Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Reaksi Esterifikasi, Hidrolisis, dan Identifikasi Ikatan Rangkap


Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kimia Untuk Biologi
Yang dibina Oleh Ihsan Budi Rachman, S. Si, M. Si dan Rini Retnosari, S. Pd, M. Si

Disusun oleh:
Kelompok 6 Offering I Tahun 2019
Dea Audina 190342621264
Lucy Nafis 190342621225
Siti Nurazizah 190342621307
Yudha Dwi Kartika 190342621297

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
November 2019
6.1 Tujuan
Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan :
1. Reaksi pembuatan ester
2. Reaksi hidrolisis polisakarida
3. Identifikasi ikatan rangkap

6.2 Dasar Teori


Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu kimia yang mempelajari
struktur, sifat, dan komposisi, reaksi, dan persiapan suatu senyawa yang
mengandung karbon, yang mencakup tidak hanya hidrokarbontetapi juga
senyawa dengan sejumlah elemen lain, termasuk hidrogen (sebagian besar
senyawa mengandung setidaknya satu ikatan karbon-hidrogen), nitrogen,
oksigen, halogen, fosfor, silikon, dan belerang. Cabang kimia ini pada
awalnya terbatas pada senyawa yang diproduksi oleh organisme hidup tetapi
telah diperluas untuk mencakup zat buatan manusia seperti plastik. Senyawa
organik banyak diaplikasikan pada obat-obatan, petrokimia, makanan, bahan
peledak, cat, dan kosmetik.

Berdasarkan jumlah ikatan antara atom karbonnya, senyawa


hidrokarbon pada kimia organik terbagi menjadi dua, yaitu jika semua ikatan
karbon-karbonnya adalah tunggal, golongan senyawa ini disebut alkana, dan
jika paling sedikit terdapat satu ikatan rangkap dua pada karbon-karbonnya
maka golongan senyawa ini disebut alkena.

Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan


alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini
juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang
mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril.
Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kekuatan asam
dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam pembentukan
ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi
adalah metanol > alkohol 1º (primer) > alkohol 2º (sekunder) > alkohol 3º
(tersier)

Hidrolisis adalah suatu reaksi kimia dimana H2O (molekul dari air)
akan diurai/dipecah kedalam bentuk kation H+ (hidrogen) serta anion OH–
(hidroksida) melalui sebuah proses kimiawi. Proses tersebut umumnya
dipakai dalam memecah suatu polimer tertentu, khususnya polimer dimana
terbuat melalui suatu proses bertahap polimerisasi atau yang dikenal dengan
istilah step_growth_polimerization. Istilah hidrolisis sendiri berasal dari kata
Yunani yakni hydro yang berarti air serta lysis dengan arti pemisahan.

Senyawa ester sering digunakan sebagai essence pada makanan dan


minuman. Beberapa ester mempunyai aroma buah-buahan seperti apel (metil
butirat), aroma pisang (amil asetat), dan aroma nanas (etil butirat). Selain itu,
senyawa ester digunakan dalam pengobatan sebagai analgesik dan
antiperadangan(aspirin dan metil salsilat), serta etil asetat digunakan sebagai
penghapus cat kuku/kutek.

Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon,


hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Sebagian besar karbohidrat
memiliki rumus empiris CH2), misalnya glukosa (C6H12O6). Berdasarkan
hidrolisisnya, karbohidrat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida,
dan polisakarida..

Hidrolisis pada polisakarida akan menghasilkan sejumlah besar satuan


monosakarida. Contoh polisakarida ialah amilum, yang terbentuk pada proses
fotosintesis dalam klorofil daun dengan bantuan energi matahari. Hidrolisis
amilum dengan katalis amilase atau enzim diastase akan menghasilkan
sejumlah satuan maltosa. Selanjutnya, maltosa dihidrolisis dengan katalis
enzim maltase menghasilkan dua satuan glukosa.
Amilum banyak terdapat pada padi, kentang, gandum, kacang-
kacangan, sayuran, umbi-umbian, jagung dan juga sagu. Jika amilum
dihidrolisis dalam larutan asam (sebagai katalis) akan menghasilkan
berturut0turut dekstrosa, maltosa, dan glukosa dengan larutan penguji adalah
larutan iodin (I2)

6.3 Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Penjepit kayu
4. Beaker glass
5. Lampu spiritus
6. Erlenmeyer
7. Plat tetes
8. Kaki tiga
9. Kasa asbes

