Materi Untuk Kasus Soal
Materi Untuk Kasus Soal
Indonesia. Nama Songènèb sendiri dalam arti etimologinya merupakan Bahasa Kawi /
Jawa Kuno yang jika diterjemaahkan mempunyai makna sebagai berikut : Kata “Sung”
mempunyai arti sebuah relung/cekungan/lembah, dan kata “ènèb” yang berarti
endapan yang tenang, maka jika diartikan lebih dalam lagi Songènèb / Songennep
(dalam bahasa Madura) mempunyai arti "lembah/cekungan yang tenang".
Luas Wilayah Kabupaten Sumenep adalah 2.093 km², terdiri dari pemukiman seluas 179
km², areal hutan seluas 424 km², rumput tanah kosong seluas 15 km² ,
perkebunan/tegalan/semak belukar/ladang seluas 1.130 km² , kolam/ pertambakan/air
payau/danau/waduk/rawa seluas 59 km² , dan lain-lainnya seluas 63 km² . Untuk luas
lautan Kabupaten Sumenep yang potensial dengan keanekaragaman sumber daya
kelautan dan perikanannya seluas ± 50.000 km².
KASUS 1
Kepala Bidang Pengawasan dan Penanggulangan Dampak Lingkungan, Badan Lingkungan Hidup
(BLH) Kabupaten Sumenep, Syamsul Arifin mengatakan, adanya informasi penebangan tanaman
mangrove seluas 1,5 hektar itu pihaknya langsung melakukan tinjauan.
�Setibanya dilokasi, ternyata informasi itu benar adanya. Bahkan pada saat kami kesana, masih ada
5 orang yang sedang melakukan penebangan, tapi mereka hanya pekerja. Akhirnya kami
menghentikan penebangan itu. Mereka disuruh untuk berhenti dan pulang,�kata Syamsul Arifin,
pada wartawan di kantornya, Kamis (09/02).
Menurutnya, penebangan jutaan pohon mangrove yang sengaja ditanam untuk menahan hantaman
air laut dipesisir pantai itu guna digarap sebagai lahan tambak ikan dan pegaraman.
�Mereka sengaja menebang, karena pohon itu dinilai miliknya, padahal tanaman pohon mangrove
itu dilindungi oleh Undang-Undang. Ya, menyalahi aturan itu. Makanya kami hentikan
penebangannya,�terangnya.
2
Organisasi Peduli Lingkungan Hidup Dari Jepang Di Indonesia
[ Selasa, 25 Pebruari 2014 | 15 pembaca ]
Menurut Koordinator Relawan UFC Sumenep, Supriyanto kepada News Room, Selasa (25/02)
menjelaskan, kegiatan yang dilakukan sejak tahun 2009 lalu hingga program tahun 2013, pihaknya
sudah melakukan penanaman pohon mangrove di sejumlah pesisir di Sumenep serta melaksanakan
kegiatan children fores program (CSP) yang melakukan penanaman pohon secara dini.
�Selain melakukan penanaman dengan melibatkan instansi terkait dan masyarakat peduli di
sejumlah lokasi pantai, kami juga melakukan pembinaan kepada kelompok
masyarakat,�ungkapnya.
Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sumenep, Ir. Agus Prayogi kepada News
Room, Jumat (15/03) menjelaskan, kegiatan pelatihan yang diikuti sebanyak 30 pengurus kelompok
tani tersebut sangat tepat dilaksanakan di Sumenep, karena potensi lahan mangrove di sumenep
sangat luas.
�Keberadaan mangrove sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan di pantai, serta
kelestarian biota laut, bahkan membantu masyarakat untuk penghasilan usaha hasil laut,�ujarnya.
Sebab, di areal mangrove sangat potensi adanya tempat ikan, kepiting dan lainnya yang bisa
menambah pendapatan masyarakat. Bahkan, areal mangrove di Sumenep sangat luas yang tersebar
di sejumlah wilayah Kepulauan Kangean, Raas, sepudi, Talango serta di Kecamatan Kalianget, Bluto,
Saronggi, Pragaan dan lainnya.
Dijelaskan, dari sebaran luas mangrove di Sumenep sebanyak 2.782,125 tersebar di sejumlah tempat
dan terbanyak di Kepualauan Raas, Kecamatan Kalianget, Saronggi, Bluto dan Pragaan.
Bahkan, sesuai Keputusan Presiden Nomor 32 pasal 26 tahun 1990, hutan mangrove merupakan
kawasan lindung yang harus dijaga keberadaannya. Karena itu, pihaknya berharap masyarakat tidak
seenaknnya menebangi apalagi merusak hutan mangrove.
�Karena jika akan ditebangpun harus ada ijin dan sesuai aturan penebangannya agar tidak sampai
merusak dan merugikan banyak orang,�pungkasnya. ( Ren, Esha )
4. Penanaman
NEWS AREA
Selain menanam pohon mangrove ditepi pantai, yang terpenting juga dilakukan pemeliharaan
dan pengawasannya. Jangan sampai tanaman pohon mangrove tersebut, kemudian hari rusak
oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
�Setelah ini kita akan sama-sama menanam pohon mangrove. Kapan-kapan, entah 2 atau 3
bulan ke depan, silahkan datang kesini lagi untuk melihat dan mengecek, apakah pohon
mangrove yang kalian tanam tumbuh atau tidak,�tegasnya.
Wakil Bupati menyatakan, penanaman pohon yang dilakukan saat ini, manfaatnya terasa
setelah berumur lebih 3 tahun, karena itu pihaknya meminta masyarakat sekitar harus
menjagnya, supaya bisa tumbuh subur dengan baik.
�Marilah kita jaga, sehingga dapat hidup dengan baik, tumbuh subur agar kita dapat
memetik kembali,�ungkapnya.
Ditempat yang sama Kepala RSBI SMP Negeri I Sumenep, Drs. Moh. Arif mengungkapkan,
pihaknya memang memprogramkan penanaman pohon mangrove sebagai agenda rutin
sekolahnya, dengan catatan, apabila penanaman pohon mangrove di Kecamatan Kalianget ini
berhasil.