Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri
diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang
penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosismerupakan sinonim dari
arteriosklerosis.Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-
cabang aorta yang besar danarteri berukuran sedang, seperti arteri yang
menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam
utama. Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau ateroma
(bercakaterosklerosis), terdiri dari masa bahan lemak dengan jaringan ikat
fibrosa. Sering disertaiendapan sekunder garam kalsium dan produk-produk
darah. Bercak aterosklerosis mulai padalapisan intima atau lapisan dalam
dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluassampai
melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding
pembuluh.Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses
penuaan saja. Timbulnya"bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria
merupakan fenomena alamiah bahkan sejakmasa kanak-kanak dan tidak selalu
harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktorsaling berkaitan yang
dapat mempercepat proses aterogenik.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalahsebagai berikut :
1. Apa itu aterosklerosis ?
2. Apa saja penyebab aterosklerosis ?
3. Tanda dan gejala aterosklerosis ?
4. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan penyakit aterosklerosis?
5. Pencegahan penyakit aterosklerosis ?
6. Patofisiologi aterosklerosi ?
2

1.3.Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan penyusun
dalam halatau gambaran patologi tentang penyakit aterosklerosis.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Aterosklerosis

Arterioklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisana endotel artikel kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterioklerosis
merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan
medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak,kalsium,komponen
darah,karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan
tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”

2.2. Etiologi

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,pindah dari
aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel – sel yang
mengumpulkan bahan – bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul,menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Setiap
daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerosis atau ateroma ) yang terisi
dengan bahan lembut seperti keju,mengandung sejumlah bahan lemak,terutama
kolesterol,sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di
dalam arteri sedang dan arteri besar,tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah
percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada
dinding arteri, sehingga didini lebih mudah terbentuk ateroma.

Arteri yang terkena ateroslerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena


ateroma terus tumbuh,maka arteri akan menyempit. Lama – lama ateroma
mengumpulkan endapan kalsium,sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah
bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah,sehingga ateroma menjadi lebih besar
dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan
kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus).
Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbati arteri, atau
bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah yang menyebakan
sumbatan di tempat lain (emboli).
4

Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada :

- Tekanan darah tinggi


- Kadar kolesterol tinggi
- Perokok
- Diabetes (kencing manis)
- Kegemukan (obesita)
- Malas berolahraga
- Usia lanjut
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.
Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang
meluas,terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak bakteri tetapi
tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya,pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familia,kadar kolesterol
yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di
dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.
2.3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis akibat aterosklerosis tergantung pada organ atau jaringan
yang terkena. Aterosklerosis koroner (penyakit jantung),angina dan infrak
miokardium dibahas oleh kelompok lain. Bila mengenai otak dapat menyebabkan
penyakit serebrovaskuler seperti iskemia serebral transien atau TIA dan stroke.
Pada aorta dan lesi ateroslerotik pada ekstremitas juga dapat terjadi.bila terjada
oklusi atau sumbatan pada arteri maka akan timbul gejala seperti nyeri saat
aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten),nyeri yang terus menerus
(saat istirahat)dapat terjadi jika oklusi semakin berat dan terjadi iskemia kronis.
Perubahan warna kulit seperti menjadi pucat atau sianosis dan pada palpasi terasa
dingin.
Akibat suplay nutrisi yang kurang akan terjadi tanda-tanda hilangnya rambut,kuku
rapuh,kulit kering dan bersisik,atropi dan ulserasi. Bisa juga terjadi edema
bilateral atau unilateral akibat posisi ekstermitas yang terlalu lama menggantung
5

