670-Article Text-820-1-10-20190127-Dikonversi
670-Article Text-820-1-10-20190127-Dikonversi
2018
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Jumlah seluruh kasus
TB (Case Notification Rate)/CNR di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015, CNR
tertinggi adalah Kota Kupang yakni 683 kasus, dengan kasus terbanyak terjadi pada jenis
kelamin laki-laki. Salah satu faktor risiko TB paru adalah kebiasaan merokok meliputi status
merokok, usia mulai merokok dan lama merokok. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis
hubungan merokok pada perokok aktif dan pasif dengan kejadian TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Metode penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian
ini berjumlah 31 responden dan diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil analisis
data menggunakan uji chi quare. Hasil analisis data didapatkan variabel bebas yang
berhubungan dengan kejadian TB Paru di Puskesmas Sikumana Kota Kupang secara
signifikan adalah status merokok (P = 0,037, OR = 10,889),usia mulai merokok (P = 0,041,
OR = 21,000), dan lama merokok (P = 0,035, OR = 20,000), sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok pada perokok aktif dan pasif
dengan kejadian TB paru di Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
Kata kunci: Tuberkulosis Paru, Status merokok, Usia Mulai Merokok, Lama Merokok
Universitas
383 Nusa Cendana 383
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Kebiasaan Merokok Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember
2018
berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Tabel 2. Karakteristik Responden menurut
Sikumana, pasien yang berobat di Jenis Kelamin
Puskesmas Sikumana pada bulan Oktober-
November 2017, pasien TB Paru dan No. Jenis Jumlah Persentase
pasien yang berisiko menderita TB paru Kelamin (%)
dan bersedia menjadi responden dengan 1. Laki-laki 22 71
menandatangani lembar informed consent. 2. Perempuan 9 29
Adapun kriteria ekslusi adalah sebagai
Total 31 100
berikut: berdomisili di luar wilayah kerja
Puskesmas Sikumana, pasien yang berobat
Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
di Puskesmas Sikumana bukan pada
bahwa distribusi responden menurut jenis
periode bulan Oktober-November 2017 dan
kelamin terbanyak adalah responden
pasien yang meninggal dunia.
dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 71%.
Metode yang digunakan untuk Karakteristik Responden menurut
memperoleh informasi dari responden Pendidikan
adalah menggunakan rekam medik, kartu
berobat serta wawancara menggunakan Tabel 3. Karakteristik Responden
kuesioner. menurut Pendidikan
Universitas
385 Nusa Cendana 385
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Kebiasaan Merokok Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember
2018
45,2% dengan status perokok pasif. Hasil (0,041) < 0,05, maka dapat disimpulkan
uji chi square yang dilakukan terhadap ada hubungan antara usia mulai merokok
variabel status merokok dengan kejadian dengan kejadian TB Paru di Puskesmas
TB Paru tidak memenuhi syarat karena ada Sikumana Kota Kupang.
sel dengan frekuensi harapan < 5 dan >
20% keseluruhan sel, maka dilanjutkan Tabulasi Silang Lama Merokok dengan
dengan uji Fisher’s exast test diperoleh P = Kejadian TB Paru
0,037 dan nilai estimate menggunakan
Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Tabel 11. Tabulasi Silang Lama
untuk menyatakan OR = 10,889. Hasil Merokok dengan Kejadian
analisis menunjukkan P (0,037) < 0,05, TB Paru
maka dapat disimpulkan ada hubungan
antara status merokok dengan kejadian TB Kejadian TB Paru
Paru di Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Lama Beresiko Penderita
merokok menderita TB TB Paru N %
Paru
n % N %
Tabulasi Silang Usia Mulai Merokok < 15 5 31,3 0 0 5 31,3
dengan Kejadian TB Paru tahun
≥ 15 2 12,5 9 56,2 11 68,7
Tabel 10. Tabulasi Silang Usia Mulai tahun
Merokok dengan Kejadian TB Total 7 43,8 9 56,2 16 100
P = 0,035, OR = 20,000
Paru
Kejadian TB Paru
PEMBAHASAN
Usia Beresiko Penderita TB
mulai menderita TB Paru N %
merokok Paru Hubungan Status Merokok dengan
n % N % Kejadian TB Paru
< 20 6 37,5 2 12,5 8 50
tahun Hasil analisis univariat pada tabel 5,
≥20 1 6,3 7 43,7 8 50 dapat diketahui bahwa distribusi responden
tahun
Total 7 43,8 9 56,2 16 100 berdasarkan kejadian TB Paru paling
P = 0,041, OR = 21,000 banyak adalah responden penderita TB
Paru sebesar 74,2%.
Tabel 10 menjelaskan bahwa
responden yang bersiko menderita TB paru, Hasil analisis bivariat menunjukkan
37,5% dengan usia mulai merokok < 20 P=0,037, karena nilai P < 0,05 maka dapat
tahundan 6,3% dengan usia mulai merokok disimpulkan ada hubungan antara status
≥ 20 tahun. Sedangkan responden yang merokok dengan kejadian TB Paru di
penderita TB Paru, 12,5% dengan usia Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Hasil
mulai merokok < 20 tahun dan 43,7% analisis juga didapat OR = 10,889 yang
dengan usia mulai merokok ≥ 20 tahun. menjelaskan bahwa seseorang dengan
Hasil uji chi square yang dilakukan status sebagai perokok aktif berisiko
terhadap variabel usia mulai merokok menderita TB Paru 10,889 kali lebih besar
dengan kejadian TB Paru tidak memenuhi daripada faktor lain diluar faktor merokok.
syarat karena ada sel dengan frekuensi
harapan < 5 dan > 20% keseluruhan sel, Penelitian ini sejalan dengan
maka dilanjutkan dengan uji Fisher’s exast penelitian yang dilakukan oleh Sarwani,
test diperoleh P = 0,041 dan nilai estimate dkk (2012) yang menyatakan bahwa ada
menggunakan Mantel-Haenszel Common hubungan yang bermakna antara merokok
Odds Ratio untuk menyatakan OR = dengan kejadian TB Paru (P = 0,022).
21,000. Hasil analisis menunjukkan P
Universitas
387 Nusa Cendana 385
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Kebiasaan Merokok Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember
2018
Hubungan Lama Merokok dengan KESIMPULAN
Kejadian TB Paru
1. Ada hubungan antara status merokok
Seseorang yang telah merokok dengan kejadian TB Paru di
bertahun-tahun, akan mengalami dampak Puskesmas Sikumana Kota Kupang
buruk yang ditimbulkan dari asap rokok, (P = 0,037, OR = 10,889).
misalnya keluhan perih di mata, sesak
napas dan batuk. Semakin lama durasi 2. Ada hubungan antara usia mulai
merokok seseorang, semakin besar pula merokok dengan kejadian TB Paru di
kemungkinan terserang penyakit seperti TB Puskesmas Sikumana Kota Kupang
Paru(4). (P= 0,041, OR = 21,000).
Hasil analisis univariat pada tabel 11 3. Ada hubungan antara lama merokok
menjelaskan bahwa responden yang bukan dengan kejadian TB Paru di
penderita TB paru, 31,3% dengan lama Puskesmas Sikumana Kota Kupang
merokok < 15 tahun dan 12,5% dengan (P = 0,035, OR =20,000).
lama merokok ≥ 15 tahun. Sedangkan
responden yang penderita TB Paru, 0% SARAN
dengan lama merokok < 15 tahun dan 1. Bagi tenaga kesehatan disarankan
56,2% dengan lama merokok ≥ 15 tahun. untuk meningkatkan preventif dan
promosi melalui penyuluhan tentang
Hasil analisis bivariat menunjukkan P
faktor risiko kejadian TB Paru
0,035, karena nilai P < 0,05 maka dapat kepada masyarakat setempa tuntuk
disimpulkan ada hubungan antara lama meningkatkan pengetahuan
merokok dengan kejadian TB Paru di masyarakat agar bisa mengurangi
Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Hasil risiko terinfeksi TB Paru.
