BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Arteriosklerosis merupakan keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan arteriol dan pengerasan pada pembuluh darah arteri
diakibatkan oleh penumpukan lemak. Aterosklerosis merupakan jenis yang
penting dari arteriosklerosis, istilah aterosklerosismerupakan sinonim dari
arteriosklerosis.Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan cabang-
cabang aorta yang besar danarteri berukuran sedang, seperti arteri yang
menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ dalam
utama. Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau ateroma
(bercakaterosklerosis), terdiri dari masa bahan lemak dengan jaringan ikat
fibrosa. Sering disertaiendapan sekunder garam kalsium dan produk-produk
darah. Bercak aterosklerosis mulai padalapisan intima atau lapisan dalam
dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat meluassampai
melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding
pembuluh.Sekarang aterosklerosis tak lagi dianggap merupakan proses
penuaan saja. Timbulnya"bercak-bercak lemak" di dinding arteria koronaria
merupakan fenomena alamiah bahkan sejakmasa kanak-kanak dan tidak selalu
harus menjadi lesi aterosklerotik; terdapat banyak faktorsaling berkaitan yang
dapat mempercepat proses aterogenik.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
rumusan masalahsebagai berikut :
1. Apa itu aterosklerosis ?
2. Apa saja penyebab aterosklerosis ?
3. Tanda dan gejala aterosklerosis ?
4. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan penyakit aterosklerosis?
5. Pencegahan penyakit aterosklerosis ?
6. Patofisiologi aterosklerosi ?
2
1.3.Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan penyusun
dalam halatau gambaran patologi tentang penyakit aterosklerosis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Arterioklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut otot dan
lapisana endotel artikel kecil dan arteriola mengalami penebalan. Aterioklerosis
merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika intima arteri besar dan
medium. Proses tersebut meliputi penimbunan lemak,kalsium,komponen
darah,karbohidrat dan jaringan fibrosa pada tunika intima arteri. Penimbunan
tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau “plak”
2.2. Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit,pindah dari
aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel – sel yang
mengumpulkan bahan – bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini
akan terkumpul,menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Setiap
daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerosis atau ateroma ) yang terisi
dengan bahan lembut seperti keju,mengandung sejumlah bahan lemak,terutama
kolesterol,sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di
dalam arteri sedang dan arteri besar,tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah
percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada
dinding arteri, sehingga didini lebih mudah terbentuk ateroma.
anastomosis distal dilakukan di atas lutut mungkin perlu dipakai bahan prostesis
untuk tandur. Namun bila anastomosi distalnya di bawah lutut, yang diperlukan
adalah tandur vena safena agar tetap paten.
Pembuluh darah yang tersumbat di daerah tungkai bawah dan pergelangan kaki
juga memrlukan tandur. Terkadang seluruh arteri poplitea tersumbat dan hanya
terdapat sirkulasi kolateral. Oleh sebab itu tandur dibuat dari femoralis ke arteri
tibialis atau arteri peroneal. Tandur memrlukan vena asli agar tetap paten. Vena
asli adalah vena autolog,biasanya vena sefena magna ataupun parva atau
kombinasi keduanya untuk memperoleh panjang yang diperlukan. Kepatenan
tandur ditentukan oleh berbagai hal mencakup ukuran tandur,lokasi tandur,dan
terjadinya hiperplasi lapisan intima pada tempat anastomosis.
Berbagai teknik sinar X terbukti sebagai terapi yang dianjurkan pada prosedur
pembedahan. Angioplasti laser adalah teknik dimana gelombang cahaya yang kuat
disalurkan melalui kateter serat topic. Gelombang lasr akan memanaskan ujung
kateter perkuat dan menguapkan plak yang telah menyumbat arteri secara total.
Kelebihan laser, angioplasty dan artektomi adalah waktu untuk dirawat di rumah
sakit menjadi singkat.
2.5. Penatalaksanaan
Sebelum terjadi komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada
pemeriksaan dengan stetoskop merupakan petunjuk aterosklerosis. Denyut nadi
berkutang pada daerah yang terserang arterosklerosis. Penanganan yang dapat
dilakukan antara lain :
1. Bila diberikan obat – obatan untuk menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah, contohnya colestyramine,kolestipol,asam
nikotinat,gemfibrozil,probukol,dan lovastatin.
