Anda di halaman 1dari 8

FLEKSIBILITAS MEMBACA

Tugas Rutin Mata Kuliah “ Membaca Komprehensif, Kritis dan Kreatif”

Dosen Pengampu : Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd

DISUSUN OLEH :

WINDA LESTARI GULTOM

2193111006

Reg A IND 2019

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas selesainya
makalah yang berjudul “Fleksibilitas Membaca”. Atas dukungan moral dan materi yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membagun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR......................................................... i
2. DAFTAR ISI........................................................................ ii
3. BAB I PENDAHULUAN :
a. Latar Belakang..................................................................... 1
b. Rumusan Masalah................................................................ 1
c. Tujuan.................................................................................. 1
d. Manfaat .............................................................................. 2
4. BAB II PEMBAHASAN :
a. Pengertian Fleksibilitas Membaca.................................. 3
b. Kondisi Baca……………….. ....................................... 3
c. Materi Bacaan atau Bahan Bacaan…………………….
d. Keterbacaan……………………………………………
5. BAB III SIMPULAN DAN SA
RAN :
a. Kesimpulan.......................................................................... 6
b. Saran.................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi banyak dilakukan secara lisan, sehingga kemampuan menyimak
sangat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa. Dengan kemampuan menyimak yang baik,
pemahaman yang tepat terhadap pesan dapat tercapai. Pemahaman yang utuh dan tepat hanya
dapat terjadi bila penyimak atau pendengar secara aktif memproses apa yang didengarnya itu
melalui
komponen-komponen tertentu yang bekerja dengan baik dalam dirinya.
Oleh karena itu kami akan mencoba menyusun konstribusi ilmu menyimak dengan menyebutkan
Proses Menyimak Komprehensif

B. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Apa hakikat hakikat membaca cepat ?
2. Bagaimana cara mengukur kecepatan membaca ?

C. Tujuan

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah menyimak.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa hakikat membaca cepat
2. Untuk memahami pengukuran kecepatan membaca

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkarya wawasan
pembaca tentang “Menyimak Komprehensif”.
Manfaat dari makalah ini yaitu kita dapat mengetahui dan memahami “Menyimak
Komprehensif”.
Manfaat bagi pembaca yaitu pembaca dapat mengerti lebih jauh tentang konsep atau
pengetahuan istilah menyimak komprehensif.
BAB 2

A. PENGERTIAN FLEKSIBILITAS MEMBACA

Dalam membaca teks, seorang pembaca tidak harus membaca dengan kecepatan tinggi
atau kecepatan rendah. Dalam hal ini, pembaca dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan
memerhatikan tingkat kesesuaian teksnya. Jika bertemu dengan teks yang tingkat kesukarannya
tinggi (sulit dipahami), seorang pembaca dapat membaca teks tersebut dengan kecepatan rendah
atau normal. Sebaliknya pula, jika teks ini mudah dipahami, maka unduhlah membaca teks
tersebut dengan kecepatan tinggi. Pembaca yang efisien dan efektif yang kompatibel dengan
kenyal. Pembaca yang fleksibel dengan pembaca yang dapat mengatur kecepatan, dan
menentukan teknik, metode, dan gaya membaca sesuai dengan semua faktor yang terkait dengan
bacaan (Tampubolon, 1990). Dengan demikian, orang yang mampu membaca secara fleksibel,
ia akan dapat membaca secara efektif dan efisien sehingga dapat membacanya dengan baik.
Menurut Tampubolon (1990: 210), faktor-faktor yang berhubungan dengan bacaan
adalah: (1) tujuan membaca, (2) informasi fokus, dan (3) bahan bacaan. Jika kecepatan, teknik,
dan gaya membaca disebut strategi membaca, dan faktor-faktor yang membaca dengan bacaan
disebut kondisi-baca.

Dengan demikian, terkait dengan bacaan disebut kondisi-baca. Dengan demikian, dapat
membaca dapat ditentukan sebagai kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan
kondisi-baca. Di dalam bacaan, baca bacaan yang dibutuhkan untuk membaca bacaan dan juga
untuk memilih bahasa bacaan yang sesuai dengan teks yang dibacakan agar informasi yang
dibutuhkan dapat diterima dengan baik.

