Anda di halaman 1dari 5

Sumenep (bahasa Madura: Songènèb) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur,

Indonesia. Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologinya merupakan Bahasa Kawi /
Jawa Kuno yang jika diterjemaahkan mempunyai makna sebagai berikut : Kata “Sung”
mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah, dan kata “ènèb” yang berarti
endapan yang tenang, maka jika diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep
(dalam bahasa Madura) mempunyai arti "lembah/cekungan yang tenang".

Luas Wilayah Kabupaten Sumenep adalah 2.093 km², terdiri dari pemukiman seluas 179
km², areal hutan seluas 424 km², rumput tanah kosong seluas 15 km² ,
perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas 1.130 km² , kolam/ pertambakan/air
payau/danau/waduk/rawa seluas 59 km² , dan lain-lainnya seluas 63 km² . Untuk luas
lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya
kelautan dan perikanannya seluas ± 50.000 km².

KASUS 1

Penebangan 1,5 Hektar Mangrove Mengancam Kehidupan Warga


[ Kamis, 9 Pebruari 2012 | 8 pembaca ]

News Room, Kamis ( 09/02 )


Penebangan secara illegal terhadap tanaman mangrove seluas kurang lebih 1,5 hektar dipinggir
pantai di Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, yang dilakukan warga setempat, untuk alih fungsi
sebagai lahan tambak merupakan tindakan yang salah dan mengancam kehidupan masyarakat
sekitarnya.

Kepala Bidang Pengawasan dan Penanggulangan Dampak Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup
(BLH) Kabupaten Sumenep, Syamsul Arifin mengatakan, adanya informasi penebangan tanaman
mangrove seluas 1,5 hektar itu pihaknya langsung melakukan tinjauan.

�Setibanya dilokasi, ternyata informasi itu benar adanya. Bahkan pada saat kami kesana, masih ada
5 orang yang sedang melakukan penebangan, tapi mereka hanya pekerja. Akhirnya kami
menghentikan penebangan itu. Mereka disuruh untuk berhenti dan pulang,�kata Syamsul Arifin,
pada wartawan di kantornya, Kamis (09/02).

Menurutnya, penebangan jutaan pohon mangrove yang sengaja ditanam untuk menahan hantaman
air laut dipesisir pantai itu guna digarap sebagai lahan tambak ikan dan pegaraman.

�Mereka sengaja menebang, karena pohon itu dinilai miliknya, padahal tanaman pohon mangrove
itu dilindungi oleh Undang-Undang. Ya, menyalahi aturan itu. Makanya kami hentikan
penebangannya,�terangnya.

2
Organisasi Peduli Lingkungan Hidup Dari Jepang Di Indonesia
[ Selasa, 25 Pebruari 2014 | 15 pembaca ]

News Room, Selasa ( 25/02 )


Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advenciment (OFC) yang merupakan organisasi
sosial yang berpusat di Kota Tokyo � Jepang, memiliki kepedulian untuk menjaga lingkungan hidup
di sejumlah negara yang memiliki areal pantai, seperti halnya Indonesia, termasuk yang dilakukan di
Kabupaten Sumenep.

Menurut Koordinator Relawan UFC Sumenep, Supriyanto kepada News Room, Selasa (25/02)
menjelaskan, kegiatan yang dilakukan sejak tahun 2009 lalu hingga program tahun 2013, pihaknya
sudah melakukan penanaman pohon mangrove di sejumlah pesisir di Sumenep serta melaksanakan
kegiatan children fores program (CSP) yang melakukan penanaman pohon secara dini.

�Selain melakukan penanaman dengan melibatkan instansi terkait dan masyarakat peduli di
sejumlah lokasi pantai, kami juga melakukan pembinaan kepada kelompok
masyarakat,�ungkapnya.

Lestarikan Biota Laut, Perlu Pengelolaan Hutan Mangrove


[ Jum'at, 15 Maret 2013 | 85 pembaca ]

News Room, Jumat ( 15/03 )


Untuk memberikan pencerahan terhadap masyarakat, khususnya di wilayah yang memiliki potensi
pohon mangrove, Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah Bali bekerjasama dengan Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumenep melaksanakan Sosialisasi dan Pelatihan Ekosistem
Mangrove selama 2 hari, tanggal 14 hingga 15 Maret 2013 di Hotel Utami Sumenep.

Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumenep, Ir. Agus Prayogi kepada News
Room, Jumat (15/03) menjelaskan, kegiatan pelatihan yang diikuti sebanyak 30 pengurus kelompok
tani tersebut sangat tepat dilaksanakan di Sumenep, karena potensi lahan mangrove di sumenep
sangat luas.

�Keberadaan mangrove sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan di pantai, serta
kelestarian biota laut, bahkan membantu masyarakat untuk penghasilan usaha hasil laut,�ujarnya.

Sebab, di areal mangrove sangat potensi adanya tempat ikan, kepiting dan lainnya yang bisa
menambah pendapatan masyarakat. Bahkan, areal mangrove di Sumenep sangat luas yang tersebar
di sejumlah wilayah Kepulauan Kangean, Raas, sepudi, Talango serta di Kecamatan Kalianget, Bluto,
Saronggi, Pragaan dan lainnya.

Dijelaskan, dari sebaran luas mangrove di Sumenep sebanyak 2.782,125 tersebar di sejumlah tempat
dan terbanyak di Kepualauan Raas, Kecamatan Kalianget, Saronggi, Bluto dan Pragaan.

Bahkan, sesuai Keputusan Presiden Nomor 32 pasal 26 tahun 1990, hutan mangrove merupakan
kawasan lindung yang harus dijaga keberadaannya. Karena itu, pihaknya berharap masyarakat tidak
seenaknnya menebangi apalagi merusak hutan mangrove.

�Karena jika akan ditebangpun harus ada ijin dan sesuai aturan penebangannya agar tidak sampai
merusak dan merugikan banyak orang,�pungkasnya. ( Ren, Esha )

4. Penanaman

NEWS AREA

Penanaman Pohon Mangrove Menjaga Garis Pantai Tetap Stabil


[ Selasa, 17 April 2012 | 10 pembaca ]

News Room, Selasa ( 17/04 )


Pemerintah Kabupaten Sumenep berharap penanaman bibit pohon mangrove terus digalakkan
ditepi pantai, guna menjaga garis pantai agar tetap stabil dari pengaruh gelombang/penahan
angin, abrasi, serta tsunami.
Wakil Bupati Sumenep, Ir. H. Soengkono Sidik, S.Sos, M.Si saat penanaman 1.000 bibit
pohon mangrove oleh RSBI SMP Negeri I Sumenep, di Kecamatan Kalianget, Selasa sore
(17/04) mengatakan, untuk melindungi wilayah disepanjang garis pantai agar tidak terkena
abrasi, harus dilakukan penanaman pohon mangrove

Selain menanam pohon mangrove ditepi pantai, yang terpenting juga dilakukan pemeliharaan
dan pengawasannya. Jangan sampai tanaman pohon mangrove tersebut, kemudian hari rusak
oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

�Setelah ini kita akan sama-sama menanam pohon mangrove. Kapan-kapan, entah 2 atau 3
bulan ke depan, silahkan datang kesini lagi untuk melihat dan mengecek, apakah pohon
mangrove yang kalian tanam tumbuh atau tidak,�tegasnya.

Wakil Bupati menyatakan, penanaman pohon yang dilakukan saat ini, manfaatnya terasa
setelah berumur lebih 3 tahun, karena itu pihaknya meminta masyarakat sekitar harus
menjagnya, supaya bisa tumbuh subur dengan baik.

�Marilah kita jaga, sehingga dapat hidup dengan baik, tumbuh subur agar kita dapat
memetik kembali,�ungkapnya.

Ditempat yang sama Kepala RSBI SMP Negeri I Sumenep, Drs. Moh. Arif mengungkapkan,
pihaknya memang memprogramkan penanaman pohon mangrove sebagai agenda rutin
sekolahnya, dengan catatan, apabila penanaman pohon mangrove di Kecamatan Kalianget ini
berhasil.

Bahkan, apabila memprogramkan kembali penanaman pohon mangrove untuk tempat


penanamanya tidak lagi di Kecamatan Kalianget, namun dilakukan di Kecamatan yang lain.

�Mudah-mudahan penanaman kali ini bershasil, sehingga kami bisa memprogramkan


kembali ditempat lain, supaya persoalan kerusakan hutan mangrove bisa teratasi,�imbuhnya.
( Yasik, Esha )
Sumber: alatalat-laboratori.blogspot.com
Gambar. Termometer Digital
Merupakan alat yang dapat digunakan
untuk mengukur temperatur udara

Anda mungkin juga menyukai