Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat
dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun judul
dari makalah ini adalah ”Perubahan Sosial”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap penyusun.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik
dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan semoga makalah
inidapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Makassar, 4 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar. 1
Daftar Isi. 2
BAB I Pendahuluan. 3
Latar Belakang. 3
Rumusan Masalah. 3
Tujuan. 3
BAB II Pembahasan. 4
Proses Perubahan Sosial. 5
Penyebab Perubahan Sosial. 5
Faktor Pendorong & Penghambat. 7
Dampak Perubahan Sosial. 7
Isu Perubahan Sosial. 8
BAB III Penutup. 11
Kesimpulan. 11
Saran. 11
Daftar Pustaka. 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
William F. Ogburn dalam Moore (2002), berusaha memberikan suatu pengertian tentang
perubahan sosial. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material
maupun immaterial. Penekannya adalah pada pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Definisi lain dari perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi
tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan
mempengaruhi struktur masyarakat lainnya (Soekanto, 1990). Perubahan sosial terjadi karena adanya
perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya
perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan. Sorokin (1957), berpendapat
bahwa segenap usaha untuk mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam
perubahan sosial tidak akan berhasil baik.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan
mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya.
Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup
perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya
di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah bagaimana perubahan sosial terjadi dan dampak apa yang ditimbulkan dalam dalam
masyarakat akibat perubahan social tersebut.

C. Tujuan
Mengetahui bagaimana perubahan sosial terjadi dan dampaknya dalam kehidupan
masyarakat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial
dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya
mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-
pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok
sosial.
Masih banyak faktor-faktor penyebab perubahan sosial yang dapat disebutkan, ataupun
mempengaruhi proses suatu perubahan sosial. Kontak-kontak dengan kebudayaan lain yang
kemudian memberikan pengaruhnya, perubahan pendidikan, ketidakpuasan masyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, penduduk yang heterogen, tolerasi terhadap
perbuatan-perbuatan yang semula dianggap menyimpang dan melanggar tetapi yang lambat
laun menjadi norma-norma, bahkan peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang bersifat
formal.
Perubahan itu dapat mengenai lingkungan hidup dalam arti lebih luas lagi, mengenai
nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan, strukturstruktur, organisasi,
lembaga-lembaga, lapisan-lapisan masyarakat, relasi-relasi sosial, sistem-sistem komunikasi
itu sendiri. Juga perihal kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, kemajuan teknologi dan
seterusnya.
Ada pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial itu merupakan suatu respons
ataupun jawaban dialami terhadap perubahan-perubahan tiga unsur utama :
1. Faktor alam
2. Faktor teknologi
3. Faktor kebudayaan
Kalau ada perubahan daripada salah satu faktor tadi, ataupun kombinasi dua diantaranya,
atau bersama-sama, maka terjadilah perubahan sosial. Faktor alam apabila yang dimaksudkan
adalah perubahan jasmaniah, kurang sekali menentukan perubahan sosial. Hubungan korelatif
antara perubahan slam dan perubahan sosial atau masyarakat tidak begitu kelihatan, karena
jarang sekali alam mengalami perubahan yang menentukan, kalaupun ada maka prosesnya itu
adalah lambat. Dengan demikian masyarakat jauh lebih cepat berubahnya daripada perubahan
4
alam. Praktis tak ada hubungan langsung antara kedua perubahan tersebut. Tetapi kalau faktor
alam ini diartikan juga faktor biologis, hubungan itu bisa di lihat nyata. Misalnya saja
pertambahan penduduk yang demikian pesat, yang mengubah dan memerlukan pola relasi
ataupun sistem komunikasi lain yang baru. Dalam masyarakat modern, faktor teknologi dapat
mengubah sistem komunikasi ataupun relasi sosial. Apalagi teknologi komunikasi yang
demikian pesat majunya sudah pasti sangat menentukan dalam perubahan sosial itu.

