Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

MODIFIKASI VOLUME SILINDER SEPEDA MOTOR BEBEK 100 CC MENJADI


110 CC DENGAN KOMBINASI DIAMETER PISTON DIBANDING LANGKAH
PISTON

NAMA : M. ZAKI HASANI


NIM : B020316017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat
pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor
maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan
bertujuan untuk mendapatkan unjuk kerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif.
Dilakukan dengan sistem kerja yang standar, merubah spesifikasi komponen ataupun dengan
cara memberi komponen tambahan. Modifikasi bidang otomotif merupakan peluang bisnis
yang sangat menjanjikan sekaligus penuh tantangan, maka terjun kedalam bidang modifikasi
otomotif dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sistem kerja yang mendalam dan kreatifitas
yang tinggi.
Salah satu area mesin yang mengalami modifikasi yang trend saat ini adalah volume
silinder (cc). Modifikasi volume silinder (cc) bertujuan untuk meningkatkan performance
mesin sepeda motor. Mesin sepeda motor bebek standar di Indonesia produksi tahun 2000an
yang rata – rata berkapasitas 110 cc sampai 125 cc. Bagi pemilik sepeda motor produki
dibawah tahun 2000an yang rata – rata memiliki kapasitas mesin 100 cc merasa motornya
kurang bertenaga terutama untuk kaum muda. Bisa diambil alternative memodifikasi
kapasitas mesinnya dengan mengganti komponen milik motor bebek lainnya atau saling
subtitusi. Untuk menaikan volume silinder biasanya dilakukan ubahan pada diameter piston
dan langkah piston.
Kali ini adalah menaikan volume silinder (cc) sepeda motor berkapasitas 102 cc
menjadi 110 cc. Yaitu dengan cara menaikan diameter piston standar 50 mm menjadi 51 mm,
dan menaikan stroke / langkah piston standar 54 mm menjadi 56 mm.

1.2. Rumusan masalah


Dalam permasalahan kali ini akan dibahas tentang bebek Yamaha Crypton / Vega 102
cc yang akan diperbesar kapasitasnya menjadi 110 cc. Yaitu dengan menggunakan piston
Yamaha Jupiter Z (diameter 51 mm) serta menggunakan pin stroke yang lebih panjang 2 mm
dari standar.
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengetahui performa sepeda motor dari
hasil ubahan / modifikasi pada silinder, dan cara memodifikasi silinder yang dimaksud.

1.3. Batasan masalah


Batasan masalah modifikasi volume silinder sepeda motor bebek adalah pada diameter
piston dibandingkan dengan langkah piston, tanpa membahas material piston serta tanpa
mengubah sudut sequis kepala silinder standar.

1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan diameter piston terhadap momen torsi,
daya poros, laju konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi bahan bakar.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan stroke / langkah piston terhadap momen
torsi, daya poros, laju konsumsi bahan bakar spesifik dan efisiensi bahan bakar.
3. Mambandingkan pengaruh antara menggunakan diameter piston 51 mm dan dengan
menggunakan langkah piston 56 mm.
4. Membandingkan performa sepeda motor 110 cc standar pabrik dengan sepeda motor 110 cc
hasil modifikasi.

1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari hasil modifikasi adalah sebagai berikut :
1. akan diperoleh performa motor bensin yang lebih baik
2. sebagai bahan acuan dalam perkembangan teknologi otomotif khususnya
dalam hal modifikasi.
3. mengetahui seberapa besar pengaruh menggunakan komponen standar
dengan komponen modifikasi.

1.6. Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan pembaca dalam memahami laporan ini, maka laporan ini
disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan dan manfaat,
metode pembahasan, sistematika penulisan.

2. BAB II. LANDASAN TEORI


Penjelasan umum teori, Siklus otto, motor 4 lankah, motor bensin, sepeda
motor, dasar perhitungan volume silinder, metode perhitungan prestasi mesin.

3. BAB III. METODE MODIFIKASI


Perhitungan volume silinder standar dan volume silinder modifikasi, teknik
memodifikasi volume silinder sepeda motor.

4. BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dan Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan pustaka


Motor plus edisi 327; Cara paling mudah mendongkrak tenaga mesin adalah dengan
cara mengganti piston dengan diameter lebih besar. Kapasitas dapur pacu langsung
melambung. Mudahnya beberapa tipe bebek 4 tak bisa saling tukar piston.
Hukum ini juga berlaku bagi yang sudah oversize habis mentok 100. Boleh pakai
piston atau seher lebih besar dari bebek lain. Syaratnya pin piston berukuran sama. Seperti
pada bebek 4-tak Yamaha, Kawasaki, dan Honda. Bisa saling tukar. Sebab diameter pin rata-
rata sama 13 mm. Bagi pemilik Yamaha Crypton, Vega, Jupiter dan Jupiter-Z. yang belum
puas dengan kapasitas cc standar buatan pabrik. Ganti saja pistonnya dengan piston Kawasaki
Blitz Joy. Diameter standarnya 56 mm dipadu dengan langkah piston (strok) 54 mm.
kapasitas mesin menjadi 132.9 cc.
Motor plus edisi 276; Piston Kawasaki Kaze mempunyai diameter lebih besar dari
motor bebek sekelasnya. Lumayan ampuh mendongkrak kapasitas mesin bebek merek lain.
Diameter piston Kaze standar 53 mm, lebih besar dibanding piston Honda Supra, Grand,
Yamaha Crypton/vega, Jupiter, Jialing Bangau atau Kanzen Mega Star. Bahkan material
lebih bagus dan murah dari pada piston racing serta gampang penerapannya. Seperti supra
aplikasi piston Kaze kapasitas silinder menjadi 109.1 cc. bandingkan dengan standarnya yang
hanya 97 cc.
Dalam permasalahan kali ini akan dibahas tentang bebek Yamaha Crypton / Vega 102
cc yang akan diperbesar kapasitasnya menjadi 110 cc. Yaitu dengan menggunakan piston
Yamaha Jupiter Z (diameter 51 mm) serta menggunakan pin stroke yang lebih panjang 2 mm
dari standar.
2.2. Mesin bensin
Mesin bensin adalah salah satu jenis motor pembakaran dalam yang banyak
digunakan untuk menggerakan atau sebagai sumber tenaga pada kendaraan. Motor bensin
menghasilkan tenaga pembakaran bahan bakar yang dan udara (Oksigen) yang ada dalam
silinder dan dalam pembakaran ini akan menimbulkan panas sekaligus akan mempengaruhi
gas yang ada dalam silinder untuk mengembang.

Gas tersebut dibatasi oleh dinding silinder kepada silinder dan piston, maka ketika
piston berada pada TMA (titik mati atas) temperatur dan tekanan akan naik. Naiknya
temperatur dan tekanan didalam silinder tersebut kemudian meledak akibat lompatan api dari
busi, yang kemudian mendorong piston yang ada dalam silinder untuk bergerak translasi
didalam silinder. Sedang pada piston tersebut dihubungkan dengan Con-rod yang
menghubungkan piston dengan Crankshaft (poros engkol) yang kemudian mengubah gerakan
translasi piston menjadi gerak rotasi. Dari gerakan rotasi inilah yang kemudian akan
menggerakan system kopling dan transmisi sehingga dapat menggerakan kendaraan.

2.3. Piston
Piston atau Torak serta ada pula yang menyebutnya ‘Seher’, adalah komponen mesin
yang mengubah atau mentransfer tekanan pembakaran yang menjadi gerak lurus (sliding)
yang selanjutnya dengan perantara pena torak, batang torak, dan poros engkol gerak lurus
dari torak tersebut diubah menjadi gerak putar. Oleh karena itu, toak harus tahan terhadap
tekanan yang tinggi, panas yang tinggi, dan mampu bekerja dengan kecepatan yang tinggi
yaitu 24.000 kali pada putaran mesin 12.000 rpm, atau 400 kali gerak naik turun perdetik.
Sebagian besar piston dibuat dari bahan paduan alumunium, walaupun pada kondisi
tertentu digunakan juga piston dari besi tuang dan keramik. Bahan alumunium mempunyai
keunggulan ringan cepat mentransfer panas. Karena ringan maka mesin dapat bekerja pada
putaran yang lebih tinggi. Keuntungan lainnya dari alumunium adalah memungkinkan mesin
bekerja dengan suhu mesin yang lebih rendah dari pada dengan piston dari besi tuang
sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan kerak karbon dibawah
permukaan piston (karena kerusakan minyak pelumas serta panas) atau pada ring pistonnya.
Kelemahan utama piston yang terbuat dari paduan alumunium adalah pemuainnya cukup
besar yang menyebabkan piston berubah bentuk. Meskipun begitu banyak usaha dilakukan
untuk mengatasi kelemahan ini dengan membuat bagian atas piston lebih kecil dari pada
bagian bawahnya agar saat piston telah mencapai suhu kerja, maka bagian yang lebih kecil
akan memuai sehingga bagian atas serta bawah piston akan sama.

2.4. Sroke / langkah


Stroke atau sering diterjemahkan menjadi langkah piston adalah panjang gerakan
piston bolak – balik dari bagian atas silinder atau titik mati atas (TMA) menuju bagian bawah
silinder atau titik mati bawah (TMB), maupun sebaliknya.
Satu langkah torak adalh sama dengan setengah putaran kruk as atau poros engkol.
Panjang langkah torak ditentukan oleh putaran poros engkol (crankshaft). Atau sama dengan
panjang antara titik pusat poros engkol dengan tempat batang piston dipasang. Diameter dan
langkah ini menentukan volume atau kapasitas mesin.

2.5. Dasar-Dasar Perhitungan Volume Silinder


1. Kapasitas mesin
Volume yang terbentuk akibat pergerakan piston dari titik mati bawah munuju titik mati atas
(dan sebaliknya). Volume langkah ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus volume
tabung dengan satuan cc.

Vs : volume langkah (cc)

d : diameter silinder (mm)

l : panjang langkah (mm)

n : jumlah silinder

Rumus diatas juga dikenal sebagai vlolume perpindahan piston karena piston bergerak dari
posisi TMB (titik mati bawah) ke TMA (titik mati atas). Persamaan ini memperlihatkan
mengapa volume perpindahan piston bertambah besar bila silinder diperbesar disbanding
memperbesar langkah. Hal ini karena diameter dikuadratkan, sementara langkah tidak.
Artinya, dengan memperbesar diameter, maka perbandingan kompresi akan menjadi lebih
tinggi.

2. Perbandingan kompresi
Perbandingan kompresi adalah perbandingan volume silinder dan ruang antara awal langkah
kompresi (katup masuk mulai tertutup) dan setelah akhir langkah kompresi saat piston berada
pada titik mati atas (TMA) :

Rc : perbandingan kompresi

Vef : volume efektif (cc)

Vc : volume sisa / volume ruang bakar (cc)


2.6. Metode Perhitungan Performa/Prestasi Mesin
Pada umumnya kinerja suatu mesin bisa diketahui dari membaca dan menganalisa
parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain. Biasanya kita akan mengetahui
daya, torsi dan konsumsi bahan bakar spesifik dari mesin tersebut. Parameter itulah yang
menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin. Secara umum daya berbanding lurus dengan
luas piston sedang torsi berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relative
penting digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi
dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum
yang dihasilkan oleh suatu mesin.

1. Torsi dan daya poros


 Torsi
Torsi sering juga disebut momen. Momen sendiri merupakan gaya kali jarak.

Dimana :
T : torsi (Nm)
F : gaya penyeimbang yang diberikan (N)
m : beban terukur (kg)
g : gaya grafitasi (9.81 m/s2)
b : jarak lengan torsi (mm)

 Daya poros
Dimana :
T : Torsi (Nm)
N : putaran kerja (rev/s)

2. Tekanan efektif rata – rata


Tekanan efektif rata – rata (bmep) diperoleh dari pembagian kerja per siklus dengan volume
silinder per siklus (Heywood, 1988;50)dimana :
bmep : tekanan efektif rata – rata (Kpa)
Pb : daya poros (KW)
nR : jumlah putaran poros engkol untuk setiap langkah
kerja (2 siklus untuk 4 langkah)
Vd : volume langkah (mm3)
N : putaran kerja (rev/s)

3. Konsumsi bahan bakar spesifik dan laju konsumsi bahan bakar


 Konsumsi bahan bakar spesifik / Specific Fuel Comsumsion (Sfc) adalah banyaknya bahan
bakar yang dipakai setiap detik untuk menghasilkan satu satuan daya dan waktu pemakaian
sebanyak 10 ml (Heywood, 1988;51)

dimana :
mf : laju konsumsi bahan bakar (g/s)
P : daya poros (KW)

 Laju konsumsi bahan bakar dapat diperoleh dengan persamaan (Ariends & Berenschot,
1988;13)

Dimana :
t : waktu konsumsi bahan bakar setiap 1 ml (s)
ρ : massa jenis bahan bakar (gr/cm3)
ρprem : 0,73 gr/cm3 untuk premium (pertamina)

4. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan antara daya yang dihasilkan per siklus terhadap jumlah energy
yang disuplai per siklus yang dapat dilepaskan selama pembakaran. (Heywood, 1988;52)
dimana :
QHV : nilai kalor rendah bahan bakar (KJ/Kg)
: 45000 KJ/Kg untuk premium
Sfc : konsumsi bahan bakar spesifik (mg/J)
BAB III
METODE MODIFIKASI

3.3. BAHAN DAN ALAT

a. Bahan
 Piston Jupiter Z Ø 51 mm
 Ring piston size 0
 Pin Stroke +2 mm
 Mesin sepeda motor yamaha Crypton 102 cc
 Mesin sepeda motor Jupiter Z 110 cc

b. Alat
 Alat ukur sudut dan panjang
 Mesin bubut
 Mesin korter
 Tool kit
 Alat uji prestasi mesin (Dynamometer / Dynotest)

3.4. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN


a. Tempat Pelaksanaan
Pengukuran, pembongkaran mesin diadakan di laboraturium prestasi mesin Unuversitas
Muhammadiyah Yogyakarata.
b. Tempat pengujian
Pengujian dilakukan di Laboraturium Proses Produksi Teknik Mesin Universitas Gajah Mada
Yogyakarta
c. Jadwal Pelaksanaan

Tahapan kegiatan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4


1. Persiapan
a. Penyediaan bahan X
b. Persiapan alat X
2. Pelaksanaan
a. Penggantian piston X
b. Penggantian pin stroke X
3. Pengujian
A. Pengujian motor hasil X
modifikasi
b. Pengujian motor produksi X
pabrik
4. Penyelesaian
a. Perhitungan X
b. Penyusunan laporan X
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada umumnya kinerja suatu mesin bisa diketahui dari membaca dan menganalisa
parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain. Biasanya kita akan mengetahui
daya, torsi dan konsumsi bahan bakar spesifik dari mesin tersebut. Parameter itulah yang
menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin. Secara umum daya berbanding lurus dengan
luas piston sedang torsi berbanding lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relative
penting digunakan pada mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi
dan tingkat pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum
yang dihasilkan oleh suatu mesin.

Dan untuk melakukan metode perhitungan performa harus memperhatikan faktor-faktor


berikut :

1. Torsi dan daya poros


2. Tekanan efektif rata – rata
3. Konsumsi bahan bakar spesifik dan laju konsumsi bahan bakar
4. Efisiensi

Lalu untuk melakukan metode modifikasi diperlukan alat dan bahan yang memadai seperti
yang telah dijelaskan pada bab 3 sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Amien, 2005, Ensiklopedi Otomotif, cetakan pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Tabloit motor plus, Jakarta, edisi 269/2004, edisi 276/2004, edisi 318/2005, edisi 322/2005, edisi
327/2005, edisi 328/2005, Gramedia Group, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai