Anda di halaman 1dari 15

PROGRESS REPORT

PERCOBAAN A: TRANSMITANSI DAN ABSORBANSI


LARUTAN ZAT WARNA DISPERSE RED 167,1

Grup : 2K1
Kelompok : 6 (Enam)
Nama : Akbar Danang Aprindha (18020010)
: Akbar Yuzar Gurnita (18020011)
: Alya Mutia Syifa (18020015)
: Anita Prahasti (18020016)
Dosen : Ika Natalia M.,S.ST.,MT
Asisten Dosen : Witri A. S, S.ST.
David Christian S. ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud

Melakukan pengukuran spektrofotometri terhadap larutan zat warna tunggal.

1.1.2 Tujuan

˗ Menentukan hubungan antara transmitansi dengan panjang gelombang suatu zat


warna dalam larutan tunggal
˗ Menentukan hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang suatu zat warna
dalam larutan tunggal
˗ Menentukan persamaan regresi dan membuat kurva kalibrasi zat warna dalam larutan
tunggal
˗ Validasi persamaan regresi yang didapat dengan menghitung nilai konsentrasi yang
tidak diketahui

1.2 Dasar Teori

Warna, dalam terminologi sains berarti radiasi cahaya elektromagnetik. Suatu benda
akan terlihat berwarna saat terjadi penyerapan sebagian panjang gelombang cahaya
tampak secara selektif, dan memantulkan atau meneruskan sebagian lainnya.

Secara umum peristiwa modifikasi cahaya oleh objek terjadi melalui dua peristiwa, yatu
penyerapan/absorpsi, serta pemantulan dan/atau penghamburan (scattering).
Gambar 1. Spektrum Cahaya Tampak dalam Spektrum Cahaya Gelombang Elektromagnetik

Adanya penghamburan cahaya dalam pengukuran warna dapat menurunkan akurasi


data. Berdasarkan hukum Lambert – Beer diketahui bahwa jika sinar monokromatis
melalui sel berisi larutan berwarna, maka intensitas cahaya yang ditransmisikan akan
berkurang ( I > I0 ). Perbandingan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan (I)
dengan intensitas awalnya (I0) dengan panjang lintasan tertentu dinyatakan dengan nilai
T ( transmitansi) , dimana T = I / I0. Logaritma dari (1 / T) diketahui sebegai nilai
absorbansi.

Pengukuran larutan zat warna dapat dilakukan dengan menggunakan alat


konvensional maupun yang berbasis komputer. Spektrofotometer mengukur intensitas
sinar sebelum dan setelah melewati sampel, lalu membandingkan keduanya.

1) Zat Warna Dispersi

Zat warna dispersi merupakan sejenis zat warna organik yang dibuat secara sintetis
untuk mewarnai serat – serat sintetik yang bersifat hidrofobik, seperti selulosa asetat dan
poliester. Zat warna dispersi merupakan senyawa azo atau antrakwinon yang memiliki
berat molekul cukup kecil dan tidak memiliki gugus pelarut, tetapi pada umumnya zat
warna ini dapat terdispersi dengan sempurna pada suhu tinggi karena ukuran molekulnya
cukup kecil.
Zat warna dispersi dapat dibedakan menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan anti
kromofor, yaitu:

a. Kromofor Golongan Azo

Gambar 2. Zat Warna Dispersi Golongan Azo


b. Kromofor Golongan Antakrinon

Gambar 3. Zat Warna Dispersi Golongan Antrakinon

c. Kromofor Golongan Nitroanilin

Gambar 4. Zat Warna Dispersi Golongan Nitroanilin

Sifat-sifat Zat warna Dispersi

Sifat zat warna dispersi, baik kimia maupun fisika merupakan faktor penting dan erat
berhubungan dengan penggunaanya dalam proses pencelupan. Sifat-sifat umum zat
warna dispersi adalah sebagai berikut:
 Apabila digerus sampai halus dan didispersikan dengan zat pendispersi dapat
menghasilkan dispersi yang stabil dalam larutan pencelupan dengan ukuran partikel
0,5-2,0 mikron
 Mempunyai berat molekul yang relatif rendah
 Mempunyai titik kejenuhan 30-200 mg/g zat warna dalam serat
 Tidak mengalami perubahan kimia selama proses pencelupan berlangsung
 Bersifat nonionik walaupun mengandung gugus –NH2, -NHR dan –OH
 Kelaruan dalam air sangat kecil
 Ketahanan terhadap sinar, keringat dan pencucian baik

