PENYUSUN :
i
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PBL I
PENYUSUN :
Laporan PBL I ini telah disetujui untuk diujukan di depan tim penguji
Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PBL I
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan Dinyatakan Telah memenuhi syarat
untuk diterima
Menyetujui,
Tim Penguji
Mengetahui
Kaprodi S1 IKM FKM UNDIP
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................i
Halaman Persetujuan...............................................................................ii
Halaman Pengesahan...............................................................................iii
Daftar Isi..................................................................................................iv
Daftar Tabel.............................................................................................v
Daftar Gambar.........................................................................................vii
Kata Pengantar........................................................................................ viii
BAB I Pendahuluan.............................................................................. 1
1.1.Latar Belakang...................................................................... 1
1.2.Tujuan....................................................................................3
1.3.Manfaat..................................................................................4
BAB II Metode Kegiatan PBL 1.......................................................... 7
2.1.Tahapan Problem Solving Cycle Masalah Kesehatan ..........7
2.2.Lokasi dan Waktu Pengambilan Data .................................. 13
2.3.Pengolahan dan Analisis Data ..............................................20
BAB III Hasil dan Pembahasan........................................................... 26
3.1.Gambaran Umum Lokasi PBL 1 .......................................... 26
3.2.Identifikasi, Analisis, dan Prioritas Penyebab Masalah ...... 53
BAB IV Penutup....................................................................................94
4.1.Kesimpulan............................................................................94
4.2.Saran......................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 96
LAMPIRAN........................................................................................... 98
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 3.27 Definisi Operasional Masalah di Perilaku............................................63
Tabel 3.28 Definisi Operasional Masalah di Lingkungan......................................67
Tabel 3.29 Definisi Operasional Masalah di Pelayanan Kesehatan.......................71
Tabel 3.30 Umur Responden Kuesioner Hipertensi...............................................77
Tabel 3.31 Tingkat Pendidikan Responden Kuesioner Hipertensi.........................77
Tabel 3.32 Pekerjaan Responden Kuesioner Hipertensi........................................ 78
Tabel 3.33 Pendapatan Responden.........................................................................78
Tabel 3.34 Pengetahuan Responden Mengenai Hipertensi.................................... 79
Tabel 3.35 Sikap Responden Mengenai Hipertensi............................................... 79
Tabel 3.36 Perilaku Responden Mengenai Hipertensi........................................... 80
Tabel 3.37 Lingkungan Responden Mengenai Hipertensi..................................... 80
Tabel 3.38 Pelayanan Kesehatan............................................................................81
Tabel 3.39 Tekanan Darah Responden...................................................................81
Tabel 3.40 Kaitan Antara Tekanan Darah dengan Pengetahuan............................ 82
Table 3.41 Kaitan Antara Tekanan Darah dengan Sikap........................................83
Tabel 3.42 Kaitan Antara Tekanan Darah Dengan Perilaku...................................84
Tabel 3.43 Kaitan Antara Tekanan Darah dengan Lingkungan............................. 85
Tabel 3.44 Kaitan Antara Tekanan Darah dengan Pelayanan Kesehatan...............86
Tabel 3.45 Pembobotan MCUA.............................................................................89
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyasehingga laporan pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) 1 dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu
kelancaran pelaksanaan kegiataan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL), kepada :
1. Hanifa Maher Denny, S.KM, MPH, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang
2. Dr. M. Zen Rahfiludin, SKM, M.Kes selaku Ketua Praktik Belajar Lapangan 1
3. Hanan Lanang Dangiran, S.T., M.Kes selaku dosen pembimbing lapangan
4. Ali Akbar Masdiq S..Sos, MA selaku Kepala Kelurahan Srondol Wetan
beserta jajaran
5. dr. Muhammad Hidayanto selaku Kepala Puskesmas Srondol beserta jajaran
6. Seluruh masyarakat Kelurahan Srondol Wetan
7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung demi kelancaran proses pelaksanaan kegiatan Praktik Belajar
Lapangan (PBL) di Kelurahan Srondol Wetan yang tidak dapat kami sebutkan
satu per satu.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan baik isi maupun
penyajiannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Penyusun
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2013,
populasi dunia yang mengalami penyakit hipertensi yaitu 26,4% dengan
perbandingan laki-laki dan perempuan yaitu sebesar 26,6% dan 26,1%.
Populasi dunia dari 26,4% sekitar 2/3 populasi yang telah terjangkit
penyakit hipertensi yaitu di negara-negara berkembang sedangkan yang
1/3 populasi yang telah terjangkit yaitu di negara-negara maju (Andra,
2007). Berdasarkan data Depkes tahun 2013 pravelensi penyakit hipertensi
di Indonesia meningkat yaitu 31,7 %. Menurut Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, jumlah penduduk berisiko (> 18 th) yang dilakukan
pengukuran tekanan darah pada tahun 2016 tercatat sebanyak 5.292.052
atau 20,16 persen. Dari hasil pengukuran tekanan darah, sebanyak 611.358
orang atau 11,55 persen dinyatakan hipertensi/tekanan darah tinggi.
Berdasarkan jenis kelamin, persentase hipertensi pada kelompok
perempuan sebesar 11,85 persen, lebih tinggi dibanding pada kelompok
laki-laki yaitu 8.31 persen. Rata-rata tekanan darah sistole 127,33 mmHg
pada pria Indonesia dan 124,13 mmHg pada wanita Indonesia. Pada
umumnya prevalensi hipertensi berkisar antara 1,8-28,6% pada usia 20
tahun, namun ada yang memperkirakan sebesar 4,8%-18,8%.
Penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013 adalah hipertensi. dengan prevalensi 45,9% pada usia
55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun
(Infodatin Kemenkes RI, 2016).Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) risiko kejadian hipertensi meningkat dari 21% (tahun
2001) menjadi 29,8% (tahun 2007). Penyakit Sistim Sirkulasi Darah (SSD)
yang banyak rawat jalan adalah Hipertensi essensial yang menempati
urutan ke-7 (2,3%). Hasil survei pendahuluan tentang kejadian hipertensi
di Jawa Tengah terdapat 26,4% tahun 2017 dan yang paling tinggi berada
di wilayah Kota Semarang dengan prevalansi 77,10% (Dinkes Jateng,
2016)
Menurut data kunjungan di Puskesmas Srondol Semarang
diketahui bahwa penderita hipertensi pada tahun 2017 kurang lebih
sebanyak 1200 penderita dan terdapat sebanyak 255 penderita berasal dari
2
Kelurahan Srondol Wetan pada bulan Januari – Desember 2017. hipertensi.
Dengan adanya kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) sebagai
salah satu program perkuliahan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro, kami mengangkat satu pokok masalah
berdasarkan data-data hipertensi yang telah dikumpulkan yang bertujuan
untuk melaksanakan upaya pengenalan, identifikasi dan prioritas masalah
kesehatan Hipertensi yang akhirnya dapat memberikan alternatif solusi
bagi permasalahan kesehatan yang ada di Kelurahan Srondol Wetan,
Kecamatan Banyumanik baik dari sisi pelayanan kesehatan maupun
masyarakat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi masalah, prioritas masalah, akar penyebab
masalah, prioritas penyebab masalah, dan alternatif solusi pemecahan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh penduduk Kelurahan Srondol
Wetan dengan metode pemecahan masalah (Problem Solving Cycle).
Metode ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik penduduk,
lingkungan, dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan masalah
kesehatan di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
3
3. Menetukan prioritas dari masalah kesehatan yang ditemukan di
Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
4. Menentukan penyebab masalah, prioritas penyebab masalah
dan alternatif solusi di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
5. Melakukan prioritas pemecahan masalah kesehatan di
Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
1.3 Manfaat
1. Bagi masyarakat Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik
Semarang
a. Masyarakat dapat menyadari akan pentingnya hidup dan perilaku
sehat bagi kesehatan masyarakat khususnya tentang pencegahan
Hipertensi dengan tindakan lebih lanjut dari pihak kelurahan
kader kesehatan dan tokoh masyarakat untuk memberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
b. Masyarakat mendapatkan informasi mengenai masalah Kesehatan
Hipertensi di Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik,
Kota Semarang sehingga diharapkan adanya penurunan kasus
Hipertensi.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
a. Meningkatkan pembelajaran mengenai kualitas data dan
pengolahan data kesehatan Hipertensi, yang ada di Puskesmas
Srondol Kota Semarang.
b. Mengenalkan eksistensi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro kepada masyarakat di lingkungan
masyarakat Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik,
Kota Semarang, Jawa Tengah.
4
c. Mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan yang
berkaitan dengan Hipertensi di Kelurahan Srondol Wetan,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
3. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan melakukan identifikasi penyebab
masalah kesehatan tentang Hipertensi.
b. Meningkatkan kemampuan melaksanakan intervensi dalam
mengatasi permasalahan Hipertensi.
c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan
monitoring dan evaluasi kegiatan intervensi dalam penyelesaian
masalah Hipertensi.
d. Menambah pengalaman serta wawasan secara aktif dan interaktif
dengan masyarakat Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang mengenai penyelesaian masalah
Kesehatan.
e. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam
melakukan penyelesaian masalah kesehatan tentang Hipertensi.
f. Meningkatkan dan melatih kemampuan serta keterampilan dalam
menulis laporan PBL.
g. Dengan berbagai tahap pemecahan masalah kesehatan Hipertensi,
mampu melatih soft skill mahasiswa, yaitu bersosialisasi dan
berinteraksi dengan masyarakat yang ada di Kelurahan Srondol
Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
4. Bagi Puskesmas Srondol Wetan
a. Membantu Puskesmas setempat khususnya Puskesmas Srondol
dalam mendapatkan informasi terkait faktor risiko masalah
kesehatan hipertensi di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah.
b. Mengetahui permasalahan dalam proses monitoring dan evaluasi
program penyakit Hipertensi di Puskesmas Srondol Kota
Semarang, Jawa Tengah.
5
c. Memberikan gambaran informasi kesehatan Hipertensi di
Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, Jawa Tengah.
d. Membantu dalam penyelesaian masalah kesehatan Hipertensi
yang ada di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang, Jawa Tengah.
6
BAB II
METODE KEGIATAN PBL
7
2.1.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat
Dalam mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat harus
didasarkan pada data, fakta dan informasi yang akurat baik secara
langsung maupun tidak langsung. Identifikasi masalah kesehatan yang
dilakukan dengan menganalisis besarnya kasus dan tren masalah dari
tahun ke tahun. Besar dari suatu masalah dapat dilihat dari kesenjangan
antara cakupan dan target pada setiap masalah kesehatan yang ada. Besar
dikatakan meningkat apabila kesenjangan antara cakupan dan target dari
bulan ke bulan atau tahun ke tahun semakin meningkat. Tren dari suatu
masalah dapat dilihat dari jumlah kasus dari tahun ke tahun. Tren
dikatakan meningkat apabila dari bulan ke bulan atau tahun ke tahun
jumlah kasus semakin meningkat. Wabah atau outbreak dalam waktu dan
wilayah tertentu juga digunakan sebagai penentu identifikasi masalah.
Untuk membuktikan kebenaran dari suatu masalah maka diperlukan
survei langsung ke masyarakat.
Tahapan pertama dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat yaitu mencari data sekunder atau data tidak langsung. Data
tersebut meliputi laporan data kependudukan, laporan data hipertensi
puskesmas, laporan data ISPA puskesmas, dan laporan data penyakit lain
yang ada di puskesmas dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Dari data
sekunder tersebut, dicocokkan dengan data primer yang di peroleh
melalui pembagian kuesioner di sejumlah RW yang berpotensi dan
memiliki hipertensi. Dari kedua data tersebut yaitu data sekunder dan data
primer, kemudian dianalisis untuk menemukan masalah kesehatan yang
benar-benar terjadi di masyarakat.
8
aspek kegawatan, besar masalah dan trend masalah, dengan menggunakan
metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment). Langkah dari
MCUA meliputi :
Gambar 2.2 Langkah MCUA
a. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan dalam tahapan MCUA lebih dipusatkan pada
sasaran yang dapat diukur atau target.
b. Penetapan Kriteria
Kriteria adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai akibat atau
pengaruh spesifik dan signifikan dari suatu masalah terhadap subjek
(masyarakat) sehingga dapat membedakan masalah. Kriteria yang
digunakan di antaranya kegawatan, besaran masalah dan trend
masalah. Kriteria ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.
c. Penetapan Bobot Kriteria
Melakukan pemberian kisaran bobot (nilai) terhadap masing-masing
kriteria yang ada. Bobot (nilai) yang sudah ditentukan oleh
kesepakatan kelompok adalah untuk kegawatan masalah diberi bobot
40%, untuk besar masalah diberi bobot 35% dan untuk trend
masalah diberi bobot 25%.
d. Inventarisasi Masalah
9
Memasukan 4 besar masalah kesehatan yang sebelumnya sudah
ditentukan pada tabel MCUA.
e. Penetapan Skoring
Memberikan skor pada masing-masing kriteria masalah. Sebelumnya
ditentukan range skor dari 1-4 berdasarkan kesepakatan kelompok.
Dalam pemberian skor setiap anggota kelompok memberikan skor
secara subjektif dan selanjutnya semua skor dibagi banyaknya
jumlah anggota dalam kelompok. Hasil skor yang telah dibagi
dengan jumlah anggota tiap bagian dan selanjutnya masing-masing
bagian dikalikan dengan bobot untuk tiap-tiap kriteria kemudian
dijumlahkan dengan hasil perkalian tersebut.
f. Matriks Keputusan
Tabel 2.1 MCUA
Skor Total
10
2.1.3 Akar Penyebab Masalah Kesehatan Masyarakat
Penyebab masalah yang dimaksud adalah berbagai faktor yang terkait
dengan masalah kesehatan. Metode pendekatan digunakan untuk
membuat kerangka dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang
mempengaruhi terjadinya suatu masalah kesehatan masyarakat adalah
dengan menggunakan fishbone diagram. Proses analisa akar penyebab
masalah dilakukan berdasarkan teori H.L Blum yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan genetik. Berdasarkan prioritas masalah yang
ditentukan yaitu hipertensi, perilaku dapat dikelompokkan menjadi
pengetahuan, sikap, dan praktek yang berhubungan dengan timbulnya
gejala penyakit, begitu pula dengan variabel lingkungan dan pelayanan
kesehatan. Akar penyebab masalah didapatkan setelah wawancara
menggunakan instrumen yang selanjutnya dilakukan pengolahan dan
analisis data. Dengan metode fishbone digunakan untuk menemukan akar
penyebab masalah kesehatan masyarakat. Akar masalah tersebut akan
dicari penyelesaiannya.
11
Sebelum akar penyebab masalah diprioritaskan, pengolahan data
primer dilakukan dengan uji univariat yaitu analisa yang dilakukan untuk
menganalisis tiap variabel pada data primer. Analisa tersebut berfungsi
untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran menjadi sedemikian
rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna bagi analisis masalah hipertensi. Dari uji univariat ini, fenomena
dapat dideskripsikan dengan baik. Selain itu, melakukan analisis tabulasi
silang (crosstabs) untuk melihat keterkaitan antar variabel dengan
menggunakan aplikasi SPSS agar dapat diketahui kecenderungan aspek-
aspek yang menjadi penyebab penyakit hipertensi.
Dalam prioritas penyebab masalah digunakan teknik MCUA
(Multiple Criteria Utility Assesment). Langkah dari pembuatan MCUA,
yaitu :
1. Membuat tabel matriks MCUA.
2. Menetapkan pertimbangan kriteria prioritas penyebab masalah.
Kriteria prioritas yang pertama dapat dilihat dari urgensi
yaitu seberapa penting penyebab masalah tersebut
menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Selain itu,
relevansi yaitu kesesuaian penyebab masalah dengan
program/kegiatan/penurunan/pencegahan masalah kesehatan di
masyarakat. Kriteria prioritas juga dapat dilihat dari besar yaitu
besarnya penyebab masalah yang dapat diketahui melalui
pengolahan data primer.
12
masalah terhadap kriteria. Apabila pengaruhnya besar maka
skor yang diberikan tinggi dan apabila kurang atau tidak
berpengaruh maka skor yang diberikan rendah. Kisaran angka
yang digunakan untuk memberikan skor yaitu 1 – 4.
5. Mengalikan nilai skor dengan bobot.
Masing–masing nilai skor dikalikan dengan bobot kriteria
prioritas pada tiap penyebab masalah.
13
yang diperoleh berdasarkan data dari kelurahan Srondol Wetan dan
data Puskesmas Srondol.
2.2.2 Waktu
Kegiatan PBL 1 ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2018 sampai 18
Mei 2018. Rincian kegiatannya adalah sebagai berikut :
14
Timeline kegiatan PBL kelompok Srondol Wetan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 Timeline kegiatan PBL
Hari dan Tanggal
9 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 1 6 7 8 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 5 6 9
0 1 6 7 8 3 4 5 0 1 3 4 5 0 1 2 7 8 9
1. Upacara penerimaan
mahasiswa PBL FKM UNDIP
di kecamatan Banyumanik.
5. Pembuatan rancangan
kegiatan selama PBL.
15
6. Obervasi wilayah setempat
16
prioritas masalah
17
27. Menentukan responden
berdasarkan data yang
diterima dari kader
18
puskesmas.
19
2.3 Pengolahan dan Analisis Data
2.3.1 Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan data, tranformasi data
(coding), serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap dari
masing - masing obyek untuk setiap variabel yang diteliti.
1) Pengeditan Data
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah
dikumpulkan. Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang
masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan
kebutuhan. Pengeditan data dilakukan untuk melengkapi kekurangan
atau menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data mentah.
Kekurangan dapat dilengkapi dengan mengulangi pengumpulan data
atau dengan cara penyisipan (interpolasi) data. Kesalahan data dapat
dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi syarat untuk
dianalisis.
2) Coding Data
Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode
tertentu pada tiap – tiap data termasuk memberikan kategori untuk
jenis data yang sama. Kode adalah simbol tertertu dalam bentuk huruf
atau angka untuk memberikan identitas data. Kode yang diberikan
dapat memiliki makna sebagai data kuantitatif (berbentuk skor).
Kuantikasi atau transformasi data menjadi data kuantitatif dapat
dilakukan dengan memberikan skor terhadap setiap jenis data dengan
mengikuti kaidah - kaidah dalam skala pengukuran.
3) Entry Data
Entry data adalah proses memasukkan data baik secara manual
maupun komputer.
4) Tabulating
20
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel
dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis.
5) Mendeskripsikan Data
Membaca hasil dan mengubahnya menjadi bentuk yang mudah
dipahami baik berupa tabel, grafik,dan presentase.
6) Intrepretasi Data
Intrepretasi data merupakan proses pembacaan hasil data yang
diperoleh dibandingkan dengan literatur yang ada apakah telah
sesuai atau terdapat penyimpangan.
21
2.3.1.2 Populasi dan Sampel
Dalam melakukan penelitan dengan metode survei ini, data yang
digunakan tidak dari semua populasi tetapi dapat menggunakan sampel.
Menurut W Gulo (2002) populasi adalah keseluruhan satuan analisis yang
menjadi sasaran penelitian. Satuan analisis adalah objek yang mengandung
perilaku atau karakteristik yang akan diteliti. Populasi sasaran dari penelitian
ini adalah masyarakat di kelurahan Srondol Wetan. Populasi sampel dari
peneliatian ini adalah sebagian masyarakat yang telah ditentukan berdasarkan
judgement sampling. Dalam metode pengambilan sampel, digunakan teknik
non random yaitu menggunakan judgement sampling atau purposive sampling.
Judgement sampling atau purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan adanya ciri-ciri khusus yang melekat pada
sampel yang akan diteliti, (Bambang Supomo & Nur Indriantorom,2002).
Purposive sampling yaitu suatu metoda pengambilan sampel yang disesuaikan
dengan kriteria tertentu.
Sampel penelitian diambil dari populasi target dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
n=
Nd
keterangan :
N: Besar populasi
n: Jumlah sampel minimal
d: Besarnya toleransi penyimpangan (0,1)
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Populasi target : 155
n= 155
1+ (155) 0,12
n = 155
1 + 1,55
22
n = 155
2,55
n = 61
Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah sampel adalah 61 yang diambil
berdasarkan kriteria Wilayah RW di srondol wetan yang paling tinggi kasus
Hipertensi yaitu RW 1, RW 2 dan RW 7. Maka pembangian samplenya
sebagai berikut.
RW 1 =
n= (53/155) x 61 = 21
RW 2 =
n= (78/155) x 61 = 31
RW7
n= (24/155) x 61 = 9
1. Sumber Data
Data Primer
Dalam Pengalaman Belajar Lapangan 1 ini, data primer didapatkan
berdasarkan wawancara dengan responden mengenai pengetahuan,
sikap, dan praktik berdasarkan perilaku, lingkungan, dan pelayanan
kesehatan.
Data Sekunder
Data sekunder Praktik Belajar Lapangan 1 ini meliputi :
- Laporan data kependudukan Srondol Wetan
- Laporan data Hipertensi Puskesmas Srondol
- Laporan data ISPA Puskesmas Srondol
- Laporan data penyakit 3 tahun terakhir dari Puskesmas Srondol
- Laporan data peserta posyandu lansia dari RW 1, RW 2, dan RW 7
- Laporan data penderita hipertensi beserta posyandu lansia dari RW
1, RW 2, dan RW 7
2. Instrumen
23
Instrumen yang digunakan dalam kuesioner adalah mencakup perilaku
masyarakat terhadap Hipertensi, meliputi pengetahuan masyarakat
tentang Hipertensi dan pencegahannya, sikap masyarakat terhadap
pencegahan Hipertensi, serta praktik untuk mencegah Hipertensi.
Selanjutnya adalah mengenai pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap
perilaku masyarakat. Dan yang terakhir adalah pengetahuan, sikap, dan
praktik pelayanan kesehatan berdasarkan persepsi masyarakat.
24
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
dilakukan dengan cara melihat data sekunder yang diperoleh melalui
data kunjungan Puskesmas Srondol. Kemudian diperoleh empat
prioritas masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan Srondol Wetan.
Selanjutnya, dari empat masalah kesehatan tersebut dilakukan analisis
tren untuk mengidentifikasi kecenderungannya dari tahun 2015 sampai
tahun 2017. Langkah selanjutnya adalah dengan menentukan prioritas
masalah dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria
Utility Assesment). Penentuan bobot masing-masing masalah
kesehatan masyarakat ditentukan melalui kesepakatan kelompok.
Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) juga digunakan
dalam penentuan prioritas penyebab masalah kesehatan. Selain itu,
didukung dengan uji univariat dan tabulasi silang (crosstabs). Data
yang diperoleh dianalasis secara kuantitatif dengan menggunakan
SPSS untuk pengkodean serta menggunakan Microsoft Excel.
25
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
Bencana yang sering terjadi Kelurahan Srondol Wetan adalah
bencana banjir, yang terjadi di RW 17 yang letaknya berdekatan dengan
Sungai.
27
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
28
Tabel 3.4 Sarana Prasarana yang terdapat di Kelurahan Srondol Wetan
No. Jenis Sarana Jumlah
1 PAUD 6
2 Taman Kanak-Kanak 8
3 SD 7
4 SMP 4
5 SMA/SMK 4
6 UKBM (Posyandu) 23
7 Poliklinik 2
8 Mesjid 13
9 Mushola 8
10 Gereja 4
11 Olahraga 6
12 Balai Pertemuan 12
Jumlah 97
(Sumber : Data Kelurahan Srondol Wetan, Banyumanik Juni 2017)
29
Krama dan bahasa Indonesia untuk orang tua dan Jawa Ngoko dan
bahasa Indonesian untuk anak- anak.
a. Visi, Misi
Visi
Memiliki kinerja yang tinggi, professional dan bertanggung jawab di
bidang kesehatan, serta mengutamakan pengguna pelayanan kesehatan
dan melibatkan peran serta masyarakat menuju masyarakat yang sehat
di tahun 2010.
Misi
Menggerakkan pembangunan kecamatan yang
berwawasan kesehatan.
Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk
hidup sehat.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya.
30
Perempuan : 20.486
Jumlah penduduk miskin : 1680 KK (5668 jiwa)
Jumlah peserta jamkesmas : 4280 jiwa
Jumlah pesert jamkesmaskot :– jiwa
Jumlah lanjut usia : 6854
Jumlah kader kesehatan : 286
Batas Wilayah Kerja
Sebelah utara : Wilayah kerja Puskesmas Ngesrep
Sebelah timur : Wilayah kerja Puskesmas padangsari
Sebelah selatan : Wilayah kerja Puskesmas Pudak Payung
Sebelah barat : Wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati
31
Sarana pelayanan kesehatan luar gedung (UKBM)
Jumlah kelurahan siaga : 3 buah
Jumlah FKD : 3 buah
Jumlah Bidan FKD : 3 orang, Bidan
Erawati, Elizabeth, Nunik
Jumlah kel. Percontohan (PSN) : 1 buah yaitu Kel,
Srondol Wetan
Jumlah posyandu balita : 38 buah
Jumlah posyandu lansia : 24 buah
Jumlah POD : 1 buah
d. Program kegiatan
Program Pelayanan :
Balai pengobatan
Kesehatan ibu dan anak
Imunisasi
Gigi
Gizi
Lansia
Perkesmas
UKS/UKGS
Pemberantasan Penyakit Menular
Kesehatan lingkungan
Laborat sederhana
Kesehatan jiwa
32
3.1.6 Permasalahan Kesehatan Secara Umum
a. Permasalahan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Srondol
33
b. Permasalahan ISPA
1. Analisis Tren Penyakit ISPA
Tabel 3.6 Grafik Analisis Tren ISPA 2015
34
3.8 Grafik Analisis Tren ISPA 2017
35
Tabel 3.10 Grafik Analisis Tren Hipertensi 2016
36
mengalami penurunan, namun pada tahun 2017 penyakit hipertensi
meningkat menurut garis tren.
d. Permasalahan Faringitis
1. Analisis Tren Penyakit Faringitis
Tabel 3.12 Grafik Analisis Tren Faringitis 2015
37
Tabel 3.14 Grafik Analisis Tren Faringitis 2017
38
e. Permasalahan Diare
1. Analisis Tren Penyakit Diare
Tabel 3.15 Grafik Analisis Tren Diare 2015
39
Tabel 3.17 Grafik Analisis Tren Diare 2017
40
2. Analisis Besar Masalah
41
Tabel 3.20 Data Faringitis di Puskesmas Srondol
42
Berdasarkan grafik tersebut penyakit Diare pada wilayah kerja
Puskesmas Srondol mengalami penurunan di 3 tahun terakhir.
a) ISPA
ISPA menurut World Health Organization (WHO) angka kejadian
ISPA sekitar 15%-20% pertahun pada 13 juta pada balita. ISPA masih
merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian
bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang
terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit
ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30
%. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang
berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita
datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-
penyulit dan kurang gizi (3). Data morbiditas penyakit pneumonia di
43
Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 % dari populasi balita. Hal ini
didukung oleh data penelitian dilapangan (Kecamatan Kediri, NTB adalah
17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %). Bila kita mengambil angka
morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap tahun jumlah penderita
pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta .
b) Hipertensi
c) Diare
Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung
dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntah muntah yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit (Betz, 2009). Menurut data Badan Kesehatan Dunia
(WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seuruh dunia.
Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi
Saluran Pernafasan Akut). Sementara UNICEF ( Bada Perserikatan Bangsa –
44
bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu
anak yang meninggal duia karena diare. Dan di Indonesia, setiap tahun
100.000 balita meninggal karena diaare. Dalam kasus diare, sebenarnya bukan
diarenya yang menyebabkan kematian tetapi karena keluarnya cairan yyang
tidak diimbangi dengan pemasukan sehingga menyebabkan kematian.
d) Faringitis
45
Selanjutnya dari keempat masalah kesehatan tersebut akan
dipilih salah satu penyakit untuk menjadi prioritas masalah kesehatan
yaitu dengan menggunakan metode Multiple Criteria Utility Assesment
(MCUA). Metode ini merupakan teknik skoring, dimana kriteria yang
dipilih yaitu kegawatan, besar masalah, dan trendline. Tata cara
penggunaan Matriks MCUA dalam penentuan prioritas masalah,
dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan Kriteria
Kriteria adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai akibat atau
pengaruh spesifik dan signifikan dari suatu masalah terhadap subjek
(masyarakat) sehingga dapat membedakan masalah. Kriteria yang
digunakan antara lain dengan mempertimbangkan aspek – aspek
kegawatan masalah, besarnya masalah, dan tren (kecenderungan).
1) Kegawatan (semakin gawat suatu masalah kesehatan maka nilai
bobotnya semakin tinggi).
2) Besar masalah (semakin banyak yang menderita akibat karena
suatu masalah kesehatan maka nilai bobotnya semakin tinggi).
3) Trend (semakin sering suatu masalah kesehatan muncul, nilai
bobotnya semakin tinggi).
2. Melakukan Kriteria Pembobotan dan Skoring
Dalam melakukan tahap kriteria pembobotan dan skoring yang
ditentukan berdasarkan diskusi kelompok menggunakan
pertimbangan pendapat dari anggota kelompok dengan referensi yang
diperoleh dari jurnal-jurnal ataupun hasil penelitian ilmiah.
Penjelasan dari kriteria pembobotan dan skoring adalah sebagai
berikut :
a. Kegawatan
Semakin gawat suatu masalah kesehatan maka nilai bobotnya
semakin tinggi. Kegawatan dinilai dari dampak secara langsung
yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang ada, dalam
46
permasalahan ini yaitu Hipertensi. Jika seseorang yang terkena
Hipertensi apabila tidak segera ditangani dapat berakibat fatal
dan menimbulkan kematian. Oleh karena itu, besar bobot untuk
kriteria kegawatan diberi nilai 4.
b. Besar Masalah/jumlah
Semakin banyak masyarakat atau populasi yang menderita akibat
suatumasalah kesehatan maka nilai bobotnya semakin tinggi.
Penyakit Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: gaya hidup,
riwayat keluarga, umur, sampai kondisi linhkungan sekitar. Oleh
karena itu untuk bobot besar masalah diberi nilai 3.
c. Tren
Bobot kriteria untuk tren diberikan nilai yang terkecil yaitu 2.
Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan atau penurunan tren
biasanya tidak merepresentasikan keadaaan sesungguhnya.
Misalkan angka kematian akibat Hipertensi menurun, namun
bisa jadi kasus Hipertensi mengalami kenaikan.
Penentuan bobot masing-masing kriteria dipengaruhi oleh
kesepakatan anggota kelompok, dengan range nilai antara 20-
40%. Sedangkan penentuan skor ditentukan oleh setiap anggota
kelompok dengan range nilai antara 1-4.
47
2 = Prevalensi kecil
3 = Prevalensi cukup banyak
4 = prevalensi banyak
3) Trend
1 = Naik pada 1 tahun terakhir
2 = Stagnan
3 = Turun selama 1 tahun terakhir
4 = Turun selama 2 tahun terakhir
48
Masing-masing kriteria memiliki bobot yang berbeda yaitu sebesar 40% untuk
kegawatan, 35% besaran, dan 25% trend.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh total skor tertinggi pada penyakit
Hipertensi dengan skor total sebesar 35,6 sehingga didapatkan prioritas
masalah penyakit di Kelurahan Srondol Wetan adalah Hipertensi.
1. Hipertensi
Dalam pemberian skor untuk penyakit Hipertensi adalah 3,4
yaitu gawat. Pemberian skor ini dilakukan berdasarkan dari
pertimbangan kurangnya pengetahuan secara umum masyarakat
mengenai faktor-faktor yang dapat memicu munculnya penyakit
Hipertensi, selain itu menurut WHO, hipertensi selama ini telah
menyebabkan 62% penyakit kardiovaskular dan 49% penyakit jantung.
Penyakit ini telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya.
Dengan mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan seperti diatas,
jika hipertensi tidak segera ditangani dapat menyebabkan risiko
penyakit jantung dan stroke hingga kematian. Skor untuk jumlah kasus
penyakit hipertensi adalah 3,8 yaitu besarnya berkisar 257-295 kasus
banyaknya. Pemberian skor untuk jumlah kasus berdasarkan dari data
kunjungan pasien yang memiliki riwayat penyakit Hipertensi di
Puskesmas Srondol selama satu tahun sebanyak 257 kasus. Sedangkan,
pemberian skor untuk tren adalah 1,1 yaitu stabil, hal ini dilihat dari
garis grafik trend dimana penyakit cenderung naik pada 1 tahun
terakhir.
2. ISPA
Dalam pemberian skor untuk penyakit ISPA adalah 3,25 yaitu
gawat. Pemberian skor ini dilakukan berdasarkan dari pertimbangan
kurangnya pengetahuan secara umum masyarakat mengenai faktor-
faktor yang dapat memicu munculnya penyakit ISPA, selain itu
dengan mempertimbangkan bahaya yang ditimbulkan jika ISPA tidak
49
segera ditangani dapat menyebabkan pneumonia yang dapat
menyebabkan kematian. Skor untuk jumlah kasus penyakit diabetes
adalah 3,8 yaitu besarnya berkisar 497-1078 kasus banyaknya.
Pemberian skor untuk jumlah kasus berdasarkan dari data kunjungan
pasien yang memiliki riwayat penyakit ISPA di Puskesmas Srondol
Wetan selama satu tahun sebanyak 497 kasus. Sedangkan, pemberian
skor untuk tren adalah 1,6 yaitu stabil, hal ini dilihat dari garis grafik
trend dimana penyakit cenderung stagnan.
3. Diare
Pemberian skor untuk penyakit diare untuk adalah 4 yaitu
sangat gawat. Pemberian skor ini dilakukan karena mempertimbang
dari bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit diare. Selain itu, akibat
dari diare sendiri dapat menyebabkan dehidrasi penderitanya jika tidak
ditangani dengan baik. Jika terjadi pada bayi dan anak-anak, diare
dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan. Diare bahkan
dapat mempengaruhi fungsi otak, jika tidak segera diobati. Biasanya,
bayi cepat mengalami dehidrasi. Efek Diare / Mencret pada kesehatan
termasuk haus yang berlebihan dan mulut kering. Minum banyak air
membantu menghindari komplikasi kesehatan lebih lanjut. Lalu untuk
besaran masalah, skornya adalah 1,1 karena dari jumlah kasus yang
terjadi tidaklah banyak. Selanjutnya, trend dari penyakit diare juga
tidak meningkat terlalu tajam.
4. Faringitis
Pemberian skor 2,1 untuk kegawatan pada penyakit faringitis
dikarenakan faringitis tidak menyebabkan kematian. Skor untuk
jumlah kasus penyakit faringitis adalah 2,3 yaitu besarnya berkisar 54-
312 kasus banyaknya. Pemberian skor untuk jumlah kasus berdasarkan
dari data kunjungn pasien yang memiliki riwayat penyakit Hipertensi
50
di Puskesmas Srondol selama tiga tahun sebanyak 427 kasus.
Sedangkan, pemberian skor untuk tren adalah 3,1 yaitu stabil, hal ini
dilihat dari garis grafik trend dimana penyakit cenderung tidak stabil
dimana pada tahun 2015 trend penyakit faringitis naik, Pada tahun
2016, garis tren mengalami penurunan. Pada tahun 2017, garis tren
naik tinggi.
51
Gambar 3.2 Diagram Fishbone
52
3.2 Identifikasi, Analisis dan Prioritas Penyebab Masalah
3.2.1 Data Primer
1) Metode Sampling
Metode Sampling yang digunakan adalah metode Purposive
Sampling. Sampel yang diambil memenuhi salah satu kriteria
dibawah ini :
- Mengikuti Posyandu Lansia/Prolanis
- Memiliki tekanan darah diatas 130/90 dan/atau riwayat
hipertensi
2) Definisi Operational
a) Definisi Operasional Demografi
Tabel 3.24 Definisi Operasional Demografi Responden
3.
SMP/sederajat,
53
4.
SMA/sederajat,
5. Diploma/S1/S2
54
b) Definisi Operasional Pengetahuan
Tabel 3.25 Definisi Operasional Masalah di Pengetahuan
55
risiko dari satunya usia, yang kuesioner,
penyakit menjadi pendorong wawancara dan
hipertensi penyakit hipetensi observasi
benar = 1
Salah = 2
motivasi penting Data yang diambil
Mengetahui
untuk penderita berdasarkan
tentang
hipertensi dalam kuesioner,
pentingnysa
menjalankan wawancara dan
6 peran keluarga Ordinal
perubahan gaya observasi
dalam
hidupnya
perubahan
benar = 1
perilaku
Salah = 2
Data yang diambil
Segala sesuatu yang
berdasarkan
diketahui responden
kuesioner dan
Mengetahui tentang gejala
wawancara
tentang gejala hipertensi memlalui
7 Ordinal
penyakit ciri-ciri fisik penderita
hipertensi hipertensi
Benar = 1
salah = 2
56
akibat dari timbul akibat wawancara
hiperetensi menderita hipertensi.
Benar=1
salah = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui berdasarkan
Mengetahui
respondententang kuesioner dan
penyakit yang
penyakit yang timbul wawancara
10 dapat timbul Ordinal
akibat menderita
akibat dari
hipertensi.
hiperetensi
Benar = 1
salah = 2
Data yang diambil
berdasarkan
Segala sesuatu yang
kuesioner,
diketahui responden
Pengetahuan wawancara dan
tentang hipertensi
11 seputar Ordinal observasi
dapat disembuhkan
hipertensi
Benar = 1
salah = 2
57
pola hidup sehat darah wawancara dan
Benar = 1 observasi
salah = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui responden berdasarkan
tentang cara mengatur kuesioner,
Pengetahuan
emosi dan stress agar wawancara dan
14 tentang kontrol Ordinal
dapat mengntrol observasi
emosi dan stress
tekanan darah
Benar = 1
salah = 2
Wawasan responden Data yang
mengenai cara diambilberdasarkan
mengontrol pola kuesioner,
Pengetahuan makan dan aturan wawancaradanobser
mengenai pola meminum obat anti vasi
15 Ordinal
makan dan hipertensi dapat
minum obat mencegah tekanan
darah naik.
Benar = 1
salah = 2
58
Tidak setuju = 2
Sikap responden Data yang diambil
Mengetahui terhadap pemeriksaan berdasarkan
pemeriksaan tekanan darah secara kuesioner,
2 teratur dan pola teratur dan menjaga Ordinal wawancara dan
makan penderita pola makan observasi
hipertensi Setuju = 1
Tidak Setuju= 2
Sikap responden Data yang diambil
Mengetahui
dalam menyikapi berdasarkan
pengaruh kurang
kurangnya istirahat kuesioner dan
istirahat dan
dan banyaknya beban wawancara
3 banyak beban Ordinal
paien terhadap
pikiran terhadap
penderita hipertensi
penderita
Setuju= 1
hipertensi
Tidak Setuju= 2
Mengetahui Sikap responden dalm Data yang diambil
pentingnya menyikapi pentingnya berdasarkan
4 memeriksakan pergi ke yankes jika Ordinal kuesioner dan
diri ke yankes merasa pusing dan wawancara
jika merasa tengkuk berat dalam
pusing dan
jangka waktu yang
tengkuk berat
lama
dalam jangka
Setuju = 1
waktu yang
Tidak Setuju= 2
lama
Mengetahui Sikap responden Data yang diambil
kebolehan dalam menyikapi berdasarkan
penderita kebolehan penderita kuesioner,
5 Ordinal
hipertensi untuk hipertensi untuk wawancara dan
melakukan melakukan olahraga observasi
olahraga ringan ringan
59
Setuju = 1
Tidak Setuju= 2
Data yang diambil
Sikap responden
berdasarkan
dalam menyikapi
Mengetahui kuesioner,
keadaan penderita
tindakan jika wawancara dan
hipertensi yang masih
istirahat cukup observasi
pusing padahal sudah
tetapi masih
6 istirahat dengan Ordinal
pusing, cukup
cukup. Cukup dengan
dengan
meminum obat
meminum obat
hipertensi
hipertensi
Setuju= 1
Tidak Setuju= 2
60
meningkatnya darah
tekanan darah Setuju= 1
Tidak Setuju= 2
Mengetahui Sikap responden Data yang diambil
larangan terhadap larangan berdasarkan
mengkonsumsi konsumsi alcohol bagi kuesioner dan
10 Ordinal
alcohol bagi penderita hipertensi wawancara
penderita Setuju = 1
hipertensi Tidak Setuju = 2
Sikap responden
dalam menyikapi
Mengetahui pengaruh kopi
pengaruh kopi trehadap Data yang diambil
terhadap meningkatnya tekanan berdasarkan
11 tekanan darah darah Ordinal kuesioner,
tinggi Setuju = 1 wawancara dan
Tidak Setuju = 2 observasi
Sikap responden Data yang diambil
dalam menyikapi berdasarkan
Mengetahui
larangan merokok kuesioner,
sikap penderita
12 bagi penderita Ordinal wawancara dan
hipertensi terkait
hipertensi observasi
dengan merokok
Setuju = 1
Tidak Setuju = 2
Mengetahui Data yang diambil
Sikap responden
pengaruh diet berdasarkan
terhadap diet bagi
dalam kuesioner,
13 penderita hipertensi Ordinal
mengurangi wawancara dan
Setuju = 1
risiko tekanan observasi
Tidak Setuju= 2
darah tinggi
61
14 Mengetahui Sikap responden Ordinal Data yang diambil
pentingnya terhadap pentingnya berdasarkan
dukungan dukungan keluarga kuesioner,
keluarga pada bagi penderita wawancara dan
penderita hipertensi yang observasi
hipertensi dalam menjalankan diet
menjalankan Setuju= 1
dietnya Tidak Setuju = 2
Data yang diambil
Sikap responden
Mengetahui berdasarkan
terhadap lingkungan
pengaruh kuesioner,
social yang tidak baik
lingkungan wawancara dan
dapat meningkatkan
15 social yang tidak Ordinal observasi
risiko terkena
baik terhadap
hippertensi
risiko terkena
Setuju = 1
hipertensi
Tidak Setuju = 2
62
d) Definisi Operasional Perilaku
Tabel 3.27 Definisi Operasional Masalah di Perilaku
63
tentang diketahui oleh berdasarkan
pentingnya responden tentang kuesioner,
mengurangipeng pengaruh garam wawancara dan
gunaangaramdal dalam makanan observasi
am makanan terhadap tekanan
darah tinggi
Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
Mengetahui diketahui oleh berdasarkan
tentang responden tentang kuesioner
pentingnya pentingnyamengurang danwawancara
5 Ordinal
mengurangi i konsumsi makanan
konsumsimakan berlemak
anberlemak Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
responden tentang kuesioner
Mengetahui
pentingnyamengurang danwawancara
tentang larangan
i konsumsi minum
6 minum kopi Ordinal
kopi untuk
untukmengontro
mengontrol tekanan
ltekanan darah
darah
Ya = 1
Tidak = 2
64
tekanan darah untuk mengontrol
tekanan darah
Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
Mengetahui
diketahui oleh berdasarkan
pentingnya
responden tentang kuesioner dan
untuk
larangan merokok wawancara
8 tidakmeminumal Ordinal
untuk mengontrol
cohol guna
tekanan darah
mengontroltekan
Ya = 1
an darah
Tidak = 2
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
kebiasaan diketahui oleh berdasarkan
responden responden tentang kuesioner dan
dalam pentingnyameminum wawancara
9 minumobatuntu Ordinal
obat untuk mengontrol
kmengontrolteka tekanan darah
nandarah Ya = 1
Tidak = 2
65
ijikasedangbany pentingnyamengontrol wawancara dan
akpikiran/sedan emosi saat banyak observasi
g marah masalah dan saat
marah
Ya = 1
Tidak = 2
Mengetahui Data yang diambil
untuk Segala sesuatu yang berdasarkan
mengusahakan diketahui oleh kuesioner,
mengadakan responden tentang wawancara dan
rekreasi setelah pentingnyarekreasi observasi
12 Ordinal
mengerjakan setelah mengerjakan
berat. Ya = 1
Tidak = 2
66
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui
responden tentang kuesioner,
pentingnya
pentingnyacheck up wawancara dan
15 check Ordinal
untuk mengontrol observasi
upuntukmengont
tekanan darah
roltekanan darah
Ya = 1
Tidak = 2
67
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
Mengetahui diketahui oleh berdasarkan
tentang peran responden tentang kuesioner dan
keluarga dalam pentingnyaperan wawancara
3 menyarankan keluarga terhadap Ordinal
responden untuk pengaruh lingkungan
mengikuti bagi kesehatan
program lansia Ya = 1
Tidak = 2
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
tentang peran diketahui oleh berdasarkan
keluarga responden tentang kuesioner,
mengantarkan pentingnyaperan wawancara dan
4 responden ke keluarga terhadap Ordinal observasi
fasilitas pengaruh lingkungan
kesehatan untuk bagi kesehatan
mengecek Ya = 1
tekanan darah Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui
responden tentang kuesioner
tentang peran
pentingnyaperan danwawancara
keluarga dalam
5 keluarga terhadap Ordinal
membantu biaya
pengaruh lingkungan
pengobatanrespo
bagi kesehatan
nden
Ya = 1
Tidak = 2
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
tentang peran diketahui oleh berdasarkan
6 Ordinal
keluarga responden tentang kuesioner
mengingatkan pentingnyaperan danwawancara
68
responden untuk keluarga terhadap
menghindari pengaruh lingkungan
hal-hal yang bagi kesehatan
dilarang oleh Ya = 1
tenaga Tidak = 2
kesehatan
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui responden tentang kuesioner dan
adanya keluarga pentingnyaperan wawancara
7 responden yang keluarga terhadap Ordinal
merokok pengaruh lingkungan
dirumah bagi kesehatan
Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui responden tentang kuesioner dan
riwayat pentingnyaperan wawancara
8 hipertensi dari keluarga terhadap Ordinal
keluarga pengaruh lingkungan
respnden bagi kesehatan
Ya = 1
Tidak = 2
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
seberapa sering diketahui oleh berdasarkan
keluarga responden tentang kuesioner dan
responden pentingnyaperan wawancara
9 Ordinal
mengkonsumsi keluarga terhadap
makanan pengaruh lingkungan
berlemak dan bagi kesehatan
asin Ya = 1
69
Tidak = 2
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
seberapa diketahui oleh berdasarkan
nyaman responden tentang kuesioner,
responden pentingnyapengaruh wawancara dan
10 Ordinal
dengan lingkungan kerja observasi
lingkungannya terhadap kesehatan
bekerja Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui responden tentang kuesioner,
seberapa tinggi pentingnyapengaruh wawancara dan
11 Ordinal
beban ditempat lingkungan kerja observasi
kerja terhadap kesehatan
Ya = 1
Tidak = 2
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
tentang diketahui oleh berdasarkan
penyelenggaraan responden tentang kuesioner,
kegiatan pentingnyapengaruh wawancara dan
12 Ordinal
olahraga setiap lingkungan terhadap observasi
minggu kesehatan
diwilayah Ya = 1
responden Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
Mengetahui diketahui oleh berdasarkan
kebiasaan responden tentang kuesioner,
13 keluarga pentingnyaperan Ordinal wawancara dan
mengkonsumsi keluarga terhadap observasi
kopi di pagi hari pengaruh lingkungan
bagi kesehatan
70
Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui
responden tentang kuesioner,
adanya tempat
pentingnyaperan wawancara dan
refreshing di
14 keluarga terhadap Ordinal observasi
wilayah temapt
pengaruh lingkungan
tinggal
bagi kesehatan
responden
Ya = 1
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui responden tentang kuesioner,
kebiasaan pentingnyaperan wawancara dan
15 responden untuk keluarga terhadap Ordinal observasi
berlibur saat pengaruh lingkungan
weekend bagi kesehatan
Ya = 1
Tidak = 2
71
Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
diketahui oleh berdasarkan
Mengetahui
responden tentang kuesioner,
pelayanankeseha
2 pelayanankesehatan di Ordinal wawancara dan
tan di sekitar
sekitar tempat tinggal observasi
tempat tinggal
Ya = 1
Tidak = 2
72
Mengetahui Data yang diambil
Segala sesuatu yang
tentang berdasarkan
diketahui responden
peralatan medis kuesioner,
tentang peralatan
yang lengkap di wawancara dan
medis yang lengkap di
6 tempatpelayanan Ordinal observasi
tempatpelayanankeseh
kesehatan
atan
(tensimeter,
Ya = 1
stetoskop,
Tidak = 2
timbangan )
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
tentang diketahui responden berdasarkan
kepuasan tentang kepuasan kuesioner dan
7 responden responden terhadap Ordinal wawancara
terhadap pelayanan kesehatan
pelayanan Ya = 1
kesehatan Tidak= 2
Mengetahui Sikap responden Data yang diambil
sikap responden mengenai untuk berdasarkan
untuk berkonsultasi ke kuesioner dan
8 berkonsultasi ke dokter tentang Ordinal wawancara
dokter tentang penyakit hipertansi
penyakit Ya = 1
hipertansi Tidak = 2
Segala sesuatu yang Data yang diambil
Mengetahui diketahui responden berdasarkan
tentang adanya tentang adanya kuesioner dan
pengobatan pengobatan yang wawancara
9 yang diperoleh diperoleh responden Ordinal
responden dari dari dokter/konsultan
dokter/konsultan medis
medis Ya = 1
Tidak = 2
73
Mengetahui Data yang diambil
responden Segala sesuatu yang berdasarkan
tentang diketahui responden kuesioner dan
pernahkah tentang pernahkah wawancara
dirawat di dirawat di rumah sakit
10 Ordinal
rumah sakit sehubungan dengan
sehubungan hipertensi
dengan Ya = 1
hipertensi Tidak = 2
74
Mengetahui Segala sesuatu yang Data yang diambil
tentang diketahui responden berdasarkan
pelayanan tentang pelayanan kuesioner,
kesehatan kesehatan sekitar rutin wawancara dan
13 sekitar rutin memberikan obat Ordinal observasi
memberikan terhadap penderita
obat terhadap hipertensi
penderita Ya = 1
hipertensi Tidak = 2
Mengetahui Data yang diambil
Segala sesuatu yang
tentang berdasarkan
diketahui responden
pelayanan kuesioner,
tentang pelayanan
kesehatan wawancara dan
kesehatan mengikuti
mengikuti observasi
standar meliputi :
standar
pemeriksaan dan
meliputi :
14 monitoring tekanan Ordinal
pemeriksaan dan
darah, edukasi,
monitoring
pengaturan diet
tekanan darah,
seimbang dan
edukasi,
aktivitas fisik
pengaturan diet
Ya = 1
seimbang dan
Tidak = 2
aktivitas fisik
Segala sesuatu yang Data yang diambil
Mengetahui
diketahui responden berdasarkan
tentang
tentang kuesioner,
perubahandalam
perubahandalamperila wawancara dan
15 perilaku setelah Ordinal
ku setelah mengikuti observasi
mengikuti
program
program
preventiftersebut
preventiftersebut
Ya = 1
75
Tidak = 2
76
hasil pengolahan dan analisis data kuesioner yang
diperoleh dari responden.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Perguruan
1 1.6 1.6 100.0
Tinggi
77
Pada tabel 3.31 Tingkat pendidikan responden lebih banyak
berstatus tamat SD yaitu sebesar 44,3%
3. Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden
Tabel 3.32 Pekerjaan Responden Kuesioner Hipertensi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
4. Pendapatan Responden
Pendapatan Responden
Tabel 3.33 Pendapatan Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
1000000-
26 42.6 42.6 98.4
3000000
78
Pada tabel 3.33 Tingkat pendapatan responden paling banyak
pendapatan perbulan <Rp 1.000.000,- sebanyak 55,7%
5. Pengetahuan
Kategori Pengetahuan
Tabel 3.34 Pengetahuan Responden Mengenai Hipertensi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang
33 54.1 54.1 54.1
Baik
6. Sikap
Kategori sikap
Tabel 3.35 Sikap Responden Mengenai Hipertensi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang
27 44.3 44.3 44.3
Baik
79
7. Perilaku
Kategori perilaku
Tabel 3.36 Perilaku Responden Mengenai Hipertensi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang
45 73.8 73.8 73.8
Baik
8. Lingkungan
Kategori lingkungan
Tabel 3.37 Lingkungan Responden Mengenai Hipertensi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang
27 44.3 44.3 44.3
Baik
80
9. Pelayanan Kesehatan
Kategori yankes
Tabel 3.38 Pelayanan Kesehatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang
30 49.2 49.2 49.2
Baik
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Hipertensi Tingkat
10 16.4 16.4 73.8
1
Hipertensi Tingkat
16 26.2 26.2 100.0
2
81
3.2.4 Analisis Bivariat
Kategori Pengetahuan
Kurang
Baik Baik Total
% within Kategori
42.9% 57.1% 100.0%
TD
Hipertensi Count 8 2 10
Tingkat 1 Expected Count 5.4 4.6 10.0
% within Kategori
80.0% 20.0% 100.0%
TD
Hipertensi Count 10 6 16
Tingkat 2 Expected Count 8.7 7.3 16.0
% within Kategori
62.5% 37.5% 100.0%
TD
Total Count 33 28 61
% within Kategori
54.1% 45.9% 100.0%
TD
82
responden yang tergolong pre hipertensi lebih banyak sudah memiliki
pengetahuan yang baik yaitu sebesar 57.1%.
Kategori sikap
Kurang
Baik Baik Total
% within Kategori
40.0% 60.0% 100.0%
TD
% within Kategori
40.0% 60.0% 100.0%
TD
% within Kategori
56.2% 43.8% 100.0%
TD
Total Count 27 34 61
% within Kategori
44.3% 55.7% 100.0%
TD
83
baik yaitu sebesar 60.0%, dan responden yang tergolong pre hipertensi lebih
banyak sudah memiliki sikap yang baik yaitu sebesar 60.0%.
kategori perilaku
Kurang
Baik Baik Total
% within Kategori
80.0% 20.0% 100.0%
TD
% within Kategori
70.0% 30.0% 100.0%
TD
% within Kategori
62.5% 37.5% 100.0%
TD
Total Count 45 16 61
% within Kategori
73.8% 26.2% 100.0%
TD
84
memiliki sikap yang kurang baik yaitu sebesar 70.0%, dan responden yang
tergolong pre hipertensi juga lebih banyak memiliki sikap yang kurang baik yaitu
sebesar 80.0%.
kategori lingkungan
Kurang
Baik Baik Total
% within Kategori
40.0% 60.0% 100.0%
TD
% within Kategori
50.0% 50.0% 100.0%
TD
% within Kategori
50.0% 50.0% 100.0%
TD
Total Count 27 34 61
% within Kategori
44.3% 55.7% 100.0%
TD
85
dengan jumlah yang sama yaitu sebesar 50% sedangkan responden yang tergolong
pre hipertensi lebih banyak sudah memiliki lingkungan yang baik yaitu sebesar
60.0%.
kategori yankes
Kurang
Baik Baik Total
% within Kategori
51.4% 48.6% 100.0%
TD
% within Kategori
50.0% 50.0% 100.0%
TD
% within Kategori
43.8% 56.2% 100.0%
TD
Total Count 30 31 61
% within Kategori
49.2% 50.8% 100.0%
TD
86
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan kurang baik sama yaitu sebesar
50.0%, sedangkan responden yang tergolong pre hipertensi lebih banyak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang kurang baik yaitu sebesar 54.1%.
87
penyebab masalah tersebut memiliki nilai persentase tabel silang negatif
yang rendah maka semakin rendah nilai skornya.
Indikator :
1 = Memiliki nilai presentasi tabel silang negatif pada dua variabel
sebesar 0%-25%.
2 = Memiliki nilai presentasi tabel silang negatif pada dua variabel
sebesar 26%-50%.
3 = Memiliki nilai presentasi tabel silang pada dua variabel sebesar
51%-75%.
4 = Memiliki nilai presentasi tabel silang pada dua variabel sebesar
76%-100%.
Pembobotan diberikan dengan persentase pada masing-masing
kriteria, kriteria yang dianggap penting diberikan persentase yang besar
dan sebaliknya, jika dijumlahkan bobot relatif masing-masing kriteria
mencapai 100%. Sesuai hasil kesepakatan, ketiga kriteria diberi bobot
sebagai berikut:
a. Urgensi/Keseriusan : 40 %
b. Peluang untuk diintervensi : 35 %
c. Besar penyebab masalah : 25 %
Penentuan skor masing-masing kriteria merupakan hasil
kesepakatan anggota kelompok. Dari masalah yang telah diprioritaskan
sebelumnya, yaitu deteksi risiko tinggi ibu hamil oleh masyarakat maka
didapat 3 penyebab masalah yang akan diprioritaskan dan masuk dalam
perhitungan MCUA. Ketiga penyebab masalah tersebut adalah
pengetahuan, motivasi dan program pengembangan kader. Hasil
penentuan prioritas penyebab masalah dapat dilihat dari tabel di bawah
ini.
88
Tabel 3.45 Pembobotan MCUA
1 Urgenita 40% 2 0.8 3,6 1.4 1,6 0.6 2,2 0.9 2,2 0.9
s/keseri
usan
2 Peluang 35% 3 1 2,9 1 2,6 0.9 2 0.7 3 1
untuk
diinterve
nsi
3 Besar 25% 2,8 0.7 3,8 0.95 2,6 0.65 2,5 0.6 2,5 0.6
penyeba
b
masalah
jumlah 100% 7,8 2.5 10,3 3.35 6,8 2.15 6,7 2.2 7,7 2.5
89
3.2.7 Tahap Saran Alternatif Solusi Masalah Hipertensi
Berdasarkan hasil pencarian data primer melalui wawancara dengan
kuesioner dan perhitungan penyebab masalah dengan menggunakan tabel
MCUA, prioritas penyebab dari masalah penyakit hipertensi pada
masyarakat yaitu perilaku penderita hipertensi yang kurang baik. Dari
hasil kesepakatan dalam diskusi kelompok, diperoleh beberapa alternatif
penyelesaian masalah melalui cara brainstorming dan penggunaan How-
How Diagram. Berikut adalah How-How Diagram untuk menemukan
alternatif solusi masalah penyakit hipertensi pada masyarakat yaitu
perilaku penderita hipertensi yang kurang baik.
Penderita
Hipertensi yang
memiliki perilaku
kurang baik
73,8%
Mengadakan Mengadakan
Pelatihan Program
Keluarga LARAS
90
diadakannya program olahraga bersama yang dilakukan oleh setiap RT
di Srondol Wetan dengan nama program LARAS (Lansia Waras).
1. Input
Man : Semua lansia dan ketua RT
Money : Iuran dari arisan bapak bapak dan ibu ibu
Material : air minum dan snack
Methode : pemberitahuan di setiap kegitan warga
Machine : -
2. Proses
Kegiatan yang dilakukan dalam program LARAS
(Lansia Waras) diantaranya adalah senam aerobik bersama
dan brisk walking exercise. Brisk walking exercise sebagai
salah satu bentuk latihan aerobik merupakan bentuk latihan
aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan menggunakan
tehnik jalan cepat selama 20-30 menit dengan rerata
kecepatan 4-6 km/jam. Dilakukan setiap hari miggu pada
pukul 06.00-60.30.
3. Output
LARAS (Lansia Waras) dapat sekaligus menjadi
kegiatan hiburan yang bersifat jasmani yang dapat
memberikan wadah bagi para lansia untuk tetap hidup sehat
agar terhindar dari penyakit degeratif seperti hipertensi.
4. Outcome
Dengan adanya program LARAS (Lansia Waras)
harapannya para lansia mendapatkan kesehatan yang optimal
serta untuk mempererat persaudaraan dan pertemanan
dikalangan lansia sehingga dapat membuat para lansia merasa
senang dan mengurangi beban pikiran agar kondisi
kesehatannya tetap terjaga.
5. Feedback
91
Dengan adanya program LARAS para lansia dapat
meningkatkan kebugarannya sehingga tekanan darahnya
dapat terkontrol dengan baik.
92
Program Keluarga Siaga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran keluarga penderita hipertensi
dalam rangka pemantauan dan pemberian dukungan agar
penderita dapat merubah perilakuny yang dapat
memeperparah hipertensinya.
4. Outcome
Para penderita termotivasi untuk merubah perilakunya
sehingga dapat mengurangi keparahan hipertensi melalui
dukungan dari keluarga.
5. Feedback
Dengan adanya program Keluarga Siaga dapat
meningkatkan kemudahan para penderita hipertensi untuk
merubah perilakunya.
93
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tabel MCUA dan data sekunder dari Puskesmas
Srondol permasalahan kesehatan di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang ditentukan prioritas masalah kesehatan yang
dipilih adalah Hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara di RW 1,2, dan 7
pada kelurahan Srondol Wetan, penderita hipertesi paling banyak diderita
oleh pra lansia.
94
1. LARAS (Lansia Waras)
2. Keluarga Siaga
4.3 Saran
95
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. 2014. Info Datin: Pusat Data dan Informasi Kementerian RI.
Jakarta: Jakarta Selatan
http://www.depkes.go.id/article/view/1909/masalah-hipertensi-
diindonesia.html.
Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Esensial. In: Sudoyo, A.W., et al eds. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jilid II. Jakarta: Interna Publishing, 1079-
1085.
www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES.../13_Jateng_201
6.pdf.
Kemenkes. 2016. Info Datin: Pusat Data dan Informasi Kementerian RI.
Jakarta: Jakarta Selatan
96
WHO. 2008. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Aziza, Lucky. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan
Ikatan Dokter Indonesia.
Betz, Cecily L., Sowden, Linda A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri
Edisi 5. Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat
Bina Gizi Masyarakat.
97
LAMPIRAN KUESIONER
Survei ini merupakan tugas mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan. Kami
berharap Saudara dapat menjawab dengan jujur dan segala isi dari kuesioner
yang telah diisi ini bersifat rahasia. Terima kasih banyak atas kerja sama yang
diberikan.
IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama Responden
5 Pendidikan terakhir
1. Tidak sekolah 2.SD, 3. SMP/sederajat,
4. SMA/sederajat, 5. Diploma/S1/S2
6 Perkerjaan
1. TNI/ABRI 3. Pegawai Swasta 5. Pensiun
2. PNS 4. Wiraswasta 6. Lain –lain ...........................
7 Rentang Pendapatan
1. ≤ Rp1.000.000 3. ≥ Rp 3.000.000
2. Rp1.000.000 – Rp3.000.000
8 Tekanan Darah
11 Alamat
98
PERTANYAAN PELAYANAN KESEHATAN
1 Apakah Anda mengetahui pentingnya pergi kepelayanan kesehatan?
1.Ya 2.Tidak
2 Apakah disekitar tempat tinggal Anda terdapat pelayanankesehatan
1. Ya 2. Tidak
3 Apakah Anda mempunyai kartu anggota pelayanan kesehatan (BPJS, KIS,
JAMSOSTEK, dan lain-lain)?
1.Ya 2. Tidak
4 Apakah Anda sudah mengetahui prosedur yang berlaku di pelayanan kesehatan?
1.Ya 2.Tidak
5 Apakah petugas di pelayanan kesehatan bersikap ramah?
1.Ya 2.Tidak
6 Apakah di tempat pelayanan kesehatan sudah memiliki peralatan medis yang
lengkap (tensimeter, stetoskop, timbangan )?
1.Ya 2.Tidak
7 Apakah Anda merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang ada?
1.Ya 2. Tidak
8 Pernahkah Anda berkonsultasi ke dokter untuk penyakit hipertansi ini?
1.Ya 2. Tidak
9 Apakah ada pengobatan yang Anda peroleh dari dokter/konsultan medis Anda?
1. Ya 2. Tidak
10 Pernahkah Anda dirawat di rumah sakit sehubungan dengan penyakit hipertensi
Anda?
1.Ya 2.Tidak
11 Apakah pelayanan kesehatan sekitar pernah mengadakan program preventif
terhadap hipertensi?
1.Ya 2.Tidak
12 Apakah pelayanan kesehatan sekitar melakukan pemantauan terhadap penderita
hipertensi?
1. Ya 2. Tidak
13 Apakah pelayanan kesehatan sekitar rutin memberikan obat terhadap penderita
hipertensi?
1. Ya 2. Tidak
99
14 Apakah pelayanan kesehatan mengikuti standar meliputi : pemeriksaan dan
monitoring tekanan darah, edukasi, pengaturan diet seimbang dan aktivitas fisik?
1. Ya 2. Tidak
15 Apakah setelah mengikuti program preventif tersebut Anda mengalami perubahan
dalam perilaku?
1. Ya 2. Tidak
PERTANYAAN LINGKUNGAN
1 Apakah keluarga memperhatikan kondisi kesehatan Anda?
1. Ya 2. Tidak
2 Apakah keluarga mengingatkan Anda untuk memeriksakan tekanandarah?
1.Ya 2. Tidak
3 Apakah keluarga Anda menyarankan Anda untuk mengikuti program lansia?
1. Ya 2. Tidak
4 Apakah keluarga mengantar anda ke fasilitas kesehatan untuk mengontrol
tekanandarah?
1.Ya 2. Tidak
5 Apakah keluarga membantu biaya pengobatan Anda?
1.Ya 2.Tidak
1.Ya 2. Tidak
9 Seberapa sering keluarga Anda mengonsumsi makanan berlemak dan asin?
1.Ya 2. Tidak
10 Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja sehingga
menimbulkan stress?
1. Ya 2. Tidak
11 Apakah Anda merasa beban di tempat Anda bekerja tinggi?
1.Ya 2.Tidak
12 Apakah lingkungan tempat tinggal Anda menyelenggarakan kegiatan olahraga
setiap minggunya?
100
1.Ya 2.Tidak
13 Apakah di keluarga Anda memiliki kebiasaan meminum kopi di pagi hari?
1.Ya 2. Tidak
PERNYATAAN PENGETAHUAN
1 Hipertensi merupakan penyakit meningkatnya tekanandarah
1.Benar 2. Salah
2 Hipertensi terjadi bila tekanan darah > 140/90 mmHg
1.Benar 2. Salah
3 Penderita tekanan darah tinggi penting memeriksakan untuk tekanan darah ke
pelayanan kesehatan yang terdekat
1.Benar 2. Salah
4 Hipertensi dapat disebabkan karena keturunan
1.Benar 2. Salah
5 Semakin bertambahnya umur, risiko mengalami hipertensi semakin tinggi
1.Benar 2. Salah
6 Dukungan keluarga merupakan salah satu yang penting untuk memotivasi
penderita hipertensi dalam menjalankan perubahan gaya hidupnya.
1.Benar 2. Salah
7 Gejala hipertensi terlihat secara fisik
1.Benar 2. Salah
8 Merokok dan minuman alkohol merupakan penyebab timbulnya kekambuhan
penyakit tekanan darah tinggi
1.Benar 2. Salah
9 Hipertensi dapat mempengaruhi fungsi jantung dan ginjal
1.Benar 2. Salah
10 Hipertensidapatmenyebabkan stroke
1.Benar 2. Salah
11 Hipertensi dapat disembuhkan
101
1.Benar 2. Salah
12 Membatasi makanan berlemak merupakan salah satu usaha untuk mencegah
tekanan darah tinggi
1. Benar 2. Salah
13 Berolahragasecarateraturdapatmengontroltekanandarah
1.Benar 2. Salah
14 Menjauhkan diri dari stress salah satu cara untuk mengontrol tekanan darah tinggi
1.Benar 2. Salah
15 Meminum obat anti hipertensi secara teratur dan mengontrol pola makan adalah
usaha mencegah kekambuhan penyakit tekanan darah tinggi
1.Benar 2. Salah
PERNYATAAN SIKAP
1 Apakah Anda setuju jika tekanan darah dipengaruhi oleh faktor umur?
3 Apakah Anda setuju jika kurang istirahat dan banyak beban pikiran dapat
menyebabkan tekanan darah meningkat?
4 Apakah Anda setuju jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam jangka
waktu yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat?
5 Apakah Anda setuju jika penderita tekanan darah tinggi boleh melakukan olahraga
ringan seperti jogging, bersepeda dan berenang?
6 Apakah Anda setuju jika istirahat cukup tetapi masih pusing, teruskan saja minum
102
obat anti hipertensi tidak perlu ke puskesmas?
7 Apakah Anda setuju jika konsumsi garam tidak perlu dihindari bagi penderita
hipertensi?
8 Apakah Anda setuju jika mengurangi makanan yang mengandung lemak seperti
gorengan, dan makanan yang bersantan perlu dilakukan oleh penderitahipertensi?
9 Apakah Anda setuju jika mengkonsumsi makanan seperti daging kambing dapat
meningkatkan tekanan darah tinggi?
11 Apakah Anda setuju jika kopi dapat mempengaruhi tekanan darah menjadi tinggi?
13 Apakah Anda setuju jika menurunkan berat badan secara bertahap bias
mengurangi risiko tekanan darah tinggi?
14 Apakah Anda setuju jika dukungan keluarga sangat penting perananya dalam
keberhasilan penderita hipertensi dalam menjalankan dietnya?
15 Apakah Anda setuju jika lingkungan sosial yang tidak baik meningkatkan potensi
terkena hipertensi?
PERNYATAAN PERILAKU
103
1 Saya selalu menghindari makanan yang tidak dianjurkan dokter
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
104
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
1. Iya 2. Tidak
105
LAMPIRAN LOGBOOK KELOMPOK
JURNAL HARIAN PBL I
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2018
106
Hari dan Tanggal : Jum’at , 16 Maret 2018
No Waktu Kegiatan Deskripsi
1 08.00-09.00 Briefing -
2 09.00-12.00 PSN Ikut serta dalam kegiatan pemberantasan
sarang nyamuk di RW 9
3 12.00-13.00 ISHOMA
4 13.00-16.30 Posyandu Membantu keberlangsungan kegiatan
posynadu di RW 9
5 16.30-17.00 Evaluasi
6 17.00 Pulang
107
No Waktu Kegiatan Deskripsi
1 08.00-09.00 Briefing -
2 09.00-12.00 Analisis Melakukan analisis data dari
puskesmas
3 12.00-13.00 ISHOMA
4 13.00-16.30 Input data Memasukkan data yang telah di dapat
dari puskesmas ke Ms. Excel
5 16.30-16.45 Evaluasi
6 16.45-17.00 Piket Posko
7 17.00 Pulang
108
6 17.00 Pulang
109
1 08.00-08.30 Briefing Penjelasan kegiatan
2 10.00-12.00 Mengolah data Penggabungan Kuesioner
3 12.00-13.00 ISHOMA
4 13.00-16.30 Mengolah data Pengabungan Kuesioner
5 16.30-16.45 Evaluasi
7 17.00 Pulang
110
4 13.00-16.00 Mengolah data
5 16.00-17.30 Posyandu Lansia dan
Balita
6 17.30 Pulang
111
Hari dan Tanggal : Sabtu, 28 April 2018
112
5 15.00-16.30 Input Data
6 16.30-16.45 Evaluasi
7 17.00 Pulang
113
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
114
Gambar 3. Peringatan Hari Kartini oleh PKK Srondol Wetan
115
Gambar 5. Posyandu Balita dan Lansia di RW II
116
Gambar 7. Rapat Rutin PKK di Kelurahan Srondol Wetan
117
Gambar 9. Senam Lansia di Puskesmas Srondol
118
Gambar 10. Senam Lansia di Puskesmas Srondol
119
Gambar 13. Peringatan Hari Kesatuam Gerak PKK ke-46
120
Gambar 14. Peringatan Hari Kesatuam Gerak PKK ke-46
121