1600C dan 16 atm dipompakan ke dalam tanah daerah mineral belerang melalui pipa besar
pertama dan dapat mengakibatkan belerang mencair. Udara dengan tekanan ~ 20-25 atm
dipompakan melalui pipa kedua yang lebih kecil. Belerang mempunyai kesamaan sifat
dengan oksigen antara lain yaitu, keduanya membentuk senyawa kovalen seperti H2S dan
H2O, CS2 dan CO2, SCl2 dan Cl2O. Tetapi, beberapa faktor yang membuat berbeda adalah
panjang ikatan kovalen tunggal O adalah 74 pm S adalah 104 pm, elektronegativitas O adalah
3,5 dan S hanya 2,6 (Sugiyarto, 2004: 221).
Ion tiosulfat mirip dengan ion sulfat kecuali bahwa salah satu atom oksigen diganti
dengan atom belerang (tio-merupakan awalan yang berarti belerang). Kedua atom belerang ini
mempunyai lingkungan yang sama sekali berbeda, “tambahan” atom belerang bertindak mirip
sebagai ion sulfida. Tingkat oksidasi bagi atom belerang pusat adalah +5, sedangkan bagi
atom “tambahan” adalah -1. Natrium tiosulfat pentahidrat dapat dipreparasi dengan mudah
dengan mendidihkan belerang dalam larutan sulfit menurut persamaan reaksi:
SO32-(aq) + S(s) S2O32-(aq)
Ion tiosulfat tidak stabil oleh pemanasan, mengalami disporposionasi menjadi tiga spesies
dengan tingkat oksidasi belerang yang berbeda-beda yaitu sulfat, sulfida dan belerang
(Sugiyarto, 2004: 228-229).
Thiosulfat mudah diperoleh dengan mendidihkan larutan silfit dengan sulfur. Asam
bebasnya tidak stabil pada suhu biasa. Alkali thiosulfat diproduksi dipabrik untuk digunakan
dalam fotografi dimana mereka digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak reaktif
dari emulsi dengan pembentukan kompleks [Ag(S2O3)] dan [Ag(S2O3)2]3-; ion thiosulfat
juga membentuk kompleks dengan ion logam lainnya. Ion thiosulfat mempunyai struktur S-
SO32- (Cotton, 1989: 370).
Penambahan natrium tiosulfat menyebabkan penurunan laju korosi baja karbon seperti
yang ditunjukkan oleh pengukuran elektrokimia dan dikonfirmasi dengan uji penurunan berat
badan. Karena reaksi disproporsionasi dari hasil tiosulfat sulfida, mungkin ada kemungkinan
bahwa sulfida dihasilkan dalam sistem dan sulfida mungkin bereaksi lebih lanjut dengan Fe2+
untuk membentuk besi sulfida yang bisa menjadi bagian dari komposisi lapisan terluar.
Tiosulfat mungkin juga bertindak sebagai zat pereduksi di mana ia dapat dioksidasi menjadi
sulfat, dalam hal ini, lapisan korosi luar mungkin mengandung senyawa sulfat. atrium sulfida
juga menyebabkan pengurangan laju korosi baja karbon dengan pembentukan film tipis
(menodai) yang mungkin merupakan FeS yang menghambat percepatan reaksi disolusi logam.
Pengurangan sifat dan kemampuan pemulung oksigen natrium sulfida mungkin merupakan
faktor sekunder untuk tindakan penghambatnya. (Emori, 2016: 8).
Karakterisasi kimia dari MicroPCM Spektra FITR dari silika, SoTP dan MicroCM.
Dalam data spektral FIIR dari silika, puncak pada 3447 cm menunjukkan bahwa ada pita
getaran regangan kelompok silanol. Puncak pada 1102 cm mewakili getaran peregangan
asimetris dari Si O Si. Puncak pada 470 cm mewakili getaran lentur si O Si. Dalam spektrum
SoTP, ada puncak yang luas sekitar 3448 cm disebabkan oleh 10 1003 cm 1 dan 671 cm
adalah puncak karakteristik SoTP. Puncak pada 1657 cm 1120 cm1, puncak karakteristik
MicroPCM diuji pada 3395 cm 1.1646 cm 1, 1134 cm, 1001 cm, 670 cm dan 472 cm. Ini
menunjukkan bahwa spektrum MicroPCM memiliki puncak karakteristik baik silika dan
SoTP, yang menunjukkan keberhasilan SoTP mikroenkapsulasi sebagai bahan inti (Liu, 2017:
7240).
Hasil yang bertentangan tentang kemanjuran natrium tiosulfat timbul dari penelitian
yang dilakukan pada hewan dan kemanjuran natrium tiosulfat didasarkan pada laporan kasus.
Memang, meskipun telah ditunjukkan bahwa infus natrium tiosulfat mempercepat konversi
sianida menjadi tiokvanat oleh enzim thodanase, timbulnya efek yang lambat menunjukkan
bahwa natrium tiosulfat mungkin memiliki fungsi preventif lebih dari fungsi kuratif. Tiosulfat
memberikan efek yang tertunda namun tahan lama dan andal, oleh karena itu infus
berkelanjutan yang terkait dengan hidroksokobalamin direkomendasikan. Saat ini, tidak ada
uji klinis yang membandingkan kemanjuran menggabungkan hidroksokobalamin dan natrium
tiosulfat dibandingkan pemberian salah satu dari perawatan ini saja. Namun pemberian infus
natrium tiosulfat yang cepat segera setelah hidroksokobalamin dapat menurunkan efektivitas
pengobatan karena pembentukan tiosulfat-kobalamin yang tidak dapat mengikat sianida
(Subatini, 2015: 2-3).
Larutan natrium tiosulfat jika dipanaskan, maka belerang dioksida dilepaskan yang
dapat dikenali dari baunya dan kerjanya terhadap kertas saring yang dibasahi larutan kalium
dikromat yang telah diasamkan. Reaksinya dengan iod akan menghilangkan warna dari iod itu
sendiri, dimana terbentuk larutan ion tetrationat yang tidak berwarna menurut rekasi:
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-

