Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN
KETERAMPILAN DASAR MENYUSUN ANGGARAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Juwilda
NIM : 181500841
Jurusan : Tarbiyah
Prodi : Manajemen Pendidikan Islam
Semester: III (Tiga)
Dosen Pengampu: Suci wahyuni M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )


JAMI’ATUT TARBIYAH – LHOKSUKON
ACEH UTARA – NANGGROE ACEH DARUSSALAM
TAHUN AKADEMIK 2019 - 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan judul KETERAMPILAN DASAR MENYUSUN
ANGGARAN. Shalawat beriring salam kita ucapkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW.
Saya ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan
ilmu pengetahuannya kepada kami menjadi mahasiswa berilmu pengetahuan tinggi.
Saya selaku penulis sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dn saran yang bersifat
membangun dan sangat berguna bagi kesempurnaan tugas ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Aceh Utara, 3 Oktober 2019

Juwilda

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sumber dana keuangan sekolah………………....................................... 3


B. Komponen pembiayaan sekolah………………. ………………………. 5
C. Mekanisme penyusunan RABS............................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................... 11
B. Saran………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..……12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat


komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata
laksana Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan
Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya
operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan
sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan
keempatnya harus sinergis, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya
dari hubungan “simbiosis mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan
akan pendidikan demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang
optimal semata-mata demi kebutuhan anak didik.

Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi
sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan.
Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan
kegiatan sekolah. Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik
dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga
lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang
professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah
dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya
yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya. Adanya keragaman ini
bergantung kepada besar kecilnya tiap sekolah, letak sekolah dan julukan sekolah.
Pada sekolah-sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong
rendah, pengelolaan keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-
sekolah biasa yang daya dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar,

1
tentu saja pengelolaan keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan
ini dilakukan karena sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang
semakin banyak dituntut oleh masyarakatnya.

Dilatar belakangi oleh permasalahan tersebut di atas, penulis menyusun


sebuah makalah yang membahas tentang pengelolaan anggaran pendapatan dan
belanja sekolah,

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dan


diungkapkan dalam makalah ini adalah :

a. Darimanakah sumber-sumber dana keuangan sekolah?

b. Bagaimana komponen pembiayaan sekolah?

c. Bagaimana mekanisme penyusunan RAPBS?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui darimana sumber-sumber dana keuangan sekolah itu


didapatkan.

b. Untuk mengetahui komponen pembiayaan sekolah.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara penyusunan RAPBS.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber-sumber dana keuangan sekolah

1. Dana dari Pemerintah

Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar
Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap tahun
ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam
DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran
dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan
Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan
dana rutin (DIK) harus benar-benar sesuai dengan mata anggara tersebut.

Selain DIK, pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional


Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional sekolah.

2. Dana dari Orang Tua Siswa

Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran Komite. Besarnya
sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat
Komite sekolah. Pada umumnya dana Komite terdiri atas :

a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua
setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah.

b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu
kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur).

3
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang
dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela tanpa suatu
ikatan apapun.

3. Dana dari Masyarakat

Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari
anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan
pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan
wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan
pendidikan.Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik swasta

4. Dana dari Alumni

Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu sekolah tidak
selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar).
Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan
sukarela yang tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut
mendukung kelancaran kegiatankegiatan demi kemajuan dan pengembangan sekolah.
Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun
melalui acara reuni atau lustrum sekolah.

5. Dana dari Peserta Kegiatan

Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati
pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstra kurikuler, seperti pelatihan
komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan lainnya.

6. Dana dari Kegiatan Kewirausaha Sekolah

Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan


dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang

4
pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi,
kantin sekolah, bazaar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.1

B. Komponen Pembiayaan Sekolah

Konsep biaya pendidikan sifatnya lebih kompleks dari keuntungan, karens


komponen biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan
hanya berbentuk uang dan rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan
(opportunity cost). Biaya kesempatan ini sering disebut “income forgone” yaitu
potensi pendaptan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau mengikuti
study. Contoh, seorang lulusan SMP yang diterima untuk melanjutkan pendidikan
SMU, jika ia bekerja tentu memperoleh penghasilan dan jika ia melanjutkan besarnya
pendapatan (upah atau gaji) selama tiga tahun belajar di SMU harus diperhitungkan.
Oleh karena itu biaaya pendidikan akan terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak
langsung atau biaya kesempatan2

Komponen-komponen biaya sekolah meliputi komponen untuk :

1. Peningkatan kegiatan belajar mengajar,

2. Pemeliharan dan penggantian sarana dan prasarana pendidikan,

3. Peningkatan pembinaan kegiatan siswa,

4. Kesejahteraan,

5. Rumah tangga sekolah,

6. Biaya pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan peloporan.

1
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Rosda Karya, Bandung, cet ke-1,
2000, hal.23
2
Supriadi Dedi, Prof. Dr, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung; 2004

5
Komponen-komponen biaya pendidikan yang memberikan kontribusi terhadap
kualitas dan optimalisasi proses belajar mengajar PBM adalah :

1. Pembinaan tenaga kependidikan,

2. Pengadaan alat-alat belajar,

3. Pengadaan bahan belajar,

4. Perawatan.

5. Sarana kelas,

6. Sarana sekolah,

7. Pembinaan siswa,

8. Pengelolaan sekolah,

Komponen-komponen utama manajemen kauangan yang mendukung


terlaksananya optimalisasi komponen biaya pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur anggaran,

2. Prosedur akuntansi kauangan,

3. Pembalajaran pergudangan dan pendistribusian,

4. Prosedur investasi,

5. Prosedur pemeriksaan.

6
C. Mekanisme Penyusunan RAPBS

1. Prinsip penyusunan RAPBS

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus


berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan bagian dari rencana
operasional tahunan. RAPBS meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran,
materi kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan,
buku, meja dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala sekolah,
guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah. RAPBS perlu disusun pada
setiap tahun ajaran sekolah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa
memenuhi kebutuhan sekolah secara optimal meliputi3

Prinsip-prinsip penyusunan RAPBS

1. RAPB Sharus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid


secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan.

2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di
tempat terbuka di sekolah.

3. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksamamemprioritaskan


pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah4

2. Langkah-langkah penyusunan RAPBS

3
Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 257.
4
Baharuddin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: UIN Maliki Press,
2010), h. 89

7
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan
pengeluaran harus berimbang diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus.
Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid
dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan
perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah
pertanggung jawaban keuangan5

Penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan

b. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya

c. Menentukan program kerja dan rincian program

d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program

e. Menghitung dana yang dibutuhkan

f. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite


sekolah,makaselanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (APBS). Pada setiapanggaran yangdisusun perlu dijelaskan apakah rencana
anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau kelanjutan atas kegiatan

5
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 124

8
yang telah dilaksanakan dalam priode sebelumnya dengan menyebut sumber dana
yang sebelumnya6

Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di lingkungan


sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi sebagai berikut :

a. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab,


rsencana baru atau lanjutan.

b. Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program

c. Informasi kebutuhan: barang/ jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan

d. Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan untuk seluruh
volume kebutuhan

e. Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program,


program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan

f. Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang mendukung
pembiayaan program.

Dalam setiap anggaran yang disusun untuk kegiatan-kegiatan di lingkungan


sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi sebagai berikut:

a. Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan, penanggung jawab,


rsencana baru atau lanjutan.

b. Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program

c. Informasi kebutuhan: barang/ jasa yang dibutuhkan, volume kebutuhan

6
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 124

9
d. Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan untuk seluruh
volume kebutuhan

e. Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian program,


program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk seluruh rencana kegiatan

f. Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana yang mendukung
pembiayaan program.

Di dalam pembuatan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS)


melibakan beberapa unsur diantaranya7 :

a. Pihak sekolah

b. Orang tua murid dalam wadah Komite Sekolah

c. Dinas Pendidikan Kota

d. Pemerintah kota.

7
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 127

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem
pengelolaan yang baik, tetapi sistem yang efektif kurang dilaksanakan. Ketidak
disiplinan dalam penggunaan anggaran, serta pemimpin yang boros selalu menjadi
fenomena tersendiri. Untuk itu diperlukan kepemimpinan dan manajemen
pengelolaan yang efektif menuju keseimbangan antara sistem yang ada dalam
mendistribusikan sumbersumber dana pendidikan di Indonesia.

RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) adalah anggaran


terpadu antara penerimaan dan penggunaan dana serta pengelolaannya dalam
memenuhi seluruh kebutuhan sekolah selama satu tahun pelajaran berjalan. Sumber
dananya berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan
orangtua/wali peserta didik.

RAPBS setidaknya meliputi penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi


kelas, pengembangan profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku,
meja dan kursi. Penyusunan RAPBS harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite
sekolah, staf TU dan komunitas sekolah.

Kegiatan RAPBS dilakukan agar rencana penerimaan dan pengeluaran dana


sekolah/madrasah dapat dikontrol dengan baik. Adapun secara rinci, RAPBS
berfungsi untuk: pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, menggali dana
secara kreatif dan maksimal, menggunakan dana secara jujur dan terbuka,
mengembangkan dana secara produktif, mempertanggung-jawabkan dana secara
objektif

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Makin. Manajemen Pendidikan Islam. 2010. Malang: UIN


Maliki Press.

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Rosda Karya,


Bandung, cet ke-1, 2000

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosda karya.

Supriadi Dedi, Prof. Dr, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung; 2004

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2012.


Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

12

Anda mungkin juga menyukai