Teori Kependudukan Modern muncul pada abad ke - 19 dan permulaan abad ke-20.
Teori ini merupakan reformulasi (formulasi kembali) dari teori-teori sebelumnya. Beberapa
teori kependudukan terutama teori Malthus dan Marx merupakan rintisan teori
kependudukan mutakhir.
Kependudukan merupakan hal ihwal yang berkaitan dengan : jumlah, struktur, umur,
jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran, mobilitas
dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut ketaqwaan, politik, ekonomi, sosial
dan budaya.
16. Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Fertilitas Tahunan? Jelaskan secara rinci, dan
lengkapi dengan contoh
17. Apa yang dimaksud dengan Pengukuran Fertilitas Relatif? Jelaskan secara rinci, dan
lengkapi dengan contoh
Pengukuran fertilitas kumulatif adalah mengukur jumlah rata-rata anak yang
dilahirkan oleh seorang wanita hingga mengakhiri batas usia subur.
1. Gross Reproduction Rate/ GRR
Angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang
wanita selama masa hidupnya, dengan mengikuti pola fertilitas dan mortalitas yang sama
seperti ibunya. Dalam reit reproduksi kasar (GRR) tidak memperhitungkan unsur kematian.
Rumus perhitungan GRR yakni sebagai berikut.
atau
Keterangan :
GRR = Angka Reproduksi Bruto
ASFR = Angka Fertilitas menurut Kelompok Umur
X = Kelompok umur
F = Penduduk perempuan
Kelemahannya :
Tidak memperhitungkan kemungkinan mati bayi wanita tersebut sebelum masa
reproduksinya.
pengurangan pada populasi penduduk. Namun berbeda pada negara maju, angka fertilitas
sudah mampu terkoordinasi dengan baik sehingga, pertambahan penduduk tidak begitu pesat.
Pada negara berkembang, hal untuk mengatasi pertambahan penduduk memang agak sulit
angka fertilitas pada negara berkembang. Di antara negara berkembang di Asia, hanya
China, Thailand dan Sri Lanka saja yang telah mengurangi rata-rata fertilitas. Fertilitas yang
tinggi berdampak pada angka ketergantungan rasio. Hal ini terlihat pada jumlah orang yang
secara permanen, yang yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Budi Utomo,
1985). Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan “mati” hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi
kelahiran hidup. Dengan demikian keadaan mati selalu didahului oleh keadaan hidup.
Dengan kata lain, mati tidak pernah ada kalau tidak ada kehidupan.
•immature, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur
kandungan 28 minggu;
•premature, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu sampai waktu
lahir.
22. kematian bayi di luar rahim (extra uterin)
Peristiwa-peristiwa kematian bayi di luar rahim (extra uterin) dibedakan atas :
•lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada awaktu keluar dari
•kematian baru lahir (neo natal death), adalah kematian bayi sebelum berumur satu bulan
•kematian lepas baru lahir ( post neo natal death ) adalah kematian bayi setelah berumur satu
•kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang
Hasil registrasi penduduk masuh jauh dari memuaskan, banyak peristiwa kematian yang
belum tercatat, dan kualitas datanya rendah. Penduduk sering merasa tidak ada suatu
keharusan untuk melapor dan mencatatkan setiap peristiwa kematian ini kepada kepala desa
atau kepala dukuh. Namun demikian, kalau dibandingkan dengan pencatatan kelahiran,
Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah tertentu
dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya adalah batas adminitrasi, seperti
provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan. Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yaitu
mobilitas permanen dan mobilitas nonpermanen.
26. Apa perbedaan mobilitas penduduk permanen dan non permanen, berikan penjelasan
secara rinci lengkapi dengan contoh-contohnya
Migrasi Permanen adalah pergerakan penduduk melewati wilayah tertentu untuk
menetap atau ada niatan untuk menetap, dengan batasan waktu biasanya digunakan 6 bulan
berturut-turut. Dalam migrasi penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan
perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi
internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu
negara saja.
27. Apa yang dimaksud dengan urbanisasi, faktor-faktor apa yang mempengaruhi serta apa
implikasi dari urbanisasi?
Mobilitas penduduk dari desa ke kota yang dikenal dengan urbanisasi dan perpindahan
penduduk antar pulau yang dikenal dengan istilah Transmigrasi.
1. Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk (dengan aktifitas ekonominya) secara
individu atau kelompok yang berasal dari desa menuju kota atau daerah hinterland lainnya.
2. Urbanisasi merupakan pengkotaan suatu wilayah pedesaan (wilayah pedesaan yang
dibangun fasilitas-fasilitas perkotaan karena tuntutan perubahan kondisi sosial, ekonomi dan
budaya masyarakatnya).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya proses urbanisasi, antara lain :
1. Adanya ketimpangan tingkat pertumbuhan ekonomi antara desa dengan perkotaan
2. Adanya peluang dan kesempatan kerja yang lebih terbuka di daerah perkotaan
dibandingkan dengan daerah perdesaan
3. Terjadinya pola perubahan minat tentang lapangan pekerjaan dari pertanian ke
industri, utamanya bagi penduduk usia kerja di perdesaan
4. Lebih majunya teknologi dan infrastruktur prasarana transportasi, sehingga
memudahkan terjadinya mobilitas penduduk baik yang permanen atau yang ulang alik
5. Keberadaan fasilitas perkotaan yang lebih menjanjikan, utamanya aspek pendidikan,
kesehatan, pariwisata dan aspek sosial lainnya
6. dan sebagainya
Implikasi Urbanisasi terhadap pelbagai sektor kehidupan, antara lain:
1. Dalam sektor ekonomi, struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi. Bermacam-macam
usaha atau kegiatan di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul dari mereka
yang bermodal gurem sampai yang bermodal besar terutama timbulnya kegiatan di
sektor informal.
2. Perkembangan di bidang wiraswasta (kerajinan tangan, travel biro, catering, dll)
3. Dibidang pendidikan, semakin banyak dibuka sekolah kejuruan dan program non gelar
bagi mereka yang memiliki ilmu dengan jangka pendek dapat memberikan penghasilan.
Kursus montir, teknik dan pertukangan diharapkan dapat membekali urbanit untuk
memperoleh pekerjaan di kota.
4. Implikasi lain yang dapat diamati adalah jumlah perluasan fisik kota ke arah daerah
tepian atau pinggiran kota (the periphery areas) yang menimbulkan permasalahan baru
mengenai administrasi pertanahan dan administrasi pemerintahan.
5. Harga atau nilai tanah di kota maupun di daerah tepian kota cenderung meningkat.
6 Perubahan tata guna lahan. Banyak daerah hijau (green bellts) telah menjadi daerah
industri atau daerah permukiman.