Anda di halaman 1dari 26

BAB 5 BEBAN GEMPA

5.{ Beban dan Bangunan Gedung


5.1.1 Jenis beban pada bangunan
Beban yang bekerja pada stmktur bangunan (khususnya bangunan
gedung) dibedakan atas 2 macam, ,yaitu beban vertikal dan beban
horizontal. Beban vertikal tersebut merupakan beban gravitasi yang
terdiri atas beban mati dan beban hidup, sedangkan beban horizontal
merupakan beban yang diakibatkan oleh beban angin, ataupun beban
gempa.
Beban-beban yang disebutkan di atas merupakan beban nominal
yalg bekerja pada bangunan gedung. Menurut Standar Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI - 1726 -2002
(SPKGUSBG-2002), beban-beban tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1). Beban mati nominal (Pasal 3.1.2.3 SPKGUSBG-2002)
Beban mati nominal yaitu beban yang berasal dari berat sendiri
semua bagian dari gedung yang bersifat tetap, termasuk dinding dan
sekat pemisah, kolom, balok, lantai, atap, penyelesaian, mesin dan
peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
gedung, yang nilai seluruhnya adalah sedemikian rupa sehingga
probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun waktu tertentu terbatas
pada suatu persentase tertentu.
Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk dilampaui adalah
dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun, dan ditetapkan sebesar
10%. Namun demikian, beban mati rencanayang biasa ditetapkan
dalam standar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai
beban mati nominal.
2). Beban hidup nominal (Pasal 3.1.2.2 SPKGUSBG -2A02)
Beban hidup nominal yaitu beban yang terjadi akibat penghunian
atau penggunaan gedung tersebut, baik akibat beban yang berasal
dari orang maupun dari barang yang dapat berpindah atau mesin dan
peralatan serta komponen yang tidak merupakan bagian yang tetap
dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah sedemikian rupa sehingga
probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun waktu tertentu terbatas
pada suatu persentase tertentu.
Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk dilampaui adalah
dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun, dan ditetapkan sebesar
l0%. Namun demikian, beban hidup rencana yang biasa ditetapkan
dalam standar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai
beban hidup nominal.
3). Beban gempa nominal (Pasal 3.1.2.1SPKGUSBG-200?)
Beban gempa nominal ialah beban gempa yang nilainya ditentukan
oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya probabilitas beban itu dilampaui
dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur yang
mengalaminya dan oleh kekuatan lebih yang terkandung di dalam
. struktur tersebut.
Menurut Standar ini (SPKGUSBG-2002), peluang dilampauinya
beban tersebut dalam kurun waktu umur gedung 50 tahun adalah
l0%o dan gempa yang menyebabkannya disebut Gempa Rencana
(dengan periode ulang 500 tahun), tingkat daktilitas struktur gedung
dapat ditetapkan sesuai dengan kebirtuhan, sedangkan faktor kuat
lebih (fr) untuk struktur gedung secara umum nilainya adalah 1,6.
Dengan demikian, beban gempa nominal adalah beban akibat
pengaruh gempa rencana yang. menyebabkan terjadinya pelelehan
pertama di dalam struktur gedung, kemudian dikalikan dengan faktor
kuat lebih fr.

206 Kolom, fondasi dan Balok "T" Betoi Bertulang


Pada struktur bangunan secara umum, beban gempa nominal ini
bekerja pada pusat massa bangunan dengan arah horizontal. Khusus
untuk bangunan gedung, beban gempa nominal beke{a pada pusat massa
lantai bangunan.

5.1.2 Struktur gedung beraturan dan tidak beraturan


Menurut sNI-1726-2002 (pasal 4.2.1 SPKGUSBG-2002), strukrur
gedung ditetapkan sebagai gedung beraturan, apabila memenuhi keten-
tuan/persyaratan sebagai berikut:
1). Tinggi struktur gedung diukur dari tarafpenjepitan lateral tidak lebih
dari 10 tingkat atau 40 m.
2). Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan
kalaupun mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih
dzn 25% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah
tonjolan tersebut.
3). Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan
kalaupun mempunyai coakan sudut, panjang coakan tersebut tidak
lebih dari l5Yo dari ukuran terbesar denah stmktur gedung dalam
aral sisi coakan tersebut.
4). Sistem stnrktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan
beban lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan
sumbu-sumbu utama ortogonal denah struktur gedung secara
keseluruhan
s). Sistem strirktur gedung tidak menunjrikkan loncatan bidang muka
dan kalaupun mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah
stnrktur bagian gedung yang menjulang dalam masing-masing arah
tidak kurang dafi 75Yo dari ukuran terbesar denah struktur bagian
gedung sebelah bawahnya, Dalam hal ini, struktur rumah atap yang.
tingginya tidak lebih dafi 2 tingkat tidak perlu dianggap menye-
babkan adanya loncatan bidang muka.
6). Sistem struktur gedung memiliki kekakuan laterar yang beraturan,
tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak
adalah suatu tingkat yang kekakuan laterarnya kurang dai, 70o/o

Bab 5 Beban Cempa


kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan
lateral rata-rata 3 tingkat di atasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud
dengan kekakuan lateral suatu tingkat adalah gaya geser yang bila
bekerja di tingkat itu menyebabkan satu satuan simpangan antar-
tingkat.
7). Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat yang beraturan,
artinya setiap lantai tingkat memiliki berat yang tidak lebih dari
150% dari berat lantai tingkat di atasnya atau di bawahnya. Berat
atap atau rumah atap tidak perlu memenuhi ketentuan ini.

