Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Dosen Pembimbing:
Yustin Nur Khoriah, S. Si., M.Sc.

DISUSUN OLEH:
Nama: Tasya Dwinta
Nim: 1914301056
Kelas: DIV Keperawatam Reguler 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KE[ERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
1.1 Jenis Dan Kalasifikasi Parasit
Parasit adalah hewan renik Pengertian dan Macam-macam Parasityang bisa menurunkan
produktivitas hewan yang ditumpanginya. Parasit bisa menyerang manusia dan hewan, seperti
menyerang kulit manusia. Parasitoid ialah parasit yang memakai jaringan organisme lainnya
untuk keperluan nutrisi mereka hingga inang/hospes yang ditumpangi meninggal karena
kehilangan nutrisi atau jaringan yang dibutuhkan. Hospes adalah makhluk hidup sebagai tempat
hidup parasit.

Macam-macam Parasit:
1. Parasit Obligat(Permanen) : Parasit yang tidak bisa hidup tanpa inang/hospesnya.
2. Parasit Fakultatif(Opportunist) : Organisme yang hidup bebas tetapi suatu waktu dapat
menjadi parasit, contohnya micronema dan beberapa ameba.
3. Parasit Temporer(Intermitten) : Parasit yang sebagian masa hidupnya hidup bebas,
sewaktu-waktu akan menjadi parasit, contohnya strongyloides stercoralis.
4. Parasit Spuria/Koprozoik(Palsu) : Spesies asing yang melalui intestinum dan ditemukan
dalam tinja/kotoran manusia dalam keadaan hidup/mati.
5. Parasit Insidentil : Parasit yang kebetulan bersarang pada inang yang biasannya tidak
dihinggapinya.
6. Parasit Patogen : Parasit yang membuat kerusakan lokal/sistemik pada hospes.
7. Parasit Apatogen : Parasit yang tidak membuat kerusakan.
8. Pseudoparasit : Artefak yang mirip parasit, sering kali diduga sebagai parasit.

Menurut jumlah sel yang membentuknya, parasit terbagi menjadi 2 yaitu :


 Protozoa : Parasit satu sel.
 Metazoa : Parasit banyak sel, metazoa terbagi atas arthropoda dan helminths(Cacing).

Menurut tempat hidup parasit pada hospes, terbagi menjadi 2 macam yaitu :
 Ektoparasit : Hidupnya pada permukaan tubuh(Kulit) hospesnya, jenis ini kebanyakan
dari arthropoda
 Endoparasit : Hidupnya di dalam tubuh hospes.
Proses menempelnya ektoparasit pada tubuh hospes disebutinfestasi, sedangkan masuknya
endoparasit ke dalam tubuh hospes dikenal infeksi.

1.2 Struktur Dan Bentuk Parasit

1. Susunan tubuh virus, bagian tubuh virus terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
 Kepala Virus: bentuk berupa persegi delapan yang didalamnya terdapat materi genetik
(asam nukleat) virus (DNA/RNA).
 Ekor Virus: merupakan selubung memanjang (tubus), berfungsi sebagai alat penginfeksi
 Serabut Ekor: merupakan serabut yang tumbuh dibagian ujung ekor,
 berfungsi sebagai penerima rangsang (reseptor).
 Selubung Ekor: berfungsi untuk menginfeksi dan menghancurkan lapisan kulit bakteri
atau sel supaya bisa memasukkan RNA/DNA kepada sel inang untuk berkembangbiak.

2. Ukuran virus, Virus merupakan organsime subseluler, karena ukurannya sangat kecil, atau
memiliki ukuran ultra mikroskopik. Ukuran virus lebih kecil daripada bakteri yang terkecil.
Ukuran virus beriksar 10 nm-300 nm (1 nm = 10-6 mm). Virus yang terkecil mempunyai
diameter hanya 20 nm, lebih kecil dari ukuran ribosom. Virus hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.

3. Bentuk virus, Jika diamati dengan mikroskop, bentuk virus ada yang berbentuk bola, kotak,
jarum dan huruf T. Virus pada umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat
bervariasi, yaitu ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan kebanyakan
berbentuk seperti kecebong dengan “kepala” oval dan “ekor” silindris.
1.3 Karakteristik Parasit

1. Cacing gelang (Ascaris)


Cacing gelang atau ascaris adalah cacing parasit yang bisa menyebabkan penyakit
cacingan perut yang hidup di dalam usus manusia sebagai parasit karena dia akan mencuri
makanan dan selanjutnya bereproduksi di usus tersebut.

2. Cacing hati (Fasciola)


Fasciola adalah cacing parasit yang dapat menyerang inangnya dengan menghuni organ
hati di dalam tubuh hewan, biasanya menyerang pada hewan ternak (terutama sapi dan babi).

3. Cacing kremi (Enterobius)


Enterobius adalah cacing parasit yang dapat menyerang inangnya dengan menghuni usus
manusia dengan ciri - ciri dapat menyebabkan rasa gatal di sekitar dubur yang bisa di infeksi
dalam jangka waktu yang lama.

4. Cacing pipih darah


Cacing pipih darah adalah cacing parasit yang bisa menjadi penyebab penyakit
skistosomiasis (Schistosomia) pada manusia.

5. Cacing pita (Taenia)


Cacing Taenia adalah cacing yang memiliki nama lain yaitu cacing tambang, jenis cacing
ini bisa menyebabkan penyakit ankilostomiasis (Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus).

6. Cacing penyebab filariasis


Jenis cacing ini juga sama seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori,
Loa loa, Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus medinensis, Mansonella
perstans, dan Mansonella ozzardi yang bisa menyebabkan penyakit yang sama

1.4 Pertumbuhan Dan Perkembangbiakkan Parasit


Siklus hidup parasit Ichthyophthirius Musim kemarau merupakan perangsang alami
pertumbuhan dan perkembangan bibit penyakit parasitik.selain itu musim kemarau juga
merupakan katalisator virulensi atau patogenitas macam-macam parasit.karena itu ,wabah
penyakit individual ataupun massal hampir selalu mengganas setiap musim kemarau.Salah satu
parasit yang selalu mengganas pada musim kemarau adalah ichthyophthirius sp.Parasit ini
menimbulkan luka berupa bintik putih yang menggerogoti seluruh kulit ikan dan meninggalkan
bau busuk yang menyengat. Parasit ini memang tidak termasuk golongan penyakit ganas. Tapi
penyakit ini mudah menular, sehingga mudah menimbulkan wabah atau bencana yang akhirnya
menyebabkan kematian massal. Pola serangan penyakit ini lambat sehingga petani selalu terlena
dan baru bingung setelah serangannya tidak bisa ditanggulangi lagi.Untuk mengendalikan
penyakit parasitik ini dapat dilakukan dua cara , yaitu preventif atau pencegahan dan kuratif atau
pengobatan.

Cara preventif dilakukan sebelum timbulnya gejala serangan.Sedang cara kuratif


merupakan upaya penyembuhan setelah ikan terserang penyakit. Namun dari pengalaman
,pengendalian penyakit parasitichthyophthirius (bintik putih ) yang paling efektif dan murah
adalah secara preventif. Tapi syaratnya,harus lebih dulu memahami pola serangan parasit ini
dengan memperhatikan identifikasi siklus hidup organisme parasitnya.Dimana organisme Parasit
dewasa hidup dan berenang bebas dikolam atau perairan lain.Bila lingkungan membantu ,parasit
ini akan melakukan reproduksi sel. Organisme parasit ini,dalam reproduksi sel, membentuk cyste
yang resisten.Mula-mula sel akan mengalami pembelahan secara mitosis.Setiap sel akan
membelah menjadi dua bagian.Demikian seterusnya sehingga terbentuk ribuan atau bahkan
puluhan ribu sel-sel hidup yang akan tumbuh menjadi benih. Pada fase terakhir,dinding parasit
akan pecah dan seluruh benih penyakit hasil pembelahan sebelumnya seperti dimuntahkan dalam
air.Dalam kondisi demikian,masing-masing individu akan bergerak menggunakan bulu getar.
Benih parasit ini memiliki perekat ajaib sehingga mudah menempel pada permukaan tubuh
ikan. Bila benih parasit ini sudah menempel,dia akan menetap dan memanfaatkan organisme
yang ditempelinya sebagai tempat hidup sekaligus sumber makanan (eneji)untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.Mula-mula yang menempel hanya sedikit.tapi lama kelamaan menjadi
banyak.

Perkembangan perasit membentuk siklus yang berujung pangkal pada organisme (ikan)
sebagai inang,sekaligus sasaran infeksinya.Melalui identifikasi siklus hidup parasit ini,akan
mempermudah pelaksanaan pengendaliannya secara preventif. Bila ditemukan individu ikan
yang menunjukkan gejal serangan parasit ini ,maka seketika itu pula harus dilakukan
pencegahan.Caranya ,air diganti atau iakan-ikan yang terinfeksi segera di tangkap dan
dikarantina. Untuk ikan-ikan yang toleran air mengalir ,debitnya diperbesar. Sementara itu,untuk
ikan yang terbiasa hidup dikolam tenang ,dilakukan penggantian air secara periodik dan
rutin.Atau dipasang alat bantu sirkulasi air berupa kincir.Untuk memenuhi sebuah kolam,parasit
ini tidak memerlukan waktu yang terlalu lama.

1.5 Patogenesis Penyakit Akibat Parasit

Penyebab dan Jenis Infeksi Parasit


Terdapat tiga jenis utama parasit yang sering menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu
protozoa, cacing, dan ektoparasit. Parasit protozoa merupakan organisme bersel satu yang dapat
menular dari manusia ke manusia lain melalui gigitan serangga, atau melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi parasit.

Berdasarkan pergerakannya, protozoa digolongkan menjadi:


 Amoeba, contohnya Entamoeba yang mengakibatkan penyakit amubiasis.
 Flagellata, misalnya Giardia penyebab giardiasis atau Leishmania penyebab
leishmaniasis.
 Siliata, contohnya Balantidium yang menimbulkan balantidiasis.
 Sporozoa,
contohnya Toxoplasma penyebab toksoplasmosis, Plasmodium penyebab malaria,
atau Cryptosporidium penyebab kriptosporidiosis.

Cacing merupakan organisme yang dapat hidup di dalam atau di luar tubuh manusia.
Terdapat tiga jenis cacing yang menjadi parasit dalam tubuh manusia, yaitu:
Platyhelminthes atau cacing pipih, termasuk cacing hisap (trematoda) dan cacing pita
penyebab taeniasis.
 Acanthocephala atau cacing kepala duri.
 Nematoda, termasuk cacing gelang yang menyebabkan penyakit ascariasis, cacing kremi,
dan cacing tambang.

Pada saat dewasa, cacing biasanya menetap dalam saluran pencernaan, darah, sistem getah
bening, atau jaringan di bawah kulit, namun tidak dapat memperbanyak diri dalam tubuh
manusia. Selain bentuk cacing dewasa, bentuk larva dari cacing juga dapat menginfeksi berbagai
jaringan tubuh. Ektoparasit merupakan organisme yang hidup di kulit manusia dan mendapat
makanan dengan menghisap darah manusia, misalnya kutu yang hidup di kemaluan atau di kulit
kepala, dan tungau penyebab penyakit kudis (skabies).
Penularan dan Faktor Risiko Infeksi Parasit
Penyebaran infeksi parasit dapat terjadi melalui beberapa cara, antara lain melalui air,
tanah, tinja, serta makanan yang terkontaminasi parasit dan tertelan. Cara lainnya adalah
penyebaran melalui vektor (pembawa penyakit). Contohnya, malaria, disebarkan melalui gigitan
nyamuk yang membawa parasit Plasmodium. Meski jarang terjadi, infeksi parasit juga dapat
menyebar melalui darah, seperti transfusi darah atau transplantasi organ.
Semua orang dapat mengalami infeksi parasit. Namun, beberapa kelompok orang memiliki risiko
lebih besar terinfeksi parasit, antara lain:
 Orang yang menderita gangguan sistem kekebalan tubuh.
 Berada di area yang kekurangan pasokan air bersih untuk minum.
 Bekerja di tempat penitipan anak atau di lokasi yang menyebabkan pekerja melakukan
kontak dengan tanah.
 Berenang di sungai, danau, atau kolam yang ditempati parasit.
 Memiliki hewan peliharaan yang mungkin melakukan kontak dengan hewan yang
terinfeksi parasit.
 Orang yang tinggal atau bepergian ke wilayah tropis dan subtropis.

Diagnosis Infeksi Parasit


Saat pasien diduga terkena infeksi parasit, maka dokter akan melakukan pemeriksaan
diagnostik di laboratorium melalui sampel darah, tinja, urine, serta dahak atau lendir pasien.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengidentifikasi antibodi atau protein dalam sistem
kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari serangan parasit.
Jika hasil pengujian belum dapat memberi kepastian, maka dokter dapat melakukan endoskopi
atau kolonoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan alat berupa selang tipis dan elastis yang
dimasukkan dari mulut atau anus untuk memeriksa kondisi saluran pencernaan. Selain itu, juga
dapat dilakukan pengambilan jaringan yang dicurigai terinfeksi parasit (biopsi jaringan). Sampel
jaringan tersebut akan diuji berulang-ulang hingga menemukan jaringan parasit.
Sementara untuk mengetahui seberapa besar luka pada organ akibat parasit, dapat dilakukan foto
Rontgen, CT scan atau MRI.

Pengobatan Infeksi Parasit


Pengobatan infeksi parasit tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Sebagian
infeksi parasit dapat pulih dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan pengobatan.
Bentuk pengobatan dapat berupa pemberian obat. Obat yang diberikan biasanya adalah obat
antiparasit yang secara khusus bertujuan membunuh parasit tertentu. Namun, tidak semua parasit
dapat diatasi hanya dengan obat antiparasit saja. Penambahan obat antibiotik atau antijamur juga
dapat diberikan untuk mengatasi beberapa infeksi parasit yang terjadi.
Di samping pemberian obat, dokter juga akan memberikan penanganan lain guna meredakan
gejala yang dialami pasien. Misalnya, pada penderita infeksi parasit yang mengalami diare
hingga terjadi dehidrasi, akan dianjurkan untuk banyak minum guna menggantikan cairan yang
hilang, dan bila perlu, dilakukan pemberian cairan melalui infus.
Pencegahan Infeksi Parasit
Infeksi parasit dapat terjadi di mana pun. Oleh karena itu, penting sekali melakukan upaya
pencegahan guna menurunkan risiko terinfeksi parasit, antara lain dengan:
Mencuci tangan hingga bersih, terutama setelah menyentuh makanan mentah atau buang air
besar.
Memasak makanan sampai matang sempurna.
Mengonsumsi air dalam kemasan.
Berhati-hati jangan sampai tertelan air dari sungai, kolam, atau danau.
Melakukan hubungan seksual yang aman.
Pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat menghentikan penularan infeksi parasit ke orang
lain. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter ketika Anda mulai merasakan gejala
terinfeksi parasit, agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan secepatnya.
Daftar Pustaka
Parasitologi kedokteran:ditinjau dari organ tubuh yang diserang (Google Books)
https://id.wikipedia.org/wiki/Parasit

Anda mungkin juga menyukai