Penggolongan zat warna Dispersi

Berdasarkan ketahanan sublimasinya, zat warna dispersi digolongan menjadi empat


kelompok, yaitu:
1) Zat warna dispersi golongan A
Zat warna dispersi yang memiliki berat molekul yang terkecil dan memiliki ketahanan
sublimasi rendah, sehingga dalam pencelupannya umumnya dilakukan pada suhu didih. Zat
warna jenis ini digunakan untuk mencelup serat selulosa asetat, triasetat dan poliamida.
2) Zat warna Dispersi Golongan B
Zat warna dispersi yang memiliki sifat ketahanan sublimasi sedang, yaitu tersublimasi penuh
pada suhu sekitar 180℃ Zat warna ini dapat digunakan untuk mencelup serat poliester
dengan bantuan zat pengemban dan dapat juga untuk pencelupan suhu tinggi.
3) Zat warna dispersi golongan C
Zat warna dispersi yang memiliki sifat ketahanan sublimasi tinggi sampai 200 ℃, biasanya
digunakan untuk pencelupan suhu tinggi.
4) Zat warna dispersi golongan D
Zat warna dispersi yang memiliki sifat ketahanan sublimasi sangat tinggi, sampai 210 ℃,
biasanya digunakan untuk pencelupan metode termosol.
BAB II
METODA PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
˗ Spektrofotometer
˗ Tabung Cuvette
˗ Labu Ukur 100 mL
˗ Gelas piala 100 mL
˗ Pipet ukur 10 mL
˗ Corong Kaca
˗ Pengaduk
˗ Labu Semprot
˗ Neraca Analitik
2.1.2 Bahan
˗ Zat warna dispersi merah 167,1
˗ Air suling
2.2 Diagram Alir

Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

Timbang zat warna bubuk

Pengenceran

Penentuan T dan A larutan zat warna (spektrofotometri)

Kurva kalibrasi

Perhitungan
2.3 Cara Kerja
2.3.1 Persiapan Larutan Induk dan Larutan Contoh
1. Buat larutan induk dengan konsentrasi 1g/L (0,1 gram zat warna dalam 100 mL
air)
2. Dengan sistem pengenceran, buat larutan dengan beberapa konsentrasi berbeda
dalam 100 mL air (1,5 g/L ; 2,0 g/L ; 2,5 g/L ; 3,0 g/L dan 3,5 g/L)
3. Lakukan pengukuran awal menggunakan Spectronic 20 untuk menentukan rentang
konsentrasi dengan hasil pengukuran paling baik/teliti yaitu %T = 15 – 65. (untuk
menghindari penyimpangan hukum Lambert-Beer)

2.3.2 Penentuan Transmitansi dan Absorbansi Larutan Zat Warna


1. Baca teliti terlebih dahulu tata cara mengoprasikan spectronic 20, kalibrasi,dan
persiapan cuvette sebelum melakukan percobaan
2. Ukur nilai % transmitansi larutan zat warna yang sudah dipersiapkan pada panjang
gelombang (400-700nm)
3. Konversikan nilai %T ke nilai absorbansi (A) , dengan menggunakan alat atau
dengan perhitungan : A= 2-log%T
4. Buat grafik hubungan antara %T vs. Panjang gelombang dan A vs panjang
gelombang
5. Tentukan panjang glombang maksimum, minimum dan antara dari zat warna yang
diukur.

2.3.3 Penentuan Kurva Kalibrasi Zat Warna


1. Siapkan contoh larutan zat warna pada lima konsentrasi berbeda dengan rentang
konsentrasi yang sama.
2. Ukur nilai absorbansi kelima larutan tersebut pada panjang maksimumnya
3. Buat grafik A vs konsentrasi pada panjang gelompang maksimum
4. Lakukan analisa regresi (tentukan pers. Regresi y= ax + b, dimana y = nilai
absorbansi dan x = konsentrasi dengan menggunakan microsoft excel atau
dihitung manual sebagai berikut :
𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑎= 𝑛 (∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2

(∑𝑦)(∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)(∑𝑥𝑦)
𝑏= 𝑛 (∑𝑥 2 ) − (∑𝑥)2

n = banyaknya larutan contoh

2.3.4 Penentuan Konsentrasi Larutan Zat Warna yang Belum Diketahui


1. Buat satu konsnetrasi larutan zat warna
2. Ukur nilai absorbansi larutan tersebut menggunakan alat spektrofotometri
3. Tentukan konsentrasi latutan tersebut dengan menggunakan persamaan regresi yang
sudah diperoleh dari percobaan sebelumnya

2.3.5 Pengoperasian Spektrofotometer


1. Periksa voltage stabilizier
2. Panaskan alat selama 15 menit
3. Kalibrasi alat dengan menggunakan air suling ( distilled water) ,tepat pada nilai
0%T dan 100%T. Lakukan kalibrasi ini pada setiap perubahan larutan zat warna
4. Ukur nilai %T atau A larutan zat warna.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
3.1. Data Hasil Percobaan
Tabel 1.. Data Nilai Transmitansi & Absorbansi Setiap Variasi Konsentrasi Zat Warna Dispersi Merah 167,1

Panjang Konsentrasi Zat Warna Disperse Red 167.1


Gelombang 0,015 g/L 0,020 g/L 0,025 g/L 0,030 g/L 0,035 g/L
(nm) %T A %T A %T A %T A %T A
400 78,012 0,1078 71,351 0,1466 62,951 0,2010 59,233 0,2274 52,386 0,2808
410 74,799 0,1261 67,107 0,1732 57,852 0,2377 52,458 0,2802 46,681 0,3309
420 68,991 0,1612 60,429 0,2188 50,961 0,2928 45,466 0,3423 38,944 0,4096
430 62,830 0,2018 53,623 0,2706 43,708 0,3594 37,643 0,4243 31,249 0,5052
440 57,936 0,2371 48,221 0,3168 38,179 0,4182 32,005 0,4948 25,789 0,5886
450 55,028 0,2594 45,422 0,3427 34,947 0,4566 29,034 0,5371 23,056 0,6372
460 53,969 0,2679 44,137 0,3552 33,657 0,4729 27,744 0,5568 21,720 0,6631
470 53,181 0,2742 43,652 0,3600 33,231 0,4785 27,015 0,5684 21,262 0,6724
480 53,311 0,2732 43,523 0,3613 33,237 0,4784 26,835 0,5713 21,173 0,6742
490 53,748 0,2696 43,804 0,3585 33,503 0,4749 27,599 0,5591 21,544 0,6667
500 54,445 0,2640 44,176 0,3548 34,258 0,4652 28,109 0,5512 22,313 0,6514
510 55,248 0,2577 45,707 0,3400 35,233 0,4531 29,066 0,5366 23,148 0,6355
520 56,340 0,2492 46,771 0,3300 36,364 0,4393 30,297 0,5186 24,191 0,6163
530 57,849 0,2377 48,293 0,3161 37,972 0,4205 31,806 0,4975 25,695 0,5902
540 59,523 0,2253 49,939 0,3016 39,553 0,4028 33,506 0,4749 27,411 0,5621
550 60,857 0,2157 51,789 0,2858 41,288 0,3842 35,194 0,4535 29,051 0,5368
560 61,844 0,2087 52,682 0,2783 42,739 0,3692 36,484 0,4379 30,304 0,5185
570 62,424 0,2046 53,729 0,2698 43,636 0,3602 37,332 0,4279 31,111 0,5071
580 63,332 0,1984 54,837 0,2609 44,623 0,3504 38,562 0,4138 32,529 0,4877
590 64,892 0,1878 56,649 0,2468 46,675 0,3309 40,541 0,3921 34,322 0,4644
600 66,877 0,1747 58,744 0,2310 49,040 0,3094 43,087 0,3657 36,823 0,4339
610 69,169 0,1601 61,935 0,2081 51,830 0,2854 46,076 0,3365 40,014 0,3978
620 71,382 0,1464 64,197 0,1925 54,650 0,2624 49,041 0,3094 42,984 0,3667
630 73,250 0,1352 66,083 0,1799 57,284 0,2420 51,788 0,2858 45,618 0,3409
640 74,796 0,1261 68,326 0,1654 59,524 0,2253 54,317 0,2651 48,579 0,3136
650 75,986 0,1193 69,853 0,1558 61,338 0,2123 56,385 0,2488 50,610 0,2958
660 77,462 0,1109 71,547 0,1454 63,246 0,1990 58,537 0,2326 52,722 0,2780
670 78,373 0,1058 72,771 0,1380 64,792 0,1885 60,284 0,2198 54,562 0,2631
680 79,429 0,1000 74,121 0,1301 66,228 0,1790 62,182 0,2063 56,352 0,2491
690 80,066 0,0966 75,206 0,1237 67,256 0,1723 63,211 0,1992 57,455 0,2407
700 81,082 0,0911 75,395 0,1227 68,744 0,1628 64,619 0,1896 59,111 0,2283
= Panjang Gelombang Maksimum
3.2 Grafik Data Hasil Percobaan

Transmitansi vs Panjang Gelombang


90
80
Transmitansi (%)

70 480
60 0,015 g/L
50
0,020 g/L
40
30 0,025 g/L
20 0,030 g/L
10
0 0,035 g/L
400 450 500 550 600 650 700
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 5. Grafik Transmitansi Setiap Panjang Gelombang

Absorbansi vs Panjang Gelombang


0.8000 480
0.7000
0.6000
Absorbansi

0.5000 0,015 g/L


0.4000 0,020 g/L
0.3000 0,025 g/L
0.2000
0,030 g/L
0.1000
0.0000 0,035 g/L
400 450 500 550 600 650 700
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 6. Grafik Absorbansi Setiap Panjang Gelombang


3.3 Perhitungan
3.3.1. Variasi Konsentrasi Zat Warna
 Konsentrasi 0,015 g/L  Konsentrasi 0,020 g/L
𝑉2 . 𝑁2 𝑉2 . 𝑁2
𝑉1 = 𝑉1 =
𝑁1 𝑁1
𝑔 𝑔
100 𝑚𝑙 × 0,015 𝐿 100 𝑚𝑙 × 0,020 𝐿
𝑉1 = 𝑔 𝑉1 = 𝑔
1𝐿 1𝐿

𝑉1 = 1,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 2,0 𝑚𝐿
 Konsentrasi 0,025 g/L  Konsentrasi 0,030 g/L
𝑉2 . 𝑁2 𝑉2 . 𝑁2
𝑉1 = 𝑉1 =
𝑁1 𝑁1
𝑔 𝑔
100 𝑚𝑙 × 0,025 𝐿 100 𝑚𝑙 × 0,030 𝐿
𝑉1 = 𝑔 𝑉1 = 𝑔
1𝐿 1𝐿

𝑉1 = 2,5 𝑚𝐿 𝑉1 = 3,0 𝑚𝐿
 Konsentrasi 0,035 g/L
𝑉2 . 𝑁2
𝑉1 =
𝑁1
𝑔
100 𝑚𝑙 × 0,035 𝐿
𝑉1 = 𝑔
1𝐿

𝑉1 = 3,5 𝑚𝐿
3.4. Analisa Regresi
3.4.1. Perhitungan Manual
Tabel 2. Data Percobaan Variasi Konsentrasi Zat Warna & Nilai Absorbansi

No Konsentrasi (X) Absorbansi (Y) X2 XY


1. 0,015 0,2732 0,000225 0,004
2. 0,020 0,3613 0,000400 0,007
3. 0,025 0,4784 0,000625 0,012
4. 0,030 0,5713 0,000900 0,017
5. 0,035 0,6742 0,001225 0,024
∑ 0,125 2,358 0,003375 0,064
𝑛(Σxy) − (Σx)(Σy) (Σy)(Σx 2 ) − (Σx)(Σxy)
𝑎= 𝑏=
𝑛(Σx 2 ) − (Σx)2 𝑛(Σx 2 ) − (Σx)2
5(0,064) − (0,125)(2,358) (2,358)(0,003375) − (0,125)(0,064)
𝑎= 𝑏 =
5(0,003375) − (0,125)2 5(0,003375) − (0,125)2
(0,3201) − (0,2948) (0,007960) − (0,008)
𝑎= 𝑏 =
0,016875 − 0,016 0,016875 − 0,016
0,0253 −0,000043
𝑎= 𝑏 =
0,001 0,001
𝑎 = 20,24 𝑏 = −0,0429
∴ 𝒚 = 𝒂𝒙 + 𝒃
𝒚 = 𝟐𝟎, 𝟐𝟒𝒙 − 𝟎, 𝟎𝟒𝟐𝟗

3.4.2. Hasil Regresi Menggunakan Microsoft Excel

Grafik Absorbansi
0.8
0.6742
0.7
y = 20.24x - 0.0343 0.5713
0.6 0.4784
R² = 0.9986
Absorbansi

0.5
0.3613
0.4
0.2732
0.3
0.2
0.1
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04
Konsentrasi Zat Warna Disperse Red 167.1 (g/L)

Gambar 7. Grafik Absorbansi Terhadap Konsentrasi Zat Warna


3.4.3 Validasi Persamaan Regresi
𝐷𝑖𝑘 ∶ 𝑇 = 82,402 % (ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑓𝑜𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖)
𝑌 = 2 − 𝑙𝑜𝑔%𝑇 = 2 − log(82,402) = 0,0841 (ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑓𝑜𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖
𝑔
𝑥 = 0,005 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛)
𝐿
𝐷𝑖𝑡: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖(𝑦) 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑟𝑛𝑎?
𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏:
𝑦 = 20,24𝑥 − 0,0343
0,0841 = 20,24𝑥 − 0,0343
0,1184 = 20,24𝑥
𝑥 = 0,005 𝑔/𝐿
∴ Nilai konsentrasi contoh zat warna adalah sebesar 0,005 g/L, hasilnya sesuai dengan
konsentrasi yang telah ditentukan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam praktikum absorbansi merupakan banyaknya cahaya atau energi yang diserap
oleh partikel-partikel dalam larutan, sedangkan transmitansi marupakan bagian dari cahaya
yang diteruskan melalui larutan. Berdasarkan grafik pada gambar 1, nilai transmitansi
menurun pada rentang panjang gelombang 400 – 450 nm dan begitu pula pada grafik pada
gambar 2, nilai absorbansi meningkat pada rentang panjang gelombang 400 – 450 nm. Hal
ini membuktikan bahwa semakin kecil nilai transmitansi maka nilai absorbansinya akan
meningkat. Yang dalam artian partikel cahaya yang diteruskan akan semakin sedikit karena
diserap oleh partikel pada panjang gelombang maksimum 480 nm.

Jumlah molekul juga menentukan energi pada panjang gelombang ini menimbulkan
kenaikan gelombang yang sangat signifikan. Berdasarkan grafik semakin tinggi konsentrasi
larutan zat warna disperse red 167,1 maka didapatkan nilai absorbansi yang tinggi juga
karena semakin banyak partikel cahaya yang diserap oleh zat warna. Pada percobaan ini
didapatkan hasil regresi y = 20,24x - 0,0429 secara perhitungan manual dan y = 20,24x -
0,0343 secara Microsoft Excel. Persamaan regresi yang didapat telah diuji validasinya
dengan menentukan nilai konsentrasi larutan contoh zat warna hasilnya sangat sesuai yaitu
0,005 g/L.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa jika larutan semakin pekat maka
nilai transmitansinya akan semakin rendah, otomatis nilai absorbansinya akan semakin
meningkat. Dan pada praktikum ini didapatkan hasil regresi y = 20,24x – 0,0429 secara
perhitungan manual dan y = 20,24x – 0,0343 menggunakan Microsoft Excel.

5.2 Evaluasi
Pada percobaan tersebut dapat diketahui bahwa panjang gelombang maksimum larutan
zat warna disperse red 167,1 adalah 480 nm dan pasa absorbsi 0,6742. Pada percobaan ini
didapatkan hasil regresi y = 20,24x - 0,0429 secara perhitungan manual dan y = 20,24x -
0,0343 secara Microsoft Excel. Dalam melakukan percobaan ini diharuskan mengikuti
metode dan langkah kerja yang sesuai dengan prosedur yang ada agar kita terhindar dari
banyak kesalahan. Praktikan juga harus berhati hati menggunakan alat alat yang berada di
laboratorium, karena terdapat beberapa benda yang rawan pecah. Saat praktik jangan lupa
mengutamakan ketelitian dalam membaca hasil pengukuran agar hasil data yang di peroleh
akan lebih akurat.
KELOMPOK 6
TEKNOLOGI PENGUKURAN WARNA

ANGGOTA:
1. AKBAR DANANG APRINDHA (18020010)
2. AKBAR YUZAR GURNITA (18020011)
3. ALYA MUTIA SYIFA (18020015)
4. ANITA PRAHASTI (18020016)

GRUP: 2K1
ANGKATAN: 2018

Anda mungkin juga menyukai