Reaksi dengan asam klorida encer tak terjadi perubahan yang segera dalam keadaan dingin
dengan larutan tiosulfat, cairan yang diasamkan itu segera menjadi keruh karena pemisahan
belerang dan dalam larutan terdapat asam sulfit. Reaksinya adalah:

S2O32- + 2H+ S + SO2 + H2O

(Svehla, 1985: 325).

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat
kimianya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Alat refluks ( labu + pendingin) 1 set
b. Batang pengaduk 1 buah
c. Botol semprot 1 buah
d. Gelas ukur 10 ml 1 buah
e. Tabung reaksi 5 buah
f. Rak tabung 1 buah
g. Pembakar spiritus 1 buah
h. Kaki tiga 1 buah
i. Asbes 1 buah
j. Neraca analitik 1 buah
k. Cawan penguap 1 buah
l. Corong biasa 1 buah
m. Kaca arloji 1 buah
n. Botol timbang 1 buah
o. Gelas kimia 100 ml 1 buah
p. Pipet tetes 2 buah
q. Lap kasar dan lap halus @1 buah
r. Penjepit kayu 1 buah
s. Statif dan klem @1 buah
2. Bahan
a. Larutan Natrium sulfat Na2S2O3 0,5 M
b. Kristal Natrium tiosulfat 5 hidrat (Na2S2O3 . 5 H2O)
c. Kristal Natrium tiosulfat 10 hidrat (Na2S2O3 . 10 H2O)
d. Natrium sulfit (Na2SO3)
e. Serbuk belerang (S)
f. Larutan iodium dalam larutan KI
g. Larutan asam klorida encer (HCl)
h. Aquades (H2O)
i. Barium klorida (BaCl)
j. Kertas saring
k. Aluminium foil
l. tissue
D. PROSEDUR KERJA
1. PembuatanNatrium Tiosulfat-5-hidrat (Na2S2O3.5H2O)

1 11

1 11

masukan 4 g serbuk Tambahkan


25 g Na2SO3 belerang batu didih
dalam labu 15 ml H2O
Pindahkan ke Dinginkan
dalam cawan
Uapkan sampai Saring
penguap
tersisa 5 mL
4 5 6 78 4 5 6 78
3 3
11
10
1

2 9 21 9
1
0

2. MempelajariSifat-SifatkimiaNatriumTiosulfat
a. Pengaruh Pemanasan

Na2S2O3.10 H2O Kristal yang


diperoleh

b. Reaksi Dengan Iod


l
10 mml

l
10 mml
10

10

Mengamati Yang
terjadi

1 g Na2S2O3 10 ml H2O 2 ml I2

c. Pengaruh Asam Encer


Amati reaksi
dan bau yang
3 mL + 3 mL HCl ditimbulkan
Na2S2O3

E. HASIL PENGAMATAN
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-hidrat
No Aktivitas Hasil
1 10,000 gram Na2SO3 (putih) + 20 mL Belerang mengapung diatas
air + 1, 802 gram S (kuning) larutan
2 Direfluks 1 jam Larutan berwarna kuning dan
berbau tengik
3 Larutan disaring Diperoleh filtrat yang tidak
berwarna
4 Larutan diuapkan hingga ½ volumenya Diperoleh ½ volume awal 10 mL
5 Larutan didinginkan dengan es batu Terbentuk endapan putih
6 Larutan disaring Diperoleh kristal berwarna putih
7 Kristal dikeringkan dan ditimbang 1,511 gram

2. Mempelajari Sifat-Sifat Natrium Tiosulfat


No Perlakuan Hasil
Pengaruh pemanasan
 Na2SO4.5H2O dipanaskan
1. Meleleh pada detik ke-7
 Na2SO4.10H2O dipanaskan Meleleh pada detik ke-10
Reaksi dengan iod
2. 0,5 gram kristal Na2SO4.5H2O + 10 Larutan bening kekuningan
mL H2O + 2 mL iod
Pengaruh asam encer
3. 0,5 gram kristal Na2SO4.5H2O + 3 Larutan bening dan berbau tengik
mL H2O + 3 mL asam encer
F. ANALISIS DATA
Dik : MassaNa2SO3 = 10, 00 gram
Massa S8 = 1, 802 gram
Volume H2O = 20 mL
Berat Kristal praktek = 1,511 gram
Mr Na2SO3 = 126 gr/mol
Mr S8 = 256 gr/mol
Mr Na2S2O3.5H2O = 248 gr/mol
Dit : % Rendemen =….?
Penyelesaian :
m
nNa2SO3 = Mr
10,00 gram
=
126 gr/mol