2. Aspirin,ticlopidine dan clopidogrel atau antikoagulan bisa diberikan untuk
mengurangi resiko terjadinya bekuan darah.
3. Angioplasti balon dapat dilakukan untuk meratakan plak yang
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
4. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
7
2.6. Pencegahan
2.7. Patofisiologi
Atero/aterosklerosis
kurang informasi
luka operasi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. PENGKAJIAN
1. Identitas klien : selain nama klien, juga orangtua; umur, alamat, asal kota dan
daerah.
2. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : penyebab utama klien sampai dibawa ke rumah sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang : tanda dan gejala klinis aterosklerosis, gejala
yang mudah diamati adalah nyeri dada yang hilang saat istirahat.
c) Riwayat penyakit dahulu : untuk mengidentifikasi adanya faktor-faktor
penyulit atau faktor yang membuat kondisi pasien menjadi lebih parah
kondisinya. Komplikasi dari penyakit terdahulu dapat menjadi pertimbangan
dalam penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi, ataupun penyakit
kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap terjadinya
aterosklerosis.
d) Riwayat penyakit keluarga : adakah penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
3. Pola fungsi kesehatan
a) Pola nutrisi-metabolik.
Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual atau muntah (adanya
peningkatan intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan dan
gangguan menelan.
b) Pola eliminasi
Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen,
tidak ada bising usus ( illeus paralitik ).
c) Pola aktifitas-latihan
Adanya kesukaran terhadap aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralysis atau hemiplegi, mudah lelah.
d) Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena kelemahan secara umum dan gangguan
penglihatan.
e) Pola sensorik
10
Adanya sinkop atau pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan atau kekaburan
pandangan, gangguan penciuman atau perabaan atau sentuhan menurun terutama
pada daerah luka dan ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah atau
paralisis, tidak dapat menggenggam, paralisis wajah, tidak dapat bicara,
berkomunikasi secara verbal, kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan,
refleks pupil, dan dilatasi.
4. Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi
Pemeriksaan tanda-tanda vital TD, Nadi, RR dan Suhu penting dilakukan untuk
mengetahui tanda awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari
tanda vital yang tidak stabil merupakan indikasi dari peningkatan atau penurunan
kondisi perfusi jaringan dan kegagalan jantung dalam berkontraksi.
a) Keluhan atau adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri perlu dikaji lebih dalam
seberapa besar nyeri muncul, lokasi dan sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri
yang muncul sehingga dapat diklasifikasikan daerah/area yang mengalami
aterosklerosis. Adanya nyeri yang terkaji dapat menjadi patokan, didaerah mana
kira-kira lokasi yang mengami penyumbatan dan setelah itu perlu di identifikasi
kembali dengan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membuktikan dan
mempertegas kondisi pasien.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang sangat penting dilakukan
karena adanya perubahan tanda-tanda vital menunjukkan kelainan sirkulasi dalam
sistem sistemik tubuh. Dengan asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung,
maka denyut nadi akan menurun dan juga tekanan darah naik lama kelamaan akan
menurun karena penurunan cardiac output. Oleh karena itu pengkajian terhadap
tanda-tanda vital sangat perlu dilakukan sebagai indikasi awal adanya kelainan
sistemik tubuh.
c) Pemantauan Hemodinamik
Disamping pemantauan TTV, perlu juga haru dikaji sistem hemodinamik tubuh,
karena adanya perubahan curah jantung, maka sirkulasi juga akan berkurang,
demikian juga cairan dan keseimbangan cairan akan berpengaruh terhadap
tekanan hemodinamik tubuh
d) Pemantaun perubahan penampakan dan temperature kulit
11
Tujuan NOC:
- Tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
- Tidak ada gangguan persepsi sensori
- Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat
Intervensi NIC:
1. Kaji tingkat ansietas yang terjadi
2. Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana sesuai tingkat pemahaman
pasien dan keluarga
3. Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan ansietas
4. Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang
tenang.
5. Diskusikan ketegangan dan harapan pasien
b. Post pembedahan
1) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf
akibat luka operasi.
Tujuan NOC:
- Pasien mampu mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
mencegah nyeri
- Pasien mampu melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan
- Pasien mampu menunjukkan tekhnik relaksasi secara individual yang efektif
untuk mencapai kenyamanan.