B. KONDISI-BACA

Tujuan umum membaca dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu: (a) untuk studi, (b) untuk
usaha, dan (c) untuk kesenangan (Tampubolon, 1990). Membaca untuk studi membaca untuk
menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masa! Ah studi,
yang pada akhirnya akan memperkaya pengetahuan dalam bidang ilmu atau disiplin yang
dituntut. Kecepatan membaca untuk studio sudah tentu bervariasi atau fleksibel dan lebih murah
untuk kecepatan membaca untuk kesenangan.

Membaca untuk usaha membaca Membaca untuk menemukan dan memahami informasi
yang membahas tentang usaha dilakukan, seperti pekerjaan kantor, kegiatan perusahaan atau
perdagangan, organisasi, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain. Dalam hal ini, kecepatan
membaca pun lebih rendah dari membaca bahan-bahan lain. Teknik baca-lompat dan baca-layap
sangat banyak dipakai dalam membaca untuk usaha.
Membaca untuk menyenangkan membaca untuk mengisi waktu senggang dan
memuaskan perasaan serta imajinas. Bahan-bahan bacaan untuk membaca jenis ini pada
umumnyan- adalah novel, cerpen, artikel ringan, dan bacaan-bacaan umum lainnya seperti surat
kabar. Gaya membaca dalam hal ini pun jauh lebih santai daripada gaya dalam membaca untuk
studi dan usaha.

Kecepatan membaca untuk kenyamanan lebih tinggi dari kecepatan membaca untuk
studi dan usaha. Sebuah Membaca untuk kesenangan merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat, karena dapat memudahkan pandangan dan cakra-wala pengetahuan. Membaca jenis
ini dapat membuat manusia menjadi manusiawi. Informasi fokus sebagai komponen kedua dari
kondisi- baca, terkait erat dengan tujuan membaca. Informasi fokus adalah informasi terpenting
atau hal-hal penting yang terdapat dalam teks bacaan. Sesungguhnya dapat juga menjawab
bahwa jika tujuan umum membaca adalah untuk studi, usaha, dan kesenangan, maka tujuan
khusus adalah informasi fokus (Singapura, 1990).

Dalam membaca untuk studio, yang menjadi informasi fokusnya adalah pikiran utama
dan pikiran jabaran. Sama halnya dengan membaca untuk studi, dalam membaca untuk usaha,
informasi fokusnya adalah pikiran utama dan pikiran jabaran. Berbeda dengan tujuan umum
membaca di atas, dalam membaca untuk kesenangan, informasi fokusnya adalah isi bacaan
secara umum. Namun, dalam membaca novel fiksi, informasi fokusnya adalah pesan yang
disampaikan oleh pengarangnya melalui penarasian peristiwa-peristiwa dan karakter-karakter
dalam cerita yang dihasilkan. Teknik, metode, gaya, dan kecepatan membaca juga harus
disesuaikan dengan pembaca dengan jenis informasi fokus yang perlu ditemukannya dalam
bacaan. Dengan demikian, apa pun bentuk dan tujuan membacanya, pembaca dapat memahami
isi bacaan tersebut (informasi fokus) dengan baik.

C. MATERI BACAAN ATAU BAHAN BACAAN

Materi bacaan untuk studi pada umumnya adalah bahan- bahan yang berupa nonfiksi
yang terdiri dari berbagai jenis. Namun, sudah tentu bahwa fiksi juga dijadikan materi bacaan
studi, jika bidang disiplin bersangkutan adalah kesusastraan. Selanjutnya, materi bacaan untuk
usaha pada umumnya surat-surat, dokumen-dokumen, buku-buku, majalah-majalah, surat-surat
kabar, dan lain-lain, yang berkaitan dengan dunia usaha. Sementara itu, materi bacaan untuk
kesenangan pada umumnya adalah bahan-bahan berupa fiksi, artikel ringan, surat kabar, dan
lain-lain (Tampubolon, 1990). Pembaca juga harus menyesuaikan strategi membacanya de ngan
jenis-jenis dan tingkat keterbacaan materi bacaan tersebut.