A. Proses Perubahan Sosial


Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses di mana
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses di mana ide-ide baru itu
dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3) konsekwensi yakni perubahan-perubahan
yang terjadi dalam sistem social sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
Perubahan terjadi jika penggunaan atau penolakan ide baru itu mempunysi akibat. Karena itu
perubahan sosial adalah akibat komunikasi sosial.
Beberapa pengamat terutama ahli anthropologi memerinci dua tahap tambahan dalam
urutan proses di atas. Salah satunya ialah pengembangan inovasi yang terjadi telah invensi
sebelum terjadi difusi. Yang dimaksud ialah proses terbentuknya ide baru dari suatu bentuk
hingga menjadi suatu bentuk yang memenuhi kebutuhan audiens penerima yang menghendaki.
Kami tidak memasukkan tahap ini karena ia tidak selalu ada. Misalnya, jika inovasi itu dalam
bentuk yang siap pakai. Tahap terakhir yang terjadi setelah konsekwensi, adalah menyusutnya
inovasi, ini menjadi bagian dari konsekwensi.
Yang memicu terjadinya perubahan dan sebaliknya perubahan sosial dapat juga
terhambat kejadiannya selagi ada faktor yang menghambat perkembangannya. Faktor
pendorong perubahan sosial meliputi kontak dengan kebudayaan lain, sistem masyarakat yang
terbuka, penduduk yang heterogen serta masyarakat yang berorientasi ke masa depan. Faktor
penghambat antara lain sistem masyarakat yang tertutup, vested interest, prasangka terhadap
hal yang baru serta adat yang berlaku.
Perubahan sosial dalam masyarakat dapat dibedakan dalam perubahan cepat dan lambat,
perubahan kecil dan besar serta perubahan direncanakan dan tidak direncanakan. Tidak ada
satu perubahan yang tidak meninggalkan dampak pada masyarakat yang sedang mengalami
perubahan tersebut. Bahkan suatu penemuan teknologi baru dapat mempengaruhi unsur-unsur
budaya lainnya. Dampak dari perubahan sosial antara lain meliputi disorganisasi dan
reorganisasi sosial, teknologi serta cultural.

5
B. Penyebab Perubahan Sosial

1. Dari Dalam Masyarakat


 Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk ini meliputi bukan hanya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau
sebaiiknya, tetapi juga bertambah dan berkurangnya penduduk.

 Penemuan-penemuan baru (inovasi)


Adanya penemuan teknologi baru, misalnya teknologi plastik. Jika dulu daun jati, daun pisang
dan biting (lidi) dapat diperdagangkan secara besar-besaran maka sekarang tidak lagi.
Suatu proses sosial perubahan yang terjadi secara besar-besaran dan dalam jangka waktu yang
tidak terlalu lama sering disebut dengan inovasi atau innovation. Penemuan-penemuan baru
sebagai sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian
Discovery dan Invention
Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru baik berupa alat ataupun gagasan yang
diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention kalau masyarakat sudah mengakui dan menerapkan
penemuan baru itu.

 Pertentangan masyarakat
Pertentangan dapat terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan
kelompok.

 Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi


Pemberontakan dari para mahasiswa, menurunkan rezim Suharto pada jaman orde baru.
Munculah perubahan yang sangat besar pada Negara dimana sistem pemerintahan yang
militerisme berubah menjadi demokrasi pada jaman refiormasi. Sistem komunikasi antara
birokrat dan rakyat menjadi berubah (menunggu apa yang dikatakan pemimpin berubah
sebagai abdi masyarakat).

2. Dari Luar Masyarakat


 Peperangan
Negara yang menang dalam peperangan pasti akan menanamkan nilai-nilai sosial dan
kebudayaannya.
6
 Lingkungan
Terjadinya banjir, gunung meletus, gempa bumi, dll yang mengakibatkan penduduk di wilayah
tersebut harus pindah ke wilayah lain. Jika wilayah baru keadaan alamnya tidak sama dengan
wilayah asal mereka, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan di wilayah yang
baru guna kelangsungan kehidupannya.

 Kebudayaan Lain
Masuknya kebudayaan Barat dalam kehidupan masyarakat di Indonesia menyebabkan
terjadinya perubahan.

C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial

1. Faktor-faktor Pendorong
 Intensitas hubungan/kontak dengan kebudayaan lain
 Tingkat Pendidikan yang maju
 Sikap terbuka dari masyarakat
 Sikap ingin berkembang dan maju dari masyarakat

2. Faktor-faktor Penghambat
 Kurangnya hubungan dengan masyarakat luar
 Perkembangan pendidikan yang lambat
 Sikap yang kuat dari masyarakat terhadap tradisi yang dimiliki
 Rasa takut dari masyarakat jika terjadi kegoyahan (pro kemapanan)
 Cenderung menolak terhadap hal-hal baru

D. Dampak Akibat Perubahan Sosial

Arah perubahan meliputi beberapa orientasi, antara lain :


 Perubahan dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor atau unsur-unsur
kehidupan sosial yang mesti ditinggalkan atau diubah,
 Perubahan dengan orientasi pada suatu bentuk atau unsur yang memang bentuk atau
unsur baru,
7
 Suatu perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang
telah eksis atau ada pada masa lampau. Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa yang
selain berupaya mengadakan proses modernisasi pada berbagai bidang kehidupan, apakah
aspek ekonomis, birokrasi, pertahanan keamanan, dan bidang iptek; namun demikian,
tidaklah luput perhatian masyarakat atau bangsa yang bersangkutan untuk berupaya
menyelusuri, mengeksplorasi, dan menggali serta menemukan unsur-unsur atau nilai-
nilai kepribadian atau jatidiri sebagai bangsa yang bermartabat.
Dalam memantapkan orientasi suatu proses perubahan, ada beberapa faktor yang
memberikan kekuatan pada gerak perubahan tersebut, yang antara lain adalah sebagai berikut
:
 Suatu sikap, baik skala individu maupun skala kelompok, yang mampu menghargai karya
pihak lain, tanpa dilihat dari skala besar atau kecilnya produktivitas kerja itu sendiri,
 Adanya kemampuan untuk mentolerir adanya sejumlah penyimpangan dari bentuk-bentuk
atau unsur-unsur rutinitas, sebab pada hakekatnya salah satu pendorong perubahan adanya
individu-individu yang menyimpang dari hal-hal yang rutin. Memang salah satu ciri yang
hakiki dari makhluk yang disebut manusia itu adalah sebagai makhluk yang disebut homo
deviant, makhluk yang suka menyimpang dari unsur-unsur rutinitas,
 Mengokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan
(reward) kepada pihak lain (individual, kelompok) yang berprestasi dalam berinovasi, baik
dalam bidang sosial, ekonomi, dan iptek
 Adanya atau tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan dan pelatihan yang memiliki
spesifikasi dan kualifikasi progresif, demokratis, dan terbuka bagi semua fihak yang
membutuhkannya.

E. ISU PERUBAHAN SOSIAL

Modernisasi kerap kali menjadi istilah yang seringkali diperdengarkan dalam berbagai
bidang kajian ilmu sosial, baik ekonomi, politik, budaya, ataupun dalam bidang ideologi dan
pembangunan. Bahkan peristiwa ini berkaitan dengan perubahan sosial dalam masyarakat.
Salah satu contoh modernisasi sekalogus isu yang akan kami bahas yaitu “Penggunakan ojek
online dalam masyarakat Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan ojek konvensional”.
Kemacetan membuat keuntungan pasar Gojek berkembang besar. Meski tarif yang tak
menentu, banyak masyarakat mengandalkan ojek sebagai transportasi sehari-hari. Ojek
konvesional adalah sebuah komunitas, sebuah paguyuban para tukang ojek. Disana ada aturan-
8
aturan yang tak tertulis yang berlaku seperti ada antrian, ada bagi-bagi rejeki dan ada
pelanggan-pelanggan lokal. Sering kali keributan terjadiketika ada tukang ojek dadakan yang
merebut penumpang tanpa mau antri atau bergabung dengan pangkalan tersebut. Tahun 2011,
Gojek (Ojek Online) hadir di indonesia untuk mendorong perubahan sektor transportasi
informal agar dapat beroperasi secara profesional. Manajemen Gojek menerapkan sistem bagi
hasil dengan pengemudi ojek yang berada dibawah naungannya. Pembagiannya ada 80%
penghasilan untuk pengemudi ojek dan 20% untuk Gojek. Saat ini anggotanya sudah mencapai
sekitar 1000-an. Gojek menawarkan 4 jasa layanan yaitu instant Courier (pengantar barang),
Transport (jasa angkutan), Shopping (belanja) dan Corporate (kerjasama perusahaan untuk jasa
kurir) yang menekankan keunggulan dalam kecepatan, inovasi dan interaksi sosial. Para
pengguna Gojek, harus mengunduh gojek Mobile App dari hp mereka, baru mereka bisa
memesan layanan Gojek. Para Gojek dengan mudah mendapatkan konsumen karena sudah
mengandalkan kemajuan teknologi, tanpa harus nongkrong menunggu. Gojek kemudian
merebat menjadi salah satu kata topik yang bermunculan di berbagai media. Tetapi, yang lebih
mengemuka saat ini adalah adanya konflik antara Gojek dengan ojek konvesional. Keberadaan
layanan gojek di kota Semarang mulai memicu konflik. Suara penolakan terhadap Gojek mulai
mengalir dari para pengemudi ojek konvesional. Konflik yang terjadi antara pengemudi Gojek
dengan ojek konvesional karena sumber ekonomi. Hal ini terjadi karena adanya kecemburuan
sosial oleh pengemudi ojek konvesional, mereka merasa sumber memperoleh uang mereka
diambil oleh pengemudi ojek. Namun dengan adanya ojek online banyak masyarakat yang
beralih untuk menggunakan ojek online. Masyarakat lebih memilih menggunakan layanan ojek
online dibanding ojek konvesional karena :

 Tarif lebih terjangkau


 Tarif gojek ditentukan oleh aplikasi yang sudah diatur dari perusahaan ojek online
tersebut yang tidak membuat rugi pengemudi dan pelanggan.
 Pelayanan yang profesional
 Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap dengan masker),
gojek juga melengkapi supir-supirnya dengan perangkat yang menunjang pemesanan
dan aktivitas lainnya
 Diskon dan harga promosi
 Semua orang suka diskon, ini yang digunakan oleh Gojek untuk menarik masyarakat
 Tidak perlu ke pangkalan

9
 Aplikasi gojek memungkikan pengguna untuk memesan ojek tanpa harus ke pangkalan.
Mereka bisa mendapatkan ojek dimanapun dan kapan pun.
Tak lama, akhir akhir ini masyarakat di hebohkan dengan adanya demo. ojek konvesional
mengadakan demo di sekitar stasiun poncol Semarang, pengemudi ojek online yang ikut
dengan perusahaan gojek untuk segera keluar dari perusahaan ojek online tersebut. Semakin
lama semakin memanas, sehingga ada batasan untuk ojek online mengantar penumpang ke
stasiun poncol. Sistem batas mengantar penumpang ke sarana transportasi umum ini tidak
hanya berlaku di stasiun saja, bahkan seperti di bandara dan terminal pun diberlakukan sistem
yang sama hingga saat ini. Konflik seperti ini justru membahayakan penumpang tidak salah
apa apa namun terkena dampak dari konflik ini. Lebih jauh bahkan di dalam realitas banyak
Gojek yang menghadapi serangan secara fisik dengan penghadangan ketika memasuki wilayah
tertentu. Disamping itu mulai bermunculan baliho-baliho berisik penolakan dimasukinya
wilayah oleh Gojek. Terjadinya penentangan ojek konvesional ini berpontensi membuka
konflik di antara mereka jika tidak dicegah dan dicarikan jalan keluarnya. Oleh karena itu
pemerintah seharusnya tidaklah terlambat hadir menyelesaikannya.pemerintah dalam konteks
ini dapat berperan sebagai penengah dan bertindak adil di antara yang berseteru ini dengan
tujuan mencari solusi keseimbangan kepentingan antara pihak-pihak yang berbeda ini. Belum
ada solusi yang pasti atas konflik antara tukang ojek pangkalan dengan Gojek. Perintah
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian untuk memberikan perhatian berlebih
soal keamanan para pengendara Gojek dinilai belum jadi solusi permanen. Jika penerapan
kebijakan tersebut di lapangan justru membuat tukang ojek pangkalan merasa
didiskriminasikan, maka solusi akan lebih sulit dicapai. Pemberian rasa aman bagi Gojek,
sebenarnya bisa dilakukan dengan penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan.Yang lebih
dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik antara Gojek dengan para ojek pangkalan adalah
aturan yang jelas. Sejauh ini, belum ada aturan yang jelas soal Gojek ataupun Ojek Pangkalan.
Sementara aturan legal belum ada, Kapolda bisa mendorong adanya kesepakatan bersama
antara Gojek dengan para tukang ojek pangkalan yang tidak merugikan salah
satunya. Misalnya Gojek tidak boleh masuk komplek atau perumahan yang kecil. Biarkan itu
menjadi area para ojek pangkalan. Sementara Gojek hanya untuk perjalanan dengan daerah
yang lebih jauh. Atau kesepakatan lainnya yang penting tidak ada yang dirugikan. Tanpa
adanya kesepakatan, yang akan dirugikan bukan hanya Gojek dan ojek pangkalan saja, tetapi
warga juga. Prinsipnya, dalam menyelesaikan konflik Gojek dengan ojek pangkalan ini, harus
tidak ada diskriminasi. Hingga pada tahun 2016 lahirlah Permenhub 32/2016 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang tidak Dalam Proyek yang sekalipun relatif terlambat, namun
10
spiritnya bagus karena ada 18 bleid yang kemudian memberikan perlakuan kesetaraan antara
pelaku transportasi konvensional dengan transportasi dalam jaringan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan maka kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam
makalah ini adalah :
1. Perubahan sosial dapat diartikan sebagai segala perubahan pada lembaga-lembaga sosial
dalam suatu masyarakat. Perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial itu selanjutnya
mempunyai pengaruhnya pada sistem-sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, pola-
pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari kelompok-kelompok
sosial.
2. Proses perubahan sosial terdiri dari tiga tahap barurutan : (1) invensi yaitu proses di mana
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan, (2) difusi, ialah proses dimana ide-ide baru itu
dikomunikasikan ke dalam Sistem sosial, dan (3) konsekwensi yakni perubahan-perubahan
yang terjadi dalam sistem social sebagai akibat pengadopsian atau penolakan inovasi.
3. Perubahan sosial selalu menimbulkan perubahan dalam masyarakat, salah satunya adalah
globalisasi yang menimbulkan berbagai dampak baik positif maupun negative dari sisi positif
misalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dinikmati seluruh
kelompok sosial masyarakat.

B. Saran
Perubahan sosial dalam masyarakat tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, olehnya
itu kita sebagai bagian dari kelompok sosial harus berusaha mengendalikan perubahan itu ke
arah yang positif agar budaya yang terbentuk dari perubahan sosial dapat memberikan manfaat
bagi kelangsungan hidup manusia yang makmur dan damai.
11
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Nanang (Mei 2018). Sosiologi perubahan sosial. Dikutip 4 November 2019 dari
https://www.researchgate.net/publication/325169790_Sosiologi_Perubahan_Sosial

Susi, Yustina (5 September 2015). Masalah sosial dan akibat perubahan sosial. Dikutip 4
November 2019 dari https://yustinasusi.wordpress.com/2015/09/05/masalah-sosial-dan-
akibat-perubahan-sosial/

Titis, Anindita (8 November 2017). Kontroversi antara Gojek dan ojek konvensional. Dikutip
4 November 2019 dari http://pks-dpcpancoran.blogspot.com/2015/08/mencari-solusi-
permasalahan-gojek-dan.html

Dian, Salama (3 Desember 2018). PERUBAHAN SOSIAL : Pengertian, Teori, Ciri, Bentuk-
Bentuk & Contoh Perubahan Sosial. Dikutip 4 November 2019 dari
http://salamadian.com/perubahan-sosial-pengertian-teori-ciri-bentuk-bentuk-contoh-
perubahan-sosial/

12
13

Anda mungkin juga menyukai