Intervensi NIC:
1. Kaji nyeri yang komprehensif pada pasien
2. Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien dan keluarga
3. Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, dan selama
aktivitas yang menyakitkan
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesia
4) Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat luka
operasi (pembedahan)
Tujuan NOC:
- Terbebas dari tanda atau gejalainfeksi
16
- Pasien akan melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur
dan pemantauan
Intervensi NIC:
1. Pantau tanda dan gejalan infeksi
2. Jelaskan hal-hal yang harus dihindari agar luka tidak terinfeksi
3. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang rawat luka dengan tekhnik
sepsis dan asepsis
4. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika
5) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi
Tujuan NOC:
- Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yang efektif
- Mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit
Intervensi NIC:
1. Pantau tanda-tanda kerusakan integritas kulit
2. Anjurkan untuk selalu menjaga agar luka tetap kering dan bersih
3. Anjurkan diet dengan makanan bergizi tinggi dan suplemen vitamin
4. Kolaborasi obat untuk mempercepat pertumbuhan jaringan kulit
3.4 EVALUASI
1 Bila mengenai jaringan perifer
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas
meningkat (teraba hangat, warna kemerahan atau tidak pucat).
2) Nyeri : pasien mengalami penurunan nyeri dan menggunakan analgetik
dengan baik.
3) Risiko kerusakan integritas kulit : integritas kulit terjaga, tidak terjadi trauma
dan iritasi kulit.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN ATEROSKLEROSIS KORONER
PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 48 Thn
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : kristen protestan
Alamat : waiheru
Pekerjaan : petani
Pendidikan terakhir :SMP
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.C
Umur : 45 thn
Agama : kristen protestan
Alamat : waiheru
Pendidikan : SMA
Hub. Dengan klen : Istri
2. Riwayat penyakit
a) keluhan utama
Nyeri saat aktifitas dan hilang saat istirahat (klaudisio intermiten),nyeri
yang terus menerus (saat istirahat).
b) Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dada dan hilang pada saat istirahat
c) Riwayat penyakit dahulu
-
4. Pemeriksaaan fisik
Keadaan umum : pasien tampak lemas
Kesadaran : CS
TTV : TD : 130 / 80 mmHg
S : 37 ˚C
N : 85 x/m
RR :2ox/m
Intervensi
Implementasi
No Diagnosa Implementasi Paraf
22
1 I Jumat 01/10/2019
Jam
monitor adanya daera daerah tertentu yang yang
hanya peka panas/dingin
hasil :
pasien dapat membedakan mana sensasi panas
dan dingin
2.intruksi keluarga untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
Jam
Hasil
Keluarga menegrti dan daat memberitahu kepada
perawat apabila terjadi lesi pada kulit
longgar
Jam :
Hasil : pasien mendengar dan menggunakan
pakain longgar
2.jaga kebersihan kulit
Jam
Hasil : pasien menjaga kebersihan dengan cara
mengganti pakaian apabila selesai mengelap
badan/mandi
2. mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
jam :
hasil: mengajarkan masien mika miki dan
pasien dapat memahami dan mengerti
4.oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah yang tertekan
Jam
Hasil: kondisi kulit pasien semakin mebaik dan
pasien lebih meranya nyaman dengan tindakan
yang dilakukan
Evaluasi
No Diagnosa Evaluasi Paraf
I 1.S: pasien dapat membedakan
mana sensai panas dan dingin
O:pasien mengerti dan
memahami apa yang dijelaskan
A: masalah teratasi
P:intervansi dilanjutkan
2.S: Keluarga menegrti dan
24
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Arterioklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu proses dimana serabut
otot dan lapisana endotel artikel kecil dan arteriola mengalami penebalan.
Aterioklerosis merupakan proses yang berbeda yang menyerang tunika
intima arteri besar dan medium. Proses tersebut meliputi penimbunan
lemak,kalsium,komponen darah,karbohidrat dan jaringan fibrosa pada
tunika intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai “ateroma” atau
“plak”
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah
faktor – faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang
dimilikinya, seseorang hendaknya :
- Menurunkan kadar kolesterol darah
- Menurunkan tekanan darah
- Berhenti merokok
- Menurunkan berat badan
- Berolahraga secara teratur
4.2.Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini mahasiswa lebih paham dan
mengerti tentang apa itu penyakit arterosklerosis dan lebih mengerti
tentang mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
27
DAFTAR PUSTAKA
NANDA NIC-NOC
Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGCGuyton dan Hall. 1997. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCHanafi, Muin Rahman, Harun. 1997.