D. KETERBACAAN
Keterbacaan (Readability) ialah sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu
dilihat dari segi tingkat kesukarannya (Tampubolon, 1990). Jika bacaan terlalu sukar, maka
pembaca terpaksa membacanya dengan lambat, atau bahkan berulane. ulang, agar dapat
mengerti. Sebaliknya, bacaan yang terlalu mudah akan membuat pembaca bosan, karena tidak
mengandung tantangan bagi kemampuannya. Berbagai cara atau rumus untuk mengukur
keterbacaan. antara lain: Rumus Spache, Smog, dan Tes Kloz (Cloze Test). Namun, yang sering
digunakan untuk mengukur keterbacaan teks bacaan adalah Tes Kloz. Untuk mengukur
keterbacaan berbagai faktor perlu diper- timbangkan, seperti struktur bahasa (kosakata dan
kalimat), jenis isi bacaan, tipografi, dan minat pembaca. Cara-cara yang telah ada pada umumnya
untuk mengukur keterbacaan han dari segi struktur bahasa (Tampubolon, 1990).

Tampaknya, kemungkinan besar yang dapat memuaskan ialah Tes Kioz karena telah
dapat mencakup faktor jenis isi bacaan. Dalam hal ini, manfaat Tes Kloz adalah: (1) untuk
mengukur ting- kat kesulitan teks, (2) untuk mengukur kemampuan dwibaha- sawan (rating
bilinguals), (3) untuk meramalkan (estimating) tingkat pemahaman membaca, (4) untuk
menelaah kendala-kendala dalam teks, dan (5) untuk mengevaluasi efektivitas mengajar (Oller,
1979:340-363). Dalam tes seperti itu, tiap kata ke-n dalam sebuah wacana dihapus dan harus
ditemukan sendiri oleh para peserta tes. Dengan demikian, makin kecil n tersebut, makin
sukarlah tes itu. Dalam hal ini, Oller (1979:364) menyarankan agar jumlah kata yang dilesapkan
kurang lebih 50 kata. Bila n sama dengan 5, teks itu akan terdiri atas kurang lebih 250 kata. Perlu
diingat bahwa sebuah wacana yang sama yang diberikan kepada kelom- pok peserta tes akan
berbeda tingkat keterbacaannya jika n-nya tidak sama. Pada dasarnya, ada tiga hal yang terkait
dengan keterbacaan, yaitu: (a) kemudahan, (b) kemenarikan, dan (c) keterpahaman (Gilliland,
1976:86).

Kemudahan di sini berkaitan dengan bentuk tulisan, seperti besar huruf dan lebar spasi.
Kemudahan membaca teks yang terkait dengan keterbacaan dapat diukur melalui tingkat kesa-
lahan membaca yang berhubungan dengan keterampilan mem- baca dan kejelasan tulisan.
Kemenarikan yang terkait dengan keterbacaan di sini ber- hubungan dengan minat pembaca,
kepadatan ide pada bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan. Keterpahaman yang dimaksud
adalah tingkat keterbacaan yang berhubungan dengan karakteristik kata dan kalimat, seperti
panjang-pendeknya dan frekuensi penggunaan kata atau kalimat, bangun kalimat, dan susunan
paragraf. Dengan alasan teoritis, teknis, dan praktis, keterpahaman sering digunakan sebagai
studi keterbacaan.

Menurut Rankin & Culhane (dalam Kamidjan, 1996:69) untuk kriteria penilaian hasil Tes
Klos dapat digunakan kriteria sebagai berikut :

(1) tingkat independen : rata-rata skor tes > 60%

(2) tingkat instruksional : rata-rata skor tes 41- 60%

(3) tingkat frustasi : rata-rata skor tes < 40%


Keterangan :

- Tingkat independen diartikan sebagai tingkat keterbacaan yang mudah.


- Tingkat instruksional diartikan sebagai tingkat keterbacaan yang sedang.
- Tingkat frustasi diartikan sebagai tingkat keterbacaan yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai