1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan diameter piston terhadap momen torsi,
daya poros, laju konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi bahan bakar.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan stroke / langkah piston terhadap momen
torsi, daya poros, laju konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi bahan bakar.
3. Mambandingkan pengaruh antara menggunakan diameter piston 51 mm dan dengan
menggunakan langkah piston 56 mm.
4. Membandingkan performa sepeda motor 110 cc standar pabrik dengan sepeda motor 110 cc
hasil modifikasi.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari hasil modifikasi adalah sebagai berikut :
1. akan diperoleh performa motor bensin yang lebih baik
2. sebagai bahan acuan dalam perkembangan teknologi otomotif khususnya
dalam hal modifikasi.
3. mengetahui seberapa besar pengaruh menggunakan komponen standar
dengan komponen modifikasi.
1. BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan dan manfaat,
metode pembahasan, sistematika penulisan.
Gas tersebut dibatasi oleh dinding silinder kepada silinder dan piston, maka ketika
piston berada pada TMA (titik mati atas) temperatur dan tekanan akan naik. Naiknya
temperatur dan tekanan didalam silinder tersebut kemudian meledak akibat lompatan api dari
busi, yang kemudian mendorong piston yang ada dalam silinder untuk bergerak translasi
didalam silinder. Sedang pada piston tersebut dihubungkan dengan Con-rod yang
menghubungkan piston dengan Crankshaft (poros engkol) yang kemudian mengubah gerakan
translasi piston menjadi gerak rotasi. Dari gerakan rotasi inilah yang kemudian akan
menggerakan system kopling dan transmisi sehingga dapat menggerakan kendaraan.
2.3. Piston
Piston atau Torak serta ada pula yang menyebutnya ‘Seher’, adalah komponen mesin
yang mengubah atau mentransfer tekanan pembakaran yang menjadi gerak lurus (sliding)
yang selanjutnya dengan perantara pena torak, batang torak, dan poros engkol gerak lurus
dari torak tersebut diubah menjadi gerak putar. Oleh karena itu, toak harus tahan terhadap
tekanan yang tinggi, panas yang tinggi, dan mampu bekerja dengan kecepatan yang tinggi
yaitu 24.000 kali pada putaran mesin 12.000 rpm, atau 400 kali gerak naik turun perdetik.
Sebagian besar piston dibuat dari bahan paduan alumunium, walaupun pada kondisi
tertentu digunakan juga piston dari besi tuang dan keramik. Bahan alumunium mempunyai
keunggulan ringan cepat mentransfer panas. Karena ringan maka mesin dapat bekerja pada
putaran yang lebih tinggi. Keuntungan lainnya dari alumunium adalah memungkinkan mesin
bekerja dengan suhu mesin yang lebih rendah dari pada dengan piston dari besi tuang
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan kerak karbon dibawah
permukaan piston (karena kerusakan minyak pelumas serta panas) atau pada ring pistonnya.
Kelemahan utama piston yang terbuat dari paduan alumunium adalah pemuainnya cukup
besar yang menyebabkan piston berubah bentuk. Meskipun begitu banyak usaha dilakukan
untuk mengatasi kelemahan ini dengan membuat bagian atas piston lebih kecil dari pada
bagian bawahnya agar saat piston telah mencapai suhu kerja, maka bagian yang lebih kecil
akan memuai sehingga bagian atas serta bawah piston akan sama.
n : jumlah silinder
Rumus diatas juga dikenal sebagai vlolume perpindahan piston karena piston bergerak dari
posisi TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas). Persamaan ini memperlihatkan
mengapa volume perpindahan piston bertambah besar bila silinder diperbesar disbanding
memperbesar langkah. Hal ini karena diameter dikuadratkan, sementara langkah tidak.
Artinya, dengan memperbesar diameter, maka perbandingan kompresi akan menjadi lebih
tinggi.
2. Perbandingan kompresi
Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder dan ruang antara awal langkah
kompresi (katup masuk mulai tertutup) dan setelah akhir langkah kompresi saat piston berada
pada titik mati atas (TMA) :
Rc : perbandingan kompresi
Dimana :
T : torsi (Nm)
F : gaya penyeimbang yang diberikan (N)
m : beban terukur (kg)
g : gaya grafitasi (9.81 m/s2)
b : jarak lengan torsi (mm)
Daya poros
Dimana :
T : Torsi (Nm)
N : putaran kerja (rev/s)
dimana :
mf : laju konsumsi bahan bakar (g/s)
P : daya poros (KW)
Laju konsumsi bahan bakar dapat diperoleh dengan persamaan (Ariends & Berenschot,
1988;13)
Dimana :
t : waktu konsumsi bahan bakar setiap 1 ml (s)
ρ : massa jenis bahan bakar (gr/cm3)
ρprem : 0,73 gr/cm3 untuk premium (pertamina)
4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan per siklus terhadap jumlah energy
yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan selama pembakaran. (Heywood, 1988;52)
dimana :
QHV : nilai kalor rendah bahan bakar (KJ/Kg)
: 45000 KJ/Kg untuk premium
Sfc : konsumsi bahan bakar spesifik (mg/J)
BAB III
METODE MODIFIKASI
a. Bahan
Piston Jupiter Z Ø 51 mm
Ring piston size 0
Pin Stroke +2 mm
Mesin sepeda motor yamaha Crypton 102 cc
Mesin sepeda motor Jupiter Z 110 cc
b. Alat
Alat ukur sudut dan panjang
Mesin bubut
Mesin korter
Tool kit
Alat uji prestasi mesin (Dynamometer / Dynotest)
Pada umumnya kinerja suatu mesin bisa diketahui dari membaca dan menganalisa
parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain. Biasanya kita akan mengetahui
daya, torsi dan konsumsi bahan bakar spesifik dari mesin tersebut. Parameter itulah yang
menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin. Secara umum daya berbanding lurus dengan
luas piston sedang torsi berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relative
penting digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi
dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum
yang dihasilkan oleh suatu mesin.
Lalu untuk melakukan metode modifikasi diperlukan alat dan bahan yang memadai seperti
yang telah dijelaskan pada bab 3 sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Amien, 2005, Ensiklopedi Otomotif, cetakan pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Tabloit motor plus, Jakarta, edisi 269/2004, edisi 276/2004, edisi 318/2005, edisi 322/2005, edisi
327/2005, edisi 328/2005, Gramedia Group, Jakarta