“PENCEMARAN UDARA”
OLEH :
RAHMADANI BADARUDDIN
J1A1 17 328
KESLING
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
2.1 Definisi Pencemaran Udara......................................................................................5
2.2 Jenis-Jenis Pencemaran Udara..................................................................................6
2.3 Sumber Pencemaran Udara......................................................................................9
2.4 Dampak Pencemaran Udara...................................................................................10
2.5 Cara Mencegah Pencemaran Udara........................................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................................21
3.2 Saran......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah
penduduk dari abad ke abad.
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar,
baik macam maupun jumlahnya.
2
jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar
kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
3
2. Untuk menambah pengetahuan serta memperluas cakrawala terkait materi
pencemaran lingkungan dan kesehatan wilayah pesisir dan kepulauan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan.
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas
dan asap tersebut berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak
sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan
kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil
oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx
(nitrogen oksida).
6
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan
timah.
Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan,
Benzen.
Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
2. Menurut tempat dan sumbernya
a. Ruangan (indoor)
Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran
udara didalam ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran
ataupun gedung tinggi.
b. Udara bebas (outdoor)
Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-
cemaran udara bebas :
Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah
tangga, asap kendaraan, dll.
3. Berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
a. Irintasia.
Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses
peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran
pernapasan mulai dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur
Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran
pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.
b. Asfiksia
Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam
menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang.
Keracunan gas Karbon Monoksida mengakibatkan CO akan
mengikathemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat
7
O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah
gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
c. Anestesia
Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan
kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
d. Toksis
Titik tangkap terjadinya toksis berbagai jenis, yaitu :
Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-
salnya benzene, fenol, toluen dan xylene.
Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid,
metil alkohol.
4. Menurut asal
a. Pencemar primer
Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika
dipancarkan, lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO,
CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen Oksida, Ozon serta berbagai partikel.
b. Pencemar Sekunder
Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain
menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan
kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan
cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi
disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder
adalah Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).
8
kimia yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Senyawa kimia
tersebut antara lain karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan beberapa
partikel mikro.
b. Industri
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara
diantaranya industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan
bermotor, industri pupuk, industri alumunium, industri pembangkit
tenaga air, industri kertas, industri kilang minyak, industri
pertambangan. Industrialisasi di Indonesia sedang berkembang, tetapi
perkembangan tersebut seringkali mengabaikan
pengendalian pencemaran. Oleh karena itu pemilik usaha industri
harus melengkapi industrinya dengan fasilitas untuk pengendalian
limbah.
c. Pembangkit listrik
d. Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai
jenis bahan bakar
e. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2. Sumber alami
a. Gunung berapi
b. Rawa-rawa
c. Kebakaran hutan
d. Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3. Sumber-sumber lain
a. Transportasi amonia
b. Kebocoran tangki klor
c. Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan
akhir sampah
d. Uap pelarut organik
9
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus
Smith ketika ia menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam
adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang
dari 5,6. Pencemar udara seperti SO 2 dan NO2 bereaksi dengan air
hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah
sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan
bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa
tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian
turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H 2SO2 dan
HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke
permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa
ini disebut dengan deposisi asam.
SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran
batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan menguap ke
udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh
makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah
sehingga mencemari air dan mineral tanah.
b. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang
tidak stabil. Di atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di
lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi.
Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
10
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS
(Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon)
ternyata mampu merusak lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon
menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatantersebut dapat
membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya
ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai
lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik
dan Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16
September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan ozon
terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi
menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan
penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat
stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat
dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan
ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari
tidak tersaring dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit
pada tanaman.
c. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi
pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi
menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca
(green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya
kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global
11
adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC,
metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi
panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya
panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca
Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari
yang masuk ke bumi dan memantulkan sisanya. Namun, karena
meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan radiasi matahari
dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan
ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi
semakin panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang
terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu didalam ruangan
rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan.
Hal ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam
rumah kaca tidak dapat keluar.
2. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke
dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat
pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian
atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
12
darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling
umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan,
manusia, tanaman, dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh partikel
dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan atau
pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapannya.
(Wardhana, Wisnu Arya 1999).
Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari
jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun
jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada
pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak melibatkan
penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik
tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang
ditandai dengan sesak napas
Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas,
berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan
kemudian mengendap. Debu silika ini banyak terdapat di industri
besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti
mengikir, menggerinda. Di samping itu debu silika juga terdapat di
penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita
sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis
13
kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada
awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang
disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau
serat asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran
berbagai macam silikat terutama selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik hewan,
tumbuhan dan manusia.
14
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan
memperkecil paru-paru.
NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.
15
b. Penipisan Lapisan Ozon
Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan,
seperti beras, jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton
yang merupakan produsen bagi rantai makanan di laut.
c. Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman
hayati. Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan
setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhannya.
d. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah,
terjadi mutasi genetik (perubahan sifat organisme).
16
kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan
dulu, kemudian digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan
solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan
konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir sama
dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon
mengalami kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau
tersuspensi.
c. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda
gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan
gas diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan titik penguapan
yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.
d. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas
hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan mempergunakan
proses oksidasi panas yang disebut inceneration. Iceneration
merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan
menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu
pembakaran.
2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel
a. Filter
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan
partikel yang ikut keluar pada cerobong atau stack pada permukaan
filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara
bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara
seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti
berdebu banyak, besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya.
Beberapa contoh jenis filter yang banyak digunakan seperti cotton,
nylon, orlon, dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex, tefloyn.
b. Filter basah
17
Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah
membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari
bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
c. Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk
membersihkan udara kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat ini
menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-
100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan
positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat
silinder, sejajar dinding silinder, diberi muatan negative.
d. Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar
dapat dengan menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau
cyclone Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
e. Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa
karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-
tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan
melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di
udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru
kota maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan
mendukung program langit biru (prolabir). Program penghijauan ini
seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat
berpartisipasi aktif.
f. Ventilasi udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatian utama yaitu tercukupnya
kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta menjadikan udara
dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan
18
exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar
polutan segera dapat keluar dalam ruangan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum
serta menurunkan kualitas lingkungan.
2. Pencemaran udara terdiri atas 4 jenis, antara lain:
a. Menurut bentuk yaitu, berupa gas dan partikel.
b. Menurut tempat dan sumbernya yaitu, ruangan (Indoor) dan udara
bebas (outdoor).
c. Berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan
berdasarkan 4 jenis yaitu: Irintansia, Asfiksia, Anestasia, Toksis.
d. Menurut asal antara lain: pencemaran primer dan pencemaran
sekunder.
3. Sumber pencemaran udara terbagi atas 3 sumber antara lain:
a. Kegiatan manusia yaitu, Akibat transportasi, Industri, Pembangkit
Listrik, Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan
berbagai jenis bahan bakar dan Gas buang pabrik yang menghasilkan
gas berbahaya seperti (CFC).
b. Sunber alami yaitu, Gunung berapi, Rawa-rawa, Kebakaran hutan,
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
c. Sumber lain yaitu, Transportasi amonia, Kebocoran tangki klor,
Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan
akhir sampah, dan uap pelarut organik
20
b. Terhadap manusia yaitu, Dampak kesehatan yang paling umum
dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
c. Terhadam hewan antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon dan
pemanasan global
d. Terhadap tumbuhan antara lain: hujan asam, penipisan lapisan ozon
dan pemanasan global, Gas CFC.
5. Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti
mengurangi polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan,
mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan
polutan.
3.2 Saran
Saran saya adalah agar kedepannya pemerintah setempat lebih memperhatikan
lagi masyarakatnya mencakup tentang pencemaran udara dan membuat suatu
program untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat
terkhusus untuk pencemaran udara.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Polusi Udara.
Anonim. 2011. Pencemaran Udara.
Anonim. 2013. Upaya Penanggulangan Polusi Udara
Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.
Dewa. 2013. Dampak Pencemaran Udara dan Solusinya.
Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan,Departemen Perindustrian R.I, Jakarta.
22