Anda di halaman 1dari 18

Kewarganegaraan

Oleh:
Kelompok 1

1. Ida Bagus Mas Abdi Putra / 1912051015


2. Ni Putu Putri Puja Dewantari / 1913041007
3. Ketut Alit Wira Adi Kusuma / 1918011003
4. Ni Kadek Sri Damayanti / 1913011029

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


2020
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

A. Pengertian
1. Secara umum
Hakikat Berarti inti sari atau dasar (KBBI daring). Kewarganegaraan adalah suatu cabang ilmu
pendidikan yang mengulah tentang kenegaraan. Jadi Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan berarti
Inti sari Ketatanegaraan dalam membina pelajar untuk hidup bermasyarakat dan bernegara.
2. Menurut Para Ahli
Pengertian pendidikan menurut para ahli diantaranya :
1. Menurut UU sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanna untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya ,masyarakat,bangsa dan Negara.
2. Menurut Carter v.Good(1997)
pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku
yang berlaku dalam masyarakatnya.
3. Menurut Godfrey Thomson(1977)
pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan yang tetap
di dalam kebiasaan tingkah lakunya, pikirannya dan perasaannya.

B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, beberapa peneliti tertarik untuk mengkaji dan memaparkan tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan. Adapun tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
1. Branson (1999:7)
Branson berpendapat tujuan pedidikan kewarganegaraa (civic education) adalah keikut sertaan
yang memiliki tanggung jawab serta mutu yang berkualitas dalam kehidupan masyarakat maupun
politik baik secara lokal, negara bagian, dan nasional.
2. Djahiri (1994/1995:10)
Djahiri menyebutkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki dua tujuan yang utama, yakni
tujua secara umum juga khusus.

1. Tujuan umum, pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan untuk memberi dukungan


supaya pencapaian Pendidikan Nasional mencapai sebuh keberhsilan dan ajeg (tetap).
2. Tujuan khusus, pendidikan kewarganegaraan secara khusus bertujuan untuk membentuk
moral yang diharapkan dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
3. Depdiknas (2006:49)
Menurut Depdiknas pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan sebagai sebuah pembelajaran
yang dapat meningkatkan kompetensi, berikut diantaranya:

 Memiliki pemikiran yang kritis dan kreatif serta rasional dalam menghadapi adanya isu
Kewarganegaraan.
 Ikut serta dengan cerdas dan bijak juga bertanggung jawab, dalam bertindak secara sadar
dalam setiap kegiatan, baik dalam bermasyarakat dan berbangsa maupun bernegara.
 Maju kearah yang lebih positif dan demokratis demi mewujudkan individu yang berdasar
pada nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat di masyarakat supaya dapat hidup rukun dan
berdampingan sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI.
 Memiliki hubungan yang baik dengan bangsa lain dan berpartisipasi dalam menjaga
ketertiban dunia secara langsung melalui teknologi informasi di era globalisasi saat ini.

4. Sapriya (2001)
Penidikan kewarganegaraan menurut Sapriya memiliki tujuan sebagai sebuah keikutsertaan yang
rasional dan tanggung jawab di dalam kehidupan berpolitik dari seorang warga negara yang patuh
terhadap nilai-nilai serta prinsip-prinsip demokrasi konstitusional Indonesia yang mendasar.
Keikutsertaan seorang tersebut perlu menguasai beberapa pengetahuan serta kecakapan intelektual
juga keterampilan untuk ikutserta. Keikutsertaan tersebut kemudian akan ditingkatkan lagi dengan
jalan mengembangkan disposisi atau karaktristik tertentu

C. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan sangat penting dalam peran sertanya memberi suatu pengajaran
tentang tujuan pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan juga bernegara. Berikut beberapa fungsi dari pendidikan kewarganegaraan:

 Mendorong generasi penerus untuk mendapatkan sebah pemahaman mengenai cita-cita


nasional juga tujuan negara.
 Supaya lebih cepat dalam membuat keputusan-keputusan yang penting bertanggung jawab
baik untuk dalam penyelesaian masalah individu dan masyarakat serta negara.
 Dapat memberikan apresiasi cita-cita nasional serta mengambil keputusan-keputusan yang
cerdas.
 Sarana untuk menciptakan warga negara yang memiliki kecerdasan, keterampilan, serta
memiliki karakteristik setia terhadap bangsa dan negara dengan mewujudkan dirinya dalam
kebiasaan berpikir maupun berprilaku yang sejalan dengan amanah Pancasila dan UUD 1945.

D. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan pengertian, Tujuan dan fungsi dari Pendidikan Kewarganegaraan, dapat disimpulkan
bahwa hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai sebuah tatanan pendidikan berdasar
pada nilai-nilai pancasila sebagai ideologi terbuka yang pengembangannya sebagai cara
melestarikan budaya yang memiliki nilai-nilai luhur serta moral yang sudah lama ada dan
encerminkan jati diri yang terrefleksi di dalam kehidupan sehari-hari.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan yang penting bagi setiap anak bangsa, karena
pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi panutan untuk menghindari perilaku-perilaku yang
menyimpang. Di jaman modern seperti sekarang ini, setiap anak bangsa harus memiliki pendidikan
kewarganegaraan yang baik untuk menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, melalui
pendidikan kewarganegaraan kita dapat mengetahui sejarah perjuangan bangsa serta lebih
menghargai arti dari kemerdekaan Indonesia (NADINEAGNESIAA, 2017).

Mempelajari pendidikan kewarganegaraan juga terdapat di dalam pasal 39 ayat 2 yaitu bahwa di
setiap Jenis,jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan kewarganegaraan agar kita
dapat memahami hak dan kewajiban seorang warga Negara (Sutio Fanpula, 2014).

Banyal hal yang bisa dipelajari dari Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai warga negara yang
berjiwa bangsa tentunya wajib tahu akal hal ini. Belajar hidup berbangsa dan bernegara, mematuhi
aturan perundang undangan, menjalankan kewajiban sebagai warga negara Indonesia dan
mencintai budaya-budayanya, merupakan beberapa cara hidup sebagai masyarakat Indonesia.

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan. Kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan
sampai era pengisian kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai
dengan zamannya.

A. LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UUD 1945

 Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi
Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
 Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan pemerintahan.
 Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
 Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan
keamanannegara.
 Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
 Tujuan Umum

Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antara
warganegara dengan negara, hubungan antara warganegara dengan warganegara, dan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warganegara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara.

 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur dan
demokratis serta ikhlas sebagai Warganegara Republik Indonesia yang terdidik dan
bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasi dengan pemikiran kritis
dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, rela
berkorban bagi nusa dan bangsa.

C. HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA NEGARA INDONESIA

Sebagai masyarakat yang berkewarganegaraan, tentunya harus tahu hal-hal mendasar mengenai
hak dan kewajiban seorang warga negara. Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau
kaya bisa memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan
republik Indonesia (andia rasyid, 2017).

A. Hak Warga Negara Indonesia

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari
serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku

D. KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA


1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah (pemda)

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara indonesia

5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita
bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

E. ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN
Negara memiliki asas-asas yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh tiap-yiap warga negaranya
(pratiwi, 2013). Berikut adalah dua asas umum kewarganegaraan.

1.Asas ius soli dalam Kewarganegaraan


Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan Negara
tempat kelahiran.
Contoh penerapan asas ius soli;
Misalkan ada seseorang anak yang lahir di wilayah Negara republik Indonesia,dan di Indonesia
berlaku asas ius soli,maka anak tersebut secara otomatis menjadi WNI,karena lahir di indonesia.

2.Asas ius sanguinis dalam Kewarganegaraaan.


Asas ius saguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaran seseorang berdasarkan
keturunan,bukan berdasarkan Negara tempat kelahiran.
Contoh penerapan asas ius saguinis;
Misalkan ada seseorang anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
WNI,dan Indonesia memakai asas ius sanguinis,maka anak tersebut menjadi WNI,karena ikut
kewarganegaraan orang tuanya.
F. STATUS KEWARGANEGARAAN

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,


mengenai status kewarganegaarn masyarakat Indonesia, dijelaskan bahwa warga negara
merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara. Status kewarganegaraan
menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya. Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban
memberikan perlindungan terhadap warga negaranya (Jogloabang, 2019).
1. Status kewarganegaraan apatride.
Status kewarganegaran apatride adalah keadaan dimana seseorang tidak mempunyai
kewarganegaraan,atau keadaan dimana seseorang tidak menjadi warganegara salah Satu Negara
manapun.

2. Status kewarganegaraan bipatride


Status kewarganegaraan bipatride adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
kewarganegaraan ganda(mempunyai 2 kewarganegaraan).

3. Status kewarganegaraan multipatride


Status kewarganegaraan multipatride adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
kewarganegaraan lebih dari dua status warga negara, yaitu seseorang yang (penduduk) yang
tinggal diperbatasan antara dua negara.

Naturalisasi adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh
status kewarganegaraan, misalnya seseorang memperoleh status kewarganegaraan akibat dari
pernikahan, mengajukan permohonan, memilih atau menolak status kewarganegaraan.
Naturalisasi ada yang bersifat aktif yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi untuk
memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga Negara dari suatu negara. Sedangkan,
hak pasif adalah seseorang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi
status warga negara , maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu untuk menolak
pemberi kewarganegaraan tersebut.
Kewarganegaraan Sebagai Education About, Through I , And For Citizenship

Pengertian

Kewarganegaraan Sebagai Education About, Through I , And For Citizenship, artinya bagaimana
peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Edukasi, Pembelajaran dan untuk masyarakat .
Sebagai pembelajaran dan menunjang pendidikan, kewarganegaraan tentunya memiliki visi dan
misi sebagai acuan. Adapun visi dan misi kewarganegaraan adalah sebagai berikut.

Visi
Visi bahwa pendidikan kewarganegaraan bertujuan mewujudkan masyarakat demokratis
merupakan reaksi atas kesalahan paradigma lama yang masih menggunakan istilah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). PPKn sangat mencolok dengan misi mewujudkan sikap
toleransi, tenggang rasa, memelihara persatuan kesatuan, tidak memaksakan pendapat,
menghargai, dan lain-lain yang dirasionalkan demi kepentingan stabilitas politik untuk
mendukung pembangunan nasional.

Misi
Misi dari pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup dunia pendidikan di sekolah dewasa
ini dapat disimpulkan dari bagian pendahuluan pada naskah Standar Isi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan praktik pendidikan selama ini Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
ternyata tidak hanya menggambarkan misi sebagai pendidikan demokrasi. Pendidikan
kewarganegaraan mengembangkan misi, sebagai berikut:
1) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan kewarganegaraan dalam arti sesungguhnya
yaitu civic education. Berdasarkan hal ini, Pendidikan Kewarganegaraan bertugas membina dan
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peserta didik berkenaan dengan penerapan, tugas,
hak, kewajiban dan tanggung jawab sebagai warga negara dalam berbagai aspek kehidupan
bernegara. Misalnya pendidikan kewarganegaraan dimunculkan dalam pelajaran. Pendidikan
Kemasyarakatan yang merupakan Integrasi Sejarah, Ilmu Bumi, dan Kewarganegaraan.
2) Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan karakter. Dalam hal ini Pendidikan
Kewarganegaraan bertugas membina dan mengembangkan nilai-nilai bangsa yang dianggap baik
sehingga terbentuk warga negara yang berkarakter baik bagi bangsa bersangkutan.
3) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan bela negara. Pendidikan kesadaran bela negara
sehingga dapat di andalkan untuk menjaga kelangsungan negara dari berbagai ancaman. Contoh,
diberikan mata kuliah Kewiraan di Perguruan tinggi.
4) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan demokrasi (politik) pendidikan
kewarganegaraan mengembangkan tugas menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
demokratis untuk mendukung tegaknya demokrasi negara. Dengan pendidikan kewarganegaraan,
akan ada sosialisasi, deseminasi, dan penyebarluasan nilai-nilai demokrasi pada masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43 / Dikti / Kep / 2006, terdapat visi dan misi
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:

1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai


dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna mengantarkan
mahasiswa mementapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada
suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus
memiliki visi intelektual, religiuus, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air
dan bangsanya.

2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu


mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai
dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air da;lam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
Selain visi dan misi tersebut di atas pendidikan kewarganegaran mempunyai tujuan umum dan
khusus.
Learning Democracy, In Democracy, And For Democracy

“Belajar Demokrasi, Dalam Demokrasi, Dan Untuk Demokrasi”

A. Pengertian Demokrasi
Learning Democracy, In Democracy, And For Democracy, ungkapan tersebut merupakan realisasi
dari bagaimana kita sebagai warga negara Indonesia belajar tentang demokrasi, berada dalam
aturan demokrasi dan melakukan kewajiban untuk deokrasi. Sebelum membahas lebih lanjut, kita
perlu mengetahui apa itu demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua
warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara
bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan
beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia (wikipedia, 2020).

B. Sejarah Demokrasi

Sistem demokrasi mulai diterapkan sejak zaman Yunani kuno (Salamadian, 2018). Dengan sistem
ini, maka rakyat bisa terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, menyangkut
keberlangsungan sebuah negara. Jadi, seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan langsung
dengan para rakyatnya. Demokrasi murni atau demokrasi langsung adalah sistem yang diusung di
zaman tersebut.

Tentunya dengan cakupan wilayah sangat luas, dengan jumlah penduduk hingga 250 juta, sistem
tersebut sudah tidak relevan untuk diterapkan. Sehingga rakyat tidak mungkin lagi secara langsung
terlibat dalam setiap keputusan pemerintah.

Oleh karena itu terbentuklah seperti sekarang, dengan adanya Dewan Perwakilan Rakyat. Sebagai
perpanjangan tangan dari aspirasi rakyat. Kondisi itu memunculkan istilah demokrasi perwakilan
atau demokrasi tidak langsung.

Indonesia pernah menerapkan sistem demokrasi terpimpin di era pemerintahan Soekarno.


Sedangkan demokrasi pancasila diusung pada masa pemerintahan Soeharto. Hingga era reformasi,
negara kita masih menganut sistem demokrasi pancasila. Sejarah singkat demokrasi ini harus
dipahami setiap warga negara.

Namun pada masa reformasi ini, Indonesia mulai mengarah pada arti demokrasi yang sebenarnya.
Karena sudah bisa melangsungkan pemilihan presiden, anggota legeslatif, dan kepala daerah
secara langsung. Perubahan status wilayah dan pemekaran daerah juga diberikan pemerintah pusat.
Demi menjawab seluruh keinginan dan aspirasi rakyat.

Sistem pemerintahan yang semakin adil bisa dirasakan, setelah penerapan demokrasi sekarang ini.
Rakyat berperan aktif dalam memilih wakil, dan para pemimpinnya secara leluasa. Harapannya
keadilan dan kesejahteraan bisa dirasakan oleh setiap warga Indonesia.

C. Prinsip Demokrasi

Setidaknya terdapat tujuh hal dalam prinsip demokrasi, seperti penjelasan singkat berikut ini.

1. Negara Berdasarkan Konstitusi

Prinsip ini terkait dengan UUD (Undang-undang Dasar) atau semua hukum yang ditetapkan.
Konstitusi dijadikan landasan dalam berbangsa dan bernegara. Fungsinya sebagai pembatas
kewenangan pemerintah, dan bisa memenuhi hak rakyat. Dengan begitu, rakyat tidak mendapatkan
perlakuan sewenang-wenang dari penguasa.

2. Peradilan Tidak Memihak dan Bebas

Pemerintah tidak bisa campur tangan dalam peradilan. Karena sistem pemerintahan menganut
peradilan bebas. Netralitas sangat diperlukan, sehingga bisa melihat permasalahan dengan tepat
dan jernih. Sehingga hakim mampu bekerja dengan baik dalam menemukan keadilan. Kemudian
menentukan keputusan yang adil dalam setiap perkara yang ditanganinya.

3. Kebebasan Berpendapat dan Berserikat

Setiap warga negara bebas untuk membentuk organisasi atau berserikat. sekaligus tidak membatasi
haknya untuk mengeluarkan pendapat. Namun, pendapat itu tentunya harus disampaikan dengan
bijak.

4. Pergantian pemerintahan secara berkala

Agar kekuasaan tidak disalahgunakan, maka perlu adanya pergantian pemerintahan dengan
berkala. Sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya korupsi, kolusi, dan juga nepotisme.
Pemilihan umum harus digelar dengan jujur dan adil. Dengan harapan bisa menemukan pemimpin
yang bisa diandalkan.

5. penegakan hukum, dan kedudukan sama setiap rakyat di mata hukum

Kebenaran dan keadilan tidak akan tercipta tanpa penegakan hukum. Penerapan hukum tidak boleh
pandang bulu atau berat sebelah. Oleh karena setiap warga negara memiliki keduduka yang sama
di depan hukum. Jadi, setiap pelanggaran hukum harus mendapatkan hukuman tegas.

6. Jaminan atas Hak Asasi Manusia


Sistem demokrasi dikatakan berhasil diterapkan, kalau dibarengi dengan perlindungan HAM.
Karena hak dasar ini adalah hak setiap manusia. Sehingga negara juga harus menghargainya,
dengan tidak pernah melakukan pelanggaran HAM.

7. Kebebasan Pers

Pers menjadi media penyaluran aspirasi warga negara. Sehingga bisa memberikan kritik dan saran
kepada pemerintah sebagai pemuat kebijakan publik. Fungsi lainnya adalah sebagai sarana
sosialisasi segala program pemerintah. Sehingga terjalin komunikasi antara rakyat dan pemerintah.

D. Ciri Ciri Demokrasi

Negara dikatakan sudah menerapkan sistem demokrasi, bila berbagai cici ciri demokrasi ini sudah
diusung. Berikut ini sejumlah ciri-ciri yang bisa diperhatikan.

1. Seluruh Keputusan yang Ditetapkan oleh Pemerintah


selalu berlandaskan atas aspirasi dan kepentingan warga negara. Jadi bukan atas dasar
kepentingan pribadi atau kelompok. Sehingga bisa mencegah praktek korupsi yang
merajalela.
2. Menerapkan Ciri Konstitusional
Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Dimana hal itu
tercantum di dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum yang tercipta harus
seadil-adilnya.
3. Mempunyai Perwakilan Rakyat
Seperti di Indonesia terdapat lembaga legeslatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Sehingga urusan negara, kekuasaan dan kedaulatan rakyat diwakilkan pada
anggota dewan. Mereka sudah terpilih melalui pemilihan umum.

4. Menyelenggarakan Pemilihan Umum


Pesta rakyat ini harus digelar secara berkala, sehingga terpilih perwakilan atau pemimpin
untuk menjalankan roda pemerintahan.
5. Terdapat Sistem Kepartaian
Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan adanya
partai rakyat bisa dipilih sebagai wakil rakyat sebagai penerus aspirasi. Sehingga
pemerintah bisa mewujudkan keinginan rakyat.Sekaligus wakil rakyat bisa mengontrol
kerja pemerintah. Kalau terdapat penyimpangan, wakil rakyat bisa mengambil tindakan
hukum. Supaya tidak merugikan rakyat dan negara. Partai juga akan mewakili rakyatnya
untuk memilih dan mengusung pemimpin negara dan pemimpin daerah. Harapannya bisa
menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

E. Macam-Macam Demokrasi

Macam-Macam Demokrasi bisa dilihat dari fokus perhatiannya, dan penyaluran kehendak
rakyatnya.
Model Demokrasi Berlandaskan Fokus Perhatian

1. Demokrasi Formal. Sistem ini tidak mengurangi kesenjangan ekonomi sedikit pun, dan
sangat fokus di sektor politik.
2. Demokrasi Material. Sistem ini tidak mengurangi kesenjangan politik sedikit pun, dan
sangat fokus pada bidang ekonomi.
3. Demokrasi Gabungan. Sistem tersebut adalah kolaborasi antara demokrasi material dan
demokrasi formal.

Model Demokrasi Berlandasarkan pada Penyaluran Kehendak Rakyat

1. Direct Democracy (Demokrasi Langsung). Sistem pemerintahan ini melibatkan rakyat


secara langsung. Khususnya dalam pengampilan keputusan, seperti pemilihan umum
(pemilu).
2. Indirect Democracy (Demokrasi Tidak Langsung). Sistem pemerintahan ini tidak
melibatkan warga negaranya secara langsung di setiap pengambilan keputusan. Sebagai
contoh, keputusan yang dirumuskan dan ditetapkan oleh wakil rakyat (DPR, DPD, dan
DPRD).

F. Penerapan demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi menjadi 4 periode sebagai berikut:

1. Periode 1945-1959 <Demokrasi Parlementer>

Demokrasi dengan system parlementer dimulai sebulan sesudah dilakukan proklamasi


kemerdekaan kemudian diperkuat Undang-undang Dasar 1949 dan 1950, dalam masa ini banyak
di dominasi oleh partai-partai politik dan DPR. Masa ini diakhiri dengan dikeluarkannya dekrit
presiden yang berisi kembali kepada UUD 1945.

2. Periode 1959-1965 <Demokrasi Terpimpin>

Ditandai dengan mendominannya peranan presiden, menguatnya ABRI sebagai unsure politik,
berkembangnya pengaruh komunis dan melemahnya peranan partai-partai politik. Dekrit Presiden
dijadikan sebagai hokum untuk keluarnya penetapan Presiden, presiden juga dapat campur tangan
terhdap legislative berdasarkan Peraturan Tata Tertib dalam Pen Pres NO. 14/1960 yaitu jika DPR
tidak mencapai kata sepakat dalam penetapan suatu masalah.Disamping itu Presiden juga dapat
campur tangan dalam bidang yudikatif berdasarkan UU No. 19/1964. Bahkan pada tahun 1960
Presiden membubarkan DPR hasil pemilihan umum dan membenuk DPR GR bukan berdasarkan
pemilihan umum. Periode ini berakhir dengan pemberontakan G30SPKI.

3. Masa 1965-1998 <Demokrasi Pancasila era Orde Baru>

Ditandai dengan di domonasi oleh peranan ABRI dan mayoritas tunggal golongan karya.
Golkar desebut dengan mayoritas tunggal karena memperoleh kursi jabatan sebesar 65% setiap
pemilu, dan sisanya diraih oleh PPP dan PDI. Menurut M. Rusli Karim masa orde baru di tandai
dengan dominanya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan politik dan public, masa mengambang, dan
monolitisasi ideologi rezim ini tumbang tahun 1998. Alih-alih mempunyai suatu pemerintahan
yang demokratis, model demokrasi yang ditawarkan di rezim pemerintahan Indonesia tersebut
malah memunculkan pemerintahan yang otoritarian, yang membelenggu kebebasan politik
warganya. Dipasungnya demokrasi di zaman pemerintahan tersebut akhirnya membuat rakyat
Indonesia berusaha melakukan reformasi sistem politik di Indonesia tahun 1997.

4. Periode 1997-sampai sekarang <Deokrasi Pancasila era Reformasi>

Reformasi yang diperjuangkan oleh berbagai pihak di Indonesia akhirnya berhasil


menumbangkan rezim Orde Baru yang otoriter di tahun 1998. Pasca kejadian tersebut, perubahan
mendasar di berbagai bidang berhasil dilakukan sebagai dasar untuk membangun pemerintahan
yang solid dan demokratis. Secara nyata banyak melihat perubahan yang sangat besar, dari rezim
yang otoriter menjadi era penuh keterbukaan. Misalnya amandemen UUD 1945 yang banyak
merubah sistem politik, penghapusan dwi fungsi ABRI, demokratisasi hampir di segala bidang,
dan banyak hal positif lainnya selain itu ditandai dengan adanya kebebasan pers, tumbuhnya
banyak parpol, dan diadakannya pemilu pertama era reformasi. Namun, hingga hampir sepuluh
tahun perubahan politik pasca reformasi 1997-1998 di Indonesia, transisi menuju pemerintahan
yang demokratis masih belum dapat menghasilkan sebuah pemerintahan yang profesional, efektif,
efisien, dan kredibel. Demokrasi yang terbentuk sejauh ini, lebih menonjolkan kepentingan pribadi
dan golongan ketimbang kepentingan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Proses transisi menuju
konsolidasi demokrasi di Indonesia belum menuju kepada proses yang baik, karena masih
mencerminkan suatu pragmatsme politik.
Ruang Lingkup Kewarganegaraan

Sebagai acuan ilmu ketatanegaraan, pendidikan kewarganegaraan tentunya memiliki ruang


lingkup kjian yang dapat dijadikan dasar pembejalaran terhadap masyarakat (ANDRIANTO,
2015). Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan,
kebanggan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan NKRI, partisipasi dalam
pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI.

2. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah,
norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, system hokum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan
internasional.

3. Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat,
instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

4. Kebutuhan warga negara, meliputi: gotong royong, harga diri sebagai masyarakat, kebebasan
berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.

5. Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-
konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.

6. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintah daerah dan
otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan system politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

7. Pancasila, meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses
perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, pancasila sebagai ideologi terbuka.

8. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era


globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globalisasi.
References

andia rasyid, m. (2017, Maret 3). LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN. Retrieved from andiarasyid.blogspot.com:
http://andiarasyid.blogspot.com/2017/03/latar-belakang-pendidikan.html

Jogloabang. (2019, Juli 1). UU 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik


Indonesia. Retrieved from jogloabang.com: https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-12-
2006-kewarganegaraan-republik-indonesia

NADINEAGNESIAA. (2017, Maret 3). LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN. Retrieved from nadineagnesiaa.wordpress.com:
https://nadineagnesiaa.wordpress.com

pratiwi, y. (2013, Mei 1). LATAR BELAKANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.


Retrieved from yunitapratiwidotme.wordpress.com:
https://yunitapratiwidotme.wordpress.com/2013/05/28/latar-belakang-pendidikan-
kewarganegaraan-4/

Sutio Fanpula, T. (2014, September 1). Penjelasan Pasal 32 UUD 1945. Retrieved from
limc4u.com: https://www.limc4u.com

Bahasa, B. P. (2016, Januari 1). kbbi.kemendikbud.go.id. Retrieved from


badan.bahasa@kemdikbud.go.id: kbbi.kemendikbud.go.id

ANDRIANTO, A. (2015, April 1). Dimensi, Aspek, dan Ruang Lingkup Pembelajaran
PPKn. Retrieved from kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/mandriantoadik/55546be2b67e616c14ba555f/dimensi-
aspek-dan-ruang-lingkup-pembelajaran-ppkn

Salamadian. (2018, Februari 1). PENGERTIAN DEMOKRASI . Retrieved from


salamadian.com: https://salamadian.com/pengertian-demokrasi/

wikipedia. (2020, Februari 1). Demokrasi. Retrieved from id.wikipedia.org:


https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

Anda mungkin juga menyukai