Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL PERCOBAAN
Elektrolisis Larutan Kalium Iodida

B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari Reaksi Redoks dalam sel elektrolisis

C. LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Umum
Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel gavani
(sel volta). Sel seperti ini mengubah energi kimia menjadi energi listrik, yang
dapat digunakan untuk melakukan kerja.Sebuah sel dimana potensial luar yang
berlawanan menyebabkan reaksi berlangsung dalam arah berlawanan secara
spontan disebut sel elektrolisis. Sel seperti ini menggunakan energi listrik yang
dihasilkan oleh rangkaian luar untuk melakukan reaksi kimia yang sebetulnya
tidak dapat berlangsung. Jika sebuah sel diubah menjadi sebuah sel elektrolisis
dengan penambahan sumber potensial luar yang berlawanan arah dengan aliran
elektron, juga terdapat sebuah pembalikan pada sisi anoda dan katoda.Dalam sel
elektrolisis, oksidasi berlangsung pada elektroda perak, yang karenanya
menjadi anoda, dan elektroda tembaga menjadi katoda (Oxtoby, 2001: 379).
Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik luar digunakan untuk mendesak
elektron agar mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan.
Jumlah perubahan kimia yang dihasilkan dalam suatu sel elektrolisis berbanding
lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel, seperti yang dinyatakan
dalam hukum Faraday dari elektrolisis. Banyak proses industri penting
menggunakan proses elektrolisis (Petrucci, 1985:40).
Asam, basa, dan garam dikatakan sebagai elektrolit. Apabila larutan asam,
basa dan garam, dan leburan dari basa dan garam yang dipanaskan dapat dilalui
oleh suatu arus listrik dan akan mengalami penguraian zat-zat, peristiwa
tersebutlah yang dinamakan dengan elektrolisis. Pada elektrolisis penggunaan
energi merupakan kebalikan dari sel volta, pada sel volta suatu proes kimia
menghasilkan arus listrik, sedangkan pada elektrolisis arus listrik dari dua sel
dapat mengakibatkan terjadinya reaksi kimia (Partana, 2003: 75).
Suatu sel elektrokimia minimal tersusun atas dua buah elektroda. Larutan
elektrolit atau suatu sumber arus seperti, voltmeter (sel Gavani) atau sumber arus
searah (elektrolis) tergantung dari tujuannya. Dua buah elektroda pada sel
elektrokimia yang pertama adalah elektroda standar (baku) yang mempunyai
potensial yang tetap, yang kedua adalah elektroda petunjuk (indikator) yang
potensialnya bergantung pada aktivitas ion yang ditetapkan. Umumnya reaksi
yang terjadi pada sel elektrokimia adalah reaksi redoks. Ada dua jenis sel
elektrokimia yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Sel gavani merupakan sel
elektrokimia yang mampu mengubah reaksi kimia menjadi energi listrik (energy
producer). Sedangkan sel elektrolisis merpakan sel elektrokimiayang mampu
mengubah energi listrik menjadi suatu zat (Soebagio, 2003: 136).
Arus mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisis energi potensial
listrik di antara kedua elektroda.Aliran listrik ini analog dengan air yang jatuh dari
air terjun karena ada selisih energi potensial gravitasi atau aliran gas dari wilayah
bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan rendah. Dalam pecobaan selisih potensial
listrik di antara anoda dan katoda di ukur dengan voltmeter dan angkanya (dalam
volt) disebut voltase sel. Dua istilah lain, gaya elektromotif atau emf (E) dan
potensial sel juga digunakan untuk menyatakan voltase sel (Chang, 2005 : 198).
Banyaknya perubahan kimia yang dihasilkan oleh arus listrik berbanding
lurus dengan kuantitas listrik yang lewat.Fakta itu ditemukan oleh Michael
Faraday pada tahun 1834 sebelum sifat dasar elektron dari arus listrik
diketahui.Kuantitas dasar kelistrikan yang menyatakan banyaknya elektron yang
melewati elektrolit dalam coulomb.Berdasarkan muatan satu elektron perhitungan
memberikan harga 95.500 Coulomb (C) sepadan dengan lewatnya 1 mol
elektron.Besarnya kelistrikan ini disebut faraday. (Partana, 2003: 75).
Menurut Goldberg (2005: 167). Elektrolisis memiliki beberapa persyaratan
yaitu:
1. Ion (harus ada partikel bermuatan untuk menghantar arus. Namun, mungkin
bukan ion yang bereaksi).
2. Cairan, baik cairan murni atau larutan, agar ion-ion dapat bermigrasi.
3. Sumber potensial (dalam sel galvani, reaksi kimia merupakan sumber
potensial, tetapi tidak dalam sel elektrolisis).
4. Ion-ion yang bergerak, rangkaian lengkap untuk membawa elektron dan
elektrode (tempat arus berubah).
Aspek ganda sel elektrokimia (galvani dan elektrolisis) segera disadari
setelah penemuan sel tersebut pada tahun 1800 oleh Alessandro Volta. Volta
membuat sebuah ‘aki’ yang terdiri dari sejumlah lembaran perak dan seng yang
dipisahkan satu sama lainnya oleh lembaran kertas berpori yang dibasahi oleh