= 0,079365 mol
m
nS8 =
Mr
1,802 gram
=
256 gr/mol

= 0,004226 mol
m
nH2O =
Mr
20 gram
=
18 gr/mol

= 1,11 mol

8 Na2SO3 + S8 + 40H2O 8Na2S2O3.5H2O


Mula-mula : 0,079365 mol 0,004226 mol 1,11 mol -
Reaksi : 0,005684 mol 0,004226 mol 0,1690 mol 0,03380 mol
Setimbang : 0,073681 mol - 0,941 mol 0,03380 mol
Massa teori = (n x Mr) Na2S2O3.5H2O
= 0,05684 mol x 248 gram/mol
= 8,3824 gram
massa praktek
%Rendemen = massa teori x 100%
1,511 gram
=
8,3824 gram
x 100 %
= 18,02 %
G. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan
sifat-sifat kimianya. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam terhidrat.
Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari senyawa-senyawa kimia yang dapat
mengikat molekul-molekul air pada suhu kamar. Pada percobaan ini dilakukan beberapa
aktivitas, dalam hal ini untuk setiap aktivitas dilakukan beberapa pengamatan yaitu
pembuatan natrium tiosulfat 5-hidrat dan mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat.
1. Pembuatan natrium tiosulfat pentahidrat
Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan natrium tiosulfat dan
mempelajari sifat-sifatnya. Percobaan ini diawali dengan mereaksikan natrium sulfit (Na2SO3)
dengan serbuk belerang dan air. Kemudian dimasukkan ke dalam labu refluks dan
ditambahkan beberapa batu didih. Batu didih berfungsi untuk menyerap letupan karena
memiliki pori-pori yang dapat menyerapnya.
Selanjutnya direfluks selama 1 jam. Tujuan dilakukannya refluks
adalah untuk mereaksikan secara sempurna seluruh bahan karena
natrium sulfit dan belerang sangat sukar bereaksi. Refluks juga
untuk memutuskan ikatan pada struktur molekul sulfur yang
terbentuk cincin yang mengikat 8 atom S (S8) agar dapat bereaksi
dengan natrium sulfit. Hasil refluks berupa larutan berwarna kuning
dan berebau tengik. Hasil refluks kemudian disaring untuk
memisahkan natrium tiosulfat dengan bahan-bahan yang tidak
bereaksi, karena sulfur dan natrium sulfit sukar larut dalam air.
Penyaringan ini dilakukan pada saat panas karena dapat
dikhawatirkan jika disaring pada keadaan dingin maka kristal akan
tertinggal pada kertas saring.
Selanjutnya adalah menguapkan filtrat yang telah diperoleh sampai terbentuk kristal.
Penguapan ini dilakukan untuk menguapkan sisa-sisa air.
Hasil penguapan kemudian direndam dengan air dingin untuk
mempercepat proses terbentuk kristal. Setelah terbentuk kristal,
maka kristal ini disaring untuk memisahkan kristal dan air yang
tidak menguap. Kristal yang tertinggal di atas kertas saring
kemudian ditimbang dan diperoleh kristal seberat 1,511 gram. Dari
hasil analisis diperoleh % rendemen sebesar 18,02 %. Reaksi yang
terjadi adalah:
8Na2SO3 + S8 + 5H2O 8Na2S2O3.5H2O

Hasil rendemen yang diperoleh sangat sedikit dikarenakan sulitnya belerang larut dalam air
dan pada saat refluks ada banyak belerang yang menempel pada dinding labu.
2. Mempelajari sifat-sifat natrium tiosulfat
a. Pengaruh pemanasan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas termal antara Na2S2O3.5H2O dan
Na2S2O3.10H2O. pertama memanaskan sampel Na2S2O3.5H2O dalam sebuah tabung reaksi
kemudian dihitung waktu yang dibutuhkan untuk kristal Na2S2O3.5H2O meleleh seluruhnya.
Selanjutnya adalah memanaskan Na2S2O3.10H2O dalam tabung reaksi lain kemudian dihitung
berapa waktu yang dibutuhkan untuk kristal Na2S2O3.10H2O meleleh seluruhnya.
Hasil yang diperoleh adalah kristal Na2S2O3.5H2O lebih cepat
meleleh dibandingkan kristal Na2S2O3.5H2O. Hal ini
dikarenakan Na2S2O3.5H2O lebih sedikit mengandung air
sehingga membutuhkan waktu yang lebih sedikit untuk larut,
sedangkan Na2S2O3.10H2O lebih lama. Dengan kata lain, proses
pelepasan hidrat dari Na2S2O3.5H2O dalam bentuk molekul air
keudara lebih cepat dibandingkan Na2S2O3.10H2O. Reaksinya
adalah:
Na2S2O3.5H2O ⃗⃗⃗∆ Na2S2O3 + 5H2O
Na2S2O3.10H2O ⃗⃗⃗∆ Na2S2O3 + 10H2O
b. Reaksi dengan iod
Natrium tiosulfat memiliki sifat mereduksi. Pertama mereaksikan kristal Na2S2O3
dengan air menghasilkan larutan natrium tiosulfat berwarna bening. Selanjutnya ditambahkan
iod yang berwarna coklat dan diperoleh larutan berwarna bening kekuningan. Hal ini
dikarenakan iod mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat (S4O62-). Reaksi yang terjadi
adalah:

2Na2S2O3 (aq) + I2 (aq) 2NaI(aq) + Na2S4O6 (aq)