analisis juga didapat OR = 20,000 yang
menjelaskan bahwa seseorang yang lama 2. Memperluas penelitian tentang faktor
merokok ≥ 15 tahun berisiko menderita TB risiko TB Paru selain status merokok,
Paru 20,000 kali lebih besar daripada faktor usia mulai merokok, lama merokok
lain terkait dengan perilaku merokok. Hasil seperti jenis kelamin, Indeks Masa
penelitian ini sejalan dengan penelitian Tubuh (IMT), kontak langsung
yang dilakukan oleh Romlah (2015) yang dengan penderita TB Paru, kepadatan
menyatakan bahwa durasi merokok pada hunian rumah, kebiasaan membuang
sebagian besar responden adalah ≥ 15 ludah, jenis rokok, jumlah rokok yang
tahun. dihisap serta meningkatkan
kedalaman analisis ke tahap yang
Terdapat hubungan antara lama lebih tinggi seperti ke tahap analisis
merokok dengan TB Paru dikarenakan multivariat.
responden yang lama merokok ≥ 15 tahun
lebih banyak yang menderita TB paru 3. Bagi masyarakat disarankan agar
dibandingkan dengan yang tidak menderita meningkatkan pengetahuan tentang
TB Paru. Hal ini sesuai dengan teori yang risiko terjadinya TB Paru sehingga
menyatakan bahwa semakin lama durasi bisa lebih dini melakukan
merokok seseorang, semakin besar pula pencegahan terhadap kejadian TB
kemungkinan terserang penyakit seperti TB Paru.
Paru(4).
5. Badan Penelitian dan Pengembangan 12. Manulu Sahap P Helper SB. Aspek
Kesehatan Republik Indonesia. Riset Pengetahuan Sikap Dan Perilaku
Kesehatan Dasar. 2013. Masyarakat kaitannya dengan
Tuberkulosis [internet].2011 [cited
6. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa 2014 Apr 10].
Tenggara. Profil Kesehatan Provinsi
Nusa Tenggara Timur. 2012. 13. Jianiming Wang, Yang Fei,
Hongbing Shen BX. Gender
7. Dinas Kesehatan Kabupaten Ende. difference in knowledge of
Profil Kesehatan Kabupaten Ende. tuberculosis and associated health-
2013. care seeking behaviors:a cross
sectional study in a rural area of
8. Pertiwi Nurul Rikha, Waryanto Arie China [internet]. 2008 [cited 2014
SD. Hubungan Antara Karakteristik Apr 20].
Individu, Praktek Hygiene dan
Sanitasi Lingkuan dengan Kejadian 14. Wijaya AA. Merokok dan
Tuberkulosis Paru di Kecamatan Tuberkulosis [internet]. Jurnal
Semarang Utara Tahun 2011. J Tuberkulosis Indonesia.2012 [cited
Kesehat Masy [Internet]. 2012;1. 2014 Jan 20].
9. Kaona AD Frederick, Tuba Mary, 15. Awaisu Ahmed, Muhamed Haniki
Siziya Seter SL. An assessment of Nik Muhamad, Aziz Abd Noorizan,
factors contributing to treatment
Sulaiman Syed Azhar Syed NMN,
adherence and knowledge of TB
Noorliza, Muttalif Razak Abdul
transmission among patients on TB
MAA. Tobacco use prevalence,
treatment [Internet]. 2004 [cited 2014
knowledge, and attitudes among
Apr 16].
newly diagnosed tuberculosis patients
10. Teixeira Guimaraes Eleny, Menzies in Penang State .
Dick, Cunnah Jose Ledo Alves
Universitas
389 Nusa Cendana 389
385
Universitas Nusa Cendana
Hubungan Kebiasaan Merokok Cendana Medical Journal, Volume 15, Nomor 3, Desember
2018