,i
8). Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertikal dari sistem
penahaq beban lateral yang menems, tanpa perpindahan titik
i beratnya, kecuali bila perpindahan tersebut tidak lebih dari setengah
ukuran unsur dalam arah perpindahan tersebut.
9). Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa
lubang atau bukaan yang luasnya lebih dadl 50% luas seluruh lantai
tingkat. Kalaupun ada lantai tingkat dengan lubang atau bukaan
seperti itu, jumlahnya tidak boleh melebthi 20% dari jumlah lantai
tingkat seluruhnya.
Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat
ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen, sehingga
analisisnya dapat ditakukan berdasarkan analisis statik ekuivalen.
Pasal 4.2.2 SPKGUSBG-2002 juga menegaskan, bahwa struktur
gedung yang tidak memenuhi ketentuan pasal 4.2'l di atas, ditetapkan
sebagai gedung tidak beraturan, dan pengaruh beban gempa rencana
harus ditinjau sebagai pengaruh pembebanan gempa dinamik, sehingga
anaiisisnya harus dilakukan berdasarkan analisis respons dinamik"

5.2 Analisis Beban Gempa pada Gedung Beraturan


Untuk struktur gedung beraturan, beban gempa nominal yang
bekerja pada struktur gedung boleh dihitung berdasarkan analisis beban
gempa statik ekuivalen. Berikut ini dijelaskan beberapa rumus untuk
analisis beban gempa statik ekuivalen.

Kolom, fondasi dan Balok'T" Beton Bertulang


5.2.1 Beban geser dasar nominal statik ekuivalen (V)
Beban geser dasar statik ekuivalen (v) ditentukan berdasarkan
ketentuan Pasal 6. 1.2 SPKGUSBG -2002, yaitu:
C,.I
I
v: .W. (5.1)
RT
dengan:
: beban (gaya) geser dasar nominal statik ekuivalen akibat
pengaruh gempa rencana yang bekerja di tingkat dasar
struktur gedung beraturan, kN.
Cr : nilai faktor respons gempa yang diperoleh dari spektrum
respons gempa rencana untuk waktu getar alami fun-
damental dari struktur gedung.
I : faktor keutamaan gedung.
R = faktor reduksi gempa.
w, = berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai, kl.{.
5.2.2 Beban gempa nominal statik ekuivalen pada lantai (F;)
Beban gempa nominal statik ekuivalen (Fi) ditentukan berdasarkan
ketentuan Pasal 6.1.3 SPKGUSBG -2002, yaitu:
W..2.
F,: ------1---l-.y (s.2)
n
I (\.21)
i=l
dengan:
beban gempa nominal statik ekuivalen yang menangkap
pada pusat massa pada taraf lantai tingkat ke-i struktur
atas gedung, kN.
wi= berat lantai tingkat ke-i struktur atas suatu gedung,
termasuk beban hidup yang sesuai, kN.
Zi: ketinggian lantai tingkat ke-i gedung terhadap taraf
penjepitan lateral, m.
n: nomor lantai tingkat paling atas.

Bab 5 Beban Cempa


209
Menurut Pasal,6.1.4. :SPKGUSBG2AIZ, jika.,tinggi, gedun$
dinyatakan dengan H, ukuran denah dalam arah pembebanan gempa
dinyalakan dengan B, dan jika IVB > 3, maka berlaku :

+ \tr/
ry
Fn :0,1.V 'rn'zn .0,9.V-> untuk lantai pali.ng atas (5.3a)
n
Iw'''')
r:l

F. : " r'-r
w,.2,
.0,9.V ' ', : )
rr selain lantaipaling atas (5.3b)
n-l
I(w''')
ilr .

.a
5.2.3 Waktu getar alami fundamental (I) ,

. Menunrt Pasal 2.4.5 Pedoman Perencallaafr Ketahanan Gempa


untuk Rumah danGedung (PPKGIIBG,:1987), waktu getar alarni gedung
dihitung dengan rumus:
Tr : 0,085.H3/a luntuk portal b4ja) ,,,(5.4a)
Tr :0,06.H'a luntuk Portal Ueton;,
dengan H: tinggi gedung, m ,. ,,(5.4b)
Untuk mencegah penggunaan stnrktur gedung yang terlalu
fleksibel, nilai waktu getar alami firndamental Tr dari struktur gedung
harus dibatasi dengan nrmus berikut (Pasal 55 SPKGUSBG-2002):
Tr <,(.n
dengan: .
:i

T1 t" :l waktu getar, alami {imdalbental struktur 'gedung,


detik. : :

C @eta)
: koefisien pengali daii jumlah,tingkat stnrktur ge-
: dung ybng membakrsi T1, bergantung-pada'wilayah
gempa (lihat Tabel 5.1).
n , : jurnlahtingkat.srukttrgedung.

2r0 Kolom, fondasi dan Balok "T' Beton Beftulang


Tabel 5.1Koefisien ( yang Membatasi Tt

Wilayah Gempa c
1 0,20
2 0,19
3 0,18
4 0,17
5 0,16
6 0,15

Jika wilayah gempa dinyatakan dengan notasi ZB (Zone of


Earthquake), maka koefisien ( dapatdinyatakan dengan rumus berikut:
(:0,21-0,01.2E (5.sb)

5.2.4 Kontrol waktu getar alami gedung beraturan


Jika dimensi portal telah ditentukan dengan pasti (misalnya:
dimensi balok dan kolom telah dihitung mencukupi), maka waktu getar
alami fundamental struktur gedung beraturan dikonhol dengan ,,i;,r,
Rayleigh sebagai berikut (Pasal 6.2.1 SPKGUSBG-2002):

Tp: 6,3. (s.6a)

dengan:
Tp : waktu getar alami fundamental gedung beraturan
. berdasarkan rumus Rayleigh, detik.
Widan Fi : mempunyai arti sama seperti disebutkan pada
Persamaan (5.2).
G : percepatan gravitasi yang ditetapkan sebesar
9810 mm/def
: simpangan horizontal lantai tingkat ke-i; mm.

Bab 5 Beban Cempa


2lt
Menurut Pasal 6.2.2 SPKGUSBG-}}}2, nilai waktu getar alami
fundamental T1 pada Persamaan (4.4) tidak boleh menyimpang lebih dari
20o/o darinilai Tr pada Persamaan (5.6a), atau dinyatakan:
Jika lTn - Trl 2 0,20.TR maka beban gempa dihitung ulang
dari awal (5'6c)

5.3 Faktor Penentu Beban Gempa Nominal


Dari Persamaan (5.1) dapat diketahui, bahwa beban geser dasar
nominal akibat gempa v dipengaruhi oleh faltor-faktor cr, I, R dan Wt.

5.3.1 Faktor respon gemPa (C1)


Nilai faktor respon gempa C1 dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
1). Kondisi tanah pada gedung yang dibangun
Menurut Pasal4.6.3 SPKGUSBG-2}}2, kondisi tanah sebagai tempat
gedung yang dibangun dibedakan atas 3 jenis, yaitu tanah keras, tanah
sedang, dan tanah lunak, apabila untuk lapisan setebal maksimal 30 m
paling atas dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam Tabel 5-2.

Tabel 5.2 Kondisi Tanah


Kecepatan rambat Nilai hasil Tes Kuat geser
gelombang geser Penetrasi niralir rata-rata
Jenis taqah
rata-rata, vt Standar rata- S" (kPa)
(n/det) rata N
Tanah keras v" ) 350 N>50 s.. > 100

Tanah 175 <. vs < 350 15 < N <50 50<su<


sedang 100
v"< 175 N<15 <50 s
Tanah lunak atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total
lebih dari 3 m dengan PI > 20, w, 2 40%o dan Su < 25
kPa.
Tanah Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi
khusus

212 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


PI dalam Tabel 5.2 adalah Indeks Plastisitas tanah lemputrg, wn
adalah kadar air alami tanah, &1j" adalah kuat geser niralir lapisan
tanah yang ditinjau. Selanjutnya v5 ,N dan Su adalah nilai rata-rata
berbobot besaran itu dengan tebal lapisan tanah sebagai pembobotnya,
dan dihitung menurut rumus:
m
It, r
:-l
vs - ]fr-l-l
(s.7a)
It./v.
i=l t sl
m

N= errti (5.7b)
m
t t. /N.I
i=lt
m
It'
Du - T--i=lt
o (s.7c)
tt./S
I ul
i=-t
dengan:
ti : tebal lapisan tanah ke-i, m.
vsi : kecepatan rambat gelombang geser melalui lapisan
tanah ke-i, m/det.
Ni : nilai hasil Test Penetrasi Standar lapisan tanah ke-i.
Sui : kuat geser niralir lapisan tanah ke-i, kPa.
m : jumlah lapisan tanah yang ada di atas batuan dasar.
2). Waktu getar alami fundamental T1
Waktu getar alami fundamental T1 dari struktur gedung harus dibatasi,
bergantung pada koefisien ( dan jumlah tingkatnya n, yang dihitung
berdasarkan Persamaan (5.4a) serta Tabel 5.1 atau Persamaan (5.4b).
3). Wilayah gempa
Menurut Pasal 4.7.1 SPKGUSBG-2}}2, peta di Indonesia dibagi
menjadi 6 wilayah gempa seperti ditunjukkan pada Gambar 5.1.
Pembagian wilayah ini didasarkan atas percepatan puncak batuan

Bab 5 Beban Cempa 213


dasar akibat pengaruh gempa rencana. Wilayah Gempa I adalah
wilayah dengan kegempaan paling rendah, sedangkan Wilayah Gempa
6 adalah wilayah dengan kegempaan paling tinggi.
Ggmpa rencana yaitu gempa yang ditetapkan dengan periode ulang
500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada l\oh selama umur
gedung 50 tahun.

Gambar 5J lhitayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Puncak


Batuan Dasar dengan Periode Ulang 50A Tahun (SPKGUSBG-2002)

Jika kondisi tanah, waktu getar alarhi fundamental struktur gedung


dan wilayah gempa sudah ditentukan, maka nilai faktor respon gempa C1
dapat ditentukan dari respon ger-npa rencana menurut Gambar 5.2.

o.50

0.38

4\o.:o
I

c
0.20 0.20
0,15
o.13
0.12
0.10
qoa
0.05
o.F

2t4 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


o.75
o.70

0.5s
A o.45
I
c
o.30 0.34
o.2a
o.23
0.24
o.1a

T-) T-->

0.9 o.95
o.s
o.a3
o.a3

o.70

t
c
o.s
0.32
o.28

T_-_>
T---> o
,_

Gamb ar 5.2 Respons Spektrum Gempa Rencana

5.3.2 Faktor keutamaan ( I)


Faktor keutamaan gedung ( I ) merupakan faktor pengali dari
pengaruh gempa rencana pada berbagai kategori gedung, untuk
menyesuaikan periode ulang gempa yang berkaitan dengan probabilitas
dilampauinya pengaruh tersebut selama umur gedung itu dan
fenyesuaian
umur gedung itu. Menurut pasal 4.r.2 SPKGUSBG-2}}2, fakror
keutamaan I ditentukan dengan persamaan:

Bab 5 Beban Cempa


2t5
I:11.12 (s.8)
dengan:
Ir :
faktor keutamaan untuk menyesuaikan periode ulang gempa
berkaitan dengan penyesuaian probabilitas terj adinya gempa
itu selama umur gedung.
. Iz: faktor keutamaan untuk menyesuaikan periode ulang gempa
beikaitan dengan penyesuaian umur gedung tersebut.
Faktor-faktor keutamaan 11, 12 dan I tersebut ditetapkan menurut
Tabel5.3.
Tabel 5.3 Faktor Keutomaan (I) untutk Berbagai Kategori Gedung dan
: B angunan (SPKGUSBG-2 00 2)

Kategori gedung Faktor keutamaan


I lz I
Gedung umum seperti untuk penghuni- 1,0 1,0 1,0
an. oerniasaan dan oerkantoran.
Monumen dan banzunan monumental. 1.0 1.6 1.6
Gedung penting pascagempa seperti
rumah sakit, instalasi air bersih, pem- r,4 1,0 r,4
bangkit tenaga listrik, pusat penyelamat-
an dalam keadaan darurat, fasilitas radio
dan televisi.
Gedung untuk menyimpan bahan
berbahaya seperti gas, produk mrnyak 1,6 1,0 1,6
bumi, asam, bahan beracun.
Cerobone. taneki di atas menara. 1.5 1.0 1.5

5.3.3 Faktor reduksi gempa ( R )


Faktor reduksi gempa (R) merupakan rasio antzra beban gempa
maksimal akibat pengaruh gempa rencana pada struktur gedung elastik
penuh dan beban gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana pada
struktnr gedung daktail,bergantung pada faktor daktilitas struktur gedung

216 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


tersebut. Pasal 4.3.3 SPKGUSBG,-2[L2 menetapkan faktor reduksi
gempa (R) dengan persamaan berikut:
R: p. f' (s-ea)
dengan :

R: faklor reduksi gempa yang bergantung pada faktor daktilitas


sfiuktur gedung tersebut, dan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
faktor daktilitas struktur gedung yang. boleh dipilih
menurut kebutuhan, dan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
fi: faktor kuat lebih beban dan bahan yang terkandung di
dalam struktur gedung, dan nilainya ditetapkan sebesar 1,6

Tabel 5-4 Parameter Daktilitas struktur Gedung (spKGusBG-2002)

Taraf kinerja struktur p R


gedung
Elastik penuh 1,0 1,6
115 2,4
2,0 3,2
2,5 4,A
Daktail parsial 3,0 4,8
3,5 5,6
4,0 6,4
4,5 7,2
5.0 8,0
Daktail penuh 5.3 8,5

Pemilihan nilai faktor daktilitas struktur gedung p tidak boleh


diambil lebih besar dari nilai faktor daktilitas maksimum p- yang dapat
dikerahkan oleh masing-masing sistem atau subsistem struktur gedung.
Pasal 4.3.4 SPKGUSBG-20O2 mencantumkan nilai g- dan faktor reduksi
maksimum R. seperti pada Tabel 5.5.

Bab 5 Beban Cempa


zt7
mizksimum R,, faktor kuat lebih total f dari beberapa
dan
jenis sistem dan subsistem struktur gedung (SPKGUSBG-
2002
Sistem dan subsistem Uraian sistem pemikul l"t* R. f
struktur seduns beban semDa
1. Sistem dinding 1. Dinding geser beton )'7 4,5 2,8
penumpu bertulans
(Sistem struktur yang 2. Dinding penumpu 1,8 2,8 ))
tidak memiliki rangka dengan rangka baja
I
ruang pemikul beban ringan danbresing
gravitasi secara tarik
. lengkap. 3. Rangka bresing di mana 2,8 4,4 )')
Dinding penumpu atau bresing nya memikul
sistem bresing beban gravitasi:
pemikul hampir semua a.Baja
beban gravitasi. Beban b. Beton bertulang
lateral dipikul dinding (tidak untuk wilayah
geser atau rangka 5 dan 6)
bresins\.
Sistem rangka 1. Rangka bresing 4,3 7,0 2,8
gedung eksentris (RBE)
(Sistem stnrktur yg 2. Dinding geser beton 3,3 5,5 2,8
pada dasarnya bertulane
memiliki rangka ruang 3. Rangka bresing brasa
pemikul beban (baja atau beton 3,6 5,6 )1
gravitasi secara bertulang tidak untuk
lengkap. Beban lateral
wilayah 5 dan 6)
dipikul dinding geser
atau ranska bresins\.

218 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


Tabel5.5 (lanjuran)
Sistem dan subsistem Uraian sistem pemikul' lr. R- f
struktur gedung beban.gemoa
4. Rangka bresing 4,1 6;4 2,2
konsentrik khusus
Oaia)
5. Dinding geser beton 4,0 6,5 2,9
bertulang berangkai
daktail
6. Dinding geser beton 3,6 6,0 2,9
bertulang kantilever
daktail penuh
7. ,Dirrding geser beton JrJ 5,5 2,8
bertulang kantilever
dahail parsial
3. Sistem rangka 1. Sistem Rangka
pemikul momen :Pemikul Momen {t 8,5 2,9
(Sistem struktur Khusus (SRpMK): 5,2 8,5 2,9
yangpada dasarnya a. Baja
memiliki rangka ru- b. Beton bertulans
ang pemikul beban 2. Sistem Rangka . J,J 5,5 2,9
gravitasi secara Pemikul Momen
lengkap. Beban Menengah Beton
lateral dipikul (SRPMM)
rangka pemikul 3. Sistem Rangka
momen terutama Pemikul Momen 2,7 4,5 2,9
melalui mekanisme ' Biasa (SMMB): 2,r 3,5 2,9
lentur). a. Baja
b. Beton bertulans
4. Sistem Rangka Batang 4,0 6,5 218
' BajaPemikul Momen
Khusus (SRBPMK)

219
Tabel5.5 (lanjutan)

Sistem dan subsistem Uraian sistem F. R. F


struktur eedung nemikul beban semoa
4. Sistem ganda i. Dinding geser: *
(Terdiri dari: a. Beton bertulang 5)
-t- 8,5 2,8
1). Rangka ruang dengan SRPMK
yang memikul beton bertulang
seluruh beban b. Beton bertulang 2,6 4,2 2,8
gravitasi;2). dengan SRPMB
Pemikul beban baja
lateral berupa din- c. Beton bertulang 4,0 6,5 2,8
ding geser atau dengan SRPMM
rangka bresing beton bertulane
dengan rangka 2. RBE baja:
pemikul momen. a. Dengan SRPMK 5,2 8,5 2,8
Rangka pemikul baja
momen harus b. Dengan SRPMB 2,6 4,2 2,8
direncanakan baia
secara terpisah J. Rangka bresingbiasa:
mampu memikul a. Baja dengan 4,0 8,5 2,8
minimal 25%odari SRPMKbaja
seluruh beban la- b. Baja dengan 2,6 4,2 2,8
teral;3). Kedua SRPMB baja
sistem harus c. Beton bertulang 4,0 6,5 2,8
direncanakan dengan SRPMK
untuk memikul beton berlulang
secara bersama- (tidak untuk wi-
sama seluruh layah 5 dan 6)
beban laterai d. Beton berfulang 2,6 4,2 2,8
dengan memper- dengan SRPMM
hatikan interaksi / beton bertulang
sistem ganda). (tidak untuk
wildvah 5 dan 6)

220 Kolom, fondasi dan Balok "7" Beton Bertulang


Tabel5.5 (lanjutan)
Sistem dan subsistem Uraian sistem pemikul lr. R. f
struktur gedung beban semDa
4. Rangka bresing
konsentrik khusus
a. Baja dengan 4,6 7,5 2.8
SRPMK baja
b. Baja dengan 2,6 4,2 2,8
SRPMB baia
Sistem struktur Sistem struktur kolom
gedung kolom kontilever 1,4 )) 2,0
kantilever (Sistem
struktur yg
memanfaatkan
kolom kantilever
untuk memikul be-
ban lateral).
6. Sistem interaksi Beton berfulang biasa 3,4 -55
)- 2,8
dinding geser (tidak untuk wilay ah 3, 4,
dengan rangka 5 dan 6)
7. Subsistem tunggal I Rangka terbuka baja \') 8,5 2,8
(subsistem struktur 2 Rangka terbuka beton 5)
-,- 8,5 2,9
bidang yg mem- bertulang
bentuk struktur Rangka terbuka beton 3,3 {{
J}J 2,8
gedung secara bertulang dengan
keseluruhan). balok beton pratekan
(bergantung pada
indeks baja total)
Dinding geser beton 4,0 6,5 2,8
berlulang berangkai
daktail penuh
Dinding geser beton JrJ 5S
-t- 2,8
berhrlang kantilever
daktail oarsial

221
5.3.4 Berat total gedung ( Wr
' ) '

Menurut Pasal 6.1.2 SPKGUSBG-2}}2, berat total gedung (W,)


merupakan kombinasi dari beban mati dan beban hidup yang sesuai,
sedangkan menurut Pasal2.I.4 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung, SNI 03-1727-1989 (PPPURG-1989) menyatakan
bahwa beban hidup pada penentuan Wt tersebut boleh dikalikan dengan
suatu koefisien reduksi (k) yang nilainya tercantum pada Tabel 5.6. Jadi
berat total gedung (W,) dapat dihitung dari kombinasi beban mati
seluruhnya ditambah beban hidup yang direduksi, dengan rumus:

W,: Wo + k.Wr (s.10)

Wp dan W1 merupakan berat beban mati dan beban hidup struktur


gedung, sedangkan k, merupakan koefisien reduksi beban hidup menurut
Tabel5.6.
Tabel 5.6 Koefisien Redul<si Beban Hidup (PPPURG-1989)
Koefisien reduksi
beban hiduo untuk
Penggunaan gedung .Perenca- Peninjau-
naan ba- an gempa
lok/oortal
PERUMAHANI 0,75 0,30
PENGHUNIAN : rumahtinggal,
asrama, hotel,
rumah sakit
PENDIDIKAN : sekolah, 0,90 0,50
ruans kuliah
PERTEMUAN UMUM: masjid, gereja, 0,90 0,50 t

bioskop, restoran,
ruang dansa,
ruang nagelaran
KANTOR : kantor, bank 0,60 0.30 t

PERDAGANGAN : toko. toserba. pasar 0.80 0.80


PENYIMPANAN : gudang, 0,80 0,80 ]l

perpustakaan,
ruans arsin

222 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


abel5.6 {laniutan
Koefisien reduksi
beban hiduo untuk
Penggunaan gedung Perenca- Peninjau-
naan ba- an gempa
lok/portal
INDUSTRI : pabrik. benskel 1,00 0.90
TEMPAT 0,90 0,50
iiEN;'AitAAN :garasi,
geduns parkir
GANG DAN TANGGA: 0,75 0,30
a. Perumahan/penghunian 0,75 0,50
b. Pendidikan, kantor 0,90 0,50
c. Pertemuan umurn, ferdagangan,
penyimpanan, industri, tempat
kendaraan

Berat total pada suatu portal Lantai i ( Wi ) dihitung berdasarkan


batas setengah jarak antara portal tersebut dengan portal di sebelahnya,
dan setengah tinggi kolom di atas serta di bawahLantai i, seperti tampak
pada Gambar 5.3.
Sebagai contoh, berat total pada Lantai 3 ( W, ) pada Portal B dari
sebuah gedung kantor, maka dihitung beban mati (Wp3) dan beban hidup
(W6) pada semua bagian yang diarsir dari Gambar 5.3(a) + semua bagian
yang diarsir dari Gambar 5.3(b), dengan faktor beban yang sesuai.

A, ,i-
B
C,
TJUlb
i_
(a). Denah gedung

b). portal B

Gambar 5.3 Denaih dan Portal Gedung

Bab 5 Beban Cempa


223
Jadi diperoleh:
V*tos : berat pelat (terrnasuk spesi, ubin, dan lainnya) seluas
{(a/Z +
bl}).cl * berat balok sepanj ang {(a/2 + bl2) + c} + berat kolom
dan dinding setinggi (fu12 + hzl})
Wrs: beban hidup seluas {(alT +bl2).c
W: : Wo:*0,3.Wn

5,4 Gontoh Hitungan

Contoh 5.1 :
Gedung Rumah sakit berdiri di atas tanah lunak di daerah Surakarta,
direncanakan tahan gempa berdasarkan daktail parsial dengan faktor
daktilitas p:2,5.
Dimensi portal : semua balok 300/500 dan semua kolom 500/500.
Beban mati (berat pelat dan balok-balok) pada lantai atap: 1800 kglm,,
lantai lainnya: 2300 kg/m', sedangkan beban hidup lantai atap : 699
kg/m' dan lantai lainnya: 1500 kg/m'. Berat air hujan setebal 5 cm di
atas atap :250kglm'.

Gedung dari stnrktur beton bertulang


3,5m
dengan bentuk portal seperti pada
3,5m gambar samping, dan dianggap portal
tersebut berisi penuh dengan pasangan

3,5ry batu merah Ll2ban.

3,5m

Soal :

4,0m Hitung dan gambarlah SFD akibat


beban gempa pada tiap lantai!

224 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


Penyelesaian:
1). Hitungan gaya gempa nominal pada tiap lantai

i Berat lantai atap (W6) :


i
Berat lantai danbalok: 10 . 1800 18000 kg
Pasarigan bata : 0,15. {10-(2+2.0,5).0,5}.(3,5/2).1800 :
I

4016 kg
Berat kolom : 0,50 . 0,50 . (3,5/2) .2500 x 4 4375 kg (+)
Woe : 2639Ikg
Beban hiduP: Wro: l0 . 600:6000 kg.
Berat.air hujan setebal 5 cm: Wn= 10.250:2500 kg,
Wo:Woo*0,3.(W16+Wn)
:26391+ 0,3.(6000 + 2500) :28941kg.

Berat Lantai 3 sampai dengan Lantai 5 ( W, - Ws ):


Berat lantai dan balok: l0 . 2300 23000kg ,

Pasangan bata : 0-(2+2. 0,5).0,5 } .3,5. 1 800


0, 1 5. { 1 8033 kg ,

Berat kolom: 0,5 . 0,5 . 3,5 .2500 x 4 87s0 kg (+)

BEb&hidup=W6--Ifi5: 10 . 1500: 15000 kg


Wr: W+: Ws: 39783 + 0,3.15000 : 44283k9.

Beratl-antai2(W2): ':

Berat lantai dan balok: 10 . 2300 23000 kg


Pasangan bata ..
= 0, I 5. { 1 0- (2+2.0,5).0,5 } . {(3,5+4)/2 } I 800
. 8606 kg
Berat kolom : 0,5.0;5. {(3 ,s+!)!!) ,zsoo x, + e3Js kg (+)
Woz : 40981 kg
Bebanhidup: Wrz : 10 . 1500 .! 15000 kg
Wi:40981 + 0,3.15000 = 45381 kg.

Bab 5 Eeban Cempa


225
Berat total W, : Wo + W5 + W4 + W3 + W2
: 28941 + 3.44283 + 45481 :20727t kg.
Tr = 0,06.H3/a : 0,06.183/4 :0,524 detik, dan ( .n: 0,18.5 : 0,9 detik.
Jadi T1 :0,524 detik (< ( .n, memenuhi syarat).

Dari Gambar 5.2, Surakarta termasuk wilayah gempa 3, gedung di atas


tanah lunak, dan T1 :0,524 detik, maka diperoleh faktor respons gempa
C:0,75.
I:1,4 (Gedung untuk Rumah Sakit,lihat Tabel 5.3)
Gedung daktail parsial p:2,5 + diperoleh R : 4,0 (lihat Tabel 5.4)
Beban geser dasar nominal u: *r
*I
o'75-'l'4
- .zo727t :54409kg

H/fl : 18/10 = 1,8 < 3 ,nuka U# gempa nominal paAa tiap tantai i

dihitung dengan mmus berikut :

f': --W'-'''--*Y
E(W,,2,)
Untuk mempermudah hitungan, maka dilaksanakan pada tabel.

Hitungan beban gempa nominal horizontal pada tiap lantai ( F; )

Lantai W; Zi Wi.zr F1 XFi


(i) (ke) (m) (ke.m) (kg) fte)
6 28941 18,0 520938.0 13096 13096
5 44283 14,5 642t03,5 16r43 29239
4 44283 I1.0 487t13,0 12246 41485
J 44283 7,5 332122,5 8350 49835
2 45481 4,0 18t924;0 4574 54409

wt: 207271 2: 216420t,0 >: s4409

226 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


2). Gambargaya F;dan SFD
Fe= l3096ks :30$6
Fs: 16143 ks

t;
* --4
F+ = 12246 kg q-l' 4t485
F: * S350kg 49835
-...+
Fz:-4314ke r+ 5440
,/
,/
#''
Caya horizontal F1

Suatu gedung perkantoran 8 lantai, dengan lebar gedung 10 m danjarak


antar lantai 4 m, dibangun di daerah nunyuwangl puoa kondisi tanah
sedang. Gedung tersebut direncanakan dengan sistem elastik penuh.
Wi : berat total lantai diketahui sebagai
berikut:
4,0m Wq : 17501d',1.
4$m. Wi: W3 E ......;.... :'Ws:2250 kN.
4,0 m
4,0 m Soal: Hitung dan gambarlah SFD akibat beban
gempanominal, padatiaplantai!
4,0ru
4'o m penyelesaian:
4,0 m Banyuwangi
termasuk wilayah gempa
: l

4.0m 4((=0,17).
C.n: 0,17.8 : 1,36 detik
{-to,*rtt-f Tr : 0,06.H3/a :0,06.323/a = 0,g07 detik.
10,0m
Jadi Tr < (.n (memenuhi syarat).
Kondisi tanah sedang.
Dari Gambar 5.2, unt'k wilayah gempa 4, kondisi tanah
sedang, dan
Tr=0,807detik,diperolehC:0,42/T:0,42/a,807:0,52,

Bab 5 Beban Cempa


ZZZ
I : 1,0 (Gedung untuk perkantoran).
R: 1,6 ( Perencanaan elastik penuh ).
W,: Wz + W3 + W4+ W5+ W6+ W?+ Wr + Wq
:7"2250 + 1750: 17500 kN.

geban geser dasar nominal : C+'I.W, ,,


R "'t
I
o,t?
= -',0 .17500 :5687,s0 kN
r,6
FVB : 32110 : 3,2 > 3, maka gaya gempa pada atap dihitung sebagai
berikut:
0,1 xV:0,1 .568 7,50: 568,75 kN
Wo'h" t750.32
' ' x0.9V= 0,9568750
E(\Y.hi) 2250.(4r8 +12+16 + 20 + 24+ 28)+17 50.32
: 930,68 kN
Gaya gempa pada atap: Fs : 1499,43 kN

Gaya gempa pada lantai selain atap dihitung dengan rumus berikut:

F,: -S''+x0,9'V
X(W, .r, )

Hitungan dilaksanakan pada tabel berikut:


Lantai W Zi Wi.zr F; IFr
{i'i {kN) (m) {kN-m ) rkN) {kN )
9 {atap) 0,1.v * 568,75 \
l 750 3? 56000 930.68J 1499.43 1499.43
8 ?254 38 63000 1047-02 2_546.45
7 2?50 24 54000 897_44 3443"89
6 1250 2t 45CI00 747.87 4lgr.?6
5 32s0 l6 36000 598.J0 4750.06
4 22sA l2 2?000 M8"72 5238.78
J 2250 I 18000 ?99.15 5537.93
2 2250 4 9000 t49.57 5687.50
Wr=17500 X * 3$8il00 XFt=Y*5687-50

228 Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang


Fs> 499.43

J&" ,0m J46,45


E_
tt> 4,0 m 3443_gg

J* 4,0 m 4191,76

\ -I+ 4,0 m 4?5S,06

.e{.*. 4,0 m 5238,78


Fil 4.0 m 553?,93
i

Fu ,, 4,0 m s68?,5

4,0 m

V = 5S37,50 kN
ll
I lo,om I

Gaya horizontal F1 Shearing Force Diagram (SFD)

5.5 Soal Latihan

Soal5.1:
Portal gedung, dimensi balok dan kolom sama dengan Contoh 5.1, tetapi
fungsi gedung untuk perpustakaan di daerah Semarang pada kondisi
tanah lunak, serta direncanakan dengan sistem daktail penuh. Hitung dan
gambarlah SFD akibat beban gempa pada tiap lantai!

Soal5.2:
Jika portal gedung pada Contoh 5.2 direncanakan dengan sistem daktail
penuh, maka:
l). Berapakah besar beban gempa untuk perencanaan gedung tersebut!
2). Hitunglah besar beban gempa yang terjadi pada tiap lantai!
3). Gambarkan SFD akibat beban horizontal gempa!
4). Berilah komentar tentang hasil hitungan dari item l) sampai 3) di
atas bila dibandingkandengan hasil hitungan pada Contoh 5.2.

Bab 5 Beban Cempa 229


Soal5.3:
Jika portal gedung pada contoh 5.2 digunakan untuk gedung rumah sakit
di kota Medan, dan direncanakan dengan sistem daktail penuh, maka
hitung dan gambarkan SFD akibat beban gempa pada tiap lantai!

Kolom, fondasi dan Balok "T" Beton Bertulang

Anda mungkin juga menyukai