Oksidasi : 2 S2O3 S4O62- + 2e
Reduksi : I2 + 2e 2I-
2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-
Reaksi lengkap : 2Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2NaI
c. Pengaruh asam encer
Percobaan ini bertujuan untuk melihat pengaruh asam encer terhadap natrium tiosulfat.
Dalam percobaan ini digunakan larutan HCl encer. Pertama, melarutkan kristal dengan
beberapa mL air dan menghasilkan larutan bening. Selanjutnya ditambah dengan asam klorida
encer menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan serta menghasilkan bau tengik. Hal
ini telah sesuai dengan teori yaitu apabila natrium tiosulfat direaksikan dengan asam klorida
encer tak terjadi perubahan segera dalam keadaan dingin dengan larutan tiosulfat, cairan akan
menjadi keruh karena pemisahan belerang dan larutan terdapat asam sulfit. Bau yang
dihasilkan karena pada saat natrium tiosulfat direaksikan dengan HCl akan terbentuk gas SO2
yang menjadikannya berbau sulfur. Reaksinya adalah:
Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) H2S2O3 (aq) + 2NaCl (aq)
H2S2O3 (aq) SO3(s) + S(g) + H2O(l)
H. KESIMPULAN
Garam natrium tiosulfat dapat dibuat dengan mereaksikan natrium sulfit dengan
aquades dan belerang. Kristal yang diperoleh sebanyak 1,511 gram dengan rendemen sebesar
18,02 %.
Sifat-sifat natrium tiosulfat:
 Natrium tiosulfat pentahidrat kebih cepat larut dibandingkan natrium tiosulfat dekahidrat.
 Reaksi dengan iodin, berubah warna dari kuning menjadi bening kekuningan dimana I2
bertindak sebagai oksidator dan Na2S2O3 bertindak sebagai reduktor
 Reaksi dengan asam encer membentuk endapan dan larutan bening.
DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F. Albert., Wilkinson, Geoffrey. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Day, J. R., dan A. L. Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke Enam. Jakarta:
Erlangga.

Emori, W S.L. Jiang, D.L. Duan, and Y.G. Zheng. 2016. Effects of Sodium Thiosulfate and
Sodium Sulfideon the Corrosion Behavior of Carbon Steel in an MDEA-Based CO2
Capture Process. . Journal of Materials Engineering and Performance.

Liu, Chenzhen., Cui Wang., Yimin Li., Zhonghao Rao. 2017. Preparation and characterization
of sodium thiosulfate pentahydrate/silica microencapsulated phase change material
for thermal energy storage. Journal is © The Royal Society of Chemistry.

Murray.L Anna , Emily Kumpel, Rachel Peletz, Ranjiv S. Khush and Daniele S. Lantagne.
2018. The effect of sodium thiosulfate dechlorination on fecal indicator bacteria
enumeration: laboratory and field data. Journal of Water and Health. Vol. 3 No. 16.

Orata, Duke., Hellen Njenga., Marina Mukabi., Amir Yusuf. 2014. Sodium Thiosulphate, a
Novel Electrocatalyst in the Electro-synthesis of Electronically Conducting Polymer-
Polythiophene. IOSR Journal of Applied Chemistry (IOSR-JAC). Vol.7. No. 5.

Sabatini, Diletta. Andrea Giampreti, Paolo Mazzini, Carla Caranti, Antonella Valli, Maria
Caterina Grassi. 2015. Efficacy of First-Line Sodium Thiosulfate Administration in a
Case of Potassium Cyanide Poisoning. JournalClin Toxicol. Vol. 5. No. 3.

Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: JICA.

Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: JICA.

Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian I. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Pembuatan Natrium


Tiosulfat”, oleh :
nama : Serli
NIM : 1713041008
kelas : Pendidikan Kimia B
kelompok :V (Lima)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten atau koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2019


Asisten,
Koordinator Asisten,

Ramlah aaa
Sahrulaaa NIM: 1513040008
NIM. 1213442006

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Muhammad Syahrir, S.Pd., M.Si


NIP: 19740907 200501 1 002

Anda mungkin juga menyukai