Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TEBAR GEOGRAFI

Yang Di laksanakan

DI

Ta’Deang , Desa Samangki , Kab.Maros

Pada Tanggal :

27-29 Oktober 2017

Di Susun Oleh :

Nama : Ariyadi

NIM : 1715042018

Prodi : Pend. Geografi B

Kelompok 10

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa,karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil Temu
Akbar Geografi (TEBAR GEO) dengan baik tanpa halangan apapun. Tak lupa
pula kami ucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini,baik dalam bentuk tenaga maupun dalam
bentuk materi.
Pembuatan laporan ini merupakan salah satu tugas mahasiswa baru 2017
jurusan geografi setelah melaksanakan suatu kegiatan. Laporan ini dibuat setelah
melaksanakan kegiatan TEBAR Geografi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di
Ta’deang,Desa semangki- Kab. Maros. Banyak hal yang kami peroleh setelah
melaksanakan kegiatan tersebut. Hal-hal yang kami peroleh tersebut dapat kami
jadikan bahan dalam menyusun laporan ini. Jadi laporan ini didasarkan atas
pengalaman dan hal-hal yang kami alami selama melakukan kegiatan TEBAR
GEO di Ta’deang Kab. Maros.

Dibutuhkan kerja sama untuk menyusun laporan ini. Kerja sama juga
dibutuhkan dalam menentukan kelancaran suatu kegiatan. Oleh karena itu kami
berusaha menggalang kerja sama dengan semua pihak untuk kelancaran dan
keberhasilan pembuatan laporan ini. Selain itu, kami juga mendapat beberapa
kendala saat berada di objek maupun pada waktu penyusunan laporan. Tetapi
kami terus berusaha untuk menghadapi segala rintangan dan kendala yang ada.

Selain itu, kami juga mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
dapat kami jadikan koreksi dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik mungkin sehingga akan
memperoleh hasil yang memuaskan dan sesuai keinginan.

Makassar , 13 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR....................................................................................I
DAFTAR ISI...................................................................................................II
HALAMAN PENGESAHAN
BAB1: PENDAHULUAN.1
a) Latar belakang
b) Tujuan
c) Manfaat
BABll :
TINJAUAN PUSTAKA
BAB lll : METODE PENGUMPULAN DATA
a) Waktu dan tempat
b) Perlengkapan
c) Teknik pengambilan data
BAB lV : HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Hasil pengamatan
b) Pembahasan
BAB V : PENUTUP
a) Kesimpulan
b) Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: Peta lokasi TEBAR yang sudah diploting peta jalur Hiking.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap TEBAR GEOGRAFI disusun oleh:


Nama : Ariyadi
NIM : 1715042018
Prodi : Pendidikan Geografi (B)
Kelompok : 10
Telah diperiksa dengan saksama dari pendamping dan Koordinator Lapangan,
maka dinyatakan………………………….
Makassar, November 2017

Koordinator lapangan: Pendamping

OZWAR ILHAM Ardy Zikrullah. A


Nim: 1215141018 Nim: 1615040008

Ketua HMJ Geografi

ALIEF SAPUTRO
NIM.1515040002
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Didalam kehidupan ini manusia tidak lepas dari pengaruh lingkungan alam.
Sebagaimana pengertian geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena-fenomena geosfer, maka untuk lebih mengenal kondisi lapangan
seorang geographer, maka diadakanlah kegiatan Temu Akbar Geografi(TEBAR).
Pada kegiatan TEBAR membahas tentang berbagai fenomena yang ada
dilokasi salah satunya adalah ornamen gua seperti stalagtit, stalagmite, korden,
pilar dan masih banyak lagi. Kegiatan yang dilakukan lainnya adalah caving dan
hiking, dimana dalam kegiatan ini kami mendapatkan banyak ilmu dan
pengetahuan yang belum kita dapat sebelumnya. Berbagai macam fenoma yang
dapat kita temui dan dilihat secara nyata adalah pengalaman yang amat luar biasa.
Dengan diadakannya kegiatan TEBAR diharapkan agar kita lebih mengetahui
bagaiman proses terbentuknya fenomena yanga ada di alam serta kandungan apa
saja yang menyusunnya. Diharapkan kita juga mampu menggambarkan fenomena
tersebut karena hal ini penting bagi seorang geograf.
Setelah melakukan kegiatan TEBAR dialam secara langsung diharapkan
kesadaran kita sekarang mulai ditingkatkan, kita harus lebih menjaga alam agar
keindahan dan keunikannya tetap terjaga. Sampai pada anak cucu kita kelak bisa
menyaksikan fenoma tersebut. Dengan adanya temu akbar geografi kami banyak
mengetahui beberapa hal dan tanpa adanya temu akba rgeografi ini kami belum
bisa melakukan Caving atau yang biasa disebut penelusuran gua dan Hiking
(mendaki).
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang hendak di capai sehubungan dengan penelitian ini adalah untuk
melatih fisik dan mental serta menanamkan pengetahuan-pengetahuan ke
geografian mahasiswa baru geografi UNM 2017.
C. MANFAAT
Manfaat yang dapat di peroleh dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah
menambah pengalaman belajar, mengkaji berbagai literature dan
menghubungkannya dengan kondisi rill di lapangan serta membiasakan diri
mengembangkan kreativitas dan inovasi pembelajaran dalam bidang
penelitian. Serta dapat memberikan kami banyak ilmu, informasi, dan dapat
menambah wawasan kami lebih luas lagi mengenai fenomena-fenomena alam
maupun ornamen-ornamen yang belum pernah kita temukan sebelumnya dan
dapat melihatnya secara langsung. Sehingga kami bisa mengetahui banyak hal
dari diadakannya temu akbar geografi tersebut. Serta dapat mempererat
silaturahmi antara junior dan senior, dan dapat saling mengenal satu sama lain
dengan peserta lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Geo (Bumi) dan graphein (tulisan
atau penggambaran). Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi
serta persamaan dan perbedaan(variasi) keruangan atas fenomena fisik dan
manusia diatas permukaan bumi. Didalam kehidupan ini manusia tidak lepas dari
pengaruh lingkungan alam.
Topografi kars adalah suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan
litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas,
penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan
meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air
yang besar.
Batuan karbonat merupakan batuan yang penyusun utamanya mineral
karbonat. Secara umum, batuan karbonat dikenal sebagai batu gamping, walaupun
sebenarnya terdapat jenis yang lain yaitu dolostone. Hal tersebut dikarenakan
batuan karbonat dibentuk oleh zat organik yang umumnya subur di daerah yang
masih mendapat sinar matahari, kaya akan nutrisi, dan lain – lain Karena faktor
yang mempengaruhi pembentukan batuan karbonat bermacam-macam
menyebabkan bentang alam yang dibentuk oleh batuan karbonat juga beraneka
ragam. Batuan karbonat, khususnya batugamping, memiliki sifat mudah larut
dalam air. Hal ini dapat dijumpai terutama pada batugamping yang berkadar CO2
tinggi. Pelarutan tersebut akan menghasilkan bentukan-bentukan yang khas yang
tidak dapat dijumpai pada batuan jenis lain. Gejala pelarutan ini merupakan awal
proses karstifikasi. Morfologi yang dihasilkan oleh batuan karbonat yang
mengalami karstifikasi dikenal dengan sebutan bentang alam kars.
Bentuk topografi bentang alam ini khas, seperti doline, sinkhole, karst window,
tower karts, terarosa, pepino hill, uvala, natural bridge, gua, dll
Gua adalah suatu lubang ditanah atau dibatuan atau digunung yang terbentuk
secara ilmiah. Selain dari itu, gua juga disebut sebagai suatu bentukan alam yang
umumnya terjadi akibat adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Jadi,
bentukan-bentukan seperti gua yang dibuat manusia sebenarnya tidak dapat
dikelompokkan sebagai gua, tapi lebih tepat sebagai suatu terowongan. Gua
memiliki ciri khas dalam mengatur suhu udara di dalamnya, yaitu pada saat udara
diluar panas maka udara didalam gua akan terasa sejuk, begitu juga sebaliknya.
Sifat tersebut menyebabkan gua dipergunakan tempat berlindung .Jenis gua di
Indonesia kebanyakan batuan gamping atau karst.Proses terbentuknya gua yaitu
dari seluruh proses kejadian terbentuknya gua, yang paling luas dan intensif
adalah gua-gua yang terbentuk pada formasi batu gamping yang umumnya
kemudian berkembang menjadi suatu bentang alam khas yang dikenal sebagai
bentang alam karst. Hampir semua gua yang ada dibentuk dari karst dipakai untuk
suatu kawasan batu gamping (limestone) yang telah mengalami pelarutan
sehingga menimbulkan relief dan pola pengaliran yang khas. Hal ini dicirikan
dengan adanya proses geokimia dan kehadiran atmosfer, biosfer, dan hidrosfer.
Penyusuran gua pertama kali dilakukan oleh John Beaumont seorang ahli bedah
dari Somerset, England pada tahun 1674. Namun penyusuran tersebut tidak
dilandasi oleh tujuan yang jelas, sehingga pelaksanaannya kurang matang (Modul
Geografi,2017).
Stalagtit. Stalagtit itu tumbuh dari atap sebuah gua menuju ke bawah yang
terbentuk karena adanya rekahan kecil pada tubuh batu gamping yang
memungkinkan terjadinya tetesan air yang mengandung larutan kalsium karbonat.
Di saat itu terjadilah presipitasi sehingga terlepaslah karbondioksida dan terbentuk
endapan bening yang disebut mineral kalsit.(anonym 2017)

Stalagmit. Stalagmit akan mengeluarkan tetesan air. Tetesan yang berlebih


dalam kurun waktu ribuan tahun akan terakumulasi ke lantai dan membentuk
dekorasi tersendiri. Dekorasi yang terbentuk dari tetesan stalagtit inilah yang
disebut dengan stalagmit.

Coloumn atau pilar. Pilar bisa terbentuk bila stalagmit dan stalgatit bersatu
membentuk sebuah dekorasi tersendiri.
Faktor yang mempengaruhi bentang alam kars
A. Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :
1. Ketebalan batu gamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu
gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan
membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst
sebelum habis terlarutkan. Namun yang paling baik adalah batuan yang masif,
karena pada batu gamping berlapis biasanya terdapat lempung yang
terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi
air untuk menembus seluruh lapisan.
2. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan.
Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses
karstifikasi akan semakin intensif.
3. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah zona lemah yang mudah
mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan,
proses pelarutan berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses karstifikasi
adalah kekar berpasangan (kekar gerus)
Faktor Kimiawi
1. Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan
sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit.
2. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya
adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung
asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang
bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik
untuk melarutkan batugamping.
Faktor Biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup
batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke
zona anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan
melarutkannya juga meningkat.
B. Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang
mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut
(batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar
batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik,
sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.
Sebagian besar kawasan kars di Indonesia tersusun oleh batuan karbonat, dan
hampir tidak ada yang tersusun oleh batuan lain seperti gipsum, batu garam,
maupun batuan evaporit. Hampir di setiap pulau di Indonesia memiliki batuan
karbonat, tapi tidak semuanya terkartsifikasi menjadi kawasan kars. Kars di
indonesia tersebar di sebagian besar pulau-pulau di Indonesia, namun demikian
tidak semuanya berkembang dengan baik. Balazs (1968).
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. WAKTU DAN TEMPAT

Adapun waktu pelaksanaan kegiatan Temu Akbar Geografi yaitu pada :


Hari/Tanggal : Jumat-Minggu/ tanggal 27- 29 okober 2017
Tempat : Ta’deang, Desa Semangki. Kab. Maros

B. PERLENGKAPAN
Perlengkapan yang saya gunakan dalam kegiatan ini terdiri dari perlengkapan
kelompok dan perlengkapan individu serta perlengkapan angkatan
 Perlengkapan kelompok :

1. Tenda coto 6x8 m


2. Gula merah
3. Tikar
4. Bambu 10 m 3 batang
5. pisau lapangan
6. 2 Jergen 5 L
7. Galon 2
Perlengkapan individu :

1. Helm kiwi 8. Slayer hijau


2. Headlamp 9. Alat mandi
3. P3K 10. Topi rimba
4. Alat tulis menulis 11. Alat makan
5. Pakaian 12. Alat Sholat
6. Alat Navigasi 13. Gula merah
7. Snack 14. Ponco
15. Ransum (Bera 2L Dan Telur,Mie 5)
Perlengkapan angkatan :
1. Tali webbing 16m

C. TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Metode observasi, dengan melakukan pengamatan katan secara langsung ke


lapangan, dengan melihat secara langsung semua bentuk fenomena geografi.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu
proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
1. CAVING
Gua adalah sebuah lubang tanah atau batuan di gunung yang terbentuk secara
alami, selain itu gua juga di sebut suatu bentuk alam yang umumnya terjadi akibat
suatu proses alam yang melubangi batuan. proses terbentuknya gua yaitu, batu
kapur terbentuk dari batu kapur yang larut oleh air hujan, sehingga banyak
retakan-retakan horizontal maupun vertical, dan ketika air masuk ke celah-celah
tersebut makin lama makin membesar, sehingga timbullah lorong vertical bahkan
horizontal yang lama-kelamaan akan membentuk gua.
Hasil pengamatan di dalam gua:
1. Stalaktif di atap-atap gua
2. Stalakmit di lantai gua
3. Column/pilar
4. Drapery/ korden
5. Dolina
6. Sungai bawah tanah
B. HIKING
Gunung atau pegunggungan adalah sebuah bukit dengan ketingan lebih dari
300m di atas permukaan laut, di daerah maros terdapat pegunungan kars yang
sangat luas, proses terbentuknya yaitu karna adanya proses denudasional (
penelanjangan) muka bumi oleh air hujan, angin,organism hidup, waktu dan
lainya, sehingga terbentuklah pegunungan kars yang terdiri atas batuan gamping ,
yang memiliki sifat mudah larut oleh air sehingga pada saat musim penghujan
ketinggian pegunungan kars dapat berkurang.
Hasil pengamatan di pegunungan
1. Ponor
2. Dolina
3. Batu gamping
4.Gua Vertical
5. Horst dan graben
6. Batu vulkanik
B. PEMBAHASAN

1. CAVING

a. Stalaktit (bahasa Yunani: σταλάσσω, stalasso, artinya "yang menetes") adalah


jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-
langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (bahasa Inggris: dripstone).
Stalaktit dari jenis yang disebut "sedotan soda", di gua Choranche,
Vercors, Perancis.
Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang
terendapkan pada larutan air bermineral. Batu kapur adalah batuan kalsium
karbonat, yang dilarutkan oleh air yang mengandung karbon dioksida, sehingga
membentuk larutan kalsium bikarbonat.
Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium
karbonat(CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal
endapan yang membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini
adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu gamping
b. Stalakmit merupakan kerucut karang kapur yang muncul dari
bawah. Stalakmit pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil
tetesan air dari atas langit-langit gua.
c. Pilar, Dalam pertumbuhan stalaktit ini terjadi suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan melalui tetesan air yang banyak mengandung mineral. Tetesan ini
membantu proses pertumbuhan stalakmit dibawahnya. Dengan berlangsungnya
kejadian ini yang relatif lama maka kedua bentukan ini akan menjadi kolom.
Kolom ini terjadi karena stslakmit dan stalaktit bersatu dan membentuk sebuah
pilar.
d. Tirai terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang
pada langit-langit yang miring hingga membentuk endapan berbentuk lembaran
tipis vertical
e. Dolina atau susupan yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai
dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan
meter dan mempunyai bentuk bundar, lonjong dan tak beraturan. Beberapa dolina
merupakan cekungan berumput lembut, yang lainnya adalah berbatu tebing
dibatasi cekungan. Ada yang dibuat oleh solusi langsung dari zona permukaan
kapur, (Solution Dolines), dan mereka dibentuk oleh runtuhnya atap gua,
(Collapse Dolines).
f. Sungai bawah tanah adalah sungai yang mengalir sebagian atau seluruhnya di
bawah tanah, dengan kata lain permukaan air dan tepi sungai tidak terekspos
cahaya matahari.. Sungai bawah tanah tidak sama dengan air tanah dan akuifer di
mana air mengalir namun tidak seperti sungai melainkan melalui retakan kecil
bebatuan dan pori-pori tanah.

2. HIKING
a. Gua vertical. gua vertikal tersebut merupakan hasil dari batu kapur yang terdiri
atas kalsium karbonat yang mudah larut dalam air sehingga air hujan dapat proses
terbentuknya gua terseebut."Bukit-bukit kapur yang terangkat itu lalu ditimpa air
hujan. Air hujan yang tertangkap oleh tetumbuhan meresap ke dalam melalui
celah-celah, melarutkan batu kapur, membentuk rongga, celah dan membesar
menjadi ceruk, lalu menjadi gua,"
b. Dolina atau susupan yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai
dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan
meter dan mempunyai bentuk bundar, lonjong dan tak beraturan. Beberapa dolina
merupakan cekungan berumput lembut, yang lainnya adalah berbatu tebing
dibatasi cekungan. Ada yang dibuat oleh solusi langsung dari zona permukaan
kapur, (Solution Dolines), dan mereka dibentuk oleh runtuhnya atap gua,
(Collapse Dolines).
c. Batu gamping Pembentukan batu gamping terjadi secara organik, mekanik
atau secara kimia.
Organik : pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera,
koral/kerang
Mekanik : bahanya sama dengan organik yg berbeda hanya terjadinya
perombakan dari batu gamping tersebut yg kemudian terbawa arus dan
diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat semula
Kimia : terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam
air laut atau air tawar
d. Ponor, adalah lubang-lubang yang terdapat pada batuan, yang terjadi karena
masuknya air di celah-celah batuan yang mengisi lubang-lubang batuan.
e. Horst adalah bagian atau segmen dari patahan yang menonjol ke atas, sedangkan
graben adalah segmen yang turun ke bawah.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gua merupakan bentukan alami yang tidak biasa terlepas atau berdiri sendiri
dari linkungannya. Menurut IUS (International Union of Speleology), cave atau
gua yaitu setiap ruang bawah tanah yang berbentuk lorong-lorong yang dapat
ditelusuri/ dimasuki manusia. Oleh karena itu caving adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh manusia terhadap gua dan lingkungannya. Gua adalah ruang
bawah tanah alami yang cukup besar bagi manusia. Gua merupakan rongga alami
yang memiliki keadaan yang gelap serta lembab. Kata gua juga mencakup ruang
yang lebih kecil seperti tempat penampungan batu, gua laut, dan gua-gua. Ilmu
pengetahuan gua adalah ilmu eksplorasi dan studi dari semua aspek gua dan
lingkungan yang mengelilingi gua-gua.
Daerah kars adalah daerah kapur yang banyak tersusun dari batu gamping, sifat
lahan kars yaitu sangatlah mudah larut oleh air terutama air hujan, karna air hujan
mengandung zat asam yang tinggi, sehingga pada saat musim penghujan tinggi
daerah kars dapat berkurang, di daerah kars juga terdapat dolina, dolina yaitu
daerah pada bentang lahan kars yang berbentuk corong ke bawah, terjadi karna
proses pelarutan kapur oleh air hujan.

B. SARAN

. Panitia
Saran saya kepada seluruh panitia penyelenggara kegiatan Temu Akbar geografi 2017
yaitu,semoga kegiatan ini dilaksanakan dengan lebih baik lagi kedepannya dan saya
ucapakan terimakasih kepada seluruh alumni, panitia atau pun pendamping yang
telah mengajari dan membimbing selama kegiatan berlangsung. Sehingga saya
mengetahui banyak hal tentang geografi dan tak lupa juga saya ucapkan terimakasih
semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
. Diri sendiri
Tak akan pernah bisa saya lupakan. Saya harus menjadi pribadi yang lebih baik dan
lebih menghargai kebersamaan dan arti penting lingkungan bagi kehidupan kita, dan
bagaimana saya bisa menghargai betapa pentingnya setetes air di lahan yang kering .
dan terimakasih untuk semua teman-teman yang telah berjuang bersama saya . ini
adalah pengalaman yang akan merubah kepribadian saya di masa yang akan dating.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014.Materi Karst.(http://www.wikipedia.org). Diakses pada hari Senin, 5


November 2017.
Anonim.2014.LingkunganGua.http://cavefauna.wordpress.com/biospeleology/Lin
gkungan-gua/.diakses pada tanggal 5 November 2017.
Anonym,2010.caving.http://makupella.wordpress.com/tentang-
makupella/about/caving/. Diakses pada tanggal 5 November 2017
Nonno Sutarno, 2011.Misteri Gua.Makassar : PT Samudra’15
LAMPIRAN:

Peta lokasi TEBAR GEO yang diploting peta jalur Hiking.

Anda mungkin juga menyukai