Anda di halaman 1dari 12

BAB VIII – Otonomi Daerah

A. Definisi Otonomi Daerah


Otonomi daerah didefinisikan sebaagai desentralisasi yang berarti Penyerahan kekuasaan
oleh pemerintah pusat ke pemerintahan daerah untuk mengatur daerahnya sendiri.
B. Pembagian desentralisasi
 Berdasarkan bentuk :
 Desentralisasi Administrasi
Redistribusi otoritas dari pemerintahan pusat ke pemerintahan daerah
 Desentralisasi Politik
Kewenangan untuk pemerintah daerah dalam mengurus hal yang berkaitan
dengan politik.
 Desentralisasi Keuangan
Kewenangan untuk pemerintah daerah dalam mengatur keuangan daerah sendiri
 Desentralisasi Ekonomi
Kewenangan untuk pemerintah daerah dalam mengurus hal yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya ekonomi yang ada di daerah
 Berdasarkan tingkat disreksi yang dimiliki pemerintahan daerah :
 Dekonsentrasi
Penyerahan tanggung jawab pemerintah pusat kepada pejabat tertentu.
 Delegasi
Penyerahan tanggung jawab pemerintah pusat kepada organisasi semi otonom
 Devolusi
Penyerahan tanggung jawab pemerintah pusat kepada daerah otonom dalam
konteks pembuatan keputusan, keuangan, atau manajemen pemerintahan daerah
 Non pemerintahan
Penyerahan tanggung jawab kepada organisasi non pemerintah seperti LSM
C. Manfaat Otonomi Daerah
 Meningkatkan prinsip dasar pemerintahan yang baik
 Meningkatkan pemerataan distribusi barang dan fasilitas public
 Meningkatkan representasi politik dari berbagai kelompok social seperti agama,
etnik, dan budaya
 Memungkinkan proses pembuatan kebijakan publik lebih dekat dengan masyarakat
daerah tersebut
 Meningkatkan inovasi kebijakan yang kreatif dan sesuai dengan kebutuhan di
daerah tersebut
 Memungkinkan peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut
D. Tujuan Otonomi Daerah
 Memberikan kekuasaan legislatif seperti untuk menyetujui peraturan dan anggaran
 Memberikan kesempatan bagi daerah untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan
 Partisipasi penuh masyarakat, memastikan bahwa kebutuhan rakyat tidak
dikorbankan.
E. Kerangka Konstitusional Otonomi Daerah
 UU no 22 tahun 1999
 UU no 32 tahun 2004
 UU no 12 tahun 2008
F. Praktek Otonomi Daerah
Di satu sisi otonomi daerah mendorong perluasan inklusivitas sosial dan pemerataan
pembangunan bagi kelompok masyarakat. Otonomi daerah membangun praktek
kekuasaan yang akuntabel, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Disisi lain terjadi ekslusi sosial, dimana rakyat tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan
pengambilan keputusan dan banyak praktek KKN yang terjadi.
BAB IX – Integrasi Nasional

9.1. Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi berasal dari kata integration yang berarti penggabungan. Sedangkan kata
nasional berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Dapat disimpulkan bahwa integritas
nasional adalah penggabungan bangsa.

Secara pengertian dapat didefinisikan sebagai berikut:


- Integritas nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
- Menurut Mahfud(1993), Integritas nasional adalah penyatuan bagian yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh dan memadukan
masyarakat dalam jumlah banyak menjadi suatu bangsa.
- Menurut Safroedin Bahar(1998), Intergritas nasional merupakan upaya menyatukan
seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.

9.2. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional


- Faktor Pendorong :
a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib seperjuangan.
b. Keinginan bersatu sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
c. Rasa cinta tanah air terhadap Indonesia.
d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
e. Kesepakatan nasional dalam proklamasi kemerdekaan, Pancasila, UUD 1945,
bendera Merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa Indonesia.

- Faktor Penghambat :
a. Masyarakat yang beraneka ragam dalam hal suku, ras, dan agama.
b. Wilayah negara yang begitu luas dan berbentuk kepulauan.
c. Besarnya ancaman, tantangan atau hambatan dalam menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa baik dari dalam maupun luar negeri.
d. Tidak meratanya pembangunan serta SARA yang menimbulkan separatisme,
demonstrasi, dan unjuk rasa.
e. Paham etnosentris masih melekat pada suku-suku di Indonesia.
f. Pengaruh globalisasi yang melemahkan nilai-nilai budaya akibat masuknya budaya
luar negeri.

9.3. Contoh wujud Integrasi Nasional


a. Pembangunan TMII yang memnampilkan adat, budaya, dan sebagainya dari setiap
provinsi
b. Sikap toleransi umat beragama
c. Sikap menghargai kebudayaan daerah lain.

9.4. Upaya meningkatkan Integrasi Nasional


- Meningkatkan secara Vertikal (Pemerintah – masyarakat)
a. Menerapkan rezim yang terbaik bagi masyarakat, seperti menggunakan struktur
pemerintahan yang bersifat pembagian kekuasaan dan jaminan atas hak warga
negara.
b. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus
atau kesepakatan seperti musyawarah.
c. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas, dan tepat dalam segala
aspek kehidupan dan pembangunan bangsa yang adil.
d. Upaya Bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan pemimpin yang arif
dan efektif.
e. Meningkatkan integrasi wilayah dengan membentuk kewenangan nasional pusat
terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil.

- Meningkatkan secara Horizontal (Masyarakat yang plural)


a. Membangun dan menghidupkan komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk tetap
Bersatu.
b. Membangun kelembagaan di masyarakat yang berakarkan norma, Pancasila, dan
UUD 1945.
c. Meningkatkan integrasi bangsa dengan menyatukan berbagai kelompok sosial
budaya dalam satu kesatuan wilayah dan satu identitas nasional.
d. Mengembangkan perilaku integratif di Indonesia dengan bekerja sama di
organisasi dalam mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
e. Meningkatkan integrasi nilai yang ada di dalam masyarakat.
9.5. Strategi Integrasi Nasional
Read 91 – 94.
9.6. Permasalahan yang Dihadapi Integrasi Nasional
- Pembauran atau perpaduan antar suku di dalam suatu bangsa
- Kerukunan antar umat beragama
- Perubahan pada nilai-nilai yang berada dalam masyarakat
BAB X – Ketahanan Nasional

10.1. Definisi Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional dapat diartikan sebagai kemampuan sebuah negara atau bangsa
dalam menghadapi tantangan, kesulitan, atau ancaman baik dari luar maupun dalam
negara atau bangsa tersebut.
10.2. Dimensi Ketahanan Nasional
10.2.1. Modal Politik
Modal Politik berkaitan dengan institusi demokrasi seperti partai politik. Partai
politik memiliki peran dalam memobilisasi aspirasi rakyat.
10.2.2. Modal Sosial
Modal Sosial yang kuat maka akan terjalinnya hubungan sosial yang baik
seperti hidup damai dan tentram tanpa konflik, kerja sama, dan rasa saling
percaya.
10.2.3. Modal Manusia

Modal manusia disini dapat diartikan sebagai modal yang dimiliki oleh warga
negara. Modal ini menunjuk pada kemampuan yang dimiliki seseorang melalui
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman dalam bentuk pengetahuan dan
keterampilan. Semakin banyak pengalaman, maka ketahanan suatu negara
akan lebih kuat.

10.2.4. Modal Budaya


Budaya cenderung identik dengan identitas dari suatu bangsa. Suatu negara
yang memiliki modal budaya yang kuat, tentu mencerminkan kuatnya identitas
negara tersebut. Apabila negara tidak memiliki modal budaya, maka sejatinya
negara tersebut akan kehilangan identitasnya.
10.2.5. Modal Fisik
Modal fisik harus memberikan nilai tambahan bagi kehidupan bangsa dan
negara. Modal fisik memiliki beberapa karakteristik yaitu :
1. Kapasitas transformasi yang merujuk pada kemampuan yang ada pada barang
capital fisik itu untuk merubah bentuk input menjadi output.
2. Modal fisik dapat memiliki kemampuan mempertahankan identitas dalam
memberikan pelayanan transformatif.
3. Modal fisik memiliki fleksibilitas.
4. Kemampuan transformatif modal fisik dapat berkurang karena usia atau karena
adanya produk-produk lain yang lebih efektif dan efisien.

BAB XI – Identitas Nasional Indonesia

11.1. Definisi Identitas Nasional


Identitas dapat dikatakan sebagai karakteristik yang melekat pada seseorang.
Sedangkan nasional dapat didefinisikan sebagai komunitas yang terbayangkan
(imagined community). Suatu Identitas Nasional dapat dikatakan sebagai karakteristik
yang melekat pada orang-orang yang berada dalam suatu negara.
11.2. Karakteristik Identitas Nasional
Menurut Smith ada 5 karakteristik identitas nasional indonesia :
a. Sejarah wilayah dan tanah air (leluhur)
b. Ingatan sejarah dan mitos yang sama
c. Sebuah kebersamaan(common), budaya massa publik
d. Adanya hak-hak dan kewajiban yang sama bagi semua anggota
e. Ekonomi bersama dengan mobilitas teritorial bagi semua anggota
11.3. Identitas Sebagai Konstruksi
Identitas pada dasarnya merupakan konstruksi sosial, politik, dan sejarah. Kontruksi
terjadi melalui interaksi sosial yang bersifat institusional seperti Pendidikan. Identitas
nasional juga dapat dikonstruksi sebagai bentuk penanggulangan terhadap pengaruh
dari luar.
11.4. Dimensi Identitas Nasional
11.4.1. Dimensi Psikologis
Dimensi Psikologis muncul dari kesadaran pembentukan sebuah kelompok
yang didasarkan pada kedekatan yang menyatukan semua orang yang merasa
memiliki bangsa. Perasaan ini biasnaya bersifat laten yang muncul pada saart
adanya konfrontas eksternal dan internal.
11.4.2. Dimensi Budaya
Dimensi Budaya berkatan dengan nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat,
kesepakatan, kebiasaan, bahasa dan praktek budaya dari suatu bangsa.
11.4.3. Dimensi Historis
Dimensi Histori berkaitan dengan kebanggaan warga bangsa terhadap akar-akar
sejarah dan pada umumnya mengimplementasikan akar-akar sejarah tersebut
sebagai sebuag tanda ketahanan, kekuatan, dan superioritas bila dibandingkan
dengan bangsa-bangsa lainnya.
11.4.4. Dimensi Teritori
Dimensi Teritori berkaitan dengan wilayah yang menjadi tanah tumpah darah
bagi semua warga bangsa dalam teritori ini semua anggota warga bangsa
melakukan interaksi dan kegiatan ekonomi.
11.4.5. Dimensi Politik
Dimensi Politik berkaitan dengan bagaimana para penyelenggara negara
dipilih lalu kemudian memerintah.
11.5. Peran Identitas Nasional

a. Identitas nasional menandai ikatan-ikatan solidaritas antara anggota komunitas


yang disatukan oleh kenangan-kenangan yang sama, mitos-mitos yang sama,
dan tradisi-tradisi yang sama.
b. Dari prespektif teritori, identitas nasional mendifinisikan sebuah ruang yang
pasti didalamnya semua anggota harus hidup, bekerja dan berdoa.
c. Secara ekonomi, identitas nasional memiliki peran untuk mengontrol sumber
daya-sumber daya ekonomi, mengelaborasi pembagian kerja, dan mendorong
mobilitas barang-barang dan tenaga kerja.
d. Secara politik identitas nasional memiliki peran memilih personal politik,
mengatur aturan-aturan politik dan memilih pemerintahan.
e. Identitas nasional juga memiliki peran yang berkaitan dengan melegitimasi
hak-hak dan kewajiban-kewajiban warga Negara.
f. Identitas nasinal memiliki peran untuk memenuhi tindakan-tindakan, interaksi-
interaksi yang lebih intim dari semua individu dalam komunitas.
g. Identitas nasional juga menyediakan ikatan-ikatan sosial antara individu-
individu dan kelas-kelas dengan menyediakan berbagai macam hal dari nilai-
nilai, simbol-simbol dan tradisi-tradisi yang sama, seperti bendera, uang, lagu-
lagu, seragam, monument-monument dan seremoni-seremoni. Melalui acara-
acara ini anggota diingatkan warisan dan hubungan budaya bersama mereka
dan diperkuat dan dimuliakan oleh perasaan identitas dan rasa memiliki.
h. Akhirnya Identitas nasonal menyediakan sebuah sarana yang kuat bagi setiap
anggota warga bangsa untuk menempatkan diri mereka di dunia melalui
keunikan mereka sebagai satu bangsa.
11.6. Simbol-simbol Nasional
 Lagu Kebangsaan : Indonesia Raya
 Bendera Nasional : Merah Putih
 Simbol Negara : Burung Garuda
 Bahasa Nasional : Bahasa Indonesia

BAB XII – Nasionalisme

12.1. Definisi Nasionalisme


Nasionalisme berasal dari kata bahasa inggris yaitu ‘Nation’ yang berarti bangsa dan
‘ism’ yang berarti asas berpikir. Nasionalisme adalah suatu pandangan atau pola pikir
mengenai bangsa.

Berikut adalah pengertian nasionalisme dari berbagai ahli :


- Gellner, nasionalisme merupakan sentiment atau gerakan yang lebih tepat untuk
didefinisikan sebagai suatu perasaan puas yang terpenuhi sebagai suatu bangsa.
- Louis Snyder, nasionalisme adalah konsep suatu sentiment kelompok yang
menghayati hidup bersama di dalam suatu wilayah territorial tertentu dan
menciptakan homogenitas sosial.
- Lothrop Storddard, nasionalisme merupakan keyakinan yang memimpin sebagian
besar individu untuk taat pada bangsanya, memiliki suatu perasaan bersama sebagai
suatu entitas bangsa.
- Arif Budiman, nassionalisme merupakan suatu kesatuan orang-orang di dalam suatu
kelompok yang memiliki sejarah, bahasa ,dan pengalaman yang sama.
12.2. Bentuk-Bentuk Nasionalisme
- Nasionalisme Kenegaraan(Civics Nationalism)
Bentuk nasionalisme yang terbentuk oleh masyarakat sipil karena adanya perasaan
diatur oleh hukum yang berlaku atas diri mereka. Nasionalisme kenegaraan sarat
dengan nuansa liberal atau kebebasan sehingga banyak menimbulkan gerakan-
gerakan sosial dari masyarakat itu sendiri.
- Nasionalisme Etnis(Ethnic Nationalism)
Bentuk nasionalisme yang terbentuk oleh masyarakat sendiri kepada etnis atau suku
mereka.
- Nasionalisme Budaya(Cultural Nationalism)
Bentuk nasionalisme yang terbentuk karena adanya kesamaan budaya
masyarakatnya.
12.3. Gerakan Nasionalisme
Gerakan nasionalisme bertujuan untuk memperkukuh, melanggengkan, melestarikan,
dan mendeskripsikan tipe unik dalam hal determinasi diri.

Hroch mendeskripsikan determinasi diri menjadi tiga tahap yaitu :


a. Substitution(Substitusi)
Merupakan tahap awal dimana elemen yang masuk ke dalam program nasional untuk
membangun sikap atau perilaku nasionalisme.
b. Participation(Partisipasi)
Merupakan tahap lanjutan yaitu membangun nasionalisme dengan melakukan
pengadministrasian di tingkat lokal seperti mengambil bagian dalam kekuasaan
pemerintahan
c. Secession(Pemisahan)
Merupakan tahap dimana bagian-bagian tersebut memperoleh otonomi daerah untuk
mengelola teritori mereka sendiri.
12.4. Nasionalisme Indonesia
- Nasionalisme dalam konteks sejarah
Di Indonesia pada awalnya nasionalisme kita belum tampak jelas, setiap suku
memperjuangkan kemerdekaan atas nama suku nya saja. Hingga pada tahin 1928,
timbul rasa nasionalisme yang tidak lagi didasarkan agama, suku, atau ras melainkan
paham kebangsaan Iindonesia. Nasionalisme itu tumbuh diatas prinsip untuk
memperjuangkan kemerdekaan bagsa dari penjajah kolonial.
- Nasionalisme dalam konteks masa kini dan masa depan
Nasional masa kini dan masa yang akan datang tumbuh melalui perjuangan untuk
membangun karakter diri yang kukuh dan handal. Tujuannya untuk mempertahankan
identitas bangsa yang berbhinekka tunggal ika dan usaha untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga kita orang Indonesia mampu bersaing di skala
Internasional.
BAB XIII – Berpartisipasi dalam warga global

13.1. Definisi Warga Global


Warga global adalah komunitas moral yang berbasis pada isu-isu universal yang menjadi
pehatian warga global seperti HAM, lingkungan dan kemiskinan. Menurut Falk(1994),
yang dapat dikategorikan sebagai orang-orang dalam status warga global adalah :
- Global reformers(Reformis dunia)
- Elite global business people(Pebisnis elit dunia)
- Global environmental managers(Manajer lingkungan dunia)
- Politically conscious regionalists(Regionalis yang sadar politik)
- Trans-national activist (aktivis lintas nasional)
13.2. Warga Global dan Kemajuan Teknologi
Melalui kemajuan teknologi, setiap orang kini dapat membangun asosiasi skala lintas
negara atau dunia yang dapat berpartisipasi pada isu-isu yang memiliki dampak global
secara Bersama-sama.
13.3. Berpartisipasi dalam Warga Global
Berikut adalah contoh isu lokal dan global yang memicu perhatian komunitas global :
- Perubahan Iklim
- Kemiskinan
- Krisis ekonomi
- Krisis pangan
- Krisis air bersih
- Krisis energi
- Imigrasi
- Pertumbuhan Penduduk
- Urbanisasi
- Penyakit menular
13.4. Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia
Berpartisipasi dalam warga global merupakan tuntutan konstitusional, pada level negara,
Indonesia telah mengirimkan pasukan TNI untuk menjaga perdamaian dunia seperti
untuk penyelesaian konflik-konflik di wilayah yang masih rawan atau mengalami
masalah. Contohnya pengiriman Pasukan perdamaian ke Lebanon dan Sudan.

Anda mungkin juga menyukai