Anda di halaman 1dari 25

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

WILAYAH PESISIR DAN KEPULAUAN

“PENCEMARAN UDARA”

OLEH :

RAHMADANI BADARUDDIN
J1A1 17 328
KESLING

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah akhir dari mata kuliah Pencemaran Lingkungan
Dan Kesehatan Wilayah Pesisir dan Kepulauan dengan judul “Pencemaran Udara”.
Saya tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik berupa materil dan non materil demi tercapainya
pembuatan makalah ini.

Kendari, 28 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
2.1 Definisi Pencemaran Udara......................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Pencemaran Udara..................................................................................6
2.3 Sumber Pencemaran Udara......................................................................................9
2.4 Dampak Pencemaran Udara...................................................................................10
2.5 Cara Mencegah Pencemaran Udara........................................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................................21
3.2 Saran......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama


dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan
dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran,
peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan
mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan
melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia
pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup
menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang
sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia
lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin
berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat konsumtif
dan cenderung merusak lingkungannya.

Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain


oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula
yang diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain
letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi
seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan
manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan
manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup
yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan
ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan

1
lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah
penduduk dari abad ke abad.

Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan


manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti
makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin
banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di
negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutuhan
populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu
harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal
ini akan menimbulkan akibat antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar,
baik macam maupun jumlahnya.

2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi


manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang
dapat mencemari lingkungan.

3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan,


dan sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami


pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan
tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran
tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran udara, air dan
tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah,
banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-

2
jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar
kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam
makalah ini adalah:
1. Apa itu pencemaran udara?
2. Apa saja jenis pencemaran udara?
3. Apa yang menjadi sumber pencemaran udara?
4. Apa dampak pencemaran udara?
5. Bagaimana cara mencegah pencemaran udara?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yang terdapat dalam makalah ini, antara lain:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk
memperluas pengetahuan tentang pencemaran lingkungan beserta dampak
yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia juga
cara mencegah dan menanggulanginya.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, antara lain:
a. Untuk mengetahui definisi dari pencemaran udara
b. Untuk mengetahui jenis pencemaran udara
c. Untuk mengetahui sumber pencemaran udara
d. Untuk mengetahui pencemaran udara
e. Untuk mengetahui cara mencegah pencemaran udara

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan dari makalah ini, antara lain :
1. Untuk menambah referensi terkait materi pencemaran lingkungan dan
kesehatan wilayah pesisir dan kepulauan.

3
2. Untuk menambah pengetahuan serta memperluas cakrawala terkait materi
pencemaran lingkungan dan kesehatan wilayah pesisir dan kepulauan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pencemaran Udara

Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah


masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara


diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi
yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan mahluk
hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara. Berdasarkan
definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.

Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran


udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah
manusia (man made).

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat


asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi)
udara dari keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)

Jadi, pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-


unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya

5
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan.

Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut


terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang
perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor
pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi dilingkungan rumah,
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang
(outdoor pollution).

Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas
dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan
kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil
oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx
(nitrogen oksida).

2.2 Jenis-Jenis Pencemaran Udara


1. Menurut bentuk
a. Gas
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
 Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen
Sulfida (H2S) dan Sulfat Aerosol.
 Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen
Monoksida (NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
 Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon
Monoksida (CO), Hidrokarbon .
 Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida,
air raksa uap.
b. Pertikel

6
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
 Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan
timah.
 Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan,
Benzen.
 Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
2. Menurut tempat dan sumbernya
a. Ruangan (indoor)
Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran
udara didalam ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran
ataupun gedung tinggi.
b. Udara bebas (outdoor)
Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-
cemaran udara bebas :
 Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
 Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah
tangga, asap kendaraan, dll.
3. Berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
a. Irintasia.
Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses
peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran
pernapasan mulai dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur
Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran
pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.

b. Asfiksia
Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam
menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang.
Keracunan gas Karbon Monoksida mengakibatkan CO akan
mengikathemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat

7
O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah
gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
c. Anestesia
Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan
kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
d. Toksis
Titik tangkap terjadinya toksis berbagai jenis, yaitu :
 Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-
salnya benzene, fenol, toluen dan xylene.
 Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid,
metil alkohol.
4. Menurut asal
a. Pencemar primer
Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika
dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO,
CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.
b. Pencemar Sekunder
Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain
menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan
kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan
cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi
disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder
adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).

2.3 Sumber Pencemaran Udara


1. Kegiatan manusia
a. Transportasi
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mengakibatkan
pengembangan wilayah perkotaan ke daerah pinggiran kota. Akibatnya
aktivitas penduduk dengan alat transportasi pun meningkat. Kegiatan
transportasi menjadi penyebab pencemaran udara karena senyawa

8
kimia yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Senyawa kimia
tersebut antara lain karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan beberapa
partikel mikro.
b. Industri
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara
diantaranya industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan
bermotor, industri pupuk, industri alumunium, industri pembangkit
tenaga air, industri kertas, industri kilang minyak, industri
pertambangan. Industrialisasi di Indonesia sedang berkembang, tetapi
perkembangan tersebut seringkali mengabaikan
pengendalian pencemaran. Oleh karena itu pemilik usaha industri
harus melengkapi industrinya dengan fasilitas untuk pengendalian
limbah.
c. Pembangkit listrik
d. Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai
jenis bahan bakar
e. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2. Sumber alami
a. Gunung berapi
b. Rawa-rawa
c. Kebakaran hutan
d. Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3. Sumber-sumber lain
a. Transportasi amonia
b. Kebocoran tangki klor
c. Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan
akhir sampah
d. Uap pelarut organik

2.4 Dampak Pencemaran Udara


1. Terhadap Lingkungan Alam
Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam,
antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
a. Hujan Asam

9
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus
Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam
adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang
dari 5,6. Pencemar udara seperti SO 2 dan NO2 bereaksi dengan air
hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini antara lain:
 Mempengaruhi kualitas air permukaan
 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah
sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan
bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa
tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian
turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H 2SO2 dan
HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke
permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa
ini disebut dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran
batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan menguap ke
udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh
makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah
sehingga mencemari air dan mineral tanah.
b. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang
tidak stabil. Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di
lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi.
Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar

10
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS
(Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon)
ternyata mampu merusak lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon
menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatantersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya
ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai
lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik
dan Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16
September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan ozon
terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi
menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat
dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan
ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari
tidak tersaring dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit
pada tanaman.
c. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi
pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi
menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca
(green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya
kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global

11
adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,
metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi
panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya
panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca
Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari
yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena
meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan radiasi matahari
dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan
ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi
semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang
terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu didalam ruangan
rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan.
Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam
rumah kaca tidak dapat keluar.
2. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke
dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian
atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran

12
darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling
umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan,
manusia, tanaman, dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel
dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan atau
pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
(Wardhana, Wisnu Arya 1999).
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari
jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun
jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
 Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak melibatkan
penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik
tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas
 Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas,
berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan
kemudian mengendap. Debu silika ini banyak terdapat di industri
besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti
mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silika juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita
sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis

13
kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada
awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang
disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
 Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran
berbagai macam silikat terutama selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia.

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:


 Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke
jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan
kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala,
mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur.
Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila
keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO),
dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
 Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
 Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
 Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-
orang berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan
tubuh
 Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan
mental serta mempengaruhi kecerdasan otak.
 Ozon (O3)

14
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
 NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

3. Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan


a. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan
putusnya rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan
karena penurunan jumlah fitoplankton.
b. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air
terganggu.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif
pada kehidupan hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan
bangunan dan candi-candi. Iklim dunia yang berubah polanya
mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan
naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya
kebakaran hutan dan menurunnya produksi panen, bencana alam
(banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang
meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan
daerah-daerah pesisir pantai.
4. Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
a. Hujan Asam
 Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan
tumbuhan (karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi
pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
 Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam
tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya
pohon akan mati.

15
b. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan,
seperti beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton
yang merupakan produsen bagi rantai makanan di laut.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan
setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhannya.
d. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah,
terjadi mutasi genetik (perubahan sifat organisme).

2.5 Cara Mencegah Pencemaran Udara

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung


dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan
mudah dilakukan yaitu menggunakan masker sebagai pelindung untuk
menghindari terjadinya gangguan kesehatan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti


mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan
polutan.

1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas


a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau
ion pada permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif dan
silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga
menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya

16
kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan
dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan
solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan
konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir sama
dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon
mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau
tersuspensi.
c. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda
gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan
gas diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan titik penguapan
yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan
proses oksidasi panas yang disebut inceneration. Iceneration
merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan
menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu
pembakaran.
2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan
partikel yang ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan
filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara
bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara
seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti
berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya.
Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton,
nylon, orlon, dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, tefloyn.
b. Filter basah

17
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah
membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari
bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
c. Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk
membersihkan udara kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat ini
menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-
100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan
positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.
d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar
dapat dengan menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau
cyclone Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
e. Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa
karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-
tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan
melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di
udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru
kota maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan
mendukung program langit biru (prolabir). Program penghijauan ini
seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat
berpartisipasi aktif.
f. Ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya
kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta menjadikan udara
dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan

18
exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar
polutan segera dapat keluar dalam ruangan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum
serta menurunkan kualitas lingkungan.
2. Pencemaran udara terdiri atas 4 jenis, antara lain:
a. Menurut bentuk yaitu, berupa gas dan partikel.
b. Menurut tempat dan sumbernya yaitu, ruangan (Indoor) dan udara
bebas (outdoor).
c. Berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan
berdasarkan 4 jenis yaitu: Irintansia, Asfiksia, Anestasia, Toksis.
d. Menurut asal antara lain: pencemaran primer dan pencemaran
sekunder.
3. Sumber pencemaran udara terbagi atas 3 sumber antara lain:
a. Kegiatan manusia yaitu, Akibat transportasi, Industri, Pembangkit
Listrik, Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan
berbagai jenis bahan bakar dan Gas buang pabrik yang menghasilkan
gas berbahaya seperti (CFC).
b. Sunber alami yaitu, Gunung berapi, Rawa-rawa, Kebakaran hutan,
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
c. Sumber lain yaitu, Transportasi amonia, Kebocoran tangki klor,
Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan
akhir sampah, dan uap pelarut organik

4. Dampak pencemaran udara yaitu:


a. Terhadap lingkungan alami antara lain: hujan asam, penipisan lapisan
ozon dan pemanasan global.

20
b. Terhadap manusia yaitu, Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
c. Terhadam hewan antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan
pemanasan global
d. Terhadap tumbuhan antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon
dan pemanasan global, Gas CFC.
5. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti
mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan
polutan.

3.2 Saran
Saran saya adalah agar kedepannya pemerintah setempat lebih memperhatikan
lagi masyarakatnya mencakup tentang pencemaran udara dan membuat suatu
program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
terkhusus untuk pencemaran udara.

21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Polusi Udara.
Anonim. 2011. Pencemaran Udara.
Anonim. 2013. Upaya Penanggulangan Polusi Udara
Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.
Dewa. 2013. Dampak Pencemaran Udara dan Solusinya.
Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan,Departemen Perindustrian R.I, Jakarta.

Mala. 2012. Cara Mengatasi Pencemaran Udara.


Rahman. 2012. Dampak Pencemaran Lingkungan.

22

Anda mungkin juga menyukai