garam. Sekitar tahun 1807, Sir Humphry Davy telah membuat unsur natrium dan
kalium dengan menggunakan sebuah aki untuk mengelektrolisis masing-masing
hidroksidanya.Akan tetapi dasar ilmiah sel elektrokimia yang digunkan tidak
begitu jelas (Oxtoby, 2001: 380).
Menurut Goldberg (2005: 167-168) Elektrolisis digunakan dengan
berbagai cara. Berikut ini tiga contohnya:
1. Sel elektrolisis digunakan untuk menghasilkan unsur yang sangat aktif dalam
bentuk unsurnya. Misalnya pada industri aluminium (Al) didasarkan
padareduksi elektrolisis dari aluminium oksida (Al2O3).
2. Elektrolisis dapat digunakan untuk menyepuh benda. Lapisan tipis logam,
seperti perak (Ag), dapat diendapkan pada logam lain, seperti baja, lewat
electrodeposition.
3. Elektrolisis juga digunakan untuk memurnikan logam, seperti tembaga.
Itu sebabnya tembaga cocok untuk menghantar listrik.Anoda terbuat dari materi
yang tidak murni, katoda terbuat dari seutas tipis tembaga murni.Pada kondisi
yang terkendali ketat, tembaga masuk ke larutan di anoda, tetapi logam yang
kurang aktif, terutama perak (Ag) dan emas (Au), jatuh ke dasar wadah. Ion
tembaga (Cu) mengendap pada katoda, tetapi logam yang lebih aktif tetap
ada dalam larutan.
Penelitian Michael Faraday menunjukkan hubungan kuantitatif langsung
antara jumlah zat yang bereaksi di katoda dan anoda dan muatan listrik total yang
melewati sel. Pengamatan ini merupakan inti dari hukum Faraday, yang kita
nyatakan sebagai :
1. massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda
berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
2. massa ekivalen zat yang berbeda dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melalui sel.
Hukum ini, yang meringkas stoikiometri proses elektrokimia, ditemukan oleh
Michael Faraday pada 1833, lebih dari setengah abad sebelum elektron ditentukan
dan dasar atom kelistrikan dimengerti (Oxtoby, 2001: 380).
2. Tinjauan Hasil
Minyak jelatah di proses menjadi biodiesel menggunakan metode
elektrolisis dengan variasi tegangan listrik dan rasio metanol elektroda yang
digunakan pada proses elektrolisis ini adalah grafit. Jarak elektroda diatur sejauh
1,5 cm dan dikarenakan jarak antar elektroda mempengaruhi jumlah arus listrik
yang terjadi selama proses elektrolisis. Katalis yang digunakan adalah NaOH yang
terlebih dahulu dicampurkan CH3OH. Ion metoksi dapat terbentuk ketika CH3OH
bereaksi dengan ion hidroksil dan ion metoksida memiliki sifat nukleofilik dan
akan menyerang gugus karbonil pada trigiliserida untuk membentuk gliserol.
Selama proses elektrolisis terbentuk gelembung-gelembung gas pada katoda dan
anoda. Dimana gas yang terdapat pada anoda yaitu gas klorin dan pada katoda
adalah gas hidrogen (Moeksin, dkk, 2017: 45).
Dmetode elektrolisis dengan menggunakan plat Al sebagai anoda pada
kutub positif dan karbon sebagai katoda pada kutub negative yang dialiri arus
listrik sehingga pada logam Al akan terjadi reaksi reduksi.
Anode (+) = 2Al 2Al3+ + 6e
Katoda (-) = 6H2O + 6e 3H2 + 6OH-
Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda karena memerlukan electron
dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda. Akibatnya, katoda
bermuatan negative dan anoda menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi
endapan logam.
2Al 3+ + 6OH- 2Al(OH)3
Dari reaksi tersebut akan membentuk gumpalan dari 2Al(OH)3 yang terdapat pada
katoda (Afandi, dkk. 2017: 117).
Semakin lama waktu konyak dan semakin tinggi tegangan yang diberikan
maka nilai pH akan semakin meningkat. Nilai pH adalah factor yang penting
dalam menunjukkan performa selama proses elektrolisis. Peningkatan pH ini
disebabkan oleh reduksi air pada katoda yang mengubah atau meningkatkan kadar
ion OH- pada proses elektrolisis ( Fakhrudin, dkk. 2017).
Penggunaan metode elektrolisis menggunakan elektroda karbon dengan
variasi tegangan listrik dapat berpengaruh terhadap penurunan nilai konsentrasi.
Hal ini terjadi karena apabila voltase atau tegangan diperbesar maka reaksi
reduksi dan oksidasi (redoks) yang terjadi di dalam reactor elektrolisis tersebut
akan seakin cepat terjadi. Semakin cepat reaksi redoks maka jumlah senyawa
organik yang teroksidasi juga semakin banyak ( Hamid, dkk. 2017: 8).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung U (1 buah)
b. Elektroda Karbon (2 buah)
c. Sumber Arus Searah (1 buah)
d. Tabung reaksi (2 buah)
e. Pipet tetes (4 buah)
f. Corong biasa (1 buah)
g. Statif dan Klem (1 set)
h. Mistar (1 buah)
i. Stopwatch (1 buah)
j. Lap Kasar (1 buah)
k. Lap Halus (1 buah)
l. Botol Semprot (1 buah)
2. Bahan
a. Larutan Kalium Iodida 0,1 M (KI)
b. Larutan Besi (III) Klorida 0,1 M (FeCl3)
c. Indikator Fenolpthalein (PP)
d. Larutan Klorofom (CHCl3)
e. Aquades (H2O)
f. Tissue
g. Label

