p2m Acc
p2m Acc
Dosen :
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Program P2M (Pengendalian Dan Pemberantasan
Penyakit Menular Dan Tidak Menular) ”
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.3. Tujuan..................................................................................................... 2
1.4. Manfaat................................................................................................... 2
BAB II ISI...................................................................................................... 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
1.2.3.Apa itu program pemberantasan penyakit menular yang ada pada Puskesmas
beserta ruang lingkup dan kegiatan pokoknya?
1.3. Tujuan
1.3.3. Untuk mengetahui program pemberantasan penyakit menular yang ada pada
Puskesmas beserta ruang lingkup dan kegiatan pokoknya.
1.4. Manfaat
BAB II
2
ISI
Ini dapat terjadi karena tetesan-tetesan halus yang terhambur dari batuk, berludah,
atau bersin, misalnya tuberkulose ; bersentuh (persetubuhan), misalnya pada
penyakit kelamin.
A. Dengan perantara benda atau barang yang kotor (ada kumannya), biasanya air,
makanan dan susu segar. Sebagai contoh adalah perjalanan najis ke mulut. Manusia
makan bahan makanan dan minum air yang telah dikotori dengan kuman penyebab
penyakit. Penyakit-penyakit yang ditularkan dengan cara ini antara lain ialah kolera
dan disentri.
B. Dengan perantara serangga atau gigitan binatang. Orang digigit serangga atau
binatang yang membawa kuman penyakit dalam saluran pencernaannya atau dalam
ludahnya. Sebagai contoh: Malaria, Filariasis, Dengue demam berdarah dan Rabies.
2.2.3. Jika diketahui cara bagaimana penyakit itu menular, maka dapat dijalankan
usaha-usaha yang jitu untuk menghilangkan sumber infeksi, dan memutuskan rantai
3
penularan penyakit. Dengan demikian Puskesmas dapat banyak sekali mengurangi
kejadian (incidence) penyakit menular. Didalam pembatasan penyakit sering
dipakai istilah wabah dan kejadian luar biasa (KLB) yang artinya sebagai berikut :
A. Wabah
Wabah adalah suatu peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang telah meluas
secara cepat baik jumlah kasus maupun luas daerah terjangkit.
B. Kejadian Luar Biasa
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian
dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. Kriteria
KLB (kriteria kerja) antara lain:
1) Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di
suatu daerah
2) Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian yang dua kali atau lebih
dibandingkan dengan jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) tergantung dari jenis penyakitnya.
3) Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 kurun waktu
(jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya
4) Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikkan dua kali lipat
atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya
5) Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali
lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata perbulan dari tahun
sebelumnya
6) Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR dari periode
sebelumnya
7) Proposional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih periode yang sama dalam kurun waktu/tahun
sebelumnya.
4
8) Beberapa penyakit khusus: kolera, DBD/DSS: Setiap peningkatan kasus dari
periode sebelumnya (pada daerah endemis), terdapat satu atau lebih penderita
baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan
bebas dari penyakit yang bersangkutan.
C. Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan
Penyakit-penyakit menular yang dilaporkan adalah penyakit-penyakit yang
memerlukan kewaspadaan ketat yaitu penyakit-penyakit wabah atau yang
berpotensi wabah/atau yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)
Penyakit-penyakit menular dikelompokkan sebagai berikut:
1) Penyakit karantina atau penyakit wabah penting: Kholera Poliomylitis, Pes,
Difteri.
2) Penyakit potensial wabah/KLB yang menjalar dalam waktu cepat atau
mempunyai mortalitas tinggi, dan memerlukan tindakan segera: DHF, Campak,
Rabies, Diare, Pertusis.
3) Penyakit potensial wabah/KLB lainnya dan beberapa penyakit penting: Malaria,
Hepatitis, Enchephalitis, Frambosia, Typhus Abdominalis,Tetanus, Influenza,
Meningitis, Tetanus Neonatorum, Antrax, Keracunan.
4) Penyakit-penyakit menular yang tidak berpotensi wabah, tetapi diprogramkan,
di tingkat kecamatan dilaporkan secara bulanan melalui RR terpadu Puskesmas
ke kabupaten, dan seterusnya. Penyakit-penyakit tersebut meliputi: Cacing,
Lepra, Tuberculosa, Syphilis, Gonorhoea dan filariasis, dan lain-lain.
Dari penyakit-penyakit diatas, pada keadaan tidak ada wabah secara rutin hanya
yang termasuk kelompok 1 dan kelompok 2 yang perlu dilaporkan secara mingguan,
sementaara bagi penyakit kelompok 3 dan 4 secara rutin dilaporkan bulanan.
A. Surveilans epidemiologi
B. Imunisasi
C. TBC
D. Malaria
E. Kusta
F. DBD
G. Penanggulangan KLB
H. ISPA/Pnemonia
I. Filariasis
J. AFP
K. Diare
L. Rabies/Gigitan Hewan Penular Rabies (HPR)
M. Kesehatan Matra (Haji dan P. Bencana)
N. Frambusia
O. Leptospirosis
P. HIV/AIDS
Q. Penyakit tidak menular (DM, hipertensi, dll).
2.3.2. Kegiatan Pokok P2M
Secara umum, untuk pemberantasan penyakit
6 menular, puskesmas memiliki tugas-
tugas yang terbagi dalam lima hal. Terdapat banyak sekali macam penyakit menular,
berikut ini jenis penyakit menular yang bersumber data dari puskesmas berdasarkan
KEPMENKES RI NOMOR 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu:
NO. Penyakit NO. Penyakit
1. Kolera 14. Malaria Klinis
2. Diare 15. Malaria Vivax
3. Diare berdarah 16. Malaria falsifarum
4. Tifus perut klinis 17. Malaria mix
5. TBC paru BTA (+) 18. Demam berdarah dengue
6. Tersangka TBC paru 19. Demam dengue
7. Kusta PB 20. Pneumonia
8. Kusta MB 21. Sifilis
9. Campak 22. Gonrrhea
10. Difteri 23. Frambusia
11. Batuk rejan 24. Filariasis
12. Tetanus 25. Influensa
13. Hepatitis klinis
3) Umpan Balik
Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi laporan
dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu di daerah kerjanya.
4) Laporan
Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Setiap bulan, puskesmas mengirim data
STP Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit
dan variabelnya.
E. Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit
Setelah upaya-upaya yang telah dijelaskan di atas tadi, Puskesmas juga memiliki
upaya untuk meningkatkan komunikasi, informasi, dan Edukasi untuk oencegan
dan pemberantasan penyakit menular di suatu wilayah kerjanya. Upaya ini bisa
dilakukan dengan pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); pengembangan upaya kesehatan
bersumber masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, usaha
kesehatan sekolah dan generasi muda, Saka Bhakti Husada; serta peningkatan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Media promosi kesehatan terhadap
masyarakat perlu ditingkatkan terutama promosi tentang penyakit menular, cara
penularan dan cara pencegahan agar masyarakat bisa mengerti secara luas apa saja
penyakit menular itu, bagaimana cara mencegahnya dan bagaimana cara
mengobatinya. Selain itu puskesmas juga bertugas untuk mengajak masyarakat
berperan aktif dalam pengembangan upaya kesehatan misalnya pos pelayanan
terpadu dan usaha kesehatan lain. Selain promosi kesehatan, komunikasi dan
informasi seputar penyakit menular untuk masyarakat juga merupakan upaya
puskesmas dalam pemberantasan penyakit menular. Informasi yang diberikan
terhadap puskesmas seperti penyuluhan harus dibuat semenarik mungkin agar
masyarakat tertarik terhadap acara yang diadakan. Semisal, penyuluhan HIV/AIDS
pada siswa SMP/SMA untuk pencegahan penyakit menular seksual pada kalangan
muda yang sekarang sedang marak terjadi. Banyak siswa SMP yang masih belum
mengerti apa itu penyakit HIV/AIDS dan bagaimana cara penularannya sehingga
di Indonesia penyebaran HIV/AIDS sangatlah cepat. Selain pemberian informasi,
pembentukan karakter dan moral terhadap kalangan muda juga sangat penting
untuk membentuk moral dan karakter yang baik sebagai dasar pembentukan negara
14
untuk berkembang. Meskipun moral merupakan faktor tidak langsung terhadap
penyebaran penyakit menular terutama penyakit menular melalui hubungan seksual,
namun pembentukan moral sangat penting diberikan kepada generasi muda untuk
tujuan pencegahan penularan penyakit menular hubungan seksual. Selain itu,
pembentukan moral dan karakter bisa mendukung pembangunan negara yang
berimbas kepada tingkat dan status kesehatan bangsa. Upaya selain promosi yaitu
pemberdayaan masyarakat melalui pos kesehatan pada puskesmas yang
bersumberdayakan masyarakat. Pos kesehatan ini tetap dikelola oleh puskesmas
meskipun yang melaksanakan orang-orang yang ingin berpartisipasi di dalamnya
dengan dibimbing oleh dokter atau bidan setempat. Dengan adanya pos kesehatan
yang bersumberdayakan masyarakat, maka secara otomatis pengetahuan
masyakarakat akan bertambah. Kegiatan pokok dari peningkatan komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit yaitu:
1) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit dan diseminasinya
2) Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit
3) Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai stimulan
4) Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit
5) Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan
dan pemberantasan penyakit
6) Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
7) Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi dan
konsultasi teknis peningkatan komunikasi
15 informasi dan edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit
8) Melakukan kajian upaya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
9) Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit
10) Melaksanakan dukungan administrasi dan operasional pelaksanaan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
2.4. Implementasi Pemberantasan Penyakit Menular Pada Puskesmas
2.4.1. Sifilis
Penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh Treponema palillidum,penularan
terutama melalui hubungan kelamin.
A. Ciri khas:
1) Masa inkubasi mulai 10 hari-4bulan
2) Mula ditandai dengan permulaan biasanya di kemaluan, kedua: ruam
menyeluruh di kulit dan selaput lendir,masa terpendam/laten yang lama
3) Kelainan di kulit,tulang,ssp,dan sistem peredaran darah
B. Tujuan: menurunkan kesakitan serendah mungkin dan mencegah terjadinya
penyebaran kecacatan akibat penyakit.
C. Kegiatan:
1) Pengamatan epidemiologi dan tindakan pemberantasan
2) Penyuluhan kesehatan
2.4.2. Demam berdarah(dengue haemorrhagic fever=DHF)
suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengan dan ditularkan melalui
nyamuk aedes aegepti,terutama menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan
kematian
A. Tanda tanda dan gejala:
1) Hari ke1: timbul panas mendadak(suhu badan 38-40),badan lemah dan lesu
2) Hari ke2: petechie pada kulit,muka,lengan,paha
3) Kadang terjadi perdarahan hidung
4) Hari ke4-7 Bila keadaan parah penderita gelisah,keringat banyak,ujung
ujung kaki dan tangan dingin 16
19
DAFTAR PUSTAKA
Menkes, 2006 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
279/MENKES/SK/IV/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas, Jakarta
20