2.4. Pemeriksaan Penunjang


Penatalaksanaa aterosklerosis secara tradisional tergantung pada modifikasi faktor
resiko,obat-obatan dan prosedur bedah tandur (penggabungan dua pembuluh
darah yang masih memiliki aliran bagus). Pemberian obat –obatan untuk
menurunkan kadar lemak darah disertai modifikasi diet dan latihan. Jenis obat
yang digunakan antara lain : sekuestran asam empedu (kolestiramin atau
kolestipol), asam nitrotinat,statin lovastin,mavastin dan simpastatin),asam fibrat
(gemfibrosin) dan terapi penggantian esterogen.
Prosedur bedah tandur dilakukan berdasarkan pada angiogram yang dapat
memperlihatkan tingkat obstruksinya. Prosedur bedah vaskuler dibagi menjadi 2
kelompok yaitu inflow yang menyuplai darah dari aorta ke arteri femoralis,dan
prosedur outflow yang menyuplai pembulu darah ke pembulu dibaeah arteri
femoralis.
Bila obstruksi terletak setinggi aorta atau arteri iliaka,diperlukan inflow darah
yang baru. Prosedur bedah pilihan adalah tandur aorta iliaka. Bila mungkin
anastomosis bagian distalnya disambungkan pada arteri iliaka, sehingga seluruh
prosedur pembedahan dapat dikerjakan seluruhnya dalam abdomen. Namun bila
arteri iliaka mengelami penyumbatan atau aneurisma,anastomosi distalnya harus
disambungkan ke arteri femoralis (aorta bifemoral). Bila dilakukan inflow pada
pasien namun kondisi pasien tersebut tidak memungkinkan untuk pembedahan
abdomen,yang dapat menyebabkan berbagai variasi tekanan darah dan
memerlukan waktu pembedahan yang lama,maka dapat dilakukan prosedur inflow
dari arteri aksilaris ke arteri femoralia.
Kedua arteri aksilaris dapat dipakai untuk inflow. Hal ini penting karena
kebanyakan pasien tersebut juga mengalami penyumbatan pembulu darah seperti
gagal ginjal kronik yang memerlukan cuci darah. Misalnya,bila digunakan arteri
aksilaris kanan,maka dapat dismbungkan ke tanduryang disambungkan ke arteri
femoralis kiri (bila arteri femoralis ini adekuat) untuk meyuplai kedua tungkai.
Jadi pasien menerima tandur aksiler-femoral dari kanan ke kiri. Apabila kedua sisi
memerlukan darah,maka tandur aksiler-bifemoral lebih diutamakan.
Apabila penyumbatan aterosklerosis terletak dibawah ligamen inguinalis di arteri
femoralis superfisial,pembedahan pilihannya adalah tandur femoral popliteal. Bila
6

anastomosis distal dilakukan di atas lutut mungkin perlu dipakai bahan prostesis
untuk tandur. Namun bila anastomosi distalnya di bawah lutut, yang diperlukan
adalah tandur vena safena agar tetap paten.
Pembuluh darah yang tersumbat di daerah tungkai bawah dan pergelangan kaki
juga memrlukan tandur. Terkadang seluruh arteri poplitea tersumbat dan hanya
terdapat sirkulasi kolateral. Oleh sebab itu tandur dibuat dari femoralis ke arteri
tibialis atau arteri peroneal. Tandur memrlukan vena asli agar tetap paten. Vena
asli adalah vena autolog,biasanya vena sefena magna ataupun parva atau
kombinasi keduanya untuk memperoleh panjang yang diperlukan. Kepatenan
tandur ditentukan oleh berbagai hal mencakup ukuran tandur,lokasi tandur,dan
terjadinya hiperplasi lapisan intima pada tempat anastomosis.
Berbagai teknik sinar X terbukti sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur
pembedahan. Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat
disalurkan melalui kateter serat topic. Gelombang lasr akan memanaskan ujung
kateter perkuat dan menguapkan plak yang telah menyumbat arteri secara total.
Kelebihan laser, angioplasty dan artektomi adalah waktu untuk dirawat di rumah
sakit menjadi singkat.

2.5. Penatalaksanaan
Sebelum terjadi komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada
pemeriksaan dengan stetoskop merupakan petunjuk aterosklerosis. Denyut nadi
berkutang pada daerah yang terserang arterosklerosis. Penanganan yang dapat
dilakukan antara lain :
1. Bila diberikan obat – obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah, contohnya colestyramine,kolestipol,asam
nikotinat,gemfibrozil,probukol,dan lovastatin.
2. Aspirin,ticlopidine dan clopidogrel atau antikoagulan bisa diberikan untuk
mengurangi resiko terjadinya bekuan darah.
3. Angioplasti balon dapat dilakukan untuk meratakan plak yang
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
4. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
7

5. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif,dimana arteri


atau vena yang normal dari penderita digunakan unuk membuat jembatan
guna menghindari arteri yang tersumbat.

2.6. Pencegahan

Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor –


faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya,
seseorang hendaknya :

- Menurunkan kadar kolesterol darah


- Menurunkan tekanan darah
- Berhenti merokok
- Menurunkan berat badan
- Berolahraga secara teratur
Pada orang – orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk
menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena :
- Merokok bisa mengurangi kadar klolesterol baik ( kolesterol HDL) dan
meningkatkan kadar kolesterol jahat ( kolesterol LDL)
- Merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dala
darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan
dinding arteri
- Merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit
karena aterosklerosis,sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke
jaringan
- Merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk
bekuan,sehingga meningkat resiko terjadinya penyakit arteri perifer,
penyakit arteri koroner,stroke dan penyumbatan suatu arteri
cangkokansetelah pembedahan.

Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara


langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.
Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang
terus merokok,tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok
8

sebelumnya. Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah


pembadahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu,
berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada
seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju
ke jantung dan otak.

2.7. Patofisiologi

Factor resiko: nyeri / kram otot nyeri akut kronis


Usia,jenis kelamin,
Diet tinggi lemak,DM, penumkukan metabolit kulit dingin
Merokok atot dan asam laktat pucat/sianosis

Atero/aterosklerosis

Sirkulasi darah terganggu suplay O2 dan nutrisi


terganggu

arteri koroner otak ekstremitas / perifer

angina pectoris/ strok sirkulasi perifer


infrak miokard terganggu

resiko penurunan hambatan denyut nadi


perfusi jaringan mobilitas terganggu
jantung fisik
ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

modifikasi gaya hidup rencana pembedahan

kurang informasi

defisiensi pengetahua post op pre op

luka operasi

prosedur tindakan yang


komplek
nyeri akut
resiko infeksi
kerusakan integritas ansietas
kulit
9

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1. PENGKAJIAN
1. Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan
daerah.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis aterosklerosis, gejala
yang mudah diamati adalah nyeri dada yang hilang saat istirahat.
c) Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor
penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya. Komplikasi dari penyakit terdahulu dapat menjadi pertimbangan
dalam penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi, ataupun penyakit
kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap terjadinya
aterosklerosis.
d) Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya
peningkatan intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan dan
gangguan menelan.
b) Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen,
tidak ada bising usus ( illeus paralitik ).
c) Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis atau hemiplegi, mudah lelah.
d) Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan
penglihatan.
e) Pola sensorik
10

Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau kekaburan
pandangan, gangguan penciuman atau perabaan atau sentuhan menurun terutama
pada daerah luka dan ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah atau
paralisis, tidak dapat menggenggam, paralisis wajah, tidak dapat bicara,
berkomunikasi secara verbal, kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan,
refleks pupil, dan dilatasi.
4. Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting dilakukan untuk
mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari
tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan
kondisi perfusi jaringan dan kegagalan jantung dalam berkontraksi.
a) Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam
seberapa besar nyeri muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri
yang muncul sehingga dapat diklasifikasikan daerah/area yang mengalami
aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji dapat menjadi patokan, didaerah mana
kira-kira lokasi yang mengami penyumbatan dan setelah itu perlu di identifikasi
kembali dengan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membuktikan dan
mempertegas kondisi pasien.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting dilakukan
karena adanya perubahan tanda-tanda vital menunjukkan kelainan sirkulasi dalam
sistem sistemik tubuh. Dengan asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung,
maka denyut nadi akan menurun dan juga tekanan darah naik lama kelamaan akan
menurun karena penurunan cardiac output. Oleh karena itu pengkajian terhadap
tanda-tanda vital sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal adanya kelainan
sistemik tubuh.
c) Pemantauan Hemodinamik
Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem hemodinamik tubuh,
karena adanya perubahan curah jantung, maka sirkulasi juga akan berkurang,
demikian juga cairan dan keseimbangan cairan akan berpengaruh terhadap
tekanan hemodinamik tubuh
d) Pemantaun perubahan penampakan dan temperature kulit
11

• Aliran darah yang tidak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin


• Rubor terlihat dalam 20 menit sampai 2 menit setelah ektremitas tergantung
dan merupakan petunjuk adanya kerusakan arteri dimana pembuluh darah tidak
mampu berkonstruksi.
• Sianosis
• Rambut hilang
• Kuku rapuh
• Kulit kering
• Atropi dan ulserasi
• Edema bilateral atau unilateral
5. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan ECG (Electrocardiogram)
ECG bermanfaat dalam mengidentifikasi iskemia miokardium, apalagi dalam
kondisi istirahat. Adanya gambaran depresi S-T atau horizontal 1mm atau lebih
diluar titik J, bersifat khas, walaupun tidak patognomonik iskemia kardium.
Gambaran lain dari adanya kelainan ECG mencakup perubahan gelombang ST-T
nonspesifik, kelambatan hantaran atrioventrikularis dan intraventrikel serta
aritmia bersifat non spesifik untuk penyakit jantung koroner aterosklerotik.
b) Laboratorium darah
Lipid darah (lemak) bahwa telah diketahui bahwa hiperlipidemia adalah suatu
faktor penting dalam perkembangan aterosklerosis koronaria. Demikian juga
peningkatan kadar gula darah yang diatas rata-rata, hal ini menunjukkan adanaya
risk factor lain yang dapat menyebabkan aterosklerosis.
• Elektrolit : ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat
mempengaruhi kontraktilitas, contoh: hipokalemia atau hiperkalemia.
• Sel darah Putih (SDP) : leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak
sehubungan dengan proses inflamasi.
• Kecepatan sedimentasi : apabila meningkat maka menunjukkan adanya
inflamasi.
• Kimia : mungkinnormal tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ
akut atau kronis.
12

• Kolesterol atau trigeliserida serum : meningkat, menunjukkan


arteriosclerosis.
c) Pemeriksaan dengan Echokardiografi
Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi, dari
pemeriksaan ini dapta dilihat lokasi penyumbatan dan berapa besar tingkat aliran
darah yang mengaliri koroner dan jantung, dan dilihat juga seberapa besar adanya
penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo yang dapat memotret dari 3 dimensi
memungkinkan diagnosa dan tindakan yang akan dilakukan akan tepat sasaran.
d) Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner dan biasanya
dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi
ventrikel kiri (fraksi ejeksi).
e) Pemeriksaan Photo thorak
Hasil, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung didug gagal
jantung koroner atau aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini disamping untuk
mengetahui seberapa besar adanya pembesaran jantung, juga untuk mengetahui
dan mengidentifikasi gangguan sistem respirasi terutama paru. Dengan adanya
photo thorak dapat diketahui secara dini adanya pneumonia atau infeksi lain
sehingga faktor penyulit tersebut dapat dicegah dan ditangani dengan cepat.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


2.2.1 Bila mengenai jaringan perifer
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
b. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah
menyuplai oksigen ke jaringan
c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

2.2.2 Bila dilakukan pembedahan


a. Pra pembedahan
1) Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks.
b. Post pembedahan
13

1) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf


akibat luka operasi.
2) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka
operasi (pembedahan)
3) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi

2.2.3 Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup


1) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai sumber-
sumber informasi (Wilkinson, 2007)

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


2.3.1 Bila mengenai jaringan perifer
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran.
Tujuan NOC:
- Denyut proksimal dan perifer distal kuat dan simetris
- Suhu ekstremitas hangat
- Tingkat sensasi normal
Intervensi NIC:
1. Rendahkan ekstremitas
Rasional : untuk meningkatkan sirkulasi arteri dengan tepat.
2. Tinggikan anggota badan lebih tinggi dari jantung
Rasional : untuk meningkatkan aliran darah balik vena
3. Anjurkan latihan rentang gerak aktif atau pasif selama tirah baring
Rasional : untuk mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.
4. Pantau penggunaan alat yang panas atau dingin, seperti bantalan pansa,
botol berisi air panas, dan kantung es.
Rasional : suhu yang terlalu ekstrim dapat
5. Anjurkan pasien untuk tidak menyilangkan kaki
Rasional : pencegahan terhadap adanya statis vena
14

b. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah


menyuplai oksigen ke jaringan
Tujuan NOC:
- Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
mencegah nyeri
- Pasien akan melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
- Pasien akan melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
- Pasien dapat mempertahankan tingkat nyeri
Intervensi NIC:
1. Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama
aktivitas yang menyakitkan
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesia
5. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan.
c. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi
Tujuan NOC:
- Kulit utuh, warna normal
- Tidak ada nyeri ekstremitas yang terlokalisasi
Intervensi NIC:
1. Lakukan penilaian sirkulasi perifer yang komprehensif (misalnya cek nadi
perifer, edema, pengisian kapiler, warna kulit, dan suhu ekstremitas)
Rasional : untuk mengetahui adanya peningkatan sirkulasi arteri dan vena.
2. Pantau kulit dari adanya perubahan integritas kulit.
Rasional : pencegahan, meminimalkan cedera, atau rasa tidak nyaman pada
pasien.
3. Hindari trauma kimia, mekanik atau panas yang melibatkan ekstremitas

2 Bila dilakukan pembedahan


a. Pra pembedahan
Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks.
15

Tujuan NOC:
- Tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
- Tidak ada gangguan persepsi sensori
- Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat
Intervensi NIC:
1. Kaji tingkat ansietas yang terjadi
2. Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana sesuai tingkat pemahaman
pasien dan keluarga
3. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan ansietas
4. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang
tenang.
5. Diskusikan ketegangan dan harapan pasien
b. Post pembedahan
1) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf
akibat luka operasi.
Tujuan NOC:
- Pasien mampu mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
mencegah nyeri
- Pasien mampu melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
- Pasien mampu menunjukkan tekhnik relaksasi secara individual yang efektif
untuk mencapai kenyamanan.
Intervensi NIC:
1. Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama
aktivitas yang menyakitkan
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesia
4) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka
operasi (pembedahan)
Tujuan NOC:
- Terbebas dari tanda atau gejalainfeksi
16

- Pasien akan melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur
dan pemantauan
Intervensi NIC:
1. Pantau tanda dan gejalan infeksi
2. Jelaskan hal-hal yang harus dihindari agar luka tidak terinfeksi
3. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang rawat luka dengan tekhnik
sepsis dan asepsis
4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika
5) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi
Tujuan NOC:
- Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yang efektif
- Mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit
Intervensi NIC:
1. Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit
2. Anjurkan untuk selalu menjaga agar luka tetap kering dan bersih
3. Anjurkan diet dengan makanan bergizi tinggi dan suplemen vitamin
4. Kolaborasi obat untuk mempercepat pertumbuhan jaringan kulit

3 Bila dianjurkan memodifikasi gaya hidup


a. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai sumber-
sumber informasi (Wilkinson, 2007)
Tujuan NOC:
- Berpartisipasi dalam proses belajar
- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi atau prognosis dan aturan
terapeutik
- Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
Intervensi NIC:
1. Diskusikan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada individu
Rasional : membantu dalam membangun harapan yang realistis dan meningkatkan
pemahaman terhadap keadaan dan kebutuhan saat ini
2. Sarankan pasien menurunkan atau membatasi stimulasi lingkungan terutama
selama kegiatan berfikir
17

Rasional : stimulasi yang beragam dapat memperbesar gangguan proses berfikir


3. Identifikasi faktor-faktor resiko secara individual ( seperti hipertensi,
kegemukan, merokok, aterosklerosis, menggunakan kontrasepsi oral)
Rasional : meningkatkan kesehatan secara umum dan mungkin menurunkan
resiko kambuh.

3.4 EVALUASI
1 Bila mengenai jaringan perifer
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas
meningkat (teraba hangat, warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik
dengan baik.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma
dan iritasi kulit.

2.4.2 Bila dilakukan pembedahan


a. Pra pembedahan :
Ansietas : tanda dan gejala ansietas menurun.
b. Post pembedahan :
1) Nyeri akut : nyeri pasca bedah terkontrol.
2) Risiko infeksi : infeksi luka operasi tidak terjadi.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : kulit tampak terawat baik, integritas kulit
terjaga.

2.4.3 Bila dianjurkan modifikasi gaya hidup


Kurang pengetahuan : pemahaman pasien meningkat, pasien menunjukkan
mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup dengan baik.
18

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN ATEROSKLEROSIS KORONER

PENGKAJIAN

1. Identitas

Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 48 Thn
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : kristen protestan
Alamat : waiheru
Pekerjaan : petani
Pendidikan terakhir :SMP
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.C
Umur : 45 thn
Agama : kristen protestan
Alamat : waiheru
Pendidikan : SMA
Hub. Dengan klen : Istri

2. Riwayat penyakit
a) keluhan utama
Nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten),nyeri
yang terus menerus (saat istirahat).
b) Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dada dan hilang pada saat istirahat
c) Riwayat penyakit dahulu
-

3. Pola fungsi kesehatan


a). Pola nutrisi – metabolik
19

kehilangan nafsu makan,pada awal kejadian adanya mual,kehilangan


sensasi pada lidah,dagu,tenggorokan dan gangguan menelan
b). Pola eliminasi

4. Pemeriksaaan fisik
Keadaan umum : pasien tampak lemas
Kesadaran : CS
TTV : TD : 130 / 80 mmHg
S : 37 ˚C
N : 85 x/m
RR :2ox/m

Intervensi

Diagnosa Tujuan tindakan Intervensi Rasional


Ketidakefektifan Setelah 1.monitor adanya 1.untuk
perfusi jaringan dilakukan daerah tertentu yang meningkatkan
BD penurunan tindakan selama hanya peka terhadap dan
sirkulasi darah 1x24 jam panas/dingin mempermudah
keperifer diharapkan proses
Ditandai dengan -tekanan systole penyembuhan
Perubahan dan dyastole 2.intruksi keluarga pasien
untuk mengobservasi
fungsi motorik dalam rentan
kulit jika ada lesi atau
Tidak ada nadi yang diharapkan laserasi
-tidak ada
otorstatik
hipertensi
-
Nyeri akut BD Setelah 1. lakukan pengkajian 1.untuk
gangguan dilakukan secara komperhensif mengetahui dan
20

kemampuan tindakan selama termasuk melihat


pembulu darah 1x24 jam lokasi,karakteristik,dur penyebab dan
menyuplai diharapkan asi,frekuensi,kualitas,d bagaimana cara
oksigen ke -pasien mampu an faktor presipitasi pengobatan dan
jaringan mengontrol 2.gunakan komunikasi juga
nyeri (tahu terapeutik untuk pencegahan
penyebab mengetahui terhadap nyeri
nyeri,mampu pengalaman nyeri yang diderita
menggunakan pasien pasien
teknik 3.ajarkan tentang 2.agar
nonfarmakologi teknik non farmakologi membuat
untuk pasien lebih
mengurangi terbuka dan
nyeri,mencari mau
bantuan) memberitahuka
-pasien mampu n tentang
melaporkan kondisi pasien
bahwa nyeri sebelum sakit
berkurang 3.agar pasien
dengan lebih mudah
menggunakan dan lebih
manejemen paham tentang
nyeri bagaimana cara
-menyatakan mengatasi nyeri
rasa nyaman sebelum pasien
stelah nyeri diberikan obat
berkurang
Resiko Setelah 1.anjurkan pasien 1.untuk
kerusakan dilakukan menggunakan pakaian menghindari
integritas kulit interfensi 1x24 yang longgar terjadi gesekan
berhubungan jam diharapkan 2.jaga kebersihan kulit yang akan
dengan Kodisi kulit 3. mobilisasi pasien menimbulkan
21

gangguan pasien dapat (ubah posisi pasien) luka pada kulit


sirkulasi membaik 4.oleskan lotion atau pasien
Dengan kriteria minyak/baby oil pada 2.agar tidak
hasil daerah yang tertekan terjadi infeksi
-integritas kulit apabila pakaian
yang baik bisa pasien yang
dipertahankan kotor
-tidak ada luka 3. agar pasie
/lesi pada kulit tidak
-perfusi jaringan mengalami
baik decubitus atau
-mampu luka akibat
melindungi dan terlalu lama
mempertahankan tidur (luka
kelembapan tekanan)
kulit dan 4.melembabkan
perawatan alami dan membuat
kulit pasien
lebih halus dan
tidak mudah
iritasi

Implementasi
No Diagnosa Implementasi Paraf
22

1 I Jumat 01/10/2019
Jam
monitor adanya daera daerah tertentu yang yang
hanya peka panas/dingin
hasil :
pasien dapat membedakan mana sensasi panas
dan dingin
2.intruksi keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
Jam
Hasil
Keluarga menegrti dan daat memberitahu kepada
perawat apabila terjadi lesi pada kulit

2 II 1.Lakukan pengkajian secara komperhensif


termasuk
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,dan
faktor presipitasi
Jam
Hasil :perawat dapat mengetahui dan melihat
kondisi dan keadaan nyeri pada pasien
2.gunakan komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
Jam
Hasil :
Pasien lebih mengerti dan memahami apa
yang disampaikan dan dengan mudah pasien
dapat memeberi tahu pengalaman nyeri pasien
3.ajarkan tentang teknik non farmakologi
Jam
Hasil : pasien dapat mengatasi nyeri sebelum
adanya teknik non farmakologi

1.anjurkan pasien menggunakan pakaian yang


23

longgar
Jam :
Hasil : pasien mendengar dan menggunakan
pakain longgar
2.jaga kebersihan kulit
Jam
Hasil : pasien menjaga kebersihan dengan cara
mengganti pakaian apabila selesai mengelap
badan/mandi
2. mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
jam :
hasil: mengajarkan masien mika miki dan
pasien dapat memahami dan mengerti
4.oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah yang tertekan
Jam
Hasil: kondisi kulit pasien semakin mebaik dan
pasien lebih meranya nyaman dengan tindakan
yang dilakukan

Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Paraf
I 1.S: pasien dapat membedakan
mana sensai panas dan dingin
O:pasien mengerti dan
memahami apa yang dijelaskan
A: masalah teratasi
P:intervansi dilanjutkan
2.S: Keluarga menegrti dan
24

dapat memberitahu kepada


perawat apabila terjadi lesi pada
kulit
O:keluarga mengerti dan
memahami apa yang
disampaikan apabila terjadi lesi
pada kulit perawat langsung
memanggi perawat
A: masalah teratasi
P:intervensi dilanjutkan
II 1.S: Pasien lebih mengerti dan
memahami apa yang
disampaikan dan dengan mudah
pasien dapat memeberi tahu
pengalaman nyeri pasien
O: setelah dilakukan
komunikasi pasien lebih
terbuka dalam menyampaikan
masalah yang dihadapi
A: masalah teratasi
P:intervensi dilanjutkan
III S: pasien mendengar dan
menggunakan pakain longgar
O: keluarga pasien mendengar
sehingga memakaikan pasien
dengan pakaian yang longgar
A: masalah teratasi
P:itervensi dilanjutkan
2.S: pasien menjaga kebersihan
dengan cara mengganti pakaian
apabila selesai mengelap
badan/mandi
25

O:mengelap dan meganjurkan


keluarga pasien untuk
memandikan pasien jika
mungkin
A:masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan
3.S:pasien mengatakan setelah
perawat melakukan mika miki
pasien lebih merasa nyaman
O:pasien mika miki dan pasien
dapat memahami dan mengerti
intruksi perawat
A:masalah teratasi
P: intervensi dilanjutkan
26

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan
Arterioklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut
otot dan lapisana endotel artikel kecil dan arteriola mengalami penebalan.
Aterioklerosis merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika
intima arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi penimbunan
lemak,kalsium,komponen darah,karbohidrat dan jaringan fibrosa pada
tunika intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau
“plak”
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah
faktor – faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang
dimilikinya, seseorang hendaknya :
- Menurunkan kadar kolesterol darah
- Menurunkan tekanan darah
- Berhenti merokok
- Menurunkan berat badan
- Berolahraga secara teratur

4.2.Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini mahasiswa lebih paham dan
mengerti tentang apa itu penyakit arterosklerosis dan lebih mengerti
tentang mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
27

DAFTAR PUSTAKA

NANDA NIC-NOC
Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGCGuyton dan Hall. 1997. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCHanafi, Muin Rahman, Harun. 1997.

Anda mungkin juga menyukai