E. PROSEDUR KERJA
1. Larutan Kalium Iodida (KI) 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung U dengan
menggunakan corong biasa (sampai 2 cm dari mulut tabung).
2. Elektroda karbon dipasang dan dihubungkan dengan sumber arus searah 6 volt
selama 5 menit, arus diputuskan dan diamati perubahan yang terjadi.
3. Perubahan yang terjadi pada ruang katoda dan anoda dicatat.
4. Sebanyak 2 mL larutan diambil dari ruang katoda dengan menggunakan pipet
ukur dan tambahkan 1 tetes indikator Fenolftalein (PP), 2 mL larutan FeCl3
0,1 M ditambahkan.
5. Larutan di kocok, catat perubahan yang terjadi.
6. Sebanyak 2 mL larutan diambil dari ruang anoda. 1 mL CHCl3 ditambahkan.
7. Larutan di kocok, catat perubahan yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN
No. Aktivitas Hasil
1 Larutan KI (Kalium iodida) 0,1 M Pada ruang anoda larutan
dimasukkan ke dalam tabung U lalu berubah menjadi warna
diberi elektroda yang terhubung ke kuning, sedangkan pada ruang
sumber arus searah sebesar 6 volt katoda larutan tetap
selama 5 menit. berwarnabening dan tidak
terdapatgelembung
2 2 mL dari ruang katoda diambil Pada ruang katoda setelah
diatmabhkan indikator fenolftalein penambahan 4 tetes indikator
kedalam tabung reaksi (sebanyak 1 pp, larutan tidak mengalami
tetes) di tambahkan 2 mL FeCl3 0,2 M perubahan warna. Setelah
penambahan FeCl30,1M,
larutan berubah warna menjadi
merah bata.
3 2 mL larutan dari ruang anoda di Terbentuk dua lapisan, lapisan
tambahkan 1 mL CHCl3, kemudian bawahtidak berwarna dan
tabung reaksi di kocok. lapisan atas berwarna kuning
bening.

G. PEMBAHASAN
Elektrolisis merupakan peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus
listrik. Alat elektrolisis dinamakan sengan sel elektrolit. Alat elektrolisis terdiri
atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan ataupun leburan) dan dua
elektroda (anoda dan katoda). Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi, sedangkan
pada katoda terjadi reaksi reduksi (Tim Dosen, 2019: 33).
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu mempelajari reaksi oksidasi dan
reduksi dalam sel elektrolisis. Prinsip dasar elektrolisis yaitu reaksi reduksi
oksidasi. Adapun prinsip kerja dari sel elektrolisis ialah pengubahan energi listrik
menjadi energi kimia dengan menggunakan arus listrik. Larutan yang akan
dielektrolisis pada percobaanini yaitu larutanKI (kaliumiodida) 0,1 M. Larutan KI
digunakan karena larutan ini dapat menghantarkan arus listrik.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah larutan KI (kalium iodida) 0,1 M
dimasukkan ke dalam tabung U. Fungsi digunakannya tabung U agar nantinya
dapat dibedakan antara ruang katoda dan ruang anoda. Setelah itu, elektroda
karbon dipasang dan dihubungkan dengan sumber arus searah 6 volt. Elektroda
yang digunakan pada percobaan ini yaitu elektroda karbon. Elektroda karbon
digunakan karena karbon termasuk ke dalam elektroda inert yang memiliki arti
elektroda tidak akan ikut bereaksi. Elektroda tersebut dihubungkan dengan arus
searah selama 5 menit. Digunakan arus searah karena pada elektrolisis diperlukan
dua terminal yaitu anoda (positif) dan katoda (negatif) yang hanya bisa didapatkan
pada arus searah. Setelah 5 menit arus kemudian diputuskan dan diamati
perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda.
1. Katoda
Larutan kalium iodida pada ruang katoda tidak mengalami perubahan
apapun. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori, hal yang seharusnya terjadi yaitu
adanya gelembung yang muncul, dikarenakan pada ruang katoda reaksi yang
terjadi ialah reaksi reduksi. Gelembung tersebut muncul karena pada ruang katoda
menghasilkan gas hidrogen dalam reaksi H2O. Adapun reaksinya yaitu:
2H2O(l)+ 2e-2OH-(aq) + H2(g)
Dapat dilihat dari reaksi diatas, terjadi reaksi reduksi ditandai dengan
penurunannya bilangan oksidasi dan penangkapan elektron. Ketidaksesuaian
antara teori dengan hasil praktikum ini karena kabel penghubung yang digunakan
tidak berfungsi dengan baik.
Percobaan selanjutnya ditambahkannya indikator PP pada larutan. Adapun
fungsi dari Indikator PP ini adalah penanda suatu larutan tersebut bersifat asam
atau basa. Pada saat penambahan empat tetes indikator PP, larutan tidak
mengalami perubahan warna apapun. Larutan tetap tidak berwarna (bening). Hal
ini menandakan bahwa larutan tersebut bersifat asam. Indikator PP akan berubah
warna menjadi merah muda apabila larutan bersifat basa, dan larutan yang bersifat
asam tidak akan mengalami perubahan warna (bening). Lalu dilanjutkan lagi
dengan penambahan larutan besi (III) klorida (FeCl3), larutan langsung mengalami
perubahan warna, yang awalnya berwarna merah muda menjadi merah kecoklatan
dan terdapat endapan. Endapan tersebut dapat terbentuk karena adanya reaksi OH-
dan Fe2+. Pada saat OH yang bermuatan negatif bertemu dengan Fe yang
bermuatan positif akan terbentuk endapan atau padatan. Fungsi larutan larutan
besi (III) klorida (FCl3) untuk membuktikan adanya ion OH- dalam larutan.
Adapula reaksi yang terjadi yaitu:
2FeCl3(aq) + 3OH-(aq) → 2Fe(OH)3(aq) + 3Cl-(aq)
2. Anoda
Larutan pada ruang anoda terjadi perubahan, yaitu yang pada awalnya
larutan Kalium Iodida berwarna bening berubah warna menjadi kuning bening.
Perubahan warna tersebut diakibatkan karena terjadinya reaksi oksidasi pada
larutan. Reaksinya yaitu:
2I-(aq) I2(aq) + 2e-
Dapat dilihat dari reaksi diatas terjadinya reaksi oksidasi, yang ditandai
dengan adanya kenaikan bilangan oksidasi dan adanya pelepasan elektron.
Percobaan selanjutnya yaitu ditambahkannya larutan CHCl3. Fungsi dari
penambahan larutan CHCl3 ini adalah untuk membuktikan yang terjadi oksidasi
ialah I2. Setelah penambahan CHCl3 dan larutan dikocok, terjadi perubahan pada
larutan. Perubahan yang terjadi yaitu terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas berwarna
kuning (larutan yang menandakan bahwa anoda mengandung I2) dan lapisan
bawah berwarna bening (larutan CHCl3). Penyebab terbentuknya dua lapisan ini
karena perbedaan sifat kepolaran dan massa jenisnya. Dimana I2 bersifat non polar
sedangkan larutan CHCl3 bersifat polar. Adanya perbedaan massa jenis juga yang
mempengaruhi hal tersebut. Dalam hal ini massa jenis I2 lebih kecil dibandingkan
dengan massa jenis CHCl3. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya dua
lapisan pada larutan.
Adapun reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda adalah :
Katoda (-) : 2 H2 O(l) + 2e → 2 OH − (aq) + H2 (g)
Anoda (+) :2 I − (aq) → I2 (aq) + 2e
Redoks: 2 I − (aq) +2 H2 O(l) → 2 OH − (aq)+ I2 (aq) + H2 (g)

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa elektrolisis merupakan peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus
listrik. Reaksi reduksi adalah penangkapan elektron atau terjadinya penurunan
bilangan oksidasi sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau
reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Terdapat reaksi redoks pada sel
elektrolisis. Reaksi elektrolisis larutan Kalium Iodida pada ruang katoda yang
tereduksi adalah H2O(l) yang ditandai dengan penurunan bilangan oksidasi dengan
reaksi 2 H2 O(l) + 2e → 2 OH − (aq) + H2 (g). Sedangkan pada ruang anoda terjadi
reaksi oksidasi dalam hal ini adalah I- yang menjadi I2 yang ditandai dengan
terjadinya kenaikan bilangan oksidasi dengan reaksi 2I − (aq) → I2 (g) + 2e. Reaksi
lengkapnya yaitu 2I − (aq)+2 H2 O(l)→2 OH − (aq)+I2 (g) + H2 (g)
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan prosedur
kerja agar didapatkan hasil yang akurat.
b. Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar memberi label pada tabung U,
agar ruang katoda dan anoda tidak tertukar.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Achsin Muhammad, Ihsanul Rijal, dan Tamzil Aziz. 2017. Pengaruh
Waktu dan Tegangan Listrik Terhadap Limbah Cair Rumah Tangga
dengan Metode Elektrolisis. Jurnal Teknik Kimia.Vol. 23, No. 2.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep – konsep Inti Edisi ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Fakhrudin, Juli Nurdiana, dan Dyah Wahyu Wijayanti. 2017. Analisis Penurunan
Kadar Cr (chromium), Fe (Besi), dan Mn (Mangan) Pada Limbah Cair
Laboratorium Teknologi Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman Samarinda dengan Menggunakan Metode Elektrolisis.
Jurnal Prosiding Seminar Nasional Teknologi IV. ISSN: 2598-7410.

Goldberg, David E. 2004. Kimia untuk Pemula.Jakarta : Erlangga.

Hamid, Ruslan Abdul, Purwono, dan Wiharyanto Oktiawan. 2017. Penggunaan


Metode Elektrolisis Menggunakan Elektroda Karbon dengan Variasi
Tegangan Listrik dan Waktu Elektrolisis dalam Penurunan Konsentrasi
TSS dan COD pada Pengolahan Air Limbah Domestik. Jurnal Teknik
Lingkungan.Vol. 6, No. 1.

Moeksin, Rosdiana, M, Zaky Shofahaudy, dan Dyah Pratiwi Warsito. 2017.


Pengaruh Rasio Metanol dan Tegangan Arus Elektrolisis terhadap Yield
Biodiesel dari Minyak Jelatah. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 23, No. 1.

Oxtoby, David W., H.P Gillis, dan Norman H. Nachtrieb. 2001. Prinsip-Prinsip
Kimia Modern Edisi ke Empat Jilid 1.Jakarta : Erlangga.

Partana, Crys Fajar, Heru Pratomo Al, Karim Theresih, dan Suharto. 2003.
Common Textbook Edisi Revisi Kimia Dasar 2. Yogyakarta: JICA.

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 3.Jakarta: Erlangga.

Soebagio, Budiasihn E., Ibnu, M. Sodiq, Widarti, Haryuni Retno, dan Munzil.
2003. Kimia Analitik II. Yogyakarta: JICA.

Tim Dosen Kimia Dasar, 2019.Penuntun Praktikum Kimia Dasar lanjut.


Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai