Anda di halaman 1dari 12

.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Tn. S DENGAN MASALAH RESIKO


PERILAKU KEKERASAN DI RUANG IRAWAN RSJD Dr. AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Keperawatan Jiwa

Oleh :
MILATUL AENI
1603054

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. S DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI
RUANG Irawan RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Demak
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tanggal dirawat : 26 November 2018
Tanggal pengkajian : 05 Desember 2018
Ruang Rawat : Irawan
No. CM : 00099222
Diagnosa medis : Skizofrenia Pranoid
Penanggung Jawab : Tn. S ( Ayah)

B. Alasan Masuk
Sebelum masuk RS, klien mengatakan sering melamun mudah tersinggung jika ada yang
mengatakan dirinya gangguan jiwa lalu klien marah – marah kemudian klien dibawa
kepuskesmas dan di rujuk ke RSJ Dr. Amino Gondhohutomo
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa ?
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, lalu sebelum masuk rumah
sakit pasien mulai merasa sakit kepala, sering marah – marah dan juga sulit tidur,
berbicara kacau, makan minum tidak teratur dan pasien sering mandi, karena pasien
merasa tersinggung jika ada yang bilang kalau pasien gangguan jiwa.

2. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil Saat pasien dirawat di di RSJD Dr. Amino
Gondhohutomo pasien sudah membaik namun saat ini pasien kambuh sehingga klien
dibawa kembali ke RSJD.
2. Trauma
Keluarga Klien mengatakan klien tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga baik sebagai pelaku,
korban maupun saksi. Klien juga tidak pernah terlibat dalam tindakan kriminal.
3. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan
tidak ada keluarga yang pernah dirawat di RSJ
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan adalah klien pernah tertimpa batu
pada kainya sehingga kukunya pecah
Masalah keperawatan: Resiko tinggi kekerasan
D. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda–tanda vital : TD : 120/80 mmHg,
N : 80x/menit,
RR : 20x/menit,
S : 36,30 C
b. Ukur :
BB : 60 kg,
TB : 160 Cm

c. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik,

E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :
: Klien
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
Dalam keluarga klien merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara, klien belum menikah
klien masih tinggal serumah bersama bapak,ibuknya dan adek perempuan
Pengambilan keputusan didalam keluarga adalah klien sendiri.
1. Konsep diri
a. Citra/Gambaran tubuh
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukainya, karena sudah
ciptaan tuhan yang diberikan.
b. Identitas diri
Klien mengatakan nama klien Tn. S, klien adalah anak ketiga dari empat
bersaudara. Klien adalah seorang laki-laki yang belum menikah .
c. Peran
Klien mau melakukan aktivitas sebagai seorang anggota keluarga , tidak bekerja .
Klien juga membantu pekerjaan rumah seperti menyapu, membantu ibu nya
mencuci baju.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang bertemu bapak,ibu dan adik perempuannya dan.
Klien mengatakan mempunyai cita-cita membantu orang tuanya dan klien ingin
menghilangkan kebiasaan marah - marahnya.
e. Harga diri
Klien merasa tidak berarti lagi karena dirinya tidak bekerja, selain itu klien tidak
bisa melakukan perannya sebagai anggota keluarga.
Masalah keperawatan : harga diri rendah situasional
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti untuknya adalah ibuk dan
bapaknya .
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien sebelum sakit selalu ikut melakukan kegiatan kelompok/ masyarakat.
Ketika di rawat di RSJ klien juga mampu bersosialisasi dengan klien lainnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mampu bersoalisasi dengan baik dengan teman-teman lainnya, klien juga
selalu membagi makanannya bila mempunyai makanan.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan yang muncul
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam, klien percaya kepada penciptanya.
b. Kegiatan beribadah
Pasien beragama islam, rajin melakukan ibadah, semenjak sakit pasien ibadahnya
kurang.
F. Status Mental
1. Penampilan
Klien berpenampilan tidak rapi, penggunaan pakaian sesuai dengan fungsinya, selama
di rumah sakit klien selalu memakai seragam rumah sakit, ketika makan klien tidak
rapi, klien pernah mau BAK diruangan tempat tidur.
Masalah keperawatan: Sindrom defisit keperawatan diri
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien gagap dan koheren.
3. Aktifitas Motorik
Klien tampak gelisah, dan mondar-mandir tidak jelas, sering berbicara sendiri, marah
– marah.
4. Alam Perasaan
Khawatir, memikirkan bapak dan ibunya dirumah
Masalah keperawatan: keputusasaan
5. Afek
Afek tumpul. Klien saat diajak berkomunikasi mau menjawab saat diberikan stimulus
yang keras dan menepuk kaki atau tangannya.
6. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif, klien masih sering melamun dan diam, mata kien terkadang
masih sering melotot.
Masalah keperawatan: Resiko Kekerasan
7. Presepsi
Klien mengalami halusinasi pengecapan
Masalah keperawatan: Perubahan Sensori Perceptual : pengecapan
8. Isi Pikir
Klien mengatakan ingin cepat pulang.
9. Arus Pikir
Arus pikir klien Flight of idea.
10. Tingkat Kesadaran
Klien mengatakan masih bingung. Klien mampu menjawab tanggal saat dilakukan
pengkajian, klien mengenali istrinya dan klien mengetahui dimana ia sekarang dan
kenapa dibawa ke RSJ.
11. Memori
Klien mengatakan tidak mengingat apa yang sudah terjadi kepada dirinya kemarin.
Masalah keperawatan: Perubahan proses pikir
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien bisa konsentrasi. Klien bisa menyebutkan nama-nama hari dan berhitung saat
diberi pertanyaan penambahan dan pengurangan.
Masalah keperawatan: -
13. Kemampuan penilaian
Jika diberi penjelasan, klien tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat. Klien
selalu mengatakn ingin menunggu bapak dan ibunya supaya benar keputusan yang
akan di ambil.
14. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya sering melamun dan marah-marah dirumah sehingga
dibawa periksa di semarang.
Masalah keperawatan: kerusakan komunikasi
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien mampu memenuhi kebutuhan
Klien makan 3 kali sehari, makan sendiri tanpa bantuan, klien mampu membereskan
alat-alat makan setelah selesai makan. Klien mampu merawat dirinya sendiri,Klien
mengatakan akan rutin minum obat dan kontrol serta akan menjaga kesehatannya.
Klien dijemput pulang bersama bapak,ibu dan adiknya mengunakan mobil pribadi .
bapaknya mengatakan mempunyai tabungan untuk memenuhi ekonomi
keluarga.Klien bertempat tinggal di Demak bersama bapak,ibu dan adiknya.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan Diri
Klien akan makan bila diambilkan oleh ibunya dirumah, klien bisa menjaga
keamanan dirinya sendiri, Klien tidak mampu merawat dirinya sendiri,
membutuhkan bantuan ibunya. Klien mengatakan akan rutin minum obat dan
kontrol an akan menjaga kesehatannya, Klien dan keluarga pulang dengan mobil
pribadi. Klien bertempat tinggal di Demak bersama bapak,ibu dan adeknya .
Masalah keperawatan: perubahan pemeliharaan kesehatan
b. Nutrisi
Klien mengatakan puas dengan pola makannya sehari 3x dan habis, klien
mengatakan jika makan ikut bergabung dengan teman-temannya supaya tidak
sepi, klien mengatakan nafsu makan menurun, BB menurun 1 kg menjadi 60 kg.
H. Mekanisme Koping
Klien mengatakan kalau pulang nanti klien akan membagi beban pikirannya dengan
keluarga, dan akan mengurangi melamunnya. Klien juga mengatakan bila merasa
ketakutan dan ingin marah klien akan melakukan teknik relaksasi.
I. Masalah Psikososial
Klien saat dilakukan wawancara cenderung diam dan menjawab bila ingin menjawab.
Klien mengatakan kalau merasa khawatir kalau nantinya setelah klien pulang dari
lingkungan merasa mengucilkan klien.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri: harga diri rendah.
J. Pengetahuan
Istri klien mengatakan klien kurang memahami koping dan faktor predisposisi
penyebab sakitnya kambuh.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang penyakitnya
K. Aspek Medik
Diagnosa medik : Skizofrenia Pranoid
Terapi medik : Chlorpromazine 2 x 100 mg
Risperidon 2 x 2 mg
Trihexilpenidyl 2 x 2 mg
L. Analisa Data
NO DATA MASALAH
1. DS : Resiko perilaku
- klien mengatakan sebelum masuk kekerasan
rumah sakit klien marah – marah
- keluarga klien mengatakan mata klien
melotot, wajah tegang dan merah
- Klien mengatakan sebelumnya pernah
dirawat di RSJ
O:
- Klien tidak kooperatif
- Pandangan mata tajam
Klien teriak-teriak, suara meninggi
2. DS : Gangguan konsep
- Kurang lebih 1 minggu yang lalu diri : Harga diri
klien lebih sering melamun karena rendah
tersinggung jika ada yang
mengatakan bahwa dirinya
mempunyai gangguan jiwa
- Klien mengatakan pengalaman masa
lalu yang tidak menyenangkan adalah
dirawat di RSJ.
DO :
- Klien tampak murung dan bingung
- Klien lebih sering melamun
3. DS : Resiko mencederai
- Klien mengatakan sebelumnya pernah diri, orang lain dan
dirawat di RSJ lingungan
- Klien mengatakan saat sebelum
dirawat, klien sering marah-marah
DO :
- Mata melotot
- Suara meninggi, teriak dan menjerit

M. Daftar Masalah Keperawatan


1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingungan

N. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri,


Akibat
orang lain dan lingkungan

Resiko Perilaku
Core Problem
Kekerasan

Gangguan konsep diri, harga


Sebab
diri rendah

O. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingungan
RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S
Ruang : Irawan
No RM : 00099222
NO Diagnosa dan Terapi Keperawatan Diagnosa dan Terapi Medis
1 Dx Dx Medis
Resiko Perilaku Kekerasan F20.2 ( Skizofrenia Katatonik )
Harga Diri Rendah
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
Terapi Keperawatan Terapi Medis
SP1 Resiko Perilaku Kekerasan Inj. Diazepam 10 mg.i.v/i.m
1. Bina Hubungan saling percaya Oral – Clozapine 2x50mg
2. Bantu Klien identifikasi penyebab, - Divalpi 2x1
tandan dan gejala perilaku kekerasan - ECT
yang dilakukan, akibat PK - Restrain sesuai kondisi
3. Jelaskan cara mengontrol Marah pasien.
4. Ajarkan pasien mengontrol marah dengan
cara pertama : Tarik nafas dalam, dan
memukul bantal

SP2 Resiko Perilaku Kekerasan


1. Ajarkan pasien mengontrol marah dengan
cara kedua : meminum obat
2. Latih cara minum obat yang benar

SP3 Resiko Perilaku Kekerasan


1. Ajarkan pasien mengontrol marah dengan
cara ketiga: komunikasi verbal

SP4 Resiko Perilaku Kekerasan


1. Ajarkan pasien mengontrol marah dengan
spiritual

SP1 HDR
1. Bina Hubungan Saling percaya
2. Diskusikan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien
3. Bantu pasien menilai kemampuan yang masih
dapat digunakan,
4. Bantu pasien memilih/menetapkan
kemampuan yang akan dilatih,
5. Latih kemampuan yang sudah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian

SP2 HDR
1. Latih pasien melakukan kegiatan lain yang
sesuai dengan kemampuan pasien.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. S Hari,Tanggal/Jam : Rabu,5-12-18/10.00
Ruang : Irawan No RM :00099222
IMPLEMENTASI EVALUASI
 Data : S : - Pasien mampu mengingat
Ds : - pasien mengatakan jika ada yang mengejeknya nama perawat dan waktu
gangguan jiwa pasien merasa marah lalu
interaksi yang telah
memukulnya. disepakati. Pasien
- Pasien mengatakan kesal
mengatakan apa yang
Do : - muka pasien tampak merah, tangan menyebabkan dirinya marah :
menggenggam seperti ingin memukul,
“ saya marah jika ada yang
matanya melotot. mengejek saya gangguan jiwa
 Diagnosa Keperawatan dan tidak berguna bagi anak
Resiko Perilaku Kekerasan dan istri saya”
Tindakan keperawatan - Pasien mampu menjelaskan
1. Membina hubungan saling percaya kepada cara tarik nafas dalam. Pasien
klien
2. Mengidentifikasi gangguan identitas diri mengatakan tutup mata tarik
3. Mengingatkan kembali cara mengontrol nafas lewat hidung tahan lalu
marah dengan tarik nafas dalam dan memukul
bantal keluarkan lewat mulut. Lalu
4. Mengajarkan pasien mengontrol marah memukul bantal
dengan cara pertama : tarik nafas dalam dan
memukul bantal O : - Pasien melakukan cara
5. Menciptakan lingkungan yang tenang untuk mengontrol marah dengan tarik
istirahat klien
6. Membuat kontrak waktu yang akan datang nafas dalam dan memukul bantal,
(SP2P), tujuan interaksi, tempat interaksi. menutup mata tarik nafas lewat
 RTL
Melanjutkan ke SP 2 (Meminum Obat) hidung tahan lalu keluarkan lewat
mulut. Lalu memukul bantal
A : Pasien mampu mengontrol
marah dengan cara tarik nafas
dalam dan memukul bantal
P : Pasien bersedia jika tarik nafas
dalam dan memukul bantal
dimasukkan ke dalam jadwal
harian. 3x dalam sehari.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. S Hari,Tanggal/Jam : Rabu,5-10-18/10.00
Ruang : Irawan No RM : 00099222

IMPLEMENTASI EVALUASI
 Data : S : - Pasien mampu mengingat nama
Ds : - pasien mengatakan masih belum bisa
perawat dan mengingat waktu
mengontrol marah. interaksi. Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan kesal
marah kepada keluarga karena
- Pasien mengatakan benci kepada orang sering memarahinya: “ saya kesel
yang memarahinya.
jika ada yang mengejek dan
Do : - pasien mencoba tarik nafas dalam saat memarahi saya”
pasien merasa marah.
- Pasien mampu mengatakan cara-
 Diagnosa Keperawatan cara mengontrol marah dengan
Resiko Perilaku Kekerasan cara pertama : tarik nafas dalam
Tindakan keperawatan - Pasien mengatakan bersedia untuk
1. Membina hubungan saling percaya kepada diajarkan cara mengontrol marah
klien
2. Mengingat kontrak yang telah di sepakati kedua : meminum obat.
3. Mengidentifikasi gangguan identitas diri O : - Pasien melakukan cara mengontrol
4. Mengingatkan kembali cara tarik nafas
dalam marah kedua : meminum obat.
5. Mengajarkan pasien mengontrol marah - Pasien mampu meminum obat
dengan cara kedua : minum obat
6. Melatih cara minum obat yang benar yang sudah di resepkan dokter
dengan benar tetapi harus
 RTL
Melanjutkan ke SP3 (Komunikasi Verbal) didamping oleh perawat..
A : Pasien mampu mengontrol marah
dengan minum obat dalam dengan
benar.
P : Pasien bersedia jika minum obat di
masukkan ke dalam jadwal
harian. 2 x sehari

Anda mungkin juga menyukai