Bu Dwi
Bu Dwi
OLEH KELOMPOK II :
Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat berupa kesehatan dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Tentang Perawatan Pada Ibu Post Partum.
Salawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua
dari alam kebodohan hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah Tentang Perawatan Pada Ibu Post Partum ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
pembaca serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Kiranya Makalah ini dapat dijadikan pegangan terkait
dengan materi bersangkutan. Dengan paparan materi, penyajian, dan dengan bahasa yang sederhana
diharapkan dapat membantu menguasai materi dengan mudah.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan masukan dari pembaca sekalian untuk penyempurnaan makalah kami yang akan
datang. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemantauan Involusi Uteri...................................................................
B. Perawatan Vulva Masa Nifas...............................................................
C. Perawatan Luka Perineum....................................................................
D. Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas ( Breast Care )............................
E. Askep Involusi Uteri………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8
minggu. (Askeb Ibu Masa Nifas, 2011)
Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhir persalinan,
dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi. (Bennet dan Brown, 1999, P : 590)
Pada masa nifas, ibu akan mengalami perubahan perasaan, dimana keadaan ini disebut Post
Partum Blues. Post Partum Blues termasuk depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu setelah
melahirkan. Sekitar 70% dari semua ibu yang melahirkan pernah mengalami Post Partum
Blues (The NFC Foundation, 2000).
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis.
Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 %
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawirohardjo, 2006 : 122).
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di
tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, sectio caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari
dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI
(Prawirohardjo, 2006).
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep pemantauan involusi uteri
2) Bagaimana konsep perawatan vulva masa nifas
3) Bagaimana konsep perawatan luka perineum
4) Bagaimana konsep perawatan payudara pada ibu nifas (breast care)
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pemantauan involusi uteri
2) Untuk mengetahui perawatan vulva masa nifas
3) Untuk mengetahui perawatan luka perineum
4) Untuk mengetahui perawatan payudara pada ibu nifas (breast care)
BAB II
PEMBAHASAN
4) Lokia
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Menurut Rustam Mochtar (1998) pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah
dan warna sebagai berikut :
a. Lokia rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa. Lanugo dan mekoneum selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lokia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan.
c. Lokia serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan.
d. Lokia alba cairan putih, setelah 2 minggu
e. Lokia purulenta terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lokia astastis lokia tidak lancar keluarnya.
2) Tujuan
a. Untuk mencegah infeksi
b. Untuk penyembuhan luka jahitan perineum.
c. Untuk kebersihan perineum, vulva juga memberikan rasa nyaman bagi klien.
3) Persiapan Alat
a. Kapas sumblimat
b. Alas pantat
c. Botol cebok berisi larutan desinfektan sesuai dengan kebutuhan
d. Betadin dan kain kasa
e. Bengkok
5) Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan vulva hygiene hendaknya perawat memberikan penjelasan
terlebih dahulu tentang hal yang akan dilakukan kepada klien.
Pelaksanaan
1) Pintu dan jendela ditutup dan jika perlu pasanglah sampiran
2) Alat-alat didekatkan pada pasien dan pasien diberitahu tentang hal yang akan
dilakukan
3) Perawat mencuci tangan
4) Pakaian pasien bagian bawah dikeataskan atau dibuka.
5) Pengalas dan dipasang dibawah bokong pasien, sikap pasien dorsal recumbent
6) Perawat memakai sarung tangan (tangan kiri)
7) Siram vulva dengan air cebok yang berisi larutan desinfektan
8) Kemudian ambil kapas sublimat untuk membuka labia minora. vulva dibersihkan
mulai dari labia minora kiri, labia minora kanan, labia mayora kiri, labia mayora
kanan, vestibulum, perineum.
9) Cara mengusap dari atas ke bawah bila masih kotor diusap lagi dengan kapas
sublimat yang baru hingga bersih.
10) Keadaan perineum diperhatikan jahitannya, bagaimana jahitannya apakah masih
basah, apakah ada pembengkakan, iritasi dan sebagainya
11) Jahitan perineum dikompres dengan betadin
12) Setelah selesai pasien dirapihkan dan posisinya diatur kembali
13) Peralatan dibereskan, dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula.
5) Waktu Perawatan
a) Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka
ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada
perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
b) Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
c) Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.
6) Penatalaksanaan
Langkah-langkah pejahitan robekan perineum :
a) Persiapan Alat
1) Siapkan peralatan untuk melakukan penjahitan
- Wadah berisi : Sarung tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit, kasa
steril, pincet
- Kapas DTT
- Buka spuit sekali pakai 10 ml dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT
- Patahkan ampul lidokain
2) Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
3) Pasang kain bersih di bawah bokong ibu
4) Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva / perineum ibu
5) Pastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan
air mengalir
6) Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
7) Ambil spuit dengan tangan yang bersarung tangan, isi tabung suntik dengan
lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT
8) Lengkapi pemakaian sarunga tangan pada tangan kiri
9) Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari
vulva ke perineum
10) Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya
merupakan derajat satu atau dua.
b) Anestesi Lokal
1) Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan
2) Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bahwa
vulva.
3) Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
4) Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
5) Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka
pada mukosa vagina
6) Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
7) Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan
Pengompresan
Lakukan tahap pengompresan. Sebelumnya, siapkan alat berupa dua buah
wadah/baskom kecil yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin serta
dua buah waslap. Selanjutnya, kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama
dua menit, lalu ganti dengan kompres waslap dingin selama satu menit. Kompres
bergantian selama tiga kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.
Pengerasan payudara
Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa mambantu mengurangi
pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan sudah mencapai berat
badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu untuk mengurangi tekanan pada
payudara. Sebagi contoh, merendam kain dalam air hangat dan kemudian di
tempelkan pada payudara atau mandi dengan air hangat sebelum menyuusi bayi.
Mungkin ibu juga bisa mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik
secara manual atau dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang
parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang menyusui untuk
mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi pembengkakan (Nichol, 2006).
E) Askep
Konsep Keperawatan
a) Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada ibu dengan masalah involusi uteri yaitu :
b) Diagnosa Keperawatan
Diagnose yang daoat ditemukan pada ibu dengan masalah involusi uteri atau
subinvolusi uteri :
Observasi :
Periksa uterus (mis. UTF sesuai hari melahirkan, membulat, dan keatas/lembek)
Identifikasi penyebab kehilangan darah (mis. Atonia uteri atau robekan jalan
lahir)
Identifikasi keluhan ibu (mis. Keluar banyak darah, pusing, pandangan kabur)
Identifikasi riwayat pendarahan pada kehamilan lanjut (mis. Abruption, PIH,dan
plasenta previa)
Monitor resiko terjadinya pendarahan
Monitor jumlah kehilangan darah
Monitor kadar hb, ht, pt dan apt sebelum dab sesudah pendarahan
Monitor fungsi neorologi
Monitor membrane mukosa, brusing dan adanya petechie
Terapeutik :
Kolaborasi :
Observasi :
Identifikasi gejalah yang tidak menyenangkan (mis. Nyeri)
Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perawasaannya
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
3) Risiko Infeksi berhubungan dengan adanya sisa plasenta dan selaput ketuban
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. X24 jam maka tingkat
infeksi menurun dengan kriteria hasil :
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Kultur area luka membaik
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
A. Kesimpulan
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
dan 50 % kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di
tempat tidur (misalnya, karena hipertensi, pemberian infus, sectio caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari
dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara
paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada
masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan pengeluaran ASI
(Prawirohardjo, 2006).
B. Saran
Pengetahuan akan perawatan masa nifas sangat penting untuk dikuasai. Karena dalam
periode masa nifas banyak sekali perubahan yang terjadi pada pasien sehingga perlu
perawatan yang benar agar tubuh kembali normal.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media
Jakarta
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.