 Bahan
1. Larutan alkohol
2. Larutan asam asetat
3. Larutan asam sulfat pekat
4. Amilum
5. Asam klorida pekat
6. Larutan iod
7. Larutan NaOH
8. Reagent Benedict
9. Larutan glukosa
10. Larutan fruktosa
11. Larutan sukrosa
12. Larutan brom
13. Sampel alkane
14. Sampel alkena
15. Sampel senyawa aromatic
16. Larutan KMnO4 basa

6.4 Langkah Kerja


A. Reaksi esterifikasi

Dimasukkan 5 tetes alcohol dalam satu tabung reaksi


Ditambahkan 5 tetes asam asetat ke dalam tabung tersebut.

Ditambahkan satu tetes asam sulfat pekat.

Campuran di dalam tabung tersebut dipanaskan.

Dicatat bau khas produk yang dihasilkan.

B. Hidrolisis polisakarida

Diambil Erlenmeyer 100 mL (bersih).

Dimasukkan 15-20 mL larutan polisakarida (amilum).

Ditambahkan 10 tetes asam klorida pekat.

Didihkan perlahan-lahan.

Diambil 1-2 tetes larutan (yang dididihkan) dengan pipet, dimasukkan


dalam plat tetes, ditambahkan 1 tetes larutan iod.

Diulangi pengambilan larutan (yang dididihkan) setiap 1 menit selama


6 menit atau sampai larutan tersebut tidak mengalami perubahan
warna (warna larutan sama dengan warna iod).

Setelah larutan tidak mengubah warna iod, dinetralkan dengan larutan


NaOH 5 M.
Larutan disimpan untuk percobaan benedict.

C. Uji benedict

Diambil sejumlah tabung reaksi (sampel yang diuji : amilum dan hasil
hidrolisis).

Diberi label pada masing-masing tabung.

Diambil masing-masing 2 mL larutan reagen benedict dan 2 tetes


larutan NaOH encer, dimasukkan dalam kedua tabung.

Ditambahkan pada masing-masing tabung reaksi 5 tetes larutan


sampel yang diuji sesuai dengan labelnya.

Dimasukkan semua tabung reaksi dalam penangas air selama 3-5


menit.

Diamati perubahan yang terjadi.

D. Reaksi-reaksi pada hidrokarbon


D.1. Reaksi dengan Brom dalam CCl4
Diambil 2 tabung reaksi.

Masing-masing tabung diisi dengan sampel yang telah disediakan


dengan volume sama.

Ditambahkan 1-2 tetes brom dalam CCl4 pada masing-masing sampel,


kemudian dikocok.

Diamati perubahan yang terjadi.

D.2. Reaksi dengan larutan KMnO4 basa


Diambil 2 tabung reaksi.

Masing-masing tabung diisi dengan sampel yang telah disediakan


dengan volume sama.

Ditambahkan 1-2 tetes KMnO4 basa pada masing-masing sampel,


kemudian dikocok.

Diamati perubahan yang terjadi.

6.5 Lembar Pengamatan


Aspek yang diamati Hasil pengamatan
A. Rekasi esterifikasi
Wujud fisik dan bau alkohol cair, bau menyengat, dan tidak
berwarna.
Wujud fisik dan bau asam asetat Cair, bau menyengat, dan tidak
berwarna.
Wujud fisik dan bau produk Warna lebih keruh dan bau seperti
yang dihasilkan permen karet.
B. Reaksi hidrolisis polisakarida
Wujud fisik dan warna amilum Cair dan tidak berwarna.
Setelah proses pendidihan,
warna larutan iod yang ditetesi
hasil hidrolisis amilum pada
menit ke :
1. 1 menit 1. Ungu pekat
2. 2 menit 2. Ungu kecoklatan pekat
3. 3 menit 3. Ungu kecoklatan
4. 4 menit 4. Ungu muda
5. 5 menit 5. Coklat pekat
6. 6 menit 6. Coklat muda
7. 7 menit 7. Sama seperti warna iod
Warna larutan iod tidak Pada menit ke-7
mengalami perubahan pada
menit ke
Wujud fisik dan warna produk Cair dan tidak berwarna
hasil hidrolisis
C. Uji benedict
Wujud fisik dan warna amilum Cair dan agak keruh
Wujud fisik dan warna produk Cair dan tidak berwarna
hasil hidrolisis
Wujud fisik dan warna reagen Cair dan berwarna biru
benedict
Peristiwa ketika amilum Warna tetap biru
ditambahkan ke dalam reagen
benedict dan dipanaskan pada
penangas air
Peristiwa ketika produk hasil Berubah warna menjadi merah
hidrolisis amilum ditambahkan kecoklatan
ke dalam reagen benedict dan
dipanaskan pada penangas air
D.1. Reaksi dengan brom dalam CCl4
Wujud fisik dan warna sampel Cair dan tidak berwana
Wujud fisik dan warna brom Cair dan berwarna coklat
dalam CCl4
Perubahan warna brom dalam Alkena : tidak berwarna
CCl4 setelah ditetesi sampel Alkane : agak kuning
D.2. Reaksi dengan KMnO4 Basa
Wujud fisik dan warna KMnO4 Cair dan berwarna ungu pekat
Basa
Perubahan warna KMnO4 Basa Alkena : tidak berwarna (lapisan atas)
setelah ditetesi sampel Endapan coklat (lapisan bawah)
Alkane : terdapat 2 lapisan, lapisan
ungu (dibawah) dan lapisan
tidak berwarna (diatas).

6.6 Analisis Data

6.7 Pembahasan

6.8 Kesimpulan
1. Reaksi pembuatan ester
Pembuatan amil asetat biasanya melalui proses esterifikasi, amil asetat
merupakan salah satu ester yang memiliki rumus bangun CHCOOC5H11.
Reaksi pembuatan ester dari asam organik.

Amil asetat adalah produk dari


Asam Asetat hasil reaksi antara
Amil Alkohol Amil AsetatAmil alkohol dengan

Asam asetat melalui reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi


pengubahan dari suatu asam karboksilat dan akohol menjadi suatu ester
dengan menggunakan katalis asamHidrolisis suatu polisakarida merupakan
uji untuk membuktikan bahwa suatu polisakarida tersusun dari beberapa
molekul monosakarida. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
dapat diketahui bahwa pada menit ke-1 dan 2 larutan menghasilkan warna
coklat tua yang mana ia masih berupa amilum. Pada menit ke-3 ketika
larutan polisakarida diteteskan dengan Iod menjadi kuning pekat yang
mana ia telah menjadi amilodekstrin. Pada menit ke 4 warna larutan iod
tidak mengalami perubahan warna, yang berarti polisakarida sudah
terhidrolisis sempurna.
2. Hidrolisis polisakarida adalah uji untuk membuktikan suatu polisakarida
tersusun dari beberapa molekul monosakarida. Dari pengamatan dapat
diketahui bahwa pada menit ke-7 larutan sudaah tidak mengubah warna
iod yang berarti polisakarida sudah terhidrolisis sempurna. Pada menit ke-
1-4 larutan menghasilkan warna coklat tua berarti lrutan masih
mengandung amilum. Pada menit ke 5-6 ketika larutan polisakarida
diteteskan dengan Iod menjadi kuning pekat yang mana ia telah menjadi
amilodekstrin. Untuk uji ikatan rangkap dilakukan dengan uji bromin.
3. Uji bromine digunakan untuk mengidentifikasi adanya hidrokarbon dalam
larutan. Pada uji bromine sampel alkana dan alkena, ditambahkan larutan
brom dalam CCl4 lalu dikocok dan diamati. Terjadi perubahan warna brom
dalam CCl4 pada sampel Alkana yang berarti banyak ikatan rangkap yang
terputus sedangkan tidak terjadi perubahan warna pada Alkena.
Uji bayer adalah uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon tak jenuh
tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan katalis. Pada uji bayer sampel
alkana dan alkena, ditambahkan KMnO4 dalam suasana basa lalu dikocok
dan diamati. Pada alkana terdapat dua lapisan, lapisan atas tidak berwarna
dan lapisan bawah berwarna ungu. Sedangkan pada alkena terdapat dua
lapisan, lapisan atas tidak berwarna, dan lapisan bawah berwarna coklat.
Daftar Pustaka

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia


Organik. Bina Aksara. Jakarta.

Tim Penulis Praktikum Kimia untuk Biologi. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia
Untuk Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Lampiran

Gambar 1.7 larutan HCl Gambar 1.8 larutan NaOH dalam


dimasukkan ke labu takar dengan berbagai konsentrasi
pipet volume

Anda mungkin juga menyukai