Anda di halaman 1dari 9

ISBN: 978-979-8636-19-6

MINERALOGI DAN ALTERNATIF PEMANFAATAN BAHAN


GALIAN FELSPAR DAERAH BANJARNEGARA SELATAN,
JAWA TENGAH

Lina Nur Listiyowati 1, Anita Yuliyanti 1, Sudarsono 1, Iwan Setiawan 1,


dan Ahmad Fauzi Ismayanto 1

1
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Komplek LIPI, Jalan Sangkuriang, Bandung 40135
Tlp. (022) 2503654, Fax.022-2504593

Abstrak
Bahan galian felspar terdapat secara meluas di bagian selatan dari Kabupaten Banjarnegara,
berbatasan dengan Kabupaten Kebumen. Bahan galian felspar di daerah ini terbentuk dari bahan
asal batuan metasedimen pelitik oleh proses hidrotermal temperatur rendah. Batuan meta sedimen
pelitik berupa keratin-keratan tektonik berasosiasi dengan keratin-keratan batuan kristalin lainnya
membentuk bancuh dan kadang-kadang berasosiasi dengan melang. Oleh karena itu, bahan galian
ini tidak seragam kualitasnya, tergantung dari batuan asal yang mengalami keratan sebelum
mengalami ubahan hidrotermal. Secara mikroskopis, conto dari bagian felspar yang masih relatif
segar berupa skis mika kuarsa dengan beberapa terobosan urat kalsit dan kuarsa. Sekis mika bahan
felspar ini disusun oleh mika muskovit, serisit, mikro kuarsa, kalsit. Mineral argilik terdapat
mengisi bidang foliasi dan retakan. Analisis XRD menunjukkan argilik yang terbentuk adalah tipe
illit dan kaolinit. Saran untuk penambang, pemetaan keratan batuan asal perlu dilakukan sebelum
melakukan sampling agar pemilihan lokasi pengambilan bisa tepat sasaran.
Kata kunci: Mineralogi, Felspar, Banjarnegara, metapelitik.

Abstract
The feldspar commodity is found widely distributed in the southern part of Banjarnegara Regency
border with the Kebumen Regency. The feldspar in this area was originated from pelitic
metasediment rocks by low temperature hydrothermal process. The pelitic metasediments are
tectonic fragments associated with other crystalline fragments forming mixed rocks/mélange. Due
to its genesis, the quality of this commodity is not uniform, depending on the host rock fragments
before the hydrothermal alteration. Microscopic observation showed that the fresh feldspar
consisted of mica schist is composed by mica muscovite, sericite, quartz, and calcite. The argillic
mineral could fill the foliation plane and fractures. XRD analysis revealed that the argillic formed
were illite and kaolinite. It is recommended that prior to mining activity the rock fragments should
be mapped in detailed to ensure the right targeted deposit.
Keywords: Mineralogy, Feldspar, Banjarnegara, metapelite.

Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012 97


ISBN: 978-979-8636-19-6

PENDAHULUAN
Salah satu efek dari proses hidrotermal adalah ubahan batuan, diantaranya adalah
pengubahan batuan menjadi bahan galian felspar. Bahan galian felspar adalah nama dagang untuk
bahan galian yang mempunyai komposisi kimia alkali aluminium silikat anhidrat yang mirip
dengan komposisi kimia mineral felspar. Bahan galian felspar digunakan sebagai bahan baku
dalam industri keramik, gerabah, semen pozolan dan kaca lembaran. Bahan galian felspar yang
mempunyai karakter spesifik dapat digunakan untuk pembuatan keramik yang spesifik pula.
Penambangan bahan galian felspar di Kabupaten Banjarnegara bagian selatan mencakup daerah-
daerah di Kecamatan Purwonegoro (Kali Tengah, Grantang, Gunung Butak), Kecamatan Bawang
(Kaliajir, Bulu Kuning, Petir, Sembir, Wanadri, dan Kebon Dalem), Kecamatan Pagedongan
(Jomblang, Duren). Penggalian bahan galian felspar dilakukan oleh perusahaan milik daerah
(perusda) dan oleh swasta. Bahan galian felspar dari daerah Banjarnegara ini untuk memasok
industri keramik dan semen pozolan, baik untuk industri lokal maupun dikirim ke luar daerah
Banjarnegara.
Lokasi keterdapatan bahan galian felspar ini secara geologi menempati daerah yang disusun
oleh satuan batuan bancuh. Satuan batuan bancuh tersebut disusun oleh keratin-keratan dan
bongkah aneka jenis batuan dalam berbagai ukuran.
Bahan galian felspar ini merupakan hasil dari dampak ubahan batuan, maka kualitasnya
sangat bervariasi baik secara lateral maupun horisontal, tergantung jenis batuan asalnya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan solusi terbaik dalam memilah dan
memilih bahan galian felspar untuk ditambang berdasarkan komposisi mineralogi dan batuan
asalnya.

METODOLOGI
Felspar adalah jenis bahan galian yang tidak terlalu keras, disusun oleh alkali aluminium
silikat anhidrat. Terdapat dua jenis felspar yaitu felspar kalium yang mengandung K 2O dan felspar
plagioklas yang mengandung Na2O. Bahan galian felspar di alam dapat terbentuk oleh aktifitas
gunungapi yang menghasilkan akumulasi mineral felspar, oleh proses erosi dan sedimentasi yang
dapat mengakumulasi mineral-mineral felspar, oleh proses metamorfosa dan proses hidrotermal
yang dapat mengubah komponen komponen asal menjadi mineral felspar. Pada proses
metamorfosa dan hidrotermal, hanya batuan-batuan asal yang memiliki komposisi kimia tertentu
dan dalam kondisi tertentu saja yang dapat menghasilkan mineral felspar. Batuan yang tidak
memiliki unsure-unsur alkali aluminium silikat yang memadai tidak akan menghasilkan felspar
yang signifikan. Batuan-batuan yang terdapat di Banjarnegara selatan sangat bervariasi baik jenis,
bentuk, komposisi mineralogi maupun komposisi kimianya, sehingga hanya batuan tertentu dan
dalam kondisi tertentu saja yang dapat menghasilkan endapan bahan galian felspar.
Dalam industri keramik, felspar dipakai sebagai bahan pengisi, bahan penurun titik lebur,
bahan glasir, gelas kaca dan gerabah. Bebarapa mineral khas yang mempunyai karakter tertentu
dapat digunakan sebagai keramik dengan sifat tertentu pula.
Untuk dapat mencapai tujuan yang dimaksud di atas dalam penelitian ini dilakukan
identifikasi sifat fisik dan mineralogi penyusun bahan galian felspar secara megaskopis di lapangan

98 Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012


ISBN: 978-979-8636-19-6

dan mikroskopis di laboratorium. Hasil identifikasi dikelompokkan berdasarkan asal batuannya


agar dapat di ketahui komponen mineralogi penyusunnya, kemudian digunakan sebagai dasar
memilah dan memilih batuan mana yang menghasilkan bahan galian felspar, tipe, dan
peruntukannya.

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI


Geologi
Daerah Banjarnegara selatan secara geologi (Gambar 1), disusun oleh satuan batuan tektonit,
yang secara tidak selaras ditutupi oleh batuan sedimen dan volkanik Tersier-Kuarter dan aluvial.
Satuan batuan tektonit yaitu batuan-batuan yang terbentuk dan terletakkan oleh proses tektonik.
Batuan tektonit ini mempunyai karakter khas yaitu berupa percampuran keratan atau bongkah dari
berbagai jenis batuan yang terbreksikan, termetamorfosakan dan tergeruskan. Satuan batuan
tektonit yang tersingkap di daerah Banjarnegara selatan adalah satuan batuan terkersikkan (KTm),
satuan batuan Grewake (KTs), dan satuan batuan melange Luk Ulo (KTl) (Condon, dkk., 1996).
Batuan Terkersikan (KTm): Kepingan batuan sedimen dan gunungapi terubah, granit, porfir
plagioklas-kuarsa, gabro, amfibolit, serpentinit dan tuf, terbreksikan, tercampur aduk secara
tektonika dan tersesarkan secara massa di atas batuan sedimen berumur Kapur. Sebagian granit dan
kuarsa porfir diduga berasal dari batuan beku dan sebagian lagi berasal dari tuf terkersikkan dan
batuan sedimen yang terkena metamorfosa.
Grewake (KTs), berumur Kapur Akhir–Paleosen terusun oleh grewake dan konglomerat
aneka bahan. Grewake terdapat sebagai bongkah atau kepungan tektonik, berbutir halus-kasar,
kelabu tua kehijauan, perlapisan bersusun, disusun oleh kuarsa, felspar, kalsit, gelas dan kepingan
batuan, setempat berbentuk “boudin”, di banyak tempat merupakan kepingan dalam matriks yang
menyerpih. Satuan batuan ini diendapkan dalam palung yang mengalami penurunan cepat, bersama
dengan batulempung hitam, batulanau, dan batulumpur sebagai sedimen turbidit.
Basa dan Ultrabasa (Ktog) berumur Umur Kapur Awal, disusun oleh gabro, amfibolit, basal
dan serpentinit. Gabro berwarna hijau muda, tersingkap di antara napal. Terdapat sebagai bahan
kepungan tektonik di dalam Kompleks Luk Ulo. Basal berupa lava bantal, yang telah mengalami
ubahan, diduga jenis toleit. Berbatasan dengan basal, umumnya berupa sedimen tufan dan tuf.
Serpentinit sebagai sisipan di dalam gabro dan basal, terdapat bersentuhan dengan sekis, atau
berbentuk lensa, terbreksikan dan tergerus kuat. Kompleks Luk Ulo (KTl) berumur Kapur Akhir –
Paleosen, berupa batuan bancuh, terdiri dari berbagai bongkahan yang tercampur secara tektonik
dalam matriks serpih dan batulanau kelabu gelap yang terkoyakkan. Ukuran bongkah tak seragam,
dan terususun dari basal, rijang hitam dan merah, batuan basa dan ultrabasa (Kog), sekis dan filit
(Km), grewake (KTS), granit tuf terkersikan, batugamping merah dan kelabu. Umumnya
bongkahan berbentuk lonjong. Setiap batas litologi merupakan sentuh tektonik. Rijang, terdapat
memanjang searah perlapisan, berselingan dengan batulempung merah, terlipat kuat. Di beberapa
tempat terlihat tanda-tanda pelongsoran. Batugamping merah mengandung radiolaria yang berumur
Kapur. Batugamping merah dan rijang mungkin terendapkan secara biogen di lingkungan laut
dalam. Basal umumnya menjemari dengan rijang, dan terdapat sebagai kepungan tektonik. Granit
dan kuarsa porfir diduga berasal dari batuan beku. Di bagian yang dikuasai matriks, bongkahan
membentuk struktur seperti ikan (fish structure). Ke arah utara, matriks lebih menonjol.

Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012 99


ISBN: 978-979-8636-19-6

Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian di Kabupaten Banjarnegara bagian Selatan. Atas merujuk peta wilayah dari
Bappeda Banjarnegara dan bawah peta geologi dari Pusat Survey Geologi Bandung.

Secara tektonika, daerah Banjarnegara berada dalam busur gunungapi Sunda dan dalam zona
pegunungan serayu. Busur gunungapi Sunda secara tektonik termasuk ke dalam busur magmatis,
akibat proses subduksi kerak samudera India ke bawah kerak benua Eurasia (Hamilton, 1979 ;
Hall, 2002). Terdapat tiga pola kelurusan struktur di Jawa Barat yaitu : Timurlaut–Baratdaya (Pola
Meratus Mesozoik), Utara Baratlaut–Selatan Tenggara (Pola Sunda, Tersier Paleogen), dan Barat–
Timur (pola Jawa, Tersier Neogen-Kuarter) (Pulunggono dan Martodjojo, 1994).

100 Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012
ISBN: 978-979-8636-19-6

Bahan Galian Felspar


Di Lokasi Penambangan, bahan galian felspar berwarna putih pucat, keruh, kekuningan
atau kecoklatan, tergantung pengotoran tanah, bersifat lunak dengan beberapa bagian atau fragmen
yang agak keras, bila lembab atau basah berwarna kehijauan atau kebiru-biruan. Di beberapa lokasi
kadang-kadang dijumpai sisipan-sisipan melensa berwarna hitam kebiruan.
Secara mikroskopis, conto dari bagian felspar yang masih agak segar berupa skis mika kuarsa
dengan beberapa terobosan urat kalsit dan kuarsa. Sekis mika bahan felspar ini disusun oleh
muskovit, serisit, mikro kuarsa, felspar dan kalsit. Mineral argilik terdapat mengisi bidang foliasi
dan retakan. Analisis XRD menunjukkan argilik yang terbentuk adalah tipe illit dan kaolinit. Hasil
pengamatan mineralogi di laboratorium disajikan dalam Tabel 1 .
Tabel 1. Kandungan mineralogi bahan galian felspar Banjarnegara

Seri / muskov
No Lokasi Batuan asal
plagioklas

Ampfibol
K felspar
kuarsa

argilit
Kalsit

talk
Illit
Breksi aneka -
1 Kali Tengah 40 20 10 5 3 5 3 8
bahan,
sekis mika kuarsa 45 4 5 30 3 5 - - 10
Sekis mika serisit
2 Bulu Kuning 40 5 3 35 2 3 - 12
kuarsa
Filit illit hitam 10 - - 5 65 5 - - 12
Sekis mika serisit -
3 Wanadri 45 4 8 20 5 5 2 12
kuarsa,
filit serisit kuarsa -
35 4 8 20 3 8 - 10
gampingan
Kebon -
4 Sekis amfibol, 35 10 8 3 - 6 20 5
Dalem
sekis mika kuarsa 45 4 8 20 5 5 2 - 12
Filit illit hitam 22 - - 5 55 5 - - 12
Ultrabasa v - - - - v - 85 v

Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012 101
ISBN: 978-979-8636-19-6

Gambar 2. Singkapan bekas penggalian bahan galian felspar di daerah Grinting Gunung Butak, Desa
Kalitengah berbatuan asal breksi aneka bahan. Kanan, mikrografi sayatan tipis dari bagian
felspar yang relatif keras disusun oleh kuarsa serisit plagioklas, ortoklas dan di terobos oleh urat
halus kalsit (atas : nikol sejajar, bawah : nikol silang)

Gambar 3. Singkapan kupasan penggalian bahan galian felspar di daerah Bulukuning, Desa Kaliajir,
berbatuan asal sekis mika serisit kuarsa. Kanan, mikrografi sayatan tipis dari bagian felspar yang
relatif keras disusun oleh kuarsa serisit muskovit, plagioklas, ortoklas berstruktur foliasi skistos.
(atas : nikol sejajar, bawah : nikol silang)

102 Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012
ISBN: 978-979-8636-19-6

Gambar 4. Singkapan bekas penggalian bahan galian felspar di daerah Petir, Desa Wanadri berbatuan asal
sekis mika kuarsa. Kanan, mikrografi sayatan tipis dari bagian felspar yang relatif keras disusun
oleh kuarsa, serisit / muskovit, plagioklas, ortoklas dan di terobos oleh urat halus kalsit (atas :
nikol sejajar, bawah : nikol silang)

Gambar 5. Singkapan kupasan penggalian bahan galian felspar di daerah Grantang Desa Kebondalem,
berbatuan asal keratan batuan metamorf sekis mika dan genes amfibol. Kanan, mikrografi
sayatan tipis dari bagian felspar yang relatif keras disusun oleh kuarsa amfibol, plagioklas,
ortoklas berstruktur foliasi genes diterobos oleh urat halus kuarsa dan kalsit (atas : nikol sejajar,
bawah : nikol silang)

DISKUSI
Hasil identifikasi mineralogi dari beberapa conto bahan galian felspar yang berbeda batuan
asalnya menunjukkan perbedaan komposisi mineraloginya (Tabel 1). Secara kualitas hampir mirip
variasi mineraloginya akan tetapi secara kuantitas berbeda proporsinya. Batuan asal sekis mika
kuarsa mempunyai komposisi yang didominasi oleh mineral serisit dan kuarsa, sedangkan batuan
asal berupa breksi aneka batuan kristalin di dominasi kuarsa dan felspar. Untuk conto dari
Kebondalem yang berasal dari batuan ultrabasa komposisinya didominasi oleh talk. Adapun conto
dari Bulukuning dan Kebondalem yang berasal dari filit illit hitam mineraloginya didominasi oleh

Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012 103
ISBN: 978-979-8636-19-6

illit. Dengan sangat beragamnya komposisi mineralogi bahan galian felspar ini, peruntukan
penggunaanyapun dapat beragam pula. Berdasarkan varian komponen mineraloginya, bahan galian
felspar dari Banjarnegara selatan ini dapat digunakan dalam berbagai industri keramik. Felspar
yang berasal dari batuan kristalin dan breksi aneka bahan (Gambar 2, dan Tabel 1) mempunyai
kandungan yang didominasi felspar dan kuarsa, baik untuk bodi keramik lantai, tile, dan ornamen.
Felspar yang berasal dari batuan sekis mika (Gambar 3, 4, dan 5 dan Tabel 1) komponen
mineraloginya didominasi oleh serisit yang berstruktur serabut, baik untuk keramik permeabel,
filter dan keramik ringan. Adapun bahan galian felspar yang berasal dari batuan filit hitam
(mineraloginya didominasi oleh illit, baik untuk keramik yang memerlukan energi pembakaran
rendah seperti gerabah. Sedangkan bahan galian yang berasal dari batuan ultrabasa yang
mineraloginya dominan talk dan asbes dapat digunakan sebagai bahan kosmetik dan bahan tahan
api.

KESIMPULAN DAN SARAN


Secara mikroskopis, conto dari bagian felspar yang masih relatif segar dominan berupa skis
mika kuarsa dengan beberapa terobosan urat kalsit dan kuarsa. Sekis mika bahan felspar ini
disusun oleh mika muskovit, serisit, mikro kuarsa, dan kalsit. Mineral argilik terdapat mengisi
bidang foliasi, tepian kristal dan retakan.
Dari tabel proporsi relatif mineral penyusun bahan galian felspar, proporsi dominan
mencerminkan karakter mineralogi bahan galian felspar dan dapat digunakan sebagai dasar dalam
pemanfaatannya.
Adapun perubahan varian jenis keratan bahan asal dapat dikenali dengan pencermatan
perubahan warna, kekerasan, tekstur dan struktur, fenomena ini dapat digunakan untuk medeliniasi
atau melokalisir tipe karakteristik bahan galian felspar.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini adalah bagian dari penelitian model mineralisasi hidrotermal daerah
Banjarnegara yang dibiayai APBN melalui DIPA Puslit Geotek LIPI Tahun Anggaran 2011.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada: Kepala Puslit Geoteknologi-LIPI selaku Kuasa Pengguna Aggaran atas izin dan
pendanaan penelitian DIPA 2011; Ketua BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara beserta Staf dan
Kepala Dinas PSDA ESDM Kabupaten Banjarnegara beserta Staf atas data dan informasi
kewilayahannya; Jakah, A.Md. dan Kuswandi atas bantuan pembuatan preparasi sayatan tipis dan
poles batuan serta analisis XRF.

104 Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012
ISBN: 978-979-8636-19-6

DAFTAR PUSTAKA
Hall R., 2002. Cenozoic Geological and Plate Tectonic Evolution of SE Asia and the SW Pacific:
Computer based Reconstructions, Model and Animations. Journal of Asian Earth Sciences
20, 353-432
Hamilton, W.R., 1979. Tectonic of The Indonesian Region; United State Geological Survey
Profesional Paper 1078, US Government Printing Office.
Pulunggono A., Martodjojo S, 1994. Perubahan Tektonik Paleogen-Neogen Merupakan Peristiwa
Tektonik Terpenting di Jawa, Proc. Geologi dan Geoteknik Pulau Jawa, Yogyakarta, 37-49.
Condon, W.H., Pardyanto, L., Ketner, K.B., Amin, T.C., Gafoer, S., dan Samodra, H., 1996. Peta
Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan, Jawa Tengah, skala 1 : 100.000, edisi ke 2,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI - 2012 105

Anda